Anda di halaman 1dari 22

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

TUTORIAL SKENARIO 1 BLOK 22


PROFESIONALISME KEDOKTERAN GIGI

Dosen Pembimbing Tutorial:


drg. Budiono, M.Pd

Disusun oleh:
Arlanda Diane Mahendra
J2A016013

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
STEP 4 (Make a systematic of
the various found in step 3)

Etika dan Profesionalisme


Kedokteran Gigi
Prinsip-
Konsep Landasan Implement
Pengertian Fungsi prinsip
Dasar Hukum asi
Dasar
STEP 5 (Learning
Objective)
1. Apa saja prinsip-prinsip dasar etis?
2. Apa landasan hukum dari etik kedokteran gigi?
3. Jelaskan apa perbedaan etik dan hukum!
4. Hadits
1. Apa saja prinsip-prinsip
dasar etis?
Bioetika kedokteran merupakan salah satu etika khusus dan
etika sosial dalam kedokteran yang memenuhi kaidah praksiologik
(praktis) dan filsafat moral (normatif) yang berfungsi sebagai
pedoman (das sollen) maupun sikap kritis reflektif (das sein), yang
bersumber pada 4 kaidah dasar moral (kaidah dasar bioetika-KDB)
beserta kaidah turunannya. Kaidah dasar moral bersama dengan
teori etika dan sistematika etika yang memuat nilai-nilai dasar
etika merupakan landasan etika profesi luhur kedokteran.
Dalam profesi kedokteran dikenal 4 prinsip moral utama, yaitu:
1. Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-
hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self
determination).
2. Prinsip beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan
tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien.
3. Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang
tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini
dikenal sebagai “primum non nocere” atau “above all do no
harm”.
4. Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan
fairness dan keadilan dalam mendistribusikan sumberdaya
(distributive justice).

(Sumber: Amin, Y. 2017. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia).
2. Apa landasan hukum dari
etik kedokteran gigi?
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK
KEDOKTERAN
 SURAT KEPUTUSAN NOMOR: SKEP/034/PB PDGI/V/2008 TENTANG KODE ETIK
KEDOKTERAN GIGI INDONESIA PENGURUS BESAR PERSATUAN DOKTER GIGI
INDONESIA
Menimbang:
1. Bahwa dalam mengabdikan profesi kedokteran gigi di Indonesia harus berpedoman
pada suatu kode etik profesi.
2. Bahwa pedoman tersebut berupa Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia yang wajib
dilaksanakan oleh dokter gigi yang berpraktik di Indonesia.
3. Bahwa Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia, agar terlaksana sebagaimana
mestinya, perlu ditetapkan melalui surat keputusan.
 LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA Sesuai SK Menkes No
434/Menkes/SK/X/1983
Bahwa profesi Kedokteran Gigi Indonesia mempunyai tujuan mulia yang
sama perlu memiliki kode etik yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, didasarkan pada asas etika yang meliputi:
penghargaan atas hak otonomi pasien, mengutamakan kepentingan pasien,
melindungi pasien dari kerugian , bertindak adil, dan jujur. Dengan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur untuk mewujudkan
martabat, wibawa, dan kehormatan Profesi Kedokteran Gigi, maka Dokter
Gigi yang tergabung dalam wadah Persatuan Dokter Gigi Indonesia dengan
penuh kesadaran dan tanggung jawab menetapkan Kode Etik Kedokteran
Gigi Indonesia (Kodekgi) yang wajib dihayati, ditaati, dan diamalkan, oleh
setiap Dokter Gigi yang menjalankan profesinya di wilayah hukum Indonesia.
BAB I KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1 Dokter Gigi di Indonesia wajib menghayati, mentaati dan mengamalkan


Sumpah / Janji Dokter Gigi Indonesia dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia.
Pasal 2 Dokter Gigi di Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma
kehidupan yang luhur dalam menjalankan profesinya.
Pasal 3 Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan untuk mencari keuntungan pribadi .
Pasal 4 Dokter Gigi di Indonesia harus memberi kesan dan keterangan atau
pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 5 Dokter Gigi di Indonesia tidak diperkenankan menjaring pasien secara
pribadi , melalui pasien atau agen.
Pasal 6 Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kehormatan, kesusilaan,
integritas dan martabat profesi dokter gigi
Pasal 7 Dokter Gigi di Indonesia berkewajiban untuk mencegah terjadinya
infeksi silang yang membahayakan pasien, staf dan masyarakat.
Pasal 8 Dokter Gigi di Indonesia wajib menjalin kerja sama yang baik dengan
tenaga kesehatan lainnya.
Pasal 9 Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, wajib bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif).
BAB II KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP PASIEN
Pasal 10 Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak pasien
untuk menentukan pilihan perawatan dan rahasianya.
Pasal 11 Dokter Gigi di Indonesia wajib melindungi pasien dari
kerugian.
Pasal 12 Dokter Gigi di Indonesia wajib mengutamakan kepentingan
pasien.
Pasal 13 Dokter gigi di Indonesia wajib memperlakukan pasien
secara adil.
Pasal 14 Dokter Gigi di Indonesia wajib menyimpan, menjaga dan
merahasiakan RekamMedikPasien.
BAB III KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 15 Dokter Gigi di Indonesia harus memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 16 Dokter Gigi di Indonesia apabila mengetahui pasien sedang
dirawat dokter gigi lain tidak dibenarkan mengambil alih pasien tersebut
tanpa persetujuan dokter gigi lain tersebut kecuali pasien menyatakan
pilihan lain.
Pasal 17 Dokter Gigi di Indonesia, dapat menolong pasien yang dalam
keadaan darurat dan sedang dirawat oleh dokter gigi lain , selanjutnya
pasien harus dikembalikan kepada Dokter Gigi semula, kecuali kalau
pasien menyatakan pilihan lain.
Pasal 18 Dokter Gigi di Indonesia apabila berhalangan melaksanakan
praktik, harus membuat pemberitahuan atau menunjuk pengganti sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Pasal 19 Dokter Gigi di Indonesia seyogianya memberi nasihat kepada
teman sejawat yang diketahui berpraktik di bawah pengaruh alkohol atau
obat terlarang. Apabila dianggap perlu dapat melaporkannya kepada
Organisasi Profesi.
BAB IV KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 20 Dokter Gigi di Indonesia wajib mempertahankan dan
meningkatkan martabat dirinya.
Pasal 21 Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif
perkembangan etika, ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di
bidang kedokteran gigi, baik secara mandiri maupun yang
diselenggarakan oleh Organisasi Profesi.
Pasal 22 Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh menyelenggarakan
kegiatan pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi tanpa izin dari
Organisasi Profesi.
Pasal 23 Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kesehatannya
supaya dapat bekerja dengan optimal.
Etik Kedokteran Gigi Indonesia wajib dihayati dan diamalkan
oleh setiap Dokter Gigi di Indonesia. Pengingkaran terhadapnya
akan menyebabkan kerugian baik bagi masyarakat maupun bagi
dokter gigi sendiri. Akibat yang paling tidak dikehendaki adalah
rusaknya martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran gigi yang
harus dijaga bersama. Oleh karena itu semua dokter gigi di
Indonesia bersepakat, bagi dokter gigi yang melanggar Kodekgi
wajib ditindak dan diberi hukuman sesuai dengan tingkat
kesalahannya.
3. Jelaskan apa perbedaan etik
dan hukum!
Memang hubungan etika dan hukum sangat erat. Banyak titik taut yang
membuat keduanya mempunyai persamaan dan perbedaan, tetapi perbedaan itu
bukan untuk memisahkan etika dan hukum.
Merujuk pendapat Kelik Pramudya dan Ananto Widiatmoko, persamaan etika dan
hukum, yakni keduanya memiliki sifat normatif dan mengandung norma etik dan
bersifat mengikat. Selain itu, etika dan norma hukum mempunyai tujuan sosial yang
sama, yakni agar manusia berbuat baik sesuai dengan norma masyarakat.
Selanjutnya, bagi siapa yang melanggar akan dikenai sanksi.
Perbedaan etika dan norma hukum berkaitan dengan sanksi, sebab sanksi
pelanggaran etika hanya berlaku bagi anggota golongan profesi tertentu semata.
Sebaliknya sanksi norma hokum berlaku untuk semua orang berdasarkan wilayah
teritorial tertentu, semua warga negara dan masyarakat. Apabila terjadi pelanggaran
etika cukup ditangani oleh perangkat organisasi profesi yang tunduk pada kode etik
profesi bersangkutan, semisal Dewan Kehormatan/Majelis Kehormatan atau Komisi
Yudisial khusus bagi para profesi hakim.
Jika pelanggaran dalam bidang norma hukum diselesaikan oleh lembaga
peradilan/pengadilan. Etika merupakan landasan yang harus dijunjung oleh
seorang profesional termasuk hakim dalam menjalankan profesinya pada lembaga
peradilan. Saat hakim memberi keputusan (judgement), hakim bukan sedang
menghadiahkan keadilan. Karena itu, setiap keputusan yang diberikan hakim harus
berdasarkan hukum.
Perwujudan penegakan hukum yang ideal itu dapat terlaksana, jika ditegakkan
dengan landasan etika dan sesuai norma hukum. Hubungan etika dan norma
hukum seperti dua sisi mata uang. Saling bertaut kelindan. Rofiq Nasihudin
mengutip Muhammad Muslehuddin mengatakan: “Hukum moral adalah hukum
dalam arti sebenarnya. Tidak ada pemisahan total hokum dari moralitas”. Hukum
yang dipisahkan dari keadilan dan etika moralitas, bukanlah hukum.
(Sumber: Imran. 2017. Etika dan Budaya Hukum Dalam Peradilan. Jakarta: Komisi
Yudisial Republik Indonesia).
Persamaan dan Perbedaan antara Etika dan Hukum
Persamaan Etika dan Hukum adalah :
– Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.
– Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.
– Mengandung hak dan kewajiban anggota-anggota masyarakat agar tidak saling merugikan.
– Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
– Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.
Perbedaan Etika dan Hukum adalah :

No Perihal Etika Hukum

1. Target Membentuk manusia yang Membentuk masyarakat yang


ideal. ideal.

2. Ruang Lingkungan anggota profesi. Masyarakat umum.


Lingkup

3. Hal yang  Mengatur yang baik dan  Mengatur apa yang boleh
diatur tidak baik. dan tidak boleh dilakukan.
 Mengatur tentang  Mengatur tentang hak dan
kewajiban saja. kewajiban yang timbale
balik.
4. Penyusunan Kesepakatan anggota profesi. Badan pemerintahan atau yang
memegang kekuasaan.

5. Bentuk Tidak semua tertulis. Tertulis secara terperinci dalam


kitab, perundang-undangan dan
berita negara.

6. Sumber Penataan datang dari Penataan datang dari hukum itu


penataan manusia itu sendiri. sendiri dan sanksinya.
7. Sanksi Sesuai keputusan organisasi Tuntutan hukum : Hukum
Pelanggaran profesi : teguran, tuntunan, pidana/denda, ganti rugi, sanksi
maksimal dikeluarkan sebagai kurungan.
anggota IDI.
8. Syarat Tidak selalu disertai bukti Harus disertai bukti fisik.
pelanggaran fisik.
9. Penyelesaian Pelanggaran etika kedokteran Pelanggaran hukum diselesaikan
pelanggaran diselesaikan oleh MKEK yang di pengadilan.
dibentuk oleh IDI dan jika
perlu diteruskan pada P3EK
yang dibentuk DepKes.
Hadits/ Surat Al Qur’an/ Dalil

 ‫ن‬َ ‫إن اللَّه يأْمركُم أَن تؤَدوا اأْل َمانات إلَى أَهْلِها وإذَا حكَمتم بين الناس أ‬
ْ ِ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ِ َ َ ٰ ِ ِ َ َ ُّ ُ ْ ْ ُ ُ َ َ َّ ِ

‫يرا‬
ً ‫ص‬ِ َ ‫ميعًا ب‬
ِ ‫س‬
َ ‫ن‬ َ َّ ‫ن الل‬
َ ‫ه كَا‬ ْ ُ ‫ما يَعِظُك‬
َّ ِ ‫مبِهِ ۗ إ‬ َ َّ ‫ن الل‬
َّ ِ‫ه نِع‬ ِ ْ ‫موابِالْعَد‬
َّ ِ ‫ل ۚ إ‬ ُ ُ ‫حك‬
ْ َ‫ت‬

Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS. An Nisa Ayat 58:4).
Daftar Pustaka

Afandi. D. 2017. Kaidah Dasar Bioetika Dalam Pengambilan Keputusan Klinis yang Etis. MKA, 40 (2).

Amin, Y. 2017. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia.

Imran. 2017. Etika dan Budaya Hukum Dalam Peradilan. Jakarta: Komisi Yudisial Republik

Indonesia.

LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA Sesuai SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983.

SURAT KEPUTUSAN NOMOR: SKEP/034/PB PDGI/V/2008 TENTANG KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI

INDONESIA PENGURUS BESAR PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA.


Terimakasih
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai