Anda di halaman 1dari 14

Abortus dan

Menstrual
Regulation

Dosen Pengampu :
DR. H. M Ihsan , M.Ag
Pengertian
• Abortus menurut Sardikin Ginaputra (Fakultas
Kedokteran UI), ialah pengakhiran kehamilan
atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan.
• Dan menurut Maryono Reksodipura (Fakultas
Hukum UI) ialah pengeluaran hasil konsepsi
dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat
lahir secara alamiah)
macam – macam aborsi
1. Spontaneus abortus
2. abortus provocatus ada dua
a. Abortus Artificialis Therapicus
b. Abortus Provocatus Criminalis
Pengertian menstrual
regulation
Menstrual regulation secara harfiah artinya
pengaturan menstruasi/datang bulan/haid,
tetapi dalam praktik menstrual regulation ini
dilaksanakan terhadap wanita yang merasa
terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan
hasil pemeriksaan laboratorium ternyata
positif dan mulai mengandung. Maka ia minta
“dibereskan janinnya” itu.
next
abortus dan menstrual regulation itu pada
hakikatnya adalah pembunuhan janin
secara terselubung. Karena itu,
berdasarkan Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) Pasal 299, 346,
348 dan 349 negara melarang abortus,
termasuk menstrual regulation dan
sanksi hukumannya cukup berat
Hukum aborsi & MR dalam
islam
sebagaimana firman Allah swt :

‫ها‬َ ‫في‬ِ ‫م خَالِدًا‬ ُ َّ ‫هن‬َ ‫ج‬ َ ُ‫ؤه‬ ُ ‫ج َزآ‬ َ ‫مدًا‬


َ ‫ف‬ ِّ ‫ع‬
َ َ ‫مت‬
ُّ ‫منًا‬ ِ ‫ؤ‬ْ ‫م‬
ُ ‫ل‬ ْ َ ‫من ي‬
ْ ُ ‫قت‬ َ ‫و‬
َ
َ َ ‫علَيه ولَعنَه وأ‬
‫ما‬
ً ِ‫ي‬ ‫ظ‬ ‫ع‬
َ ‫ا‬ً ‫ب‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ ‫ع‬
َ ‫ه‬
ُ َ ‫ل‬ ‫د‬ ‫ع‬
َ َ ُ َ َ ِ ْ َ ‫ه‬ ُ ّ ‫ب الل‬َ ‫ض‬ِ ‫غ‬َ ‫و‬ َ

“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan


sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia
kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang
besar( Qs An Nisa’ : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan
oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya
Rosulullah saw bersabda :
‫ون‬ ُ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫م‬ ُ ‫ث‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ين‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ َ ‫أ‬ ‫ه‬ ‫م‬ ُ ‫أ‬ ‫ن‬ ْ ‫ط‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫ق‬ ُ ْ ‫َل‬‫خ‬ ‫ع‬ ُ َ
ُ َ َّ ً ْ َ َ ِ َ ْ ِ ِّ ِ َ ِ ُ ُ َ ْ ُ ْ َ َ ‫نأ‬
‫م‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫ح‬ ََّ ِ ‫إ‬
َ ْ ‫مث‬
‫ل‬ َِ ‫ة‬
ً ‫غ‬ َ ‫ض‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ِ ‫في ذَل‬ ِ ‫ون‬ ُ ُ ‫م يَك‬ َّ ُ ‫ك ث‬ َ ِ ‫ل ذَل‬ َ ْ ‫مث‬ ِ ‫ة‬ ً ‫ق‬ َ َ ‫عل‬ َ ‫ك‬ َ ِ ‫في ذَل‬ ِ
‫ع‬ِ َ ‫م ُر بِأ ْرب‬ ََ ‫ؤ‬ْ ُ ‫وي‬َ ‫ح‬ َ ‫الرو‬ ُّ ‫ه‬
ِ ‫في‬ ِ ‫خ‬ ُ ‫ف‬ ُ ْ ‫فيَن‬ َ ‫ك‬ ُ َ ‫مل‬َ ْ ‫ل ال‬ ُ ‫س‬ َ ‫م ي ُ ْر‬
َّ ُ‫ك ث‬ َ ِ ‫ذَل‬
َ ‫قه وأ‬
ٌ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ع‬
ِ ‫س‬
َ ْ ٌّ‫و‬ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫ق‬
ِ ‫ش‬َ ‫و‬َ ‫ه‬
ِ ِ ‫ل‬ ‫م‬
َ َ ‫ع‬
َ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ِ ‫ل‬‫ج‬ َ َ ِ ِ ‫ر ْز‬ ِ ‫ب‬ ِ ْ ‫ات بِكَت‬ ٍ ‫م‬ َ ِ ‫كَل‬

“ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya


di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap
empat puluh hari kedua, terbentuklah segumpal darah beku.
Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi
segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk
meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat
perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta
nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. “ ( Bukhari
dan Muslim )
Hukum aborsi dalam islam
1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang
hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat :
a. Menggugurkan janin sebelum peniupan roh
hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari ulama
membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan
obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159 )

Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab


Hanafi, Syafi’I, dan Hambali. Tetapi kebolehan ini
disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,
( Syareh Fathul Qadir : 2/495 )
b. Menggugurkan janin sebelum peniupan roh
hukumnya makruh. Dan jika sampai pada
waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi
haram.
Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak
diketahui secara pasti, maka tidak boleh
menggugurkan janin jika telah mendekati
waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-
hatian . Pendapat ini dianut oleh sebagian
ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah
seorang ulama dari madzhab Syafi’I .
( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul
Muhtaj : 7/416 )
c. Menggugurkan janin sebelum peniupan roh
hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani sudah
tertanam dalam rahim dan telah bercampur
dengan ovum wanita sehingga siap menerima
kehidupan, maka merusak wujud ini adalah
tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh
Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi
( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin :
2/53, Inshof : 1/386)
2. Menggugurkan Janin
Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa
menggugurkan janin setelah peniupan roh
hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika
janin sudah berumur empat bulan dalam perut
ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu
Mas’ud di atas
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat,
seperti jika sang janin nantinya akan
membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka
dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat:
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah
peniupan roh hukumnya tetap haram, walaupun
diperkirakan bahwa janin tersebut akan
membahayakan keselamatan ibu yang
mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas
Ulama.
Dalilnya adalah firman Allah swt :
‫ق‬
ِّ ‫ح‬
uَuu‫ب‬
‫ِ ال‬ uَّ ‫ ِ إ‬u‫ه‬uُ ّ ‫ال‬
‫ال‬ َ ‫ي‬uِ ‫س َّالت‬
‫ح َّر َم‬ ْ uَّ ‫قتُلُوا ْ الن‬
َ ‫ف‬ ْ َ َ ‫وال‬
uu‫ت‬ َ
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al
Israa’: 33 )
Pendapat Kedua :

Dibolehkan menggugurkan janin walaupun


sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu
merupakan satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan ibu dari kematian. Karena
menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan
dari pada menjaga kehidupan janin, karena
kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara
yakin, sedangkan kehidupan janin belum
yakin dan keberadaannya terakhir.
( Mausu’ah Fiqhiyah : 2/57 )

Anda mungkin juga menyukai