Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT INFEKSI

DALAM KEHAMILAN DAN NIFAS

“TRIPLE ELIMINASI PADA KEHAMILAN:


SIFILIS”
H
K
E

A
L

G
2

S
A

R
A
:

W
R
E
I

A
Z

N
A

E D A U
L L T P
E I
O
V I
M
I O N
N A
R
• Pendahuluan
• Pengertian
• Manifestasi klinis
• Stadium Sifilis
• Perjalanan penyakit
• Dampak Sifilis

N E • Sifilis kongenital

LI • Diagnosis sifilis

U T • Skrining Sifilis pada


kehamilan
O •

Pengobatan
Eliminasi sifilis
kongenital
PENDAHULUAN
• WHO(1997-2003), diperkirakan sekitar 2 juta ibu hamil
yang terinfeksi sifilis dan tidak terobati per tahunnya.
• Secara global (2008), setidaknya hampir 1,4 juta ibu hamil
telah terinfeksi sifilis aktif
• data surveilans antenatal multinasional oleh Newman et
al., pada tahun 2013, diperkirakan lebih dari 520.000
kehamilan dengan hasil yang buruk akibat sifilis pada
tahun 2008.
• Dari jumlah tersebut, diketahui bahwa 215.000 mengalami
stillbirth dan kematian fetus secara dini, 90.000 mengalami
kematian neonatal, 65.000 mengalami kelahiran prematur atau
berat bayi lahir rendah, dan 150.000 merupakan bayi baru
lahir yang terinfeksi sifilis.

• Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) tahun 2011,


prevalensi sifilis masih cukup tinggi di Indonesia.

• Review sistemik oleh Hawkes et al., pada tahun 2011 tentang


intervensi yang diberikan terkait skrining sifilis pada ibu hamil
menyimpulkan bahwa paket intervensi (layak dan hemat
biaya) yang tercakup dalam Antenatal Care (ANC) dapat
menurunkan stillbirth dan kematian fetus secara dini ya
PENGERTIAN SIFILIS

Sifili Penyakit Infeksi


s
Treponema Pallidum

Menyerang semua organ


Tubuh serta memberikan
gambaran klinis

Penyebarannya : hubungan seksual, transfusi


darah serta ditularkan dari ibu ke janin
MANIFESTASI KLINIS
• Tingkat penularan infeksi sifilis pada pasangannya, satu kali
kontak seksual diperkirakan mencapai 30%.
• Transmisi pada fetus intrauteri  pada minggu ke-9
kehamilan. Resiko penularan 60-80% dan semakin
meningkat pada TM2.
• Infeksi akan menunjukkan manifestasi klinis dalam rentang
waktu 10-30 hari setelah T. pallidum masuk dan
menimbulkan lesi primer.
• “the great imitator” dimana infeksi ini dapat menyerang
semua organ tubuh
• Adverse Pregnancy Outcomes (APOs), terdiri dari stillbirth,
kematian dini pada fetus, bayi berat lahir rendah, prematur,
kematian neonatal, infeksi atau penyakit pada bayi baru
lahir (bayi dengan serologi reaktif)
STADIUM SIFILIS
PRIMER

• Makula kecil → papul 10-90 setelah


terpapar dan mengalami ulserasi.
• Ulkus  tunggal/multipel, tidak nyeri,
dasar bersih dan relatif tidak memiiki
pembuluh darah
• Terdapat limfadenopati linguinal
bilateral
• Ada lesi, pria: glan atau batang
penis. Wanita: vulva, dinding vagina,
atau pada servik.
SKUNDER
• Dalam beberapa minggu atau bulan
• Demam, malaise, radang
tenggorokan, nyeri kepala,
adenopati, dan ruam pada kulit
ataupun mukosa.
• Lesi pada mukosa dapat berupa
lesi kecil yang superfisial, ulkus
dengan tepi keabuan yang tidak
nyeri (biasanya dianggap sebagai
sariawan yang tidak nyeri)
TERSIER
• Berlangsung selama beberapa tahun setelah sifilis
skunder tak terdignosis/tdk mendapat pengobatan
• Harus berdasarkan hasil pengujian serologis dan tidak
adanya tanda gejala
• Dapat juga dilakukan pemeriksaa cairan serebrospinal
untuk mengeksklusi neurosifilis asimptomatis: dengan
adanya peningkatan jumlah sel, protein, dan temuan
T.Pallidum.
TERSIER
• Dibagi menjadi tiga kelompok : neurosifilis, sifilis
kardiovaskular, dan late benign syphilis.
• manifestasi dan keterlibatan penyakit pada kulit, tulang,
sistem saraf pusat (SSP), ataupun organ viscera,
utamanya jantung dan pembuluh darah besar
• Interval waktu dari awal infeksi hingga manifestasi stadium
tersier dari penyakit ini bervariasi dari 1-20 tahun.
PERJALANAN SIFILIS YANG TIDAK DIOBATI
DAMPAK INFEKSI SIFILIS PADA KEHAMILAN
• Sifilis primer- sekunder tidak diobati selama kehamilan akan 100% berefek pada janin,
dimana 50% dari kehamilan dalam kondisi ini akan menghasilkan kelahiran prematur atau
kematian perinatal.
• Sifilis laten dini tidak diterapi sebabkan angka prematuritas atau kematian perinatal
sekitar 40%.
• Sifilis lanjut: 10% janin yang lahir menunjukkan tanda-tanda infeksi kongenital, dan
angka kematian perinatal meningkat hingga 10x lipat.
• 7 dari 56 kasus yang dilaporkan mendapat terapi selama kehamilan, dimana 34% dari
kasus tersebut mengalami stillbirth, dan angka rerata usia kehamilan saat kelahiran
adalah 32.3 minggu.
• Insiden prematur 28% pada kelompok wanita yang mendapat terapi selama kehamilan.
• Adanya sifilis kongenital tampak pada 15 (26%) kasus dari 57 wanita yang diterapi (tidak
selalu adekuat) yang ditemukan pada usia kehamilan 24 minggu dan pada 41 (60%)
wanita dari 70 wanita yang mendapat terapi pada TM3.
SIFILIS KONGENITAL
• Sebanyak 2/3 kehamilan dengan sifilis memberikan gejala asimtomatis saat bayi
lahir, namun infeksi tetap ada dan dapat bermanifestasi segera setelah lahir
ataupun bertahun-tahun paska kelahiran.
• Lesi sifilis kongenital dini (3bln-2Thn) dan lanjut (setelah Usia 2Thn) dapat
sembuh namun meninggalkan jaringan parut dan beberapa kelainan, disebut juga
stigmata sifilis kongenital

Dini: hepatosplenomegali (70%), Lanjut: gigi Hutchinson, gigi


lesi kulit (70%), demam (40%), mulberry, ketulian, Neurosifilis,
neurosifilis (20%),pneumonitis skeloris pada tulang hingga tulang
(20%), kering menyerupai pedang
DIAGNOSIS SIFILIS
• Diidentifikasi Pada Lesi →Pemeriksaan Mikroskop
Fluoresensi Atau Dengan Teknik Molekuler.
• Asimtomatis, Dapat Dilakukan Tes Serologi Untuk Skrining
Terhadap Infeksi.
• Tes Nontreponemal Dan Treponemal, Kemudian Tes
Konfirmasi Yang Menggunakan Metode Antigen Treponema
Untuk Mengkonfirmasi Hasil Tes Skrining Positif
SKRINING SIFILIS
PADA KEHAMILAN
• Skrining dilakuan
pada semua ibu
hamil pada
kunjungan pertama
prenatal.
• Jika ibu hamil
memiliki risiko
tinggi, maka tes
ulang secara dini
dilakukan pada
trimester ketiga
kehamilan dan
pada saat
persalinan.
PENGOBATAN/TERAPI PADA KEHAMILAN
• Menggunakan penisilin G yang diberikan secara parenteral. Penisilin
merupakan pilihan obat untuk tatalaksana sifilis pada semua stadium.
Dosis dan lama pengobatan disesuaikan dengan stadium dan manifestasi
klinis yang muncul dari penyakit
• Pemantauan pengobatan sifilis dilakukan dengan evaluasi klinis dan
serologis pada 6 dan 12 bulan setelah pengobatan.
• Individu yang memiliki tanda dan gejala menetap atau kambuh dan
mereka yang setidaknya mengalami empat kali lipat peningkatan titer tes
nontreponemal secara persisten selama lebih dari 2 minggu, dapat
dikategorikan mengalami kegagalan pengobatan atau reinfeksi. Harus
diobati ulang dan re-evaluasi terkait infeksi HIV
ELIMINASI SIFILIS KONGENITAL
WHO : terdiri dari 4 pilar:
• Memastikan komitmen politik yang berkelanjutan dan advokasi
• meningkatkan akses, kualitas serta pelayanan kesehatan maternal dan bayi
baru lahir
• Melakukan skrining dan pengobatan pada wanita hamil dan pasangannya
• Membangun pengawasan, pemantauan dan system evaluasi.

Selain itu, WHO bersama Program for Appropriate Technology and Health
(PAHO) menginisisasi dual testing project untuk mengeliminasi sifilis
kongenital dengan melakukan tes untuk menemukan T.pallidum dan HIV
secara bersamaan.
I H
A S
A K
IM
R
TE

Anda mungkin juga menyukai