cairan-elektrolit
& asam-basa
Sulastyawati
BODY FLUID VOLUME
50-70% Body
Mass
Intracelluler extracelluler
47-54% 16-23%
(28 lt in 70 kg (14 lt in 70 kg
young adult) young adult)
Intravascular Transcelluler
Interstitial/ ekstravasc
5% (3.5 lt in 1-3%
12-18% (10.5 lt in 70 kg
70 kg young adult) (Cerebrospinal)
young adult)
-Plasma darah (aqueous humor)
PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH DIBANDINGKAN BERAT BADAN
1. Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel yang
terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
3. Penurunan ukuran atau berat molekul
dari partikel
4.Peningkatan area permukaan yang
tersedia untuk difusi
5.Penurunan jarak lintas dimana massa
partikel harus berdifusi
2. Transport Aktif
•· GINJAL
•· HORMONAL
•· SARAF
CARA PENGELUARAN CAIRAN
a. Ginjal
b. Kulit
c. Paru –paru
d. Gastrointestinal
Pengaturan Elektrolit
a. Natrium
• Terbanyak di Extra sel
• Mempengaruhi keseimbangan air, hantaran
infuls dan kontraksi otot
• Diatur oleh intake garam, aldosteron, dan
pengeluaran urine
• Normal: 135-148 mEq/lt
Kalium
• Kation utama intra seluler
• Berfungsi sebagai exitabiliy neuromuskuler
dan kontraksi otot
• Untuk pembentukan glikogen, sintesa protein,
pengaturan keseimbangan asam basa
• Normal: 3,5-5,5 mEq/lt
Kalsium
• Berguna untuk integritas kulit, struktur sel,
konduksi jantung, pe,beuan darah, pembentukan
tulang dan gigi.
• Diatur oleh parathyroid dan thyroid
Magnisium
Kation terbanyak kedua di CIS
Penting untuk aktifitas enzim, neurochemia,
muskular excibility
Normal: 1,5-2,5 mEq/lt
Clorida
• Terdapat pada CIS dan CES
• Normal: 95-105 Eq/lt
Bicarbonat
• Sebagai buffer
• Teradapat pada CIS dan CES
Fosfat
• Anion buffer pada CIS dan CES
• Fungsi untuk meningkatkan kegiatan
neuromuskuler, metab. KH, pengatur As-Bs
MASALAHKESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat
kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES).
Hipovolemia adalah penipisan volume cairan
ekstraseluler (CES)
QHipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam
bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
. . . . . . . . . .
.. . . . . . . . . . . . . . .
.
Pembuluh INTRA VASCULAR FLUID . ..
.. .. . . . . .
Darah IVF
. . . . .. . . . ..
. . . . ..
INTRA VASCULAR FLUID
ICF
4 Cara pergerakkan air dan elektrolit :
1. Difusi :
Ion dan molekul konstrs ↑↑ ke ↓↓
O2 darah ke sel ; CO2 ke darah
Kecepatan difusi bergantung pada :
1. Permiabilitas dari membran
2. Ukuran dari ion / molekul yang difusi
3. Perbedaan potensial listrik
4. Perbedaan tekanan dari kedua sisi membran
2. Osmose :
Air dan larutan dengan konstrs ↓↓ ke ↑↑
melalui membran semipermiable.
A Volume ↑↑
G
I U
G A Konsentr <<
R U L
I
L A
R
A
Semi Permiabel
3. Aktif Transport
Air dan larutan dengan konstrs ↓↓ ke ↑↑
melalui membran semipermiable.
Ion / molekul (elektr, Gluks, As.amino) menembus dinding
sel dengan bantuan tenaga kimia Adensine Triphosphate (ATP)
Sodium - Pottasium Pump (terdpt diseluruh membran sel)
Fungsi pump ini :
Saraf & serabut otot penghantar listrik
Kelenjar sekresi beberapa zat
Sel mencegah pembengkakan
INTRASE K Na EKSTRASEL
L
Membran
4. Filtrasi
Air dan larutannya dari tek ke tek melalui membran
semipermiabe.
a.
Tek Osmotik
HIDROSTATIK HIDROSTATIK
Colloid
> <
b. Kapiler glomerulus
Air & elektr didesak masuk ke tubulus dg adanya tek.
hidrostatik.
Organ tubuh yang terlibat dalam regulasi keseimbangan
cairan dan elektrolit adalah :
3. Paru
Terutama keseimbangan asam- basa
Insensible water loss (IWL) 300 – 400 cc sehari
4. Kulit
500 – 600 cc / hari keringatan / penguapan IWL
5. Kelenjar Pituitary
ADH vol. darah dikendalikan
absorbsi & sekresi air dalam ginjal
6. Kelenjar adrenal
Memproduksi hormon Aldosteron krn rangsangan dari
Agiostensin Na retansi retensi air
7. Kelenjar Parathyriod
Mempertahankan kadar Ca yang berguna untuk kontraksi
jantung dan pertumbuhan tulang.
Gangguan komposisi cairan tubuh
1. Excess kelebihan
2. Deficit excess kekurangan
A.Saline excess
Kelebihan cairan dgg Na – H2O berimbang (Isotonik)
Terjadi pada : - Pemberian cairan elektr >>>
Tanda – tanda :
* BB naik cepat
* Oedema (+ paru)
* CVP naik
Terapi : Diuretika
Ultrafiltrasi
B. Saline deficit
Kekurangan cairan dg Na – H2O berimbang
Terjadi pada : kehilangan cairan melalui GI tract, Ileus
peritonitis.
Tanda – tanda :
* BB menurun, Tugor jelek, oliguri
* CPV menurun, T menurun, urine pekat
Terapi : RL / NaCl 0.9%
(-) cairan hipotonik (NaCl 0.45%, 0.225%) Water
Excess
C. Water Excess
Kehilangan Na >> H2O
Terjadi pada : Pemberian infus Gluc 5% / NaCl 0.45% pada
px yg berpuasa berhari – hari, Diare, Ileus, TURP dll.
Tanda-tanda : Serum Na < 135 Meq/L
Kesadaran menurun kejang
T ↑, Nadi ↓, Tek Intracranial ↑, Oedem otak
kerusakan otak
Terapi :
Ringan : Restriksi air
Berat & gangguan cerebral atau Na < 125 Na Cl 3%
Pada hiponatremia berat jangan dikoreksi dg cepat
Central Pontine Myelinolysis !!!
D.Water Deficit
Kehilangan cairan tubuh tanpa atau sedikit Na.
Terjadi pada :
Demam ↑↑ lama, suhu udara sgt panas keringat
banyak Hiperventilasi Tracheostomi
Tanda – tanda : Haus, Kesadaran ↓, gelisah, kejang
Terapi : Air, Dext 5%, NaCl 0.225% - 0.45%
EXCESS DEFISIT
KELEBIHAN KEKURANGAN
Jml air >> Jlm air <<
WATER
Jlm Na (relatif) Jml Na (relatif)
H2o TANPA nA
berkurang meningkat
SALINE
Jml Air & Na >>> Jml Air & Na <<<
H2O dg Na
HIPOKALEMIA :
TERJADI PADA : Kehilangan cairan lewat GI
Diuretika >> In take stop > 5 hari
Tanda – tanda : Kelemahan otot Paralytic Ileus
Dysrytmia, ECG T flat
Terapi: kci DRIP TIDAK BOLEH IV Langsung
HIPERKALEMIA :
Terjadi Pada : Gagal Ginjal
Asidosis
Kerusakan jaringan >>>
Tanda – tanda : Paresthesia
Bradikardia arrest, ECG tall T
Terapi : - Ca Gluc / CaCl : 10 – 30 cc IV
- Na Bic : 50 – 100 meq
- Gluc 10 – 40% + Insuline,
1 unit RI / 5 gr Dex 10% (10gr.100cc)
10 unit RI
- HD
Kasus :
Hasil serum Na : 120 meq/l
?
- Hiponatremia absolutkah? Atau relatif ?
- Tx berbeda ? Penyakit yg mendasari
? Klinis penderita
Gangguan keseimbangan
elektrolit & cairan
Hipokalemia: - tanpa defisit K+ total tubuh
- dg.defisit K+ total
Tanpa defisit:
terjadi pada Alkalosis Resp. K+ intrasel; juga terjadi
pada hipokalemik periodik paralysis & hiperalimentasi
Dengan defisit:
asupan K+ kurang : anoreksia& alkoholism
Kehilangan K+ >>: diare hebat, muntah2, laxans>
Mel.Ginjal: mineralokortikoid> (hiperaldosteron
primer/sekunder pada sirosis, SN, dekomp.); diuretik
berlebihan, pemberian penisilin atau karbenisilin;
asidosis tubular akut, AML, hipomagnesia
56
Gejala hipokalemi
aritmi: terutama bila mendapat digitalis
EKG: T mendatar, gel.U, ST depresi, QT melebar,
kepekaan berkurang
Ileus paralitik, kelemahan otot/kuadriplegi,
hipotensi ortostatik
Kronik: vakuolisasi sel tub.proksimal, fibrosis
interstitial, atrofi/dilatasi tubulus,
poliuri&polidipsi, osmol.urine menurun
NH3 meningkat ekskresi NH4 urine meningkat
Keasaman berkurang H+ menurun reabs.
HCO3- metabolik alkalosis
57
Pengobatan
dapat peroral/ parenteral
Alkalosis : K+ dalam bentuk KCl
Alkalosis : bikarbonat, sitrat, glukonat
Parenteral: 10 meq/jam dengan pemantauan
kadar K+ plasma
Pemberian dalam larutan NaCl/dextrose
58
Hiperkalemia
Etiologi :
asupan berlebih peroral/enteral
Perpindahan K+ ke ekstrasel pada asidosis
Pseudohiperkalemia: pada pem. Penderita dg.
Lekositosis/trombositosis ok.proses koagulasi/hemolisis.
Gejala:
kelemahan otot s/d paralisa
Utk.menurunkan K+, meningkatkan hormon2 aldosteron,
insulin, epinephrin, glukagon u/ menstabilkan gula darah
Jantung: aritmia/arrest; gambaran EKG: tall T, QRS >,
interval P >, hilangnya P, QRS menyatu dg.T dan disebut
sine-wave
59
Pengobatan hiperkalemia
1. Menurunkan K+ plasma:
- pemberian D 10% 500ml/infus ½ jam insulin endogen
mendorong K+ masuk sel; pada DM perlu ditambah 15 U insulin
- pada asidosis: K+ luar sel meningkat dg. Pemberian Na.Bic.
44-88 meq enteral K+ terdorong masuk dalam sel
- Sod.Polystirene Sulfonat (kayexalate)
- hemodialisis: bila cara2 diatas gagal
2. Menurunkan ambang rangsang neuromuskuler:
- 10 cc Gluonas Calc.10% I.v. Diberikan dlm. 2-3 menit
dapat diulang setelah 5 menit bila gbr. EKG tak berubah
- Terapi cepat dilakukan bila K+ > 8 meq/L atau K+> 6,5 meq/L
disertai perubahan EKG yang lanjut.
60
Gangguan
keseimb.Natrium
Na+: ion utama diluar sel; N: 145 meq/L
Intrasel 10 meq/L
Dipertahankan oleh sistim Na-K-ATP ase
Amat menentukan osmolalitas extrasel selain
kadar glukosa dan ureum.
osmol.=2X Na plasma+ gluc/18+ BUN/2,8
N: osmol.efektif= 2X kadar Na plasma
hipoNa : akibat hilangnya Na+/ retensi cairan
hiperNa: hilangnya cairan/ retensi ion Na.
61
Hiponatremi
Etiologi:
1. Deplesi volume sirkulasi:ADH naik haus retensi cairan
hiponatremi
2. GGK( LFG rendah): air> hiponatremi insuff.adrenal
diare, mual, muntah, hilangnya Na mel.ginjal hipo Na
3. Sindr.Inappropriate ADH (SIADH) secr.:
Ggn.neuro: infeksi, tumor, vaskuler, GBS
Obat2an : klorpropamid, vincristin,siklofosf.
karbamazepin, tiotiksen.
Infeksi paru: TBC, aspergilosis, pneumonia
Pasca bedah: idiopatik, ADH ektopik, karsinoma, pemberian
ADH, vasopresin, oksitosin
4. Hiponatremi esensial
62
Gejala hiponatremi
G/ timbul o.k edema otak
Hipoosm.otak terjadi 24 jam setelah plasma
Na.< 125 meq/L nausea, malaise
Na. 110-120 : letargi dan sakit kepala
Na. < 110 meq/L: kejang2 dan koma
Pengobatan:
menjaga agar kadar Na > 120 meq/L
Rumus: kehilangan= 0,6X BBX (140-Na plasma)
Bila disertai kehilangan cairan:
Kehilangan Na= 0,6XBBX (140-Na.Pl) + 140X turunnya BB
Pemberian NaCl: deplesi cairan, Insuf.adrenal, ok. Diuretik
Restriksi cairan: edema, SIADH, GGK, polidipsi psikogen.
63
Hipernatremia
Etiologi :
1. Fluid-loss: insensibel loss (demam, ISPA, luka
bakar, didaerah suhu tinggi); diabetes
insipidus; pemberian diuretik; ggn.hipotala
mus hipodipsi ok ggn. Osmoreseptor
2. Intake Na+ >: pemberian NaCl hipertonik
Na.Bik.> atau NaCl peroral >, sindroma
Cushing dan hiperaldosteronism
64
Gejala hipernatremi:
Berupa G/ neurologis: letargi, kelemahan otot, kedutan
(twitching), kejang2 dan koma..
Terjadi ok keluarnya cairan dari sel otak
Dapat terjadi perdarahan otak
PENGOBATAN:
def.cairan= 0,6XBBX (Na/140 – 1)
( pada wanita 0,5)
Dg. Cairan glukosa isotonik peroral atau enteral; pada
diabetes insipidus diberikan diuretik (Hct) dg. diet
rendah Na, atau pemberian klofibrat, klorpropamid,
asetaminofen, karbamasepin, pitresin dalam minyak
65
Gangguan
keseimb.kalsium
40% Ca serum terikat albumin
55-60% difusabel berupa ion Ca++/ kompleks Kalsium
Kebutuhan kalk 0,5 g/hari (DepKes); saat hamil perlu
tambahan 0,5 g/hari
Diet rata2 mengandung 0,4-1,4 g dg susu 2,8 g/hari
Diabsorbsi usus halus proksimal secara difusi pasif;
abs. Menurun ok oksalat, sitrat atau fitat; peristaltik
meningkat atau def.protein; Abs.naik pada pemberian
vit.D3 (kolekalsiferol), hormon PTH
Ekskresi melalui urine secara filtrasi & reabsorbsi
( 99%) melalui tub.prox.(20-30%), Loop Henle (10-15%);
tub.distal (2-8) ; reabsorbsi ini seimbang dengan abs.
Na.
66
Hipokalsemia :
Etiologi :
1. Def.vit.D: makanan kurang lemak, sindrom
malabsorbsi( gastrektomi, pankreatitis, obat pencahar),
ggn.metab.vit.D (vit.D deficient Rickets= kel.otosomal
resesif), renal insuf., ggn.fgs.hati, obat anti kejang
2. Hipoparatiroidism
3. Pseudohipoparatiroidism
4. Keganasan
5. Hipofosfatemia
Pengobatan : koreksi defisiensi dg kalsium
iv( Ca.Gluconat/ klorida 10%) atau peroral
(Ca.Gluconas/karbonat); dpt. Disertai pemberian vit.D
dosis besar
67
Hiperkalsemia
Etiologi:
1. Hiperparatiroidisme
2. Tumor ganas yg mengeluarkan PTH
3. Intoksikasi vit.D
4. Intoksikasi vit. A
5. Hipertiroid
6. Insufisiensi adrenal
7. Milk Alkali Syndrome: ok pemberian antasid
disertai pemberian susu> pada ulkus peptikum
atau pemberian tiasid lama bersama vit.D.
68
Pengobatan:
1. Fosfat: meningkatkan deposisi kalk tulang &
menghambat resorbsi tulang; hati2 pada GGK
2. Indometasin : berguna pada hiperkalsemia
akibat keganasan
3. Meningkatkan ekskresi dg. Lar. NaCl.
4. Diet rendah kalsium
5. hemodialisis
69
Gangguan keseimb.fosfor
HIPOFOSFATEMIA:
Etiologi:
1. Antasid pengikat fosfat dosis besar
2. Luka bakar yg luas & berat
3. Diet rendah fosfat
4. Alkalosis respiratorik
5. Ketoasidosis diabetik
6. alkoholisme
70
Gejala :
1. Kerusakan eritrosit
2. Gangguan fungsi lekosit
3. Gangguan fungsi trombosit
4. Gangguan fingsi saraf pusat
5. Rabdomiolisis
PENGOBATAN:
Pemberian garan fosfat peroral/intravena
71
Hiperfosfatemia
Etiologi:
Pemberian fosfat> peroral/enema/ enteral, pada
gagal ginjal akut/kronik
Pemberian sitostatik sitolisis fosfor keluar
kedalam darah
Gejala: tetani ok penekanan kadar kalsium,
pengendapan kalsium pd jar.lunak
72
Hipomagnesemia:
Etiologi:
1. Ggn.abs.: primer, steatorea, reseksi usus,
2. Alkoholism kronik
3. Ketoasidosis diabetik
4. Pemberian diuretik, sindr.Barter, SIADH,
Hiperaldosteron, vit.D>, hiper PTH
G/: otot lemah, fasikulasi, tremor, tetani, tanda
Chovstek, tanda Trosseau; gelisah, psikosis
Terapi: pemberian magnesium p.o/I.v
73
Hipermagnesemia
E/: GGK atau insuf.hormon korteks adrenal
G/: ggn.saraf pusat& neuromusk. A.l. gangguan
menelan, quadriplegi,ggn.bicara, kelumpuhan
pernafasan
Tx/: pemberian kalsium 5-10 meq I.v
diuretik bila fungsi ginjal baik
hemodialisis
74
Gangguan keseimbangan
asam - basa
penting u/ menjaga fgs.organ tubuh
Diatur oleh ginjal dan paru
Rumus Henderson:
75
Gangguan asam-basa:
asidosis metabolik: H+ naik, HCO3 turun
Alkalosis metabolik : H+ turun, HCO3 naik
Asidosis respiratorik: H+ naik, PaCO2 naik
Alkalosis resp. : H+ turun, PaCO2 turun
Anion gap: u/ mengetahui ion lain selain ion
76
Asidosis metabolik:
E/: penambahan asam baru: asidosis laktat,
ketoasidosis, infeksi, prod.asam usus>,
keracunan metanol,etilen glikol, salisilat
HCO3 loss: diare, ileus, ileal conduit
Ginjal: asidosis tub.akut, inhibitor
kegagalan prod. Bikarb.: GGT,
hiperkalemi, penyakit medula
G/: Kussmaul resp.,hipotensi, mual, muntah,
hiperkalemi, depresi miokard, resisten
vasopresor
Tx/: Bikarbonat iv/po: 0,4X BBX def.Bicarbonat
77
Alkalosis metabolik
Etiologi:
1. Defisit cairan extrasel:
a. kehilangan cairan lambung: muntah2
b. diuretik berlebihan
c. kehilangan NaCl> usus: diare
d. pascahiperkapnea & sindroma Barter
2. Volume cairan normal/berlebih
a. hiperaldosteronisme primer/sekunder
b. sindroma Cushing
c. intake mineralokortikoid berlebihan
Pengobatan: koreksi defisit cairan dg. Lar.NaCl, koreksi defisit
K, Na, Cl, & menghambat aktifitas aldosteron
78
Asidosis respiratorik
Ok. Paru tak mampu mengeluarkan CO2:
1. Gangguan pusat pernafasan
2. Penyakit otot pernafasan: GBS, obat2,
Miastenia Gravis
3. Ggn.elastisitas sal.nafas: fibrosis pulm.,
peny.interstisial paru, obstruksi ( asma,
emfisema, bronkitis, bronhiolitis)
79
Alkalosis respiratorik:
Timbul akibat hipoksi atau hipotensi:
1. Penyakit paru: pneumoni, asma, edem paru
2. Berada didaerah tinggi/gunung
3. Penyakit jantung kongestif
4. Obat2: salisilat, teofilin
5. Hiperventilasi primer/sentral, pernafasan
Cheyne-Stokes, perdarahan sub-arachnoid
6. Hiperventilasi psikogenik, sirosis, sepsis,
asidosis metabolik yg.baru teratasi
7. Latihan fisik
80