Anda di halaman 1dari 27

SURVEI KONSUMSI

FOOD
WEIGHING
KELOMPOK 8
Anggota Kelompok

Alfina Lailiyatur M. Tenang


R Nabila M Pribadi
(P17110183073
(P17110183066 ) (P17110184115
) )

Vivi Widya
Ega Anjani Delfiola O Y Kusuma
(P17110183083 (P17110184118
) ) (P17110184127
)
Agenda Style
01 Pengertian Food Weighing
02 Tujuan Food Weighing
03 Alat dan Bahan yang Diperlukan
04 Langkah-Langkah Food Weighing
05 Cara Penyajian Data Food
Weighing
06 Cara Pengolahan dan Analisis
Food Weighing
07 Kelebihan dan Kekurangan Food
Weighing
Pengertian
Food Weighing
Merupakan metode
survei konsumsi pangan
yang dilakukan dengan
cara menimbang
makanan yang
dikonsumsi oleh
responden.

Pengertian
Food Weighing
Prinsipnya ahli gizi atau
petugas pengumpul data
melakukan penimbangan
makanan yang akan
dikonsumsi dan menimbang
sisa makanan yang tidak
dikonsumsi oleh seseorang.

Pengertian
Food Weighing
Hasil: penimbangan
makanan sebelum
dikonsumsi dikurangi
dengan makanan sisa
yang tidak dikonsumsi

Pengertian
Food Weighing
Apa tujuannya?
Metode ini digunakan untuk mengukur konsumsi makanan pada tingkat
individu. Metode penimbangan makanan dapat dijadikan sebagai standar
baku (gold standar) konsumsi makanan yang dikonsumsi dalam periode
tertentu.
Alat dan Bahan yang
Diperlukan
Timbangan
bahan
makanan
Formulir
Alat ukur
food
makanan
weighing

Food Weighing

Alat
Daftar
Pisau dan
analisis zat
talenan
gizi

Daftar
Alat tulis
penukar

kalkulator
Bahan Makanan
Golongan I
(Karbohidrat)
Bahan Makanan
Minuman Golongan II
(Protein Hewani)

Bahan Makanan
Golongan VII
(Lemak/Minyak) Bahan Bahan Makanan
Golongan III
(Protein Nabati)

Bahan Makanan Bahan Makanan


Golongan VI Golongan IV
(Susu) (Sayuran)
Bahan Makanan
Golongan V
(Buah)
Formulir Food Weighing
Bagaimana langkah-
langkah dalam food
weighing?
1 Menimbang makanan yang akan dikonsumsi dan mencatat dalam formulir yang telah
disediakan

2 Setelah responden mengkonsumsi makanannya, lakukan kembali penimbangan sisa


makanan yang tidak dikonsumsi oleh responden

3 Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah berat makanan sebelum dikonsumsi


dikurangi dengan sisa makanan yang tidak dikonsumsi

4 Tentukan jenis bahan makanan dari makanan yang dikonsumsi oleh responden

5 Tentukan faktor konversi matang-mentah untuk setiap bahan makanan

6 Tentukan berat mentah setiap bahan makanan

7 Lakukan analisis nilai gizi yang telah dikonsumsi responden


Contoh
Pengolahan & Analisis
Food Weighing
Contoh
Seorang Ahli Gizi (Annisa) ingin mengetahui asupan zat gizi sarapan pagi
dari Mahasiswa (Rafly M) yang tinggal di Asrama Perguruan Tinggi tempat
Mahasiswa tersebut menimba ilmu. Annisa melakukan metode food weighing
untuk mengukur asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak pada tanggal 15
Januari 2018. Sarapan pagi di Asrama tersebut disediakan sekitar jam 07.00
WIB. Menu sarapan mahasiswa pada saat ahli gizi melakukan pengambilan data
adalah sebagai berikut:
1. Nasi putih : 100 gram
2. Telur goreng : 50 gram
3. Tahu goreng : 80 gram
4. Bening bayam : 100 gram
5. Pepaya : 130 gram

Dengan berat makanan sisa sebagai berikut:

1. Nasi putih : 20 gram


2. Bening bayam : 30 gram
Cara Penyajian Data
Food Weighing
Analisis
Jumlah makanan yang dikonsumsi Jumlah
makanan yang dikonsumsi adalah berat
makanan sebelum dikonsumsi dikurangi
dengan sisa makanan. Jumlah makanan yang
dikonsumsi adalah sebagai berikut :
a. Nasi putih = 100 – 20 = 80 gram
b. Telur goreng = 50 -0 = 50 gram
c. Tahu goreng = 80 -0 = 80 gram
d. Bening bayam = 100 – 30 = 70 gram
e. Pepaya = 130 -0 = 130 gram.
Analisis (Lanjutan...)
Faktor konversi mentah matang diisi dengan
faktor konversi berat matang mentah yang bisa
diperoleh dari daftar faktor konversi berat matang
mentah yang keluarkan oleh Kementerian Kesehatan
tahun 2014 dalam Buku Pedoman Konversi Berat
MatangMentah Berat Dapat Dimakan (BDD) Dan
Resep Makanan Siap Saji dan Jajajan. Daftar
konversi mentah matang adalah sebagai berikut :
a. Nasi putih : 0,4
b. Telur goreng : 0,9
c. Tahu goreng : 1,1
d. Bening bayam : 1,1
e. Pepaya : - (karena dikonsumsi langsung tanpa
proses pengolahan atau pemasakan).
Analisis (Lanjutan...)
Persentase penyerapan minyak diisi dengan persentase
penyerapan minyak dari makanan yang digoreng. Persentase
penyerapan minyak dapat diperoleh dari Daftar penyerapan
minyak goreng yang keluarkan oleh Kementerian Kesehatan
tahun 2014 dalam Buku Pedoman Perkiraan Jumlah Garam Dan
Penyerapan Minyak Goreng.
Jumlah serapan minyak = persentase serapan x berat matang
Persentase minyak untuk telur ayam goreng adalah 8% dan
untuk tahu goreng adalah 5%. Jumlah minyak terserap adalah
sebagai berikut.
a. Jumlah minyak terserap untuk telur goreng 8/100 x 50
gram = 4 gram
b. Jumlah minyak terserap untuk tahu goreng 5/100 x 80
gram = 4 gram.
Analisis (Lanjutan...)
Berat mentah bahan makanan diisi dengan berat mentah bahan
makanan. Berat mentah bahan makanan diperoleh dengan mengalikan berat
matang dikalikan faktor konversi matang mentah.
Berat mentah = berat matang x faktor konversi
Berat mentah = 50 x 0,9 = 45 gram
a. Nasi putih : beras
b. Berat mentah beras = 100 x 0,4 = 32
c. Telur goreng : telur
d. Berat mentah telur = 50 x 0,9 = 45 gram
e. Tahu goreng : tahu
f. Berat mentah tahu = 80 x 1,1 = 88
g. Bening bayam : bayam
Kelebihan & Kekurangan
Food Weighing
Kelebihan
 Metode penimbangan
 Hasil dari metode penimbangan paling
akurat
 Dapat mengurangi bias yang berasal dari
keterbatasan ingatan responden
 Dapat mengurangi bias yang berasal dari
keterbatasan responden dalam ukuran
porsi makanan yang dikonsumsi.
 Dapat mengurangi bias yang berasal dari
keterbatasan pewawancara atau
pengumpul data
Kelebihan
 Dapat mengurangi bias yang disebabkan perbedaan
persepsi antara responden dengan pewawancara atau
pengumpul data.
 Dapat digunakan untuk mendukung interpretasi data
laboratorium, data antropometri dan data klinis.
 Pengukuran yang dilakukan selama beberapa hari
dapat menggambarkan asupan sehari-hari
responden.
 Lebih tepat dilakukan untuk tempat khusus seperti
institusi tempat kerja, perusahaan, panti sosial,
lembaga kemasyarakatan dimana seseorang tinggal
bersama-sama.
Kekurangan
Memerlukan waktu untuk pengumpulan data yang lebih lama
Memerlukan tenaga yang lebih banyak untuk melakukan
metode ini karena harus melakukan penimbangan makanan
responden.
Memerlukan alat khusus yang harus disediakan oleh peneliti
atau pengumpul data seperti timbangan makanan, formulir
penimbangan, alat tulis dan beberapa peralatan lainnya.
Responden dapat merubah kebiasaan makan sehari-hari,
terutama pada penimbangan yang dilakukan selama beberapa
hari.
Kurang cocok diterapkan pada masyarakat luas
TERIMA KASIH 
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai