Anda di halaman 1dari 40

INFEKSI NOSOKOMIAL

PERIOPERAIF

MARDIYONO, BNS, MNS, PhD


Prodi Magister Keperawatan
Pascasarjana, Poltekkes Kemenkes Semarang

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Materi

Latar belakang keselamatan pasien

Infeksi Nosokomial

Case Management untuk nosokomial

2
LATAR BELAKANG KESEMATAN

 World Health Organization dari berbagai


negara menyatakan, Kejadian Tidak
Diharapkan dalam pelayanan pasien rawat
inap di rumah sakit sekitar 3-16 %
DEFINISI

 Infeksi yang terjadi pada pasien rawat inap di


Rumah Sakit yang tidak terdapat waktu
masuk atau tidak dalam masa inkubasi.
 Arti kata Nosokomial “berhubungan dengan
tempat tidur pasien” (bedside associated)
secara praktis juga berarti yang
berhubungan dengan tempat perawatan,
seperti rumah Sakit, Rumah Bersalin, Rumah
Panti Werda
INFEKSI NOSOKOMIAL
HOSPITAL-ACQUIRED INFECTION”

 Infeksi yang didapat ketika


penderita dirawat di rumah sakit:
 Saat mulai dirawat  tanda-tanda
klinis (-).
 Saat mulai dirawat  tidak dalam MI.
 Tanda-tanda klinis  timbul
sekurang-kurangnya 3 kali 24 jam
sejak mulai perawatan.
INFEKSI NOSOKOMIAL

 Infeksi yang terjadi di RS,oleh mikoorganisme


yang berasal dari RS,dapat terjadi selama
penderita dirawat atau setelah dipulangkan.
 Dapat terjadi pada penderita,tenaga
kesehatan atau pengunjung
 Penyakit infeksi yang sedang dalam masa
inkubasi ketika penderita masuk RS,bukan
Infeksi Nosokomial
TIGA KOMPONEN PADA INFEKSI
NOSOKOMIAL
 Mikroorganisme penyebab
 Cara penularan
 Daya tahan Tubuh Pasien

Source

Susceptible Means of
Host Transmission
SUMBER

 Setiap orang dirumah sakit dapat merupakan


sumber infeksi karena setiap orang membawa
kuman secara normal (kolonisasi)
 Benda-bendapun dapat merupakan sumber
infeksi seperti lingkungan, terutama benda
yang terkontaminasi dengan kuman dari
pasien yang terinfeksi atau dari tangan
petugas kesehatan.
 Kuman yang dapat menimbulkan infeksi kalau :
 Jumlahnya banyak
 Virulensinya tinggi
 Imunitas pasien rendah
SUMBER INFEKSI DAN CARA PENULARAN

 Endogen
 Transmisi diluar habitat normalnya.
 Kerusakan jaringan.
 Terapi antibiotika   flora normal berkurang.
 Eksogen/infeksi silang
 Kontak langsung antar pasien
 Melalui udara / air
 Petugas kesehatan (carrier)
 Objek yang terkontaminasi.
 Lingkungan:
 Air, larutan desinfektan Pseudomonas,
Acinetobacter
 Alat - alat
 Makanan
 Udara
 dll
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI INFEKSI :

 Patogenitas kuman : Kesanggupan kuman


untuk timbulkan penyakit
 Staphylococcus aureus patogenitas tinggi
 Streptococcus viridans patogenitas rendah

 Virulensi kuman : Ukuran derajat penyakit


yang ditimbulkan
 Sakit ringan ?, Sakit berat ?, Mati ?
 Dosis kuman : Dosis infeksi
 Salmonella typhi 103 0 - 10 %
 Salmonella typhi 107 50 %
 Salmonella typhi 109 95 %
 Daya tahan hospes
INFEKSI NOSOKOMIAL

 Infeksi silang (cross infection)


 Infeksi lingkungan (environmental infection)

 Infeksi diri sendiri (self infection)


TRANSMISI
KERENTANAN PENDERITA

 Usia yang ekstrim  bayi atau usia tua.


 Penyakit kronis, radiasi, kemoterapi, trauma.

 Alat invasif
MIKROORGANISME
PENYEBAB
Bakteri Komensal.
Flora normal  mencegah kolonisasi patogen.
Daya tahan tubuh menurun atau pindah tempat
normalnya  infeksi
ex: E.coli (ISK). dll
Bakteri Patogen
Staphylococcus aureus
dll
MIKROORGANISME
PENYEBAB
 Virus: Influenza, Hepatitis B &C, varicella,
rubella  penting. HIV?
 Jamur & parasit  umumnya opotunistik.
 Jamur :
 C. albicans  vagina, mulut. dll
 Nocardia sp paru

 C. neoformans otak, paru

 H. capsulatum  paru

 Aspergilus sp paru
 Parasit :
 Toxoplama gondii  tranplantasi jantung
 Pneumocystis carinii  transplantasi ginjal
DIAGNOSIS BAKTERIOLOGIK
 Diagnosis bakteriologik yang tepat adalah
sangat penting untuk menentukan antibiotika
yang tepat .
 Tim PPIRS perlu mengetahui kuman infeksi
nosokomial berasal dari mana sumbernya
PRINSIP PENCEGAHAN
INFEKSI

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
TINDAKAN PENCEGAHAN

1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung diri
4. Menggunakan tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai dengan baik
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan
serta pembuangan sampah secara benar
CUCI TANGAN :
ASPEK YANG PALING PENTING
Ada 2 kategori organisme yang ada di
1. Organisme residen ( flora normal )
tidak hilang secara permanen
2. Organisme transient
mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
 Penanganan pasien dengan kontak tangan

 Kontaminasi flora normal pasien kontak


perubahan tempat flora normal patogen

Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :


 Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air
mengalir
 Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Kapan kita harus mencuci tangan :

 Sebelum dan sesudah melakukan tindakan


 Setelah kontak dengan cairan tubuh
 Setelah memegang alat yang terkontaminasi
( jarum, cucian )
 Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang
isolasi
 Setelah menggunakan kamar mandi
 Sebelum melayani makan dan minum
 Pada saat akan tugas dan akhir tugas
TINDAKAN ASEPTIK
 Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
upaya kombinasi untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang
sering menyebabkan infeksi
 Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah
mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan
jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan barang-
barang yang lain)
ANTISEPSIS

 Proses menurunkan jumlah mikroorganisme


pada kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh
lainnya dengan menggunakan bahan
antimikrobial (antiseptik)
STERILISASI
 Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus)
termasuk endospora bakteri pada benda mati atau
instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi
(otoklaf), panas kering (oven), zat kimia atau radiasi

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :


 Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda
mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan
desinfektan kimiawi
DESINFEKTAN :
 Adalah bahan kimia yang membunuh atau
menginaktivasi mikroorganisme
 Contoh larutan desinfektan :
 Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
 Klorin 0,1%
Untuk DTT kimia
 Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia
atau sterilisasi kimia
 Fenol, klorin

tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan


dipakaikan pada bayi baru lahir
DEKONTAMINASI :
 Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani
staf sebelum dibersihkan (menginaktifasi serta
menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)
 Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi
segera setelah terpapar darah atau cairan tubuh

PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :


 Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
darah, cairan, tubuh, benda asing dari kulit atau
instrumen.
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif


Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING REBUS / KUKUS KIMIAWI


106 kPa 170 ˚C Panci tertutup Rendam
121 ˚C 60 menit 20 menit 20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
KOMITE MANAJEMEN RISIKO
DANKESELAMATAN PASIEN

KETUA

SEKRETARIS

Ketua Tim Mutu Ketua Tim Ketua Tim


Keselamatan Pasien Manajemen Risiko

33
TABEL TINGKAT KESERINGAN KEJADIAN

PENILAIAN PROBABILITAS / FREKUENSI

TINGKAT
RISIKO DESKRIPSI

1 (Biru) SANGAT JARANG / RARE ( > 5 THN / 1 KALI )


2 (Hijau) JARANG / UNLIKELY ( 2 – 5 THN / 1 KALI )
3 (Kuning) MUNGKIN / POSSIBLE ( 1 – 2 THN / 1 KALI )
4 (Merah SERING / LIKELY ( BEBERAPA KALI / THN )
muda)
5 (Merah ) SANGAT SERING / ALMOST CERTAIN ( TIAP MINGGU/BLN)
PERAN PERAWAT
DALAM KESELAMATAN PASIEN

Komite
Manajemen risiko
& Kelematan
pasien
Manajemen

Case manajer/
Clinical Pathway
Supervisor

Routine to
Research Evidence Based
Research to Practice
practice
Innovasi
keperawatan
Teknologi
keperawatan
PERAN PERAWAT
DALAM KESELAMATAN PASIEN
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike,
Sound-Alike Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi Pasien
3. Komunikasi secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan
Pasien
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated)
6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
7. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube)
8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk
Pencegahan Infeksi Nosokomial.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai