Pengertian :
› Pernikahan yang rahasia /
dirahasiakan
› Pernikahan yang sengaja
disembunyikan dari publik
› Pernikahan yang tidak
diwalimahkan / dipestakan
Model-model pernikahan
sirri dalam masyarakat :
Pernikahan yang dilakukan dengan hanya
dihadiri oleh keluarga dekat dan tanpa
walimah
Pernikahan antara laki-laki dan wanita
yang masih di bawah umur atas
perjodohan orang tua dan belum tinggal
serumah
Pernikahan orang dewasa yang
dilakukan secara diam-diam dengan
alasan tertentu (msl : kasus poligami yang
tidak diketahui istri pertama)
Faktor penyebab nikah
sirri :
Kurangnya kesadaran hukum dari
masyarakat
Sikap apatis sebagian masyarakat
terhadap hukum
Ketentuan pencatatan pernikahan
yang tidak tegas
Ketatnya izin poligami
Faktor yang mempengaruhi
masyarakat melakukan
nikah sirri
Biaya yang murah dan
prosedur mudah
Motifasi mencegah /
menghindari zina
Dorongan ingin berpoligami
Nikah sirri dalam
perspektif Islam :
Pernikahan dalam Islam merupakan
“mitsaqan ghalidhan” (janji yang
kuat)
Pencatatan pernikahan menurut syariat
adalah wajib (QS. Al Baqarah : 282).
Diatur dalam sebuah “nidzam”
(system hukum) yang merujuk pada
QS. An Nisa’ : 59 (kewajiban taat
kepada Allah, Rasul dan Ulil
Amri/Ulama)
Nikah sirri dalam
perspektif UU no 1/74 :
Perkawinan harus
dilakukan menurut hukum
Islam
Setiap perkawinan harus
dicatat oleh PPN (UU no
22/1946 jo. UU no
32/1954)
Sanksi Hukum :
Baik secara pidana maupun perdata
terdapat perbedaan sanksi (sanksi
bervariasi)
UU perkawinan belum mengatur
secara pasti terhadap pelanggaran
nikah sirri
Secara pidana pihak kepolisian tidak
bisa memproses terhadap
pengaduan pelanggaran
Sanksi hukum :
Pidana :
› Bagi klien maupun pegawai pencatat
perkawinan dikenai hukum kurungan 3
bulan sampai dengan 12 tahun
Perdata :
› Bagi klien yang melanggar ketentuan yang
diatur dalam pasal 3,10,40 akan dikenai
hukuman denda Rp 7.500,- s/d 12 juta
› Bagi pegawai pencatat nikah yang
melanggar ketentuan pada pasal
6,7,8,9,10,11,13,44 dikenai denda Rp
7.500,- s/d 12 juta
Dampak pernikahan sirri
:
Yuridis : Status hukum perkawinan sirri
(tidak diakui secara sah menurut UU)
Sosial : Hak suami dan istri yang
terabaikan (Konsekuensi terhadap harta
benda dan hukum warisnya)
Psikis : Konsekuensi anak yang lahir dari
perkawinan sirri (ada hak nasab kpd ayah)
Medis : Rentan terhadap PMS
P.2