a. Definisi drainasi
Drainasi yaitu sistim pematusan /pengeringan air
disuatu tempat yang di akibatkan oleh adanya
genangan karena hujan.
Saluran drainasi dapat juga dikatakan sebagai
saluran pembuang, sehingga dalam hal ini maka
air yang dibuang tidak saja air hujan tapi juga air
limbah maupun air sungai yang berlebih.
Gambar 2. Jaringan irigasi semi teknis
Gambar 2. Jaringan irigasi semi teknis
Gambar 3. Jaringan irigasi teknis
b. Jaringan pembuang
Jaringan pembuang dapat di bedakan menjadi
tiga yaitu:
Pembuang primer, berupa sungai-sungai
alamiah yang biasanya diberi nama. Bila ada
saluran-saluran pembuang primer baru yang
akan dibuat, maka saluran itu harus diberi
nama tersendiri.
Pembuang sekunder, umumnya berupa sungai
atau anak sungai yang lebih kecil. Beberapa
diantaranya sudah mempunyai nama yang
tetap bisa dipakai
Pembuang tersier adalah pembuang kategori
terkecil dan akan dibagi-bagi menjadi ruas-ruas
dengan debit seragam, masing-masing diberi
nomor. Masing-masing petak tersier akan
mempunyai nomor seri sendiri-sendiri.
Dalam tata warna peta biasanya ditentukan
yaitu warna merah untuk sungai dan jaringan
pembuang; garis penuh untuk jaringan yang
sudah ada dan garis putus-putus untuk
jaringan yang sedang direncanakan.
c. Saluran Pembuang
Sistim pembuangan pada saluran drainasi di
daerah persawahan terbagi menjadi dua yaitu:
1. Pembuang intern, yaitu pembuangan air hujan
yang berada di persawahan yang dalam hal ini
masih memperhitungkan adanya genangan
yang ada di sawah.
2. Pembuang ekstern, yaitu pembuangan air
hujan yang berada di luar persawahan. Dalam
hal ini yaitu air hujan yang berada di
perkampungan pedesaan.
Karakteristik saluran pembuang, harus
ditentukan dengan mempertimbangkan hal-hal
sbb:
muka air harus cukup rendah agar kelebihan
air dapat dibuang dari sawah-sawah yang
terendah di petak tersier.
biaya pelaksanaan dan pemeliharaan harus
diusahakan minimum. Hal ini berarti bahwa
tinggi muka air harus lebih rendah dari pada
tinggi medan di sekitarnya.
Metode Drainage Module ini dibagi dua yaitu:
1. Secara analitis
2. Secara grafis
Pertanyaan umpan balik
Kenapa saluran pembuang dipisah-pisahkan
sehingga ada pembuang tersier, sekunder dan
primer
Dalam sistim irigasi apakah selalu ada saluran
pembuang
Apakah boleh saluran pembuang menyatu
dengan saluran irigasi.
Secara fisik konstruksinya apa yang
membedakan antara saluran drainasi dan
saluran irigasi
Pembuang intern
a. Debit rencana
Kapasitas rencana jaringan pembuang intern untuk sawah
dihitung dengan rumus berikut :
Dm = D(n)/(nx8,64) l/det.ha
35
25 P=IR=0
Dm= 132/(3x8,64) = 5,09
Waktu dalam hari
240
200
Curah hujan
n = b/h = 3
Di mana :
n = perbandingan lebar kedalaman
b = lebar dasar
h = kedalaman air rencana
m = kemiringan talut
Pertanyaan umpan balik
Kenapa dalam perencanaan saluran drainasi
perlu ditentukan debit disainnya, apa yang
akan terjadi bila tidak memperhitungkan debit
disain.
Dalam perencanaan drainasi modul masih
memerlukan tampungan tambahan , kenapa
coba jelaskan
Pembuang Ekstern
a. Debit Rencana
Debit puncak untuk daerah yang akan dihitung airnya
sampai seluas 100 km2 dihitung dengan rumus Der
Weduwen.
Qp = . . q.A
Dengan :
Qp = debit puncak m3/det
= koefisien limpasan air hujan
= koefisien pengurangan luasan hujan
q = curah hujan, m3/dt.km2
A = luas daerah yang akan dibuang airnya,km2
Kemiringan minimum talut saluran pembuang
D 1,0 1,0
1,0< D 2,0 1,5
D> 2,0 2,0
Debit rencana dihitung sbb:
V = k h12/3 S1/2
lanjutan
V = k R2/3 S1/2
Pertanyaan umpan balik
Caranya adalah :
1. membuang air bebas yang tidak diperlukan oleh
tanaman
2. menaikkan volume tanah
3. menaikkan sirkulasiudara
4. meningkatkan kapasitas tanah uantuk
mengukat air
Cirinya :
- terbuat dari tanah liat yang dibakar dan pervious
berbentuk lingkaran dengan diameter d = 10 –
30 cm
- biasanya diletakkan di dalam tanah
Gambar cross section of a tile drain in
pervious soil
Envelope filter
Tile/pipa drain
7,5-15 cm
gwt
gwt
Umumnya 1-1,5 m
D Water table after drawdown
Impervious layer
lanjutan
Dalam hal ini :
S = jarak 2 tile drain = drain spacing
a = kedalaman dari lapisan impervious dari
pusat drain
b = tinggi maksimal dari water table sampai
lapisan impervious
q = 4 k (b2 – a2)/S2
S2 = 4 k ( b2 – a2)/q
S = 4 k m02/L2
L2 = 4 k m02/S
Untuk pipa paralel L2= 4.k.m0 2 /S
q atau S
S
mo Lap.impermeable
L
Saluran terbuka paralel yang mencapai lapisan
impermeable dengan muka air yang tinggi di dalam
saluran dan untuk pipa paralel
S = ( 8 k d mo + 4 k mo2)/ L2 (1)
L2 = ( 8 k d mo + 4 k mo2)/ S
Dalam hal ini D = real depth : diameter saluran
d = imajinary depth : diameter
tube
q atau S
k1
m0
s
D k D s
k2
L L
Lap.impermeable
lanjutan
K1 = katas ; k2 = kbawah
L2 = 8 k2 d mo/S
Dimana d = f (L,ro,D)
ro = perimeter basah/
Nilai d dari tabel
lanjutan
radial
A1 A2
x
lanjutan
x = D/21/2 = 0,707 D
S = 10 mm/hari
k = 1 m/hari
D=5m
mo = 0,5 m
ro = 0,04 m
Hitung drain spacingnya.
Daftar Pustaka
Muka air
m
an
h
r
1
lu
sa
d
lu
Dasar sal
Ta
B
Tampak pada gambar bahwa erosi pada saluran tanah
dapat terjadi di talud maupun dasar saluran. Untuk
menghindari adanya erosi pada prinsipnya ada dua
cara yaitu :
1. Regime theory
V0 = C Y X
dimana : Vo = kecepatan rata-rata yang tidak
menyebabkan pengendapan maupun
penggerusan (fps)
Y = kedalaman air (ft)
x = 0,64 (konstante)
Harga koefisien C tergantung dari pada material yang
membentuk tubuh saluran.
C = 0,56, untuk tanah yang sangat halus
C = 0,84, untuk tanah yang berpasir halus
C = 0,92, untuk tanah yang sangat kasar
C = 1,01, untuk tanah lumpur berpasir
C = 1,09, untuk tanah lumpur kasar