dari Limbah Kantin menjadi Lipid dengan Ragi Oleaginous Amilolitik Baru Sporidiobolus Pararoseus KX709872 Malvin Yulius C. P. – 11218001 I Putu Ikrar Satyadharma – 11218036 Pendahuluan ■ Peneliti menyadari bahwa limbah makanan kantin memiliki volume yang cukup besar dan dapat digunakan sebagai sumber pati ■ Pati dapat diubah menjadi berbagai metabolit yang berguna contohnya lipid yang dapat diubah menjadi biodiesel. ■ Lipid pada penelitian ini merupakan hasil biokonversi oleh agen ragi oleaginous amilolitik Sporidiobolus pararoseus KX709872 ■ Pada percobaan sebelumnya ragi ini sudah dibuktikan dapat menghasilkan lipid dengan karakteristik mirip minyak nabati. ■ Pada penelitian kali ini peneliti bertujuan melakukan scale-up produksi lipid yang efektif dan hemat biaya dengan menentukan medium yang optimal di dalam stirred tank bioreactor Lipid ■ Lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lainnya ■ Jenis lipid utama yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki rantai karbon 16-18 (long chain fatty acid atau asam lemak bebas)
Fungsi dari asam
lemak bebas ini bagi makhluk hidup: • Bahan pembentuk fosfolipid; dan • Penyimpanan Energi Bagi industri: • Bahan dasar biodiesel Residu Nasi Limbah Kantin ■ Peneliti mengumpulkan RNLK setiap hari dari kantin Universitas Chiang Mai, Thailand ■ Residu beras dipisahkan secara manual dari residu limbah padat terkontaminasi lainnya (residu tulang, daging, dan sayuran) dan dikeringkan pada suhu 60 ° C selama 2 hari sampai diperoleh bobot konstan. ■ Setelah benar-benar kering, dihaluskan menggunakan blender, dikumpulkan, dan disimpan pada suhu 4 ° C sampai digunakan. Komposisi RNLK dan Rasio C:N
■ Komposisi RNLK (kadar air, lemak kasar, abu, dan protein
kasar) ditentukan sesuai dengan metode dalam AOAC. ■ Kandungan karbohidrat RNLK ditentukan oleh metode fenol- sulfur. ■ Kandungan karbon RNLK ditentukan sesuai dengan metode Watanabe ■ Kandungan nitrogen RNLK, ekstrak ragi, dan (NH4)2SO4 ditentukan menggunakan metode Kjeldahl dalam AOAC. ■ Rasio C: N dihitung berdasarkan molar dari rasio kandungan karbon terhadap kandungan nitrogen RNLK ditambah sumber nitrogen yang merupakan komponen dalam media produksi lipid, sesuai dengan metode Braunwald Identifikasi Ragi dan Kondisi Kultivasi
Penentuan keberadaan lipid dalam sel ragi dilakukan
oleh peneliti dengan pewarnaan fluorensi pewarna Nil merah. Screening Komposisi Medium untuk Pengaruhnya terhadap Produksi Biomassa dan Produksi Lipid
■ Peneliti menggunakan desain Plackett-Burmann (PB) untuk
screening atau penyaringan komposisi yang berpengaruh pada produksi volumetrik dari biomassa, lipid, dan konten lipid. ■ Peneliti menggunakan delapan variabel, Rasio C:N (X1) dihitung dari RNLK dan sumber Nitrogen dalam komponen medium, K2HPO4 (X2), KH2PO4 (X3), NaCl (X4), MgSO4 · 7H2O (X5), MnSO4 · H2O (X6), (NH4)2SO4 (X7), dan ektrak ragi (X8) dipelajari dalam 12 eksperimen. ■ Nilai p adalah kemungkinan suatu hasil uji coba mendapatkan hasil yang sama ekstrimnya dengan hasil yang sebenarnya diamati selama tes dengan asumsi hipotesis nol benar Rasio C:N memiliki nilai p yang cukup kecil (p≤0.10) sehingga dijadikan faktor yang digunakan dalam percobaan ini Metode Optimasi Produksi Lipid ■ Peneliti menggunakan Response Surface Methodology dengan Central Composite Design (CCD) untuk mengevaluasi koefisien variabel dalam model matematika produksi lipid dan biomassa volumetrik, dengan satu variabel dijadikan variabel independen; ■ Faktor yang digunakan adalah pH (X9), suhu (X10), dan tingkat agitasi (X11) sebagai variabel dengan rasio C:N (X1) sebagai variabel independen yang didapatkan dari desain Plackett- Burmann; ■ Kisaran nilai yang digunakan peneliti untuk pH antara 5 - 7, suhu antara 20 - 30C, dan laju pengadukan (tingkat agitasi) 100-200 rpm ■ Faktor-Faktor ini diselidiki pengaruhnya terhadap produksi volumetrik biomassa dan lipid untuk mencari kondisi optimum; Pengaruh Penyinaran dan Agen Aditif ■ Peneliti menentukan efek dari tingkat penyinaran dengan variasi kondisi cahaya sebagai berikut: Gelap, Cahaya Alami dan Cahaya 1.000 Lux ■ Peneliti menentukan efek dari agen aditif menggunakan variasi agen aditif sebagai berikut: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, dan Minyak Zaitun Scale-up Produksi Lipid ■ Peneliti melakukan scale-up menggunakan stirred tank bioreactor 5,0 L dengan volume kerja media optimal 2,5 L dalam kondisi budidaya optimal ■ Laju aerasi yang digunakan peneliti adalah 3,0 vvm untuk mempertahankan konsentrasi oksigen terlarut (DO) di atas 10% ■ Peneliti mengambil sampel setiap 24 jam untuk analisis produksi volumetrik biomassa dan lipid, konten lipid, produktivitas lipid, dan aktivitas -amylase dan Amyloglucosidase (AMG) HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Galur Ragi ■ Galur ragi oleaginous diidentifikasi peneliti dengan menyelaraskan sekuens rDNA 26S ITSI-5.8S-ITSII yang telah diamplifikasi dengan data pada GenBank; ■ Hasil penyelarasan menunjukkan bahwa rDNA 26S dari Ragi oleaginous yang telah diisolasi memiliki kasamaan 100% dengan S. pararoseus galur CBS7716 ■ Peneliti mengidentifikasi kandungan lipid dalam sel ragi menggunakan pewarna fluoresens Nil merah lipofilik ■ Nil merah akan memberikan lipid membran (fosfolipid) warna merah sedangkan lipid netral (Triasilgliserol, TAG) warna kuning ■ Peneliti mengamati sel-sel di bawah mikroskop fluoresensi pembesaran 100x dan mendapatkan warna kuning-emas teremisi dari sel S. pararoseus KX709872 Efek Komposisi Medium pada Produksi Volumetrik Biomassa dan Lipid ■ Menggunakan data pada tabel 1, peneliti mendapatkan bahwa rasio C:N adalah satu-satunya factor dalam medium yang berpengaruh secara signifikan (nilai p < 0.1). ■ Menurut analisis AOAC yang dilakukan peneliti, komposisi RNLK adalah 90,00± 0,01% karbohidrat, 7,18 ± 0,34% Air, 1,29 ± 0,03% protein kasar, 0,75 ± 0,01% lemak mentah, dan 0,38 ± 0,03% abu. ■ Rasio C:N yang tinggi menyebabkan akumulasi lipid pada akhir fase pertmbuhan ragi akibat keterbatasan sumber nitrogen. ■ Efek spesifik dari rasio C:N berbeda-beda tergantung spesies serta kondisi kultur. Optimasi Kondisi untuk Produksi Volumetrik Biomassa dan Lipid
■ Hasil dari pemodelan menggunakan CCD adalah sebagai
berikut: evrg ■ dgf ■ Menggunakan rumus yang dimodelkan, peneliti menemukan bahwa pada rasio C:N 27:1 dan tingkat agitasi 150 rpm, biomassa dan produksi lipid meningkat, sedangkan peningkatan konten lipid terlihat pada rasio C:N 23:1 pada 150 rpm (Gambar b dan c) ■ Peneliti mendapatkan bahwa rasio C:N dan tingkat agitasi memberikan pengaruh paling tinggi. ■ Tingkat agitasi berpengaruh pada jumlah oksigen terlarut ■ Oksigen terlarut ini berpengaruh pada penghasilan ATP, melalui glikolisis, yang digunakan oleh enzim ATP sirat liase Efek Penyinaran dan Agen Aditif pada Produksi Lipid
■ Peneliti mendapatkan bahwa kondisi cahaya lain tidak
memuaskan dan berbeda secara signifikan dari cahaya alami ■ Agen-agen aditif yang paling dapat meningkatkan pertumbuhan dan lipogenesis KX709872 adalah minyak zaitun namun karena biayanya mahal peneliti memutuskan memakai minyak sawit Click icon to add picture Scale-up Produksi Lipid dalam Stirred Tank • Bioreactor 5.0-L Biomassa meningkat dengan cepat dari 0,05 menjadi 16,33 g / L dalam waktu 4 hari kultur. Produksi masing-masing volumetrik biomassa dan lipid dan kandungan lipid mencapai 16,33 ± 0,49, 8,75 ± 0,13 g / L, dan 56,61 ± 0,04% (b/b).
• Peneliti menyimpulkan S. pararoseus
KX709872 tidak hanya menghasilkan lipid tetapi juga menghasilkan pigmen karotenoid.
• Produksi β-karoten maksimal pada
54,43±0,95 mg / L diamati secara konstan selama 5-7 hari kultur, sedangkan konsentrasi lipid menurun secara dramatis, dari 4,00 menjadi 3,20 g / L pada periode yang sama. Click icon to add picture Scale-up Produksi Lipid dalam Stirred Tank Bioreactor • 5.0-L Uniknya, dalam periode kultur yang lebih pendek (4 hari) S. pararoseus KX709872 dalam media RNLK yang dioperasikan dalam bioreaktor tangki berpengaduk 5,0-L, biomassa (16,33 g / L), lipid (8,75 g / L) yang sesuai dengan 56,61% ( b / b) dari konten lipid, dan produktivitas lipid dari 2,188 g / L / hari.
• Hasil ini menunjukkan yield yang
lebih tinggi dan paling efektif dari yang ragi oleaginous lain untuk diproduksi scale-up secara industri. Komposisi Asam Lemak dan Estimasi Sifat-Sifat Biodiesel Lipid dari S. pararoseus KX709872, Asam lemak rantai panjang (C16 - lipid tersaponifikasi mendominasi C18) merupakan 82,68% dari total (96,11%, b/b), sedangkan lipid tak asam lemak yang diproduksi. tersaponifikasi menyumbang hanya 3,89% (b / b)
Lipid ini mirip
dalam minyak nabati, menjadikannya cocok untuk digunakan sebagai bahan baku biodiesel Asam Lemak Rantai Panjang Asam Lemak Lain Lipid tersaponifikasi Sifat-Sifat Biodiesel • Sifat-sifat biodiesel KX709872 Menggunakan Data memenuhi kriteria untuk menjadi FAME biodiesel yang baik menurut standar Amerika Serikat ASTM D6751 dan standar Eropa EN 14214. Kromatografi lapis tipis (KLT) menganalisis biodiesel • Jalur 1: minyak zaitun • Jalur 2: FAME berasal dari minyak zaitun, • Jalur 3: lipid dari KX709872, • Jalur 4−6: biodiesel dari KX709872 KESIMPULAN Peneliti menyimpulkan; ■ Residu nasi dari limbah kantin (RNLK) merupakan bahan baku ber- pati hemat biaya untuk produksi biomassa dan lipid, menggunakan ragi oleaginous amilolitik Sporidiobolus pararoseus KX709872 ■ Kultivasi pada rasio C:N 25:1, pH 5,45, 22,36°C, dan 199,40 rpm, dalam stirred tank bioreactor 5,0-L dengan aerasi 3.0 vvm menghasilkan biomassa hingga 16,33 g/L, lipid 8,75 g /L, konten lipid 56,61% (b/b), dan produktivitas lipid 2,188 g /L/hari ■ Asam lemak yang dihasilkan memiliki komposisi asam lemak tak jenuh 69,39 0,77% (b/b) dan kadar asam oleat 62,36 0,04% (b/b), menunjukkan bahwa lipid ini memiliki potensi tinggi sebagai bahan baku biodiesel. ■ Sifat-sifat biodiesel KX709872 memenuhi kriteria untuk menjadi biodiesel yang baik menurut Standar Amerika dan Eropa