Anda di halaman 1dari 20

NATURAL MEDICINE

HEPATOPROTEKTOR
Dosen pengampu : apt. Devi Nisa Hidayati , M.Sc

Kelompok 9 :

Wilantika (19405021096)
Sekarsih Kiswasasi Satwika (19405021121)
Nicky Intan Leria (19405021159)
HEPATOPROTEKTOR

senyawa obat yang memiliki efek


terapeutik untuk memulihkan, memelihara,
dan mengobati kerusakan hati (Ermawati, Hepar merupakan organ
2018). metabolik terbesar dan
terpenting dalam tubuh, organ
ini dapat disebut sebagai
Drug Induced Liver pabrik biokimia utama ditubuh.
Injury (DILI) merupakan Hepar merupakan organ yang
komplikasi dari memelihara homeostatis
penggunaan obat yang metabolisme. salah satu
paling sering dijumpai fungsi hepar sebagai
karena hati merupakan detoksifikasi, karena hal ini
pusat metabolik dari hepar rentan mengalami
semua obat (Ermawati, kerusakan sel berupa
2018) peradangan, degenarasi, dan
nekrosis.
Tuberkulosis merupakan masalah Salah satu tanaman yang
kesehatan masyarakat semua Negara bermanfaat sebagai
karena menjadi salah satu penyebab hepatoprotektor adalah
kematian utama yang disebabkan oleh Temulawak
infeksi , menurut data WHO 2013
diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus

Isoniazid (INH), rifampisin (RMP), dan


pirazinamid (PYR) merupakan obat
anti tuberkulosis (OAT) yang
menyebabkan DILI Drug( Induced Liver
Injury )
Hasil Penelitian Dalam beberapa penelitian
tentang TemulawakCurcuma
(
xanthorriza Roxb) dikatakan
bahwa Temulawak Curcuma
(
xanthorriza Roxb) memiliki efek
Pemberian ekstrak temulawak anti radang, antibakteri dan
Curcuma
( xanthorrhiza Roxb ) hepatoprotektor
memberikan perbaikan temulawak (Curcuma
terhadap gambaran xhanthorriza Roxb ) juga
mikroskopis hepar pada mencit digunakan sebagai pengobatan
balb/c jantan yang diinduksi penyakit hepatitis, diabetes,
rifampisin (Pratama dkk, 2019) hipertensi dan antikanker (Devaraj
et al . 2010).

Pemberian sediaan instan


temulawakCurcuma
(
xanthorrhiza
Roxb ) dapat menurunkan
kadar SGOT dan SGPT pada
hewan uji tikus jantan
putih wistar yang telah
diinduksi isoniazid (Ermawati,
2018)
Senyawa yang
berperan sebagai KURKUMIN
Hepatoprotektor

Khasiat
Sifat kimia Kurkumin
Antidislipidemia Rumus molekul C12H20o6
Antioksidan BM 368,385
Titik leleh 183oC
Antiinflamasi
Kristal Jingga
Antiviral
Tidak larut Air, heksana
Menghambat pembentukan Larut sedang Benzene, eter,
plak alterosklerosis kloroform
Antimikroba Sangat larut Alkohol, aseton,
asam asetat
Anti kanker glasial
Mengikat merkuri dan kadmium Reaksi dg basa Warna merah
Reaksi dg asam Warna kuning
hepatoprotektor cerah
Mekanisme kurkumin
secara spektrofotometri sebagai hepatoprotektor
kurkumin mempunyai
absorbansi maximal
pada panjang
gelombang 430 nm yang
mengikuti hukum Mekanisme hepatoprotektif terjadi
Lambert-Beer pada karena adanya kandungan kurkumin
range konsentrasi 0,5 pada temulawak yang berfungsi
sampai 5 µg/mL.larutan sebagai antioksidan yang mampu
kurkumin 1% dalam menangkap ion superoksida dan
pelarut aceton pada λ memutus rantai antar ion
415-420 nm superoksida (O2 - ) sehingga
memberikan absorbansi mencegah kerusakan sel hepar
1650. (sethi et al, 2009). karena peroksidasi lipid dengan cara
dimediasi oleh enzim antioksidan
yaitu superoxide dismutase (SOD)
yang akan akan mengonversi O2
menjadi produk yang kurang toksik
(Pratama dkk, 2019)
PATOFISIOLOGI TBC

Penularan tuberculosis paru


terjadi karena bakteri dibersinkan
atau dibatukkan keluar menjadi
droplet nuclei dalam udara
Partikel bakteri M.Tuberculosis
dapat menetap di udara bebas
selama 1-2 jam
INTERAKSI OBAT EFEK SAMPING KONTRAINDIKASI

curcumin mempengaruhi
penyerapan beberapa
beta blocker,
meningkatkan
penyerapan midazolam, Dosis besar atau Penderita radang
tetapi tidak pemakaian jangka emepedu akut,
mempengaruhi panjang dapat meningkatkan potensi
penyerapan zat besi. merangsang lambung obat pengencer darah
Piperine, dari merica, (FROTI, 2017). (FROTI, 2017 ).
meningkatkan
ketersediaan hayati
curcumin (Stokley,2009).
TOKSISITAS

Uji toksisitas akut ekstrak etanol dilakukan pada mencit dengan mengamati
pengaruh ekstrak terhadap perilaku hewan (profil farmakologi) setelah
pemberian dosis tunggal bahan uji, perkembangan bobot badan hewan
percobaan dan kematian setiap hari selama 14 hari serta pengamatan bobot
beberapa organ pada hari ke-14.Hasil uji toksisitas akut setelah pemberian
ekstrak pada mencit jantan dan betina menunjukkan bahwa sampai dosis
7500 mg/kg bobot badan (BB) tidak ada kematian dan efek toksik yang
bermakna, maka ekstrak etanol dari rimpang temulawak yang tidak dan
yang diradiasi dengan dosis 5 dan 10 kGy dapat dinyatakan aman. Dengan
demikian DL50 dari ekstrak etanol dari rimpang temulawak yang tidak dan
yang diradiasi (5 dan 10 kGy) pada mencit lebih besar dari 7500 mg/kg BB
et al
(Katrin , 2011).
Standarisasi Simplisia Rimpang Temulawak

A. Identitas Simplisia

Rimpang Temulawak adalah


rimpangCurcuma xanthorrizha
Zingiberaceae ,
Roxb., suku
1. Pemerian
mengandung minyak atsiri tidak
Berupa keping tipis, bentuk bundar atau jorong,
kurang dari 5,80% v/b dan
ringan, keras, rapuh, garis tengah hingga 6 cm,
kurkuminoid tidak kurang dari 4,
tebal 2-5 mm; permukaan luar berkerut, warna
0% dihitung sebagai kurkumin
cokelat kekuningan hingga cokelat; bidang
irisan berwarna cokelat kuning buram,
melengkung tidak beraturan. tidak rata, sering
dengan tonjolan melingkar pada batas antara
silinder pusat dengan korteks; korteks sempit,
tebal 3-4 mm. Bekas patahan berdebu, warna
kuning jingga hingga cokelat jingga terang. Bau
khas, rasa tajam dan agak pahit
Lanjutan Identitas Simplisia

2. Mikroskopik

Fragmen pengenal adalah berkas


pengangkut, parenkim korteks,
serabut sklerenkim, butir amilum
dan jaringan gabus.
Lanjutan identitas simplisia
3. Senyawa identitas
(Xantorizol)
• Susut pengeringan tidak lebih dari
13%
• Abu total tidak lebih dari 4,8%
• Abu tidak larut asam tidak lebih
dari 0,7%
• Sari larut air tidak kurang dari 9,
1%
• Sari larut etanol tidak kurang dari
3,6%
Lanjutan Identitas Simplisia
3. Pola Kromatografi (dengan KLT) Keterangan

Fase gerak Toluen P-etil asetat P


(93:7) Rf 1. 0,03
Fase diam Silika gel 60 GF 254 Rf 2. 0,13
Rf 3. 0,38
Larutan uji 0, I % dalamtoluen P , Rf 4. 0,44
gunakan Larutan uji KLT Rf 5. 0,50
seperti yang tertera Rf 6. 0,73
pada Kromatografi <61> Rf 7. 0,85
Larutan pembanding 0, I % xantorizol dalam Rf 8. 0,90
toluen P
Folume Penotolan Totolkan 20 µL Larutan
uji dan 5 µL Larutan
pembanding
S : Simplisia rimpang temulawak
Deteksi Biru permanen LP dan P : Pembanding xantorizol
amonium hidroksida Rf pembanding xantorozol 0,50
B. Kandungan Kimia Simplisia
• Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 5,80% v/b
• Kadar kurkuminoid tidak kurang dari 4% dihitung sebagai kurkumin
Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi lapis tipis-densitometri
Larutan uji : Timbang saksama lebih kurang 500 mg serbuk, gunakan pelarut
etanol P , dalam labu terukur 50 mL.
Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalametanol P , buat enceran hingga diperoleh
serapan yang mendekati serapan larutan uji.
Pengukuran : Totolkan masing-masing 25 µL larutan uji dan enceran larutan
pembanding pada lempeng silika gel 60 F254, kembangkan dengan
fase gerakn-heksan P-etilasetat P (I:I), ukur secara Kromatografi lapis
tipis-densitometri, pada panjang gelombang 425 nm. Hitung kadar
kurkuminoid sebagai kurkumin dalam larutan uji dengan rumus :
Standarisasi Ekstrak Kental
Rimpang Temulawak
Ekstrak kental rimpang temulawak adalah ekstrak yang dibuat dari rimpang
Curcuma xanthorrhiza Rox b., suku Zingiberaceae, mengandung minyak atsiri
tidak kurang dari 4,60% v/b dan kurkuminoid tidak kurang dari 14,20% dihitung
sebagai kurkumin.
a. Pembuatan Ekstrak : Rendemen tidak kurang dari 18,0%
b. Identitas Ekstrak
 Pemerian : Ekstrak kental; warna kuning kecokelatan; bau khas; rasa pahit.

 Senyawa identitas

Ekstrak rimpang temulawak memiliki senyawa identitas yaitu Xantorizol


dengan struktur kimia :

 Kadar air tidak lebih dari 10%


 Abu total tidak lebih dari 7,8%
 Abu tidak larut asam tidak lebih
dari 1,6%
c. Kandungan Kimia Ekstrak
 Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 4,60% v/b

 Kadar kurkuminoid tidak kurang dari 14,20% dihitung sebagai kurkumin

Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi lapis tipis-densitometri


 Larutan uji : Timbang saksama lebih kurang 500 mg ekstrak, larutkan dalam 25 mL

etanol P di dalam tabung reaksi. Saring ke dalam labu terukur 50 mL, bilas
kertas saring denganetanol P secukupnya sampai tanda.
 Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P , buat enceran hingga diperoleh

serapan yang mendekati serapan larutan uji.


 Pengukuran : Totolkan masing-masing 25 µL larutan uji dan enceran larutan

pembanding pada lempeng silika gel 60 F254, kembangkan dengan


fase gerakn-heksan P-etilasetat P (I:I), ukur secara Kromatografi lapis
tipis-densitometri, pada panjang gelombang 425 nm. Hitung kadar
kurkuminoid sebagai kurkumin dalam larutan uji dengan rumus :

(Depkes RI, 2008)


Perhitungan Dosis Tanaman

Obat Herbal yang Telah Ada di
Pasaran
Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 003/
MenKes/Per/I/2010, jamu
adalah obat tradisional
Indonesia yang
menggunakan bahan atau
ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan
• Sari Temulawak tersebut yang secara turun
(Sido muncul) berkhasiat temurun telah digunakan
membantu memelihara kesehatan untuk pengobatan, dan
fungsi hati dapat diterapkan sesuai
• Aturan pakai : dengan norma yang berlaku
3 x sehari 1 kapsul di masyarakat.
Nomor Registrasi BPOM

Nomor Registrasi : TR082380491


T : menunjukkan obat tradisional
TR : berarti obat tradisional diproduksi dalam negeri
08 : berarti tahun didaftarkannya obat tradisional tersebut ke Kemenkes RI
2 : merupakan bentuk usaha pembuat obat tradisional tersebut yaitu pabrik jamu
3 : menunjukkan bentuk sediaan obat tradisional yaitu bentuk kapsul
8049 : menunjukkan nomor urut jenis produk yang terdaftar
1 : menunjukkan jenis atau macam kemasan (volume) yaitu 30 kapsul
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai