Anda di halaman 1dari 18

Pengantar hukum bisnis

Penyelesaian sengketa bisnis/


Alternative dispute resolution
Pengertian sengketa
• Berasal dari bahasa inggris, conflict= konflik
dan dispute=sengketa
• Konflik merupakan suatu keadaan dimana
dimana dua pihak atau lebih dihadapkan
pada perbedaan kepentingan
• Sengketa merupakan kelanjutan dari konflik.
• konflik yang tidak diungkapkan atau dapat
langsung diselesaikan tidak akan
berkembang menjadi sengketa
Sengketa bisnis
• Keadaan dimana pihak-pihak yang
melakukan upaya-upaya perniagaan
mempunyai masalah, yaitu menghendaki
pihak lain untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu,tetapi pihak lain menolak atau
tidak berbuat demikian
• Disebabkan oleh tindakan “wanprestasi”
wanprestasi
Bentuk wanprestasi:
• Tidak melakukan pemenuhan prestasi
• Melakukan prestasi tapi tidak
sebagaimana yang dijanjikan
• Melakukan prestasi tapi terlambat
• Melakukan prestasi yang menurut
perjanjian tidak boleh dilakukan
POLA PENYELESAIAN SECARA
UMUM:
• Litigasi – Melalui pengadilan
• Non litigasi – Melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa ( UU NO 30/1999):
1. Konsultasi
2. Negosiasi
3. Mediasi
4. Konsiliasi
5. Penilaian ahli
arbitrase
• Arbitrase adalah cara penyelesaian
sengketa perdata di luar peradilan umum
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase
yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa.
• Isltilah lain yang dipakai adalah perwasitan
• Diatur dalam UU No.30 tahin 1999 tentang
Arbitrase dan alternatif penyelesaian
sengketa
Alasan memilih prosedur arbitrase
1. Ketidakpercayaan para pihak pada pengadilan
negeri
2. Prosesnya cepat
3. Dilakukan secara rahasia
4. Bebas memilih arbiter
5. Diselesaikan oleh ahlinya
6. Merupakan putusan yang bersifat final dan
mengikat
7. Biaya lebih murah
8. Bebas memilih hukum yang diberlakukan
Pasal 1 angka 8 UU No.30/1999:
Lembaga arbitrase adalah:
“badan yang dipilih oleh para pihak yang
bersengketa atau yang ditunjuk oleh
pengadilan negeri atau lembaga arbitrase
untuk memberikan putusan mengenai
sengketa tertentu yang diserahkan
penyelesaiannya melalui arbitrase”

Dikenal 2 jenis lembaga arbitrase: ad hoc dan


institusional
Alternative dispute resolution
(ADR)
• ADR= Alternatif penyelesaian sengketa
• Disebut alternatif karena menawarkan
mekanisme penyelesaian sengketa di luar
pengadilan (non litigasi)
• Jadi ADR adalah: suatu pranata
penyelesaian sengketa diluar pengadilan
berdasarkan kesepakatan para pihak
dengan mengesampingkan penyelesaian
sengketa secara litigasi di pengadilan
Perbedaan lembaga arbitrase
ad hoc dan institusional
1. Arbitrase institusional sengaja didirikan untuk bersifat
permanen sedangkan arbitrase ad hoc sifatnya
sementara dan bubar setelah perselisihan diputus
2. Arbitrase institusional sudah ada/berdiri sebelum
perselisihan timbul, arbitrase ad hoc dibentuk oleh
pihak yang bersangkuta
3. Karena bersifat permanen lembaga arbitrase
institusional didirikan lengkap dengan susunan
organisasi dan tata cara pengangkatan arbiter, tata
cara pemeriksaan yang tercantum dalam AD hal
mana tidak ada dalam lembaga ad hoc
Perjanjian penyelesaian sengketa
melalui arbitrase
Melalui 2 cara yaitu:
1.Akta kompromitendo: suatu klausula dalam
perjanjian mengenai pemilihan prosedur
arbitrase sebagai alternatif penyelesaian jika
kelak terjadi sengketa di antara para pihak
2.Akta kompromis: perjanjian yang dibuat
setelah terjadinya sengketa untuk
menyepakati penyelesaian melalui jalur
arbitrase
Prosedur arbitrase
1. Permohonan arbitrase kepada lembaga yang
disepakati dengan melampirkan akta perjanjian
yang memuat klausula mengenai arbitrase
tersebut
2. Dalam hal para pihak tidak menunjuk arbiter
maka akan ditunjuk minimal 1 atau maksimal 3
arbiter oleh ketua lembaga arbiter yang dipilih
untuk menyelesaikan perkara tsb.
3. Proses pemeriksaan dan tenggang waktu bebas
ditentukan oleh para pihak yang bersengketa
atau mengikuti ketentuan lembaga yang dipilih.
Pelaksanaan putusan arbitrase
1. Arbitrase nasional: (1) pendaftaran putusan
arbitrase oleh salah seorang arbiter atau
kuasa para arbiter ke pengadilan Negeri
tempat arbitrase diputuskan paling lambat 30
hari setelah diputus (2) permohonan
eksekusi/pelaksanaan putusan arbitrase
kepada ketua pengeadilan negeri. Perintah
eksekusi dikeluarkan paling lambat 30 hari
setelah permohonan ekesekusi diajukan
Lanjutan..
2. Arbitrase Internasional: (1) pendaftran dan
eksekusi dimohonkan kepada pengadilan negeri
jakarta pusat (2) dalam hal salah satu pihak
dalam sengketa adalah negara RI, putusan
dapat dilaksanakan setelah dieksekusi oleh MA
yang selanjutnya dilimpahkan kepada PN jakarta
pusat (3) Putusan yang dapat dieksekusi hanya
putusan yang dibuat oleh lembaga arbitrase
yang diakui oleh Indonesia berdasarkan
perjanjian Internasional, tidak bertentangan
dengan kepentingan umum dan sengketa di
bidang bisnis.
Alternative dispute resolution
(ADR)
• ADR= Alternatif penyelesaian sengketa
• Disebut alternatif karena menawarkan
mekanisme penyelesaian sengketa di luar
pengadilan (non litigasi)
• Jadi ADR adalah: suatu pranata
penyelesaian sengketa diluar pengadilan
berdasarkan kesepakatan para pihak
dengan mengesampingkan penyelesaian
sengketa secara litigasi di pengadilan
Cara penyelesaian sengketa
bisnis melalui ADR
1. Konsultasi
2. Negoisiasi
3. Mediasi
4. Konsiliasi
5. Penilaian ahli
CARA-CARA PENYELESAIAN
APS
• Konsultasi:Kedua belah pihak duduk
bersama, bertukar pikiran untuk mencari
solusi terbaik dari suatu perkara
• Negosiasi: Kedua belah pihak melakukan
perundingan untuk bersama-sama
memutuskan suatu perkara
• Mediasi:Cara untuk mengakhiri suatu
perselihan dengan menggunakan jasa
mediator (pihak ke 3 yang dipercaya para
pihak untuk menjadi penengah dalam
perkara)
• Konsiliasi:Cara penyelesaian sengketa
dengan cara menggunakan jasa
konsiliator
• Penilaian Ahli:Penyelesaian sengketa
dengan cara meminta penilaian ahli yang
dipercaya oleh kedua belah pihak

Anda mungkin juga menyukai