Anda di halaman 1dari 17

NATURAL MEDICINE

“ANTIHIPERTENSI”

Kelompok IV:
 Mezi Nadila 19405021102
 Roshada Vionita Satia Pamuliya 19405021122
 Rizkyta Rana Putri 19405021148
TENSIGARD

FITOFARMAKA
Nomor Registrasi : FF 142300591
 FF :Obat Fitofarmaka
 14 : Tahun mulai produk terdaftar dibalai BPOM
 2 : Menunjukkan bahwa obat dibuat oleh pabrik jamu
 3 : menunjukkan bentuk sediaan kapsul
 0059 : Nomor urut jenis produk yang terdaftar
 1 : Menunjukkan jenis kemasan yang utama
 Tensigard merupakan produk fitofarmaka yang diformulasikan
sebagai antihipertensi, dengan komposisi ekstrak seledri
(Apium graveolens) 75% dan ekstrak kumis kucing
(Orthosiphon stamineus) 25%.
 Menurut Hussana, 2016 menyebutkan bahwa kumis kucing
(Orthosiphon stamineus) dan seledri (Apium graveolens)
dapat digunakan sebagai antihipertensi.
SELEDRI (APIUM GRAVEOLANS L.)
 SENYAWA AKTIF (flavonoid)

apiin apigenin

(Hussaana, dkk., 2016)


INDIKASI MEKANISME KERJA

 Membantu mengurangi  Penghambatan kanal ion kalsium


lemak darah (Tashakori-Sabzevara, dkk., 2016)
 Penghambatan pada ACE
 Mencegah penyempitan
(Simaratanamongkol, dkk., 2014)
pembuluh darah (Irawati,  Apiin bersifat diuretic yang
2013). membantu ginjal mengeluarkan
kelebihan cairan dan garam dari
dalam tubuh, sehingga
berkurangnya cairan dalam
darah akan menurunkan tekanan
darah (Saputra, O., dkk, 2016).
INTERAKSI TOKSISITAS

 Menurunkan efek  Seledri dapat menyebabkan reaksi


alergi seperti dermatitis vesikular,
antiplatelet (Stockley’s., urtikaria dan angiodema, gangguan
2009) pernafasan dan syok anafilaksis (BPOM.,
2008).
 Penggunaan seledri lebih dari 200g
sekali minum dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah secara tajam
sehingga mengakibatkan syok
(KEMENKES., 2011).
 LD50 peroral pada tikus > 5 kg BB.
Tidak toksik pada pemberian subkronik
dengan dosis per oral 5g/ kg BB pada
tikus (FOHTI, 2016).
KUMIS KUCING (ORTHOSIPHON STAMINEUS)
 SENYAWA AKTIF
Sinensetin
Kandungan Sinensetin yang ada didalam kumis kucing telah
banyak digunakan sebagai diuretik yang mampu
menurunkan tekanan darah (Almatar et al., 2014).
INDIKASI MEKANISME KERJA

 Kumis kucing berkhasiat  Mengurangi kadar Natrium


sebagai diuretik (FROTI, dan Kalium dalam darah
2017). (Triyono dkk, 2018).
INTERAKSI TOKSISITAS

 Belum diketahui, namun  LD 50 52,20- 52,22 mg/10g


dalam penelitian aksi BB mencit, intraperitoneal.
farmakologi kumis kucing, Toksisitas kronis sampai
potensi penggunaan kumis dengan 6000 mg/kg BB tikus
kucing bersamaan dengan putih pemberian selama 3
pemberian obat lain yang bulan tidak menunjukan
secara khusus mirip atau kelainan pada organ penting
berlawanan efek, harus (KEMENKES, 2011).
dipertimbangan (KEMENKES,
2011).
INTERAKSI SELEDRI DAN KUMIS KUCING

 Kedua tanaman tersebut menghasilkan penurunan tekanan


darah dan efeknya menjadi optimal.
 Dosis terapi : 3 x sehari 1 kapsul
 Dosis pemeliharan : 2 x sehari 1 kapsul

 1 blister 10 kapsul, jadi maksimal 5 hari pemakaian


KASUS

Setiap 1 minggu sekali Tn. Tedi (50th) selalu rutin melakukan pemeriksaan tekanan darahnya. Hasil
pengecekan ternyata tekanan darah Tn. Tedi 130/70 mmHg dan beliau merasakan nyeri pada leher
bagian belakang (tengkuk kaku). Beliau tidak ingin memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu. Tn.
Tedi ingin mengkonsumsi obat herbal untuk mengobati keluhannya tersebut. Apakah rekomendasi
Apoteker yang dapat diberikan?
Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa usia >18 tahun menurut tabel JNC 7

Klasifikasi Tekanan Sistolik Diastolik


Darah
Normal <120 <80
Prehipertesi 120-139 80-89
Hipertensi Stage 1 140-159 90-99
Hipertensi Stage 2 >160 >100
GEJALA
Menurut WHO (2012) tingginya hipertensi sejalan dengan
bertambahnya umur, hal ini disebabkan oleh perubahan struktur
pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku.

Gejala Hipertensi dapat berupa :


 Nyeri kepala
 Rasa berat pada tengkuk
 Vertigo
 Berdebar-debar
 Mudah lelah
 Penglihatan kabur
 Telinga berdenging
 Mimisan
(Ainurrafiq dkk., 2019)
o Tn. Tedi memiliki tekanan darah 130/70 mmHg dimana tekanan
darah sistoliknya 130 mmHg masuk dalam rentang prehipertensi
dan diastoliknya < 80 mmHg yang berarti masih dalam rentang
tekanan darah normal. Rasa nyeri yang dirasakannya dileher
bagian belakang bisa menjadi gejala awal dari hipertensi.

Terapi untuk Tn. Tedi :


1. Pasien diberikan obat Tensigard dengan pemakaian 3 x sehari 1
kapsul
2. Dilakukan pemantauan tekanan darah rutin sampai normal,
sehingga obat dapat dihentikan dan melanjutkan terapi non
farmakologi.

o
TERAPI NON FARMAKOLOGI (DEPKES, 2006)
 Penurunan kelebihan berat badan
 Mengurangi makanan yang mengandung lemak

 Mengurangi asupan garam di dalam tubuh

 Menciptakan keadaan keadaan rileks / tidak stres

 Tidak merokok dan minum alkohol

 Melakukan aktifitas fisik seperti olahraga dengan teratur


DAFTAR PUSTAKA
 Ainurrafiq., Risnah., dan Maria, U. A., 2019, Terapo non Farmakologi dalam Pengendalian Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi: Systemic Review, Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia, 2 (3), 193.
 Almatar, M., Ekal, H., Rahmat, Z., 2014. A Glance Applications of Orthosiphon stamineus and Some of its
Oxidative Compounds. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. 24 (2), 84.
 Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2008. Acuan Sediaan Herbal. Badan POM RI. Vol 4, Hal 27.

 Depkes RI, 2006, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik
Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
 Hussana, A., Sarosa, H., Indrayani, U.D., Chodijah, C., Widiyanto, B., Pertiwi, D., 2016, Formula Jamu
AntiHipertensi And Captopril are Equally Effective in Patients with Hypertension, Universa Medisina, 35 (2), 81-
88.
 Kemenkes RI. 2016. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Kementrian Kesehatan RI. Jakartarta . Hal 53, 80.

 Kemenkes RI. 2011. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Kementrian Kesehatan RI. Jakartarta ,Vol 1 Hal 92.

 Saputra, O., dan Fitria, T., 2016, Khasiat Daun Seledri (Apium graveolens) terhadap Tekanan Darah Tinggi pada
Pasien Hiperkolestrolemia, Jurnal Majority, 5 (2), 120.
 Simaratanamongkol, A., Umehara, K., Noguchi, H., Panichayupakarant P. 2014. Identification of a new
angiotensin- converting enzyme (ACE) inhibitor form Thai edible plants. Food Chemistry. 165 : 92-97.
 Stokley’s. 2009. Herbal Medicines Interaction. Pharmaceutical press. 188.

 Tashakori-Sabzevara,F., Razavib,B,M., Imenshahidic, M., Daneshmandia, M., Fatehia, H., Sarkarizi, Y,E.,
Mohajeric, S,A. 2016. Evaluation of mechanism for antihypertensive and vasorelaxant effects of hexanic and
hydroalcoholic extracts of celery seed in normotensive and hypertensive rats. Brazilian Journal of
Pharmacognosy. 26 : 619-626.
 Triyono, A., Peristiwan, R., dan Danang, A., 2018. Uji Klinik Khasiat Sediaan Rebusan Ramuan Jamu Hipertensi
Dibanding Seduhan Jamu Hipertensi. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 16 (1), 84.

Anda mungkin juga menyukai