Anda di halaman 1dari 8

Konsep Dan Urgensi Pancasila Sebagai System Etika

Nama kelompok : 5
Diana Kalina (06031181722039)
Rahmat Fajri (06031181722040)
Yunziro (06031181722042)
Mahmuda (06031181722045)
 
Dosen Pembimbing : Dwi Mirani S.I.P, M.Si.
 
1. Pengertian Etika dan Pembagiannya
Kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni
‘ethos’ berarti ‘timbul dari kebiasaan’. Etika adalah
sebuah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral (Wikipedia). Berdasarkan kamus bahasa
Indonesia (1988) etika adalah ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Jadi Etika adalah suatu ilmu
yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana
kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
• Menurut Salam, etika dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Etika umum, membicarakan mengenai kondisi-kondisi
dasar bagimana manusia bertindak secara etis, bagiamana
manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolok ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat
dianalogikan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral
dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus
dibagi menjadi dua, yaitu :
• etika individual
• etika sosial
2. Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai sistem etika artinya Pancasila sebagai sarana orientasi bagi
usaha manusia Indonesia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat
fundamental
Pancasila sebagai sistem etika berarti Pancasila merupakan kesatuan sila-sila
Pancasila, sila-sila Pancasila itu saling berhubungan, saling bekerja sama untuk
suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh.
Etika yang dijiwai nilai-nilai Pancasila merupakan etika Pancasila yang
meliputi:
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila kemanusiaan yang adil dan
beradab
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila persatuan Indonesia
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/ perwakilan
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
3. Perlunya Pancasila Sebagai Sistem Etika
Perlunya Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bertujuan untuk:
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek;
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat; dan
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika
dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Etika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara sebagaimana
dituangkan dalam Ketetapan MPR No. VI/MPR/Tahun 2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa meliputi etika sebagai berikut.
– Etika Sosial dan Budaya
– Etika Politik dan Pemerintahan
– Etika Ekonomi dan Bisnis
– Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
– Etika Keilmuan
– Etika Lingkungan
4. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Tentang Pancasila
Sebagai Sistem Etika
Secara subtantif, etika politik tidak dapat dipisahkan
dengan subjek etika, yaitu manusia. Oleh karena itu
etika politik berkaitan dengan bidang pembahasan
moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian
moral selalu menunjuk kepada manusia sebagai subjek
etika. Walaupun kedudukan dan sifat manusia selalu
berkaitan dengan masyarakat, bangsa dan negara, etika
politik tetap meletakan dasar fundamental manusia
sebagai manusia, bukan sebagai warga masyarakat atau
warga negara.
5. Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai
Sistem Etika
Problem implementasi etika dewasa ini menurut Mahfud MD
(2012) karena adanya pengabaian moral dan etika berlangsung
secara massif di hampir semua segi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Etika mengalamai proses marginalisasi secara serius
sedemikian rupa. Pergeseran nilai akibat transaksi informasi
global dan pola pikir pragmatis-materialisme telah berimbas pada
peminggiran etika. Di pentas politik, etika politik sudah lama
tiarap. Di bidang pemerintahan, etika aparat pemerintahan
semakin merosot. Di bidang sosial, etika dalam pergaulan
antarsesama warga semakin tergerus oleh berbagai hal, mulai dari
pergeseran nilai sebagai imbas modernitas, derasnya arus
informasi yang tak terbendung, sampai menyeruaknya kembali
politik identitas. Di bidang hukum, yang terjadi sekarang adalah
hukum dibuat dan titegakkan tanpa bertumpu pada etika, moral,
dan hati nurani sehingga menjauhi rasa keadilan.

Anda mungkin juga menyukai