Anda di halaman 1dari 16

ILMU GIZI PADA LANSIA

BY : KELOMPOK 1
Pengertian Gizi

 Gizi adalah suatu proses organisme


menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi.
(Depkes,2011)
Penyebab Kekurangan Gizi

 Gizi salah berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental,


perkembangan fisik, produktivitas, dan kesanggupan kerja manusia.
Terjadi kekurangan giZzi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang
bersifat primer maupaun sekunder.
 Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan isolasi sosial, hidup
seorang diri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik,
gangguan indrera, gangguan mental, kemiskinan dan iatrogenik.
 Sebab-sebab sekunder meliputi gangguan nafsu makan/selera,
gangguan mengunyah, malabsorpsi, obat-obatan, peningkatan
kebutuhan zat gizi serta alkoholisme
 Ketidaktahuan dapat dibawa sejak kecil atau disebabkan olah
pendidikan yang sangat terbatas. Isolasi sosial terjadi pada lansia yang
hidup sendirian, yang kehilangan gairah hidup dan tidak ada keinginan
untuk masak.
 gangguan selera, megunyah dan malabsorbsi terjadi sebagi akibat
penurunan fungsi alat pencernaan dan pancaindera, sebagai akibat
penyakit berat tertentu, pasca operasi, ikemik dinding perut dan
sensitifitas yang meningkat terhadap bahan makanan tertentu seperti
lombok, santan, lemak dan tepung ber ’gluten’(misalnya ketan)
 Kondisi kekurangan gizi pada lansia dapat terbentuk KKP (kurang kalori
protein) kronik, baik ringan sedang maupun berat. Keadaan ini dapat
dilihat dengan mudah melalui penampilanumum, yakni adanya
kekurusan dan rendahnya BB seorang lansia dibanding dengan baku
yang ada. Kekurangan zat gizi laing yang banyak muncul adalah
defisiensi besi dalam bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.
 Penyebab langsung
 Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi
kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan
makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Lansia yang mendapat
cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat
menderita gizi kurang. Demikian pula pada Lansia yang tidak
memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
dan akan mudah terserang penyakit
2. Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
 Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai
 Pola pengasuhan Lansia kurang memadai
 Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.
Tanda dan Gejala Kekurangan
Gizi
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada orang yang menderita kekurangan
gizi yaitu :
 Gagal untuk menambah berat badan
 wajah membulat dan sembap
 Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
 Pertumbuhan linear terhenti
 Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang
membuncit).
 Diare yang tidak membaik
 Dermatitis perubahan pigmen kulit
 Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
 Penurunan masa otot
 Perubahan mental seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
 Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
 Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, Coma
dan Kematian
Penilaian Status Gizi
a. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
Salah satu contoh penilaian status gizi dengan adalah dengan Indeks Massa Tubuh.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat
meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan
meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif.
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Kebutuhan gizi lansia

 Pada prinsipnya jenis zat gizi yang dibutuhkan lansia sama seperti usia
muda, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan serat. Namun,
bertambahnya usia umumnya disertai dengan menurunnya fungsi
organ. Perubahan itu menyebabkan jumlah kebutuhan gizi pada lansia
berubah. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang akan
bermanfaat bagi lansia untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi
(Martono, 2010).
 Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan suatu taraf asupan atau intake
yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang (Almatsier,
2004). Departemen Kesehatan (2004) mengemukakan bahwa
kecukupan gizi lansia pada umumnya dihitung berdasarkan kebutuhan
kalori atau energi, sebagai berikut:
 Energi
AKG yang dianjurkan untuk lansia (>60 tahun) pada laki-laki adalah 2050 kalori
dan pada wanita adalah 1600 kalori. Kebutuhan energi pada lansia menurun
sehubungan dengan penurunan metabolisme basal dan aktivitas fisik yang cenderung
menurun (Martono, 2010).
 Protein
Kecukupan protein pada lansia adalah sekitar 0,8 gram/kgBB atau 15-25% dari
kebutuhan energi (Soejono, 2010). Jumlah protein yang dibutuhkan menurut Depkes
(2004) untuk lansia laki-laki adalah 60 gram/hari dan wanita 50 gram/hari.
 Lemak
Lemak berlebih disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila
berlebihan akan ditimbun sebagai lemak tubuh. Lansia dianjurkan untuk
mengkonsumsi lemak tidak lebih dari 15% total energi (Depkes, 2004).
 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama di dalam menu makanan
Indonesia. Lansia dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat komplek karena
mengandung vitamin, mineral dan juga serat daripada mengkonsumsi karbohidrat
murni seperti gula. Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi lansia sebaiknya 55-60%
dari total energi (Stanley dan Patricia, 2006).
 Vitamin, mineral, air dan serat
Lansia dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan vitamin A, D dan E
sebagai antioksidan untuk mencegah penyakit degeneratif. Selain itu, konsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin C, B1 dan B12 serta asam folat juga
dianjurkan untuk mencegah penyakit anemia pada lansia (Martono, 2010).
Pencegahan Kekurangan Gizi
pada Lansia
 Untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi pada lansia maka Perencanaan Makanan
untuk Lansia yaitu sebagai berikut :
 Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
 Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut : Memakan makanan yang mudah dicerna, menghindari makanan
yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan, bila kesulitan mengunyah karena gigi
rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang,
makan dalam porsi kecil tetapi sering, makanan selingan atau snack, susu, buah, dan
sari buah sebaiknya diberikan.
 Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah
lemak, bayam, dan sayuran hijau.
 Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
 Kebutuhan kalori usia lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika
masih muda karena tingkat aktivitas tubuh yang berkurang. Angka
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut di Indonesia adalah
1850 kalori untuk wanita dan 2000 kalori untuk pria.
 Konsumsi karbohidrat sehari sekitar 60% dari total kalori. Makanan
sumber karbohidrat adalah nasi, roti,mie, jagung, tepung terigu,
kentang pasta, ubi, singkong, dll.
 Dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein berkualitas baik
seperti susu, telur, ayam tanpa kulit, tempe, dan tahu. Protein yang
dikonsumsi sebaiknya berjumlah 15-20% dari total kalori atau sekitar
40-74 gram sehari.
 Dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak nabati atau lemak tidak jenuh, seperti tempe, tahu,
minyak jagung, alpukat, dll.
 Minum air putih 1500-2000 cc (6-8 gelas) sehari
 Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat. Kebutuhan
serat sehari untuk usia lanjut adalah 25-30 gram. Serat banyak
diperoleh dari sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian seperti kacang.
 Konsumsi cukup makanan yang mengandung kalsium, seperti susu,
tempe, yogurt, dll. Kalsium penting untuk kesehatan tulang.
 Usahakan waktu makan teratur. Jadwal makan dapat dibuat lebih sering
namun porsi kecil.

Anda mungkin juga menyukai