Usus besar
1. Kolon asenden
2. Kolon transversum
3. Kolon desenden
4. Rectum
Laparatomi
Laparotomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah
abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obgyn.
Digestif Obgyn
1. Hernoitomi 1. Operasi pada uterus
2. Gasterektomi
2. Operasi pada tuba fallopi
3. Hepatorektomi
4. Apendektomi
3. Operasi ovarium seperti
histerektomi
5. Kolostomi
6. dll
Indikasi laparatomi
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
2. Peritonitis
3. Apendisitis
4. Obstruksi usus
5. Internal bleeding
6. dll
Jenis Incisi pada Laparatomi
• Mid-line incision
• Paramedian
• Transverse upper abdomen
incision
• Transverse lower abdomen
incision
Kolostomi
• Kolostomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan membuka
dinding perut sampai kolon untuk pembuatan lubang (stoma) diatas
dinding perut sehingga feses (BAB) dialirkan melalui stoma yang
dibuat.
• lubang (stoma) yang di buat pada kolostomi dapat sementara atau
permanen.
• Lokasi kolostomi menentukan konsistensi tinja baik padat ataupun
cair. Pada kolostomi transversum umumnya menghasilkan feses lebih
padat.
Jenis-jenis Kolostomi
1. Loop kolostomi
Loop kolostomi biasanya dilakukan dalam kondisi kedaruratan medis
yang nantinya kolostomi tersebut akan ditutup. Jenis kolostomi ini
biasanya mempunyai stoma yang berukuran besar, dibentuk di kolon
transversal dan bersifat sementara.
2. End kolostomi
End kolostomi terdiri dari satu stoma, yang dibentuk dari ujung
proksimal usus dengan bagian distal saluran GI dapat dibuang atau di
jahit tertutup dan di biarkan di dalam rongga abdomen.
3. Double- barrel colostomi
Double-barrel colostomi terdiri dari dua stoma yang berbeda, stoma
proksimal yang berfungsi dan stoma distal yang tidak berfungsi.
Indikasi kolostomi
Kolostomi dapat dibuat secara permanen ataupun temporer
(sementara) yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Kolostomi
temporer dibuat pada pasien yang tujuannya untuk dekompresi kolon
sedangkan kolostomi permanen dibuat pada pasien yang tidak mampu
lagi untuk defekasi secara normal melalui anus, hal ini biasanya
disebabkan karena adanya keganasan, perlengketan, atau
pengangkatan kolon sigmoid dan rektum.
LAPORAN STATUS KLINIS
B. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A. KETERANGAN UMUM PENDERITA 1. Diagnosis Medis
Post laparotomy explorasi ec. Intenal bleeding
Nama : Sdr. V dan post colostomy
Umur : 16 tahun 2. Catatan klinis
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam Hasil radiologi :
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Mojokerto, Jawa Timur a. Fluid collection di cavum abdomen hingga
No. CM/RM : 12.79.28.35 cavum pelvic
b. Efusi pleura bilateral
c. Comminutive fracture iliac wing kanan dan
complete fracture acetabulum kanan
d. Saat ini hepar/lien/pancreas/GB/ginjal kanan
kiri tak tampak kelainan
C. SEGI FISIOTERAPI
1. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
a. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri pada luka incisi di perut saat bergerak dan nyeri pada area perut
kanan bawah saat akan BAB.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dirujuk dari RS Sukandar Mojokerto dengan rujukan berupa fraktur pelvic dextra dan internal
bleeding. Pasien mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai motor pada 22 November 2019
pukul 23.00. Saat kecelakaan perut bagian kanan dan panggul kanan menabrak setir motor. Pasien
dalam keadaan sadar, tidak muntah dan tidak kejang. Kemudian pasien di bawa ke IGD RS Wahidin
Mojokerto dan disarankan untuk menjalani operasi namun pasien menolak karena alasan biaya.
Lalu pasien di rujuk ke RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 26 November 2019 kemudian setelah
pemeriksaan lebih lanjut dilakukan tindakan operasi laparatomy. Selama ±2 minggu setelah operasi
laparatomy, pasien masih diberikan makan berupa bubur atau makanan halus. Kemudian makanan
pasien diganti dengan makanan padat. Karena adanya masalah, dilakukan tindakan darurat yaitu
operasi colostomy pada 10 Desember 2019.
b. Riwayat Keluarga dan Status Sosial : Orang tua pasien tidak memiliki riwayat hipertensi
c. Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta : Tidak ada
2. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Temperatur : 36,8oC
Denyut Nadi : 98x/menit Tinggi Badan : 155 cm
Pernafasan : 20x/menit Berat Badan : 50 kg
c. Palpasi
1) Suhu dalam batas normal
2) Tidak ada perbedaan suhu pada sekitar area incisi dengan area tubuh lain
3) Terdapat nyeri tekan pada area sekitar incisi
Regio Gerakan ROM Nyeri
Shoulder Flexi
Dekstr
a
Full
Sinist
ra
Full
Dekstra
Tidak
Sinistra
Tidak
Pemeriksaan Gerak
Extensi No No
ada
No test
ada
No test Dasar
test test
Adduksi
Abduksi
Full
Full
Full
Full
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada - Gerak aktif
Elbow Flexi Full Full Tidak ada Tidak ada
Extensi Full Full Tidak ada Tidak ada
Wrist Flexi Full Full Tidak ada Tidak ada
Extensi Full Full Tidak ada Tidak ada
Hip Flexi No Full No test Tidak
test ada
Extensi No test No test No test No test
Abduksi No Full No test Tidak
test ada
Adduksi No No No test No test
test test
Knee Flexi No Full No test Tidak Regio Gerakan ROM Nyeri
test ada Kepala Fleksi Full Tidak ada
Extensi No Full No test Tidak Ekstensi No No
test ada test test
Ankle Plantar Tidak Full No test Ada Abdomen Fleksi Tidak full Ada
full Ekstensi No No
Dorsi Tidak Full No test Ada
full test test
Rotasi Tidak full Ada
dekstra
Rotasi Tidak full Tidak ada
sinistra
Regio Grup MMT
Dekstra Sinistra
Shoulder Fleksi 4 4
Ekstensi No test No test
Abduksi 4 4 Pemeriksaan kekuatan otot
Adduksi 4 4
Elbow Fleksi 4 4 menggunakan
Ekstensi 4 4
Wrist Dorsalfleksi 4 4 Manual Muscle Test (MMT)
Palmarfleksi 4 4
Hip Fleksi No test 3
Ekstensi No test No test
Abduksi No test 4
Adduksi No test 4
Knee Fleksi No test 4
Ekstensi No test 4
Regio Gerakan MMT
Ankle Dorsalfleksi 3 4
Kepala Fleksi 4
Plantarfleksi 3 4 Ekstensi No test
f. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
- Kemampuan Fungsional
a) Pasien sudah mampu half lying 45˚
b) Pasien mampu makan dan minum dengan bantuan
minimal
c) Pasien belum mampu BAK dan BAB tanpa bantuan
d) Pasien belum mampu transfer ambulasi
e) Pasien belum mampu berpakaian secara mandiri
- Lingkungan Aktivitas
Pasien masih menjalani rawat inap di bangsal flamboyan
Pemeriksaan spesifik
2) Pemeriksaan nyeri menggunakan VDS
1) Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS)
menggunakan Goniometer a) Nyeri diam : 2/7
b) Nyeri tekan 3/7
c) Nyeri gerak : 4/7
b. Functional Limitation
1) Pasien belum mampu transfer ambulasi secara mandiri
2) Pasien mampu duduk half lying hingga 45 derajat secara aktif
- Pemeriksaan derajat sesak napas menggunakan borg scale - Pemeriksaan kemampuan fungsional
menggunakan Indeks Barthel
FT 1 FT 2 T1 T2