Anda di halaman 1dari 20

“TIPE DAN MANAJEMEN

PERAWATAN LUKA”

4A/ S1 Keperawatan
Anggi Putri U.B
Erick Nirwana

Fitria Suryaningsih
Nadia Silpiana H.
Rini Wahyuni

Sukayena

Kelompok 7
TIPE-TIPE LUKA

1. Berdasarkan Penyebab
REVIEW!
a. Erosi, Abrasi, Excoriasi
b. Kontusio
c. Laserasi

2. Berdasarkan Kehilangan Jaringan


a. Superfisial : luka hanya terbatas pada lapisan epidermis.
b. Parsial : luka meliputi lapisan epidermis dan dermis.
c. Penuh : luka meliputi epidermis, dermis, dan jaringan subcutan

3. Berdasarkan Stadium

B. Tipe-Tipe Luka
d. Stadium I
e. Stadium II
f. Stadium III
g. Stadium IV
4. Berdasarkan Kontaminasi
a. Luka Bersih Luka elektif, bukan emergency, tidak
disebabkan oleh trauma, ditutup secara
primer tidak ada tanda inflamasi. Kulit di
sekitar luka tampak bersih, tidak ada tanda
inflamasi. Jika luka sudah terjadi beberapa
saat sebelumnya, dapat terlihat sedikit
eksudat (bukan pus), tidak terlihat jaringan
nekrotik di dasar luka. Risiko infeksi <2%.
b. Luka Bersih Terkontaminasi

Luka urgent atau


emergency tapi bersih,
tidak ada material
kontaminan dalam luka.
Risiko infeksi <10%.
c. Luka Terkontaminasi
Tampak tanda inflamasi non-purulen;
luka terbuka < 4 jam; luka terbuka kronis;
luka terbuka dan luas (indikasi untuk skin
grafting); prosedur aseptic dan antiseptic
tidak dijalankan dengan baik; risiko
infeksi 20%.

d. Luka Kotor/ Terinfeksi


Tampak tanda infeksi di kulit sekitar
luka, terlihat pus dan jaringan nekrotik;
luka terbuka > 4 jam; terdapat perforasi
traktus respiratorius, gastrointestinal,
bilier atau genitourinarius, risiko infeksi
40%
5. Berdasarkan Mekanisme Terjadinya

A. Luka Insisi (Incised Wounds)


B. Luka Insisi (Incised Wounds)
C. Luka Lecet (Abraded Wound)
D. Luka Tusuk (Punctured Wound)
E. Luka Gores (Lacerated Wound)
F. Luka Tembus (Penetrating Wound)
G. Luka Bakar (Combustio),
6. Berdasarkan Sifatnya
a. Luka Akut
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan
atau dengan kata lain sesuai dengan konsep penyembuhan.

b. Luka Kronis
Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan
atau bahkan kegagalan.
7. Berdasarkan Penampilan Klinis

• Nekrotik (hitam) yaitu eschar yang mengeras dan nekrotik,


mungkin kering atau lembab.
• Sloughy (kuning) yaitu jaringan mati yang fibrous.
• Terinfeksi (kehijauan) yaitu terdapat tanda-tanda klinis adanya
infeksi seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan
peningkatan eksudat.
• Granulasi (merah) yaitu jaringan granulasi yang sehat
• Epitelisasi (pink) yaitu terjadi epitelisas
C. MANAJEMEN PERAWATAN LUKA

1.Pengertian
Menurut Bryant & Nix, perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk merawat luka agar mencegah terjadinya trauma (injuri)
pada kulit membran mukosa atau jaringan lain, fraktur, luka operasi yang
dapat merusak permukaan kulit (Usiska, 2015).

2. Prinsip Manajemen Perawatan Luka


Prinsip manajemen luka menurut Bryant & Nix dalam Usiska (2015):
a. Kontrol dan eliminasi faktor penyebab
b. Memberikan support sistem untuk menurunkan keberadaan faktor yang
berpotensi
c. Mempertahankan lokal fisiologis lingkungan luka
Sedangkan prinsip-prinsip perawatan luka antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan dan Pencucian Luka
• Luka kering (tidak mengeluarkan cairan), di bersihkan dengan teknik
swabbing yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril
atau kasa bersih yang di basahi dengan air steril atau Nacl 0,9%
• Luka basah (mudah berdarah), dibersihkan dengan teknik irrigasi yaitu di
semprot lembut dengan air steril atau Nacl 0,9% kalau memungkinkan bisa di
rendam selama 10 menit dalam larutan kalium permanganate (PK) 1:10.000 (1gr
bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air) atau kompres larutan PK 1:10.000 atau
revanol 1:1000 menggunakan kain kasa. Cairan antiseptik sebaiknya tidak
digunakan, kecuali jika terdapat infeksi.
b. Memilih Pembalut
Berdasarkan perkembangan modernisasi, teknik dressing di Indonesia dibagi menjadi
2, yaitu: konvensional dressing dan modern dressing:
• Konvensional Dressing
Penggunaan dressing sudah mengarah pada gerakan dengan mengukur biaya yang
diperlukan dalam melakukan perawatan luka.
• Modern Dressing
Perawatan luka modern adalah teknik perawatan luka dengan menciptakan kondisi
lembab pada lukasehingga dapat membantu proses epitelisasi dan penyembuhan luka
Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Menurut Gitarja, alasan dari teori perawatan
luka dengan suasana lembab ini antara lain (Usiska, 2015) :
1. Mempercepat Fibrinolisis
2. Mempercepat angiogenesis
3. Menurunkan resiko infeksi
4. Mempercepat pembentukan Growth factor
5. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif

Contoh balutan diantaranya (Usiska, 2015):


Pembalut yang mengandung calcium alginate berbahan rumput laut, Hydaricoloid,
Nystatin, Hydroactif gel, Polyurethane foam , Gamgee, Metcovazin dan Silver dressing
c. Hindari hal-hal yang memperburuk luka, diusahakan tidak membuat sebuah
luka menjadi luka baru (berdarah lagi).

d. Luka Baru
Luka baru yang kotor dapat dibersihkan dengan air,sabun dan dikeringkan dengan
kain bersih atau kasa steril. Bila luka dangkal dan terdapat dibagian yang tidak
bergerak dibiarkan terbuka agar proses penyembuhan cepat.

e. Luka Basah
• Menghilangkan pus
Pus adalah produk dari invasi bakteri pyogenic. Pus harusdikeluarkan dari luka
dengan cara pembedahan (incisi), membuka serta mengalirkan nanah dapat
dilakukan dengan teknik pemasangantampon dengan cairan fisiologis.
• Menjaga kelembaban luka
Setelah jaringan mati dibersihakan dan pus dikeluarkan maka akan keluar cairan
bening (tahap penyembuhan luka dimulai).
3. Tujuan Perawatan Luka
Menurut Harnanto (2013), tujuan perawatan luka antara lain:
• Menjaga luka dari trauma
• Imobilisasi trauma
• Mencegah pendarahan
• Mencegah kontaminasi oleh mikroorganisme pathogen
• Mengabsorbsi drainase serta meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.

4. Indikasi Perawatan Luka


Menurut Harnanto (2013), indikasi perawatan luka antara lain:
• Balutan kotor dan basah akibat faktor eksternal
• Ada rembesan eksudat
• Ingin mengkaji keadaan luka
• Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridemen jaringan nekrotik.
• Dilakukan pada pasien yang menderita luka.
5. Bahan yang Digunakan dalam Perawatan Luka
• Sodium Klorida 0.9%
• Larutan pavodine-iodine

6. Langkah – Langkah Perawatn Luka


a. Persiapan Alat

Alat Tidak Steril


Alat Steril • Gunting biasa
• Pinset anatomis • Pembalut sesuai kebutuhan
• Pinset chirurgis • Plester
• Arteri klem • Botol berisi alkohol 70%
• Kain kasa • Cairan pencuci luka: NaCl
• Kapas alkohol 0,9%
• Bengkok / Nierbeken • Obat Desinfektan: betadine,
• Waskom kecil rivanol
• Gunting lurus • Sabun
• Handscoon / sarung tangan • Tempat sampah
• Sampiran bila perlu
b. Persiapan Pasien
• Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
• Atur posisi pasien yang menyenangkan dan memudahkan pekerjaan

c. Prosedur Pelaksanaan
• Memberi salam
• Cek nama pasien
• Alat-alat dibawa kedekat pasien
• Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pssien dan keluarg
• Pasang sampiran bila perlu untuk menjaga privasi pasien
• Perawat mencuci tangan dan handscoon bersih
• Buka balutan lama dengan menggunakan pinset chirurgis
• Bersihkan luka dengan menggunakan cairan pencuci luka (NaCl 0,9% atau cairan lain
sesuai dengan resep dokter) dengan arah melingkar (sirkumler) dari dalam kearah luar
luka ±1 cm dari tepi luka.
• Apabila luka kotor dan terdapat jaringan mati serta terindikassi infeksi larutan irigasi
luka dengan cairan NaCl 0,9% menggunakan spuit 35-mL dan jarum (gauge needle)
ukuran 19.
• Jika terdapat indikasi infeksi, bersihkan luka dengan larutan desinfektan dengan cara
yang sama seperti diatas, kemudian buang kasa kotor ke tempat sampah.
Next…

• Ulangi beberapa kali sampai diyakini luka telah bersih.


• Berikan obat (tetesi atau oleskan) permukaan luka dengan obat yang tersedia
(sesuai dengan indikasi atau resep dokter).
• Tutup luka dengan kasa steril
• Luka diplester dengan rapi
• Pasien dirapikan kembali
• Alat-alat dibereskan, dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula
• Perawat mencuci tanganCatat prosedur yang telah dilakukan dan hal-hal yang
ditemukan dalam catatan keperawatan (buku laporan)
d. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
• Pertahankan teknik aseptic
• Jangan terlalu menekan saat melakukan pembersihan luka (karena dengan merusak
pertumbuhan jaringan granukasi sel epitel baru)
• Bersihkan jaringan mati/nekrosis. Cegah jaringan sampai ujung serat khasa melekat
pada luka
• Jangan menyinggung perasaan pasien (bila luka bau/kotor)
• Hindarikan hal-hal yang membuat pasien merasa malu
• Bekerja secara rapi, cepat dan teratur
• Catat hal-hal yang ditemukan (keadaan luka; warna, bau, pus, infeksi dll).
• Perhatikan keadaan umum pasien

e. Evaluasi
• Luka sembuh secara fisiologis.
• Tidak terjadi komplikasi.
• Pasien merasa nyaman terbebas dari nyeri
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai