Case Anak Desi
Case Anak Desi
DEMAM TIFOID
Disusun oleh :
Desi Haryani Putri
1102013075
Pembimbing
dr. Natalina, Sp.A
Disusun dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Periode 10 September – 17 November 2018
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Tempat dan Tanggal Lahir : Tambun 03 Oktober 2017
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tambun Selatan Kab. Bekasi
Pendidikan :-
Tanggal Masuk RS : 12 September 2018
Tanggal Pemeriksaan : 13 September 2018
Tanggal Keluar RS : 17 September 2018
Ruangan : Sakura
Laporan Kasus
IDENTITAS ORANGTUA PASIEN
Nama Ayah : Tn. H
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD
Nama Ibu: Ny. S
Usia : 37 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Laporan Kasus
ANAMNESA
Dilakukan secara alloanamnesis terhadap ibu pasien pada tanggal 13 Juli 2018 di ruang Sakura RSUD Kabupaten
Bekasi pukul 8.00 WIB.
Keluhan Utama
Demam sejak 8 hari SMRS
Keluhan Tambahan
BAB mencret dan muntah
Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi diantar oleh orang tuanya
dengan keluhan demam sejak kurang lebih 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan naik turun ,
demam dirasakan terutama saat sore hari hingga malam. Ibu pasien mengatakan pasien demam hingga
menggigil.
Keluhan juga disertai dengan BAB mencret kurang lebih 2 hari sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 1
kali sehari berwarna kuning, BAB mencret disertai darah, lendir, dan ampas disangkal oleh ibu pasien, pasien juga
mengalami muntah – muntah kurang lebih 2 hari sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 1 kali sehari
berupa cairan.
Keluhan mimisan, gusi berdarah disangkal oleh pasien, ibu pasien mengatakan sudah mengobati anak
kebidan dan diberikan obat penurun panas akan tetapi panas hanya turun beberapa saat dan kemudian naik
kembali.
Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya.
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan, dan cuaca.
Riwayat Pribadi
Riwayat Kehamilan
Selama kehamilan ibu pasien memeriksakan kehamilan ke bidan terdekat setiap satu bulan sekali hingga
bulan kesembilan. Ibu pasien mengkonsumsi nutrisi cukup. Riwayat mengkonsumsi alkohol, obat-obatan,
merokok, jamu-jamuan selama hamil disangkal. Tidak ada riwayat hipertensi atau penyakit berat selama
kehamilan. Keluhan semasa hamil berupa mual, muntah.
Riwayat Persalinan
Bayi lahir dari ibu G4P3A0, cukup bulan, lahir secara spontan ditolong oleh bidan dengan presentasi kepala,
dan ketuban jernih. Bayi langsung menangis saat lahir. Berat badan lahir 2800 gram, panjang badan 48 cm.
I II III IV
BCG (1
bln)
DPT (3bln) (4 bln)
(2bln)
Campak (9
bln)
Laporan Kasus
Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Sosial Ekonomi
Ayah pasien lulusan SD yang bekerja sebagai buruh. Ibu pasien lulusan SMA yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Biaya yang ditanggung ayah pasien adalah 5 orang.
Lingkungan
Rumah pasien memiliki 1 lantai, lantai terbuat dari keramik, terdapat 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Sumber
air bersih didapatkan dari sumur. Lingkungan sekitar rumah pasien cukup bersih dan nyaman.
Laporan Kasus
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 100/60
Frekuensi nadi: 160 x/menit, teratur
Frekuensi napas : 38 x/menit
Suhu : 38,4°C
SpO2 : 96%
Laporan Kasus
Antropometri
Status Gizi
Status Gizi Antropometri Berdasarkan WHO
Berat Badan : 8,1 kg
Tinggi Badan : 65 cm
Laporan Kasus
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis samar terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba pulsasi
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus (+), nyeri tekan (-), turgor baik
•PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Seorang anak berusia 1tahun datang ke IGD RSUD Kab. Bekasi diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
demam sejak 8 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun dan dirasakan lebih tinggi terutama sore dan malam
hari. Keluhan juga disertai mencret dan untah sejak 2 hari SMRS.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu 38,4°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada mulut terdapat
lidah kotor, pemeriksaan paru dan jantung dalam batas normal abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium (+)
dan ekstremitas dalam batas normal.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb: 10.4, Ht: 31,3%, Leukosit: 3.200, Trombosit: 370.000. Serologi S.
Typhi O: 1/320, S. Typhi 0B: 1/180, S. Paratyphi BH: 1/180.
Laporan Kasus
DIAGNOSIS KERJA
Demam Typhoid
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
widal
Laporan Kasus
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
Tirah baring
Diet makanan lunak yang mudah dicerna
Medikamentosa:
Inf Kaen 3B 10 tpm
Inj Ceftriakson 1 x 400 mg
Parasetamol drip 3x80 mg
Inj Ondansetron 3x1 mg
L-bio 2 x 1 sasch
Zink 1x 1cth
Laporan Kasus
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Laporan Kasus
•FOLLOW UP PASIEN Keterangan
Tanggal 13 September 2018 S S : Demam (+), mencret (+) 2x, muntah (+) 1x
O O : KU: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 90/50 mmhg
HR : 136 x/menit normal, teratur
RR : 42 x/menit
Suhu : 38,4°C
SpO2 : 97%
Mata : CA(-/-), SI (-/-)
Mulut : Lidah Kotor (+)
THT : Pernapasan cuping hidung (-/-)
Pulmo : Bronkovesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-/-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Bising usus (+), nyeri tekan (+), turgor baik
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), CRT <2 detik
A A:Demam tifoid
P P: Inf Kaen 3B 10 tpm
Inj Ceftriakson 1 x 400 mg
Parasetamol drip 3x80 mg
Inj Ondansetron 3x1 mg
L-bio 2 x 1 sasch
Zink 1x 1cth
Laporan Kasus
•FOLLOW UP PASIEN Keterangan
Tanggal 14 September 2018
S S : Demam (+), mencret (+) 1x, muntah (-)
O O: KU: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/60 mmhg
HR : 132 x/menit normal, teratur
RR : 40 x/menit
Suhu : 38,6°C
SpO2 : 97%
Mata : CA(-/-), SI (-/-)
Mulut : Lidah Kotor (+)
THT : Pernapasan cuping hidung (-/-)
Pulmo : Bronkovesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-/-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Bising usus (+), nyeri tekan (+), turgor baik
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), CRT <2 detik
A A :Demam tifoid
P P: Inf Kaen 3B 10 tpm
Inj Ceftriakson 1 x 400 mg
Parasetamol drip 4x80 mg
L-bio 2 x 1 sasch
Zink 1x 1cth
Laporan Kasus
•FOLLOW UP PASIEN Keterangan
Tanggal 15 September 2018 S S: Demam (+), mencret (-), muntah (-)
O O : KU: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/60 mmhg
HR : 134 x/menit normal, teratur
RR : 42 x/menit
Suhu : 37,9°C
SpO2 : 97%
Mata : CA(-/-), SI (-/-)
Mulut : Lidah Kotor (+)
THT : Pernapasan cuping hidung (-/-)
Pulmo : Bronkovesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-/-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Bising usus (+), nyeri tekan (+), turgor baik
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), CRT <2 detik
A A :Demam tifoid
P P :Inf Kaen 3B 10 tpm
Inj Ceftriakson 1 x 400 mg
Parasetamol drip 4x80 mg
L-bio 2 x 1 sasch
Zink 1x 1cth
Laporan Kasus
•FOLLOW UP PASIEN
Tanggal 16 September 2018 Keterangan
S S: Demam (-), mencret (-), muntah (-)
O O : KU: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/60 mmhg
HR : 130 x/menit normal, teratur
RR : 42 x/menit
Suhu : 36,8°C
SpO2 : 99%
Mata : CA(-/-), SI (-/-)
Mulut : Lidah Kotor (+)
THT : Pernapasan cuping hidung (-/-)
Pulmo : Bronkovesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-/-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Bising usus (+), nyeri tekan (+), turgor baik
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), CRT <2 detik
A A : Demam tifoid
P P : Inf Kaen 3B 10 tpm
Inj Ceftriakson 1 x 400 mg
L-bio 2 x 1 sasch
Zink 1x 1cth
Laporan Kasus
•FOLLOW UP PASIEN Keterangan
S S : Demam (-), mencret (-), muntah (-)
Tanggal 17 September 2018
O O : KU: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/60 mmhg
HR : 130 x/menit normal, teratur
RR : 42 x/menit
Suhu : 36,6°C
SpO2 : 98%
Mata : CA(-/-), SI (-/-)
Mulut : Lidah Kotor (+)
THT : Pernapasan cuping hidung (-/-)
Pulmo : Bronkovesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-/-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Bising usus (+), nyeri tekan (+), turgor baik
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), CRT <2 detik
A A : Demam tifoid
P P : BLPL
Inf Kaen 3B 10 tpm
Inj Ceftriakson 1 x 400 mg
Parasetamol drip 4x80 mg
L-bio 2 x 1 sasch
Zink 1x 1cth
PEMBAHASAN
DEMAM TIFOID
DEFINISI
Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella
typhi.
ETIOLOGI
Salmonella typhi yaitu bakteri gram negatif, mempunyai flagel, tidak berkapsul, tidak berbentuk
spora, dan fakultatif anaerob.
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
EPIDEMIOLOGI
Secara keseluruhan, demam tifoid diperkirakan menyebabkan 21,6 juta kasus dengan 216.500
kematian pada tahun 2000. Insidens demam tifoid tinggi (>100 kasus per 100.000 populasi per
tahun. Di Indonesia, insidens demam tifoid banyak dijumpai pada populasi yang berusia 3-19
tahun. Selain itu, demam tifoid di Indonesia juga berkaitan dengan rumah tangga, yaitu adanya
anggota keluarga dengan riwayat terkena demam tifoid, tidak adanya sabun untuk mencuci
tangan, menggunakan piring yang sama untuk makan, dan tidak tersedianya tempat buang air
besar dalam rumah (Nelwan, 2012)
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi • Demam : demam lebih tinggi saat sore dan malam hari
Pada anak dibandingkan dengan pagi harinya.
biasanya 5-40 • nyeri kepala
hari, dengan • Malaise
rata rata 10 – • Anoreksia
14 hari • Nausea
• Mialgia
• nyeri perut dan radang tenggorokan.
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
MANIFESTASI KLINIS
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
MANIFESTASI KLINIS
klinis berat :
• Pada saat demam sudah tinggi, pada kasus demam tifoid dapat
disertai dengan gejala sistem saraf pusat, seperti kesadaran
berkabut atau delirium atau obstundasi, atau penurunan kesadaran
mulai apatis sampai koma.
• Bahkan dapat juga dijumpai penderita demam tifoid yang datang
dengan syok hipovolemik, sebagai akibat kurang masukan cairan
dan makanan.
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
DIAGNOSIS
Penunjang:
Klinis:
Pemeriksaan darah tepi
Demam
Serologis
gangguan saluran pencernaan
bakteriologis
gangguan kesadaran.
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan darah tepi
Anemia ringan – berat
Leukositosis
Limfositosis
Trombositopenia
Rekomendasi IDAI mengenai Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid. 2016. Diakses dari
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/TI16_Demam-tifoid-Q.pdf pada tanggal 27 Juli 2018.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSTIK
Uji Widal
Rekomendasi IDAI mengenai Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid. 2016. Diakses dari
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/TI16_Demam-tifoid-Q.pdf pada tanggal 27 Juli 2018.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSTIK
Bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman
Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri S. typhi
dalam biakan dari darah, urine, feses, sumsum tulang, cairan duodenum atau dari
rose spots
Rekomendasi IDAI mengenai Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid. 2016. Diakses dari
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/TI16_Demam-tifoid-Q.pdf pada tanggal 27 Juli 2018.
DIAGNOSIS BANDING
• Influenza
• Gastroenteritis
• bronkitis dan bronkopneumonia.
• Beberapa penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme intraseluler seperti
:Tuberkulosis infeksi jamur sistemik, bruselosis, tularemia, shigelosis dan malaria juga
perlu dipikirkan.
• demam tifoid yang berat, sepsis, leukimia, limfoma dan penyakit hodgkin dapat sebagai
dignosis banding.1
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
TATALAKSANA
Nutrisi:
TKTP rendah serat
Tirah Baring
Diet cair, bubur lunak,
tim, dan nasi biasa
Non Medikamentosa:
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
TATALAKSANA
Medikamentosa:
Simptomatik Antibiotik
Antipiretik: Cotrimoxazole Sefalosporin gen.III
Paracetamol (10 Chloramphenicol (Trimetoprim : Ceftriaxone
mg/kg/kali 50-100 mg/kg/hari Sulfametoxazole = Ampicillin dan
peroral) dibagi menjadi 4 dosis 1:5) Amoxicillin Dosis 100 mg/kg/hari
IVdibagi dalam 1-2
IV cukup 50 Dosis Trimetoprim 10 Dosis 100-200
dosis (5-7hari)
mg/kg/hari mg/kg/hari dan mg/kg/hari dibagi
Sulfametoxzazole 50 menjadi 4 dosis Cefotaxim
Selama 10-14 hari
atau sampai 7 hari mg/kg/hari dibagi (2 minggu) Dosis150-200
setelah demam↓ dalam 2 dosis. mg/kg/hari IV dibagi
(2 minggu) dalam 3-4 dosis.
Cefixime
Dosis10-15 mg/kg/hari
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan peroral (10 hari)
Penerbit IDAI.
KOMPLIKASI
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
PROGNOSIS
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
PENCEGAHAN
1. Strategi pencegahan yang dipakai
• untuk selalu menyediakan makanan dan minuman yang tidak terkontaminasi,
• higiene perorangan terutama menyangkut kebersihan tangan dan lingkungan,
• sanitasi yang baik, dan tersedianya air bersih sehari-hari.
Soedarmo, Sumarmo S., dkk. 2008. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
DEMAM
Definisi
Demam atau pireksia merupakan kata yang diambil dari bahasa yunani yang berarti api (pyro).
Demam merupakan suatu keadaan peningkatan suhu diatas normal yang disebabkan
perubahan pada pusat pengaturan suhu tubuh.
Suhu normal tubuh berbeda tergantung dari daerah pengukuran. Batasan normal suhu tubuh
antara lain sebagai berikut :
1. Temperatur oral berkisar antara 33,2 – 38,20 C
2. Temperatur rektal berkisar antara 34,4 – 37,80 C
3. Temperatur aksila berkisar antara 35,5 – 37,50 C
4. Temperatur membran timpani berkisar pada 35,4 – 37,80 C
DEMAM
Etiologi
disebabkan oleh suatu substansi yang dinamakan pirogen, yaitu substansi atau zat
yang dapat memicu demam. Pirogen terbagi menjadi pirogen endogen dan pirogen
eksogen.
Eksogen :
Endogen : 1. Pirogen mikrobial
interleukin-1 (α dan β), Bakteri gram positif
interleukin-6, dan tumor Bakteri gram negatif
nekrosis faktor-α. Virus
interleukin-8, tumor Jamur
nekrosis faktor-β, 2. Pirogen Non mikrobial
protein inflamatorik Fagositosis
makrofag, dan Kompleks antigen antibodi
interferon
DEMAM
Patofisiologi
Fase Demam
1. Stadium inkrementi
2. Stadium fastigium
3. Stadium dekrementi
DEMAM
Penyebab demam adakalanya sulit ditemukan, sehingga tidak jarang pasien sembuh
tanpa diketahui penyebab penyakitnya.
Untuk kepentingan diagnosis, demam dapat diklasifikasikan menurut WHO menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Demam kurang dari 7 hari
2. Demam lebih dari 7 hari
3. Demam dengan ruam
DEMAM YANG TERJADI KURANG DARI 7 HARI