Anda di halaman 1dari 7

SKLERITIS

Definisi peradangan pada lapisan sklera yang ditandai dengan adanya infiltrasi seluler,
kerusakan kolagen, dan perubahan vaskuler
Epidemiologi sering dijumpai pada wanita, pada umumnya sekitar umur 20-60 tahun
Etiologi • Autoimun (48%) : RA, SLE, Reactive arthritis, Ankylosing spondylitis, dll
• Penyakit vaskulitik : Polyarteritis nodosa, Cogan syndrome, dll
• Infeksi dan Granulomatosa (7%): Tuberkulosis, Sifilis, Sarkoidosis,
Toksoplasmosis, dll
• Atopi
• Idiopatik
Patomekanisme

Kompleks imun

Proses peradangan

Kerusakan vaskuler Respon granulomatosa kronik

Hipersensitivitas tipe III Hipersensitivitas tipe IV


Gejala nyeri berat yang dapat menyebar ke dahi, alis, dan dagu. Pergerakan bola mata
dan penekanan pada bulbus okuli juga dapat memperparah rasa nyeri. Selain itu
terdapat pula mata merah berair, fotofobia, dan penurunan tajam penglihatan.
Klasifikasi • Skleritis anterior adalah:
Diffuse anterior scleritis
Nodular anterior scleritis
Necrotizing anterior scleritis with inflammation
Necrotizing anterior scleritis without inflammation

• Skleritis posterior
Diagnosis

Anamnesis
Keluhan pasien akan bervariasi, Pemeriksaan Penunjang
tergantung dari tipe skleritis yang dialami • Pemeriksaan darah lengkap dan laju endap
pasien. darah
• Faktor rheumatoid dalam serum
• Antibodi antinuklear serum (ANA)
Pemeriksaan Fisik dan Oftalmologi • Serum antineutrophil cytoplasmic
• Pemeriksaan diawali dengan pemeriksaan antibodies (ANCA)
tajam penglihatan. • PPD (Purified protein derivative/mantoux
• Pemeriksaan umum pada kulit, sendi, test), rontgen toraks
jantung dan paru – paru dapat dilakukan • Serum FTA-ABS, VDRL
apabila dicurigai adanya penyakit sistemik. • Serum asam urat
• Pemeriksaan Sklera • B-Scan Ultrasonography dapat membantu
• Pemeriksaan slit – lamp mendeteksi adanya skleritis posterior.
• Pemeriksaan skleritis posterior
Terapi • Pengobatan pada skleritis yang tidak infeksius.
NSAIDs, kortikosteroid, atau obat imunomodulator dapat digunakan. Pengobatan
secara topikal saja tidak mencukupi. Pengobatan tergantung pada keparahan
skleritis.
• Pengobatan untuk skleritis yang infeksius.
Pengobatan sistemik dengan atau tanpa antimikrobial topikal dapat digunakan.
• Konsultasi
Komplikasi Makular edema, perforasi sclera, Skleromalasia, katarak, ablasio retina, keratitis,
uveitis, atau atrofi optik.
Prognosis Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Daftar pustaka
• Riordan-Eva, Paul, John P.Whitcher. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. USA: Mc.GrawHill; 2008.
• E.Smith, Morton. External Disease and Cornea. San Francisco: American Academy of Ophthalmology; 1985.
• Gaeta, Theodore J. Scleritis in Emergency Medicine [online]. 2008. Tersedia pada
http://emedicine.medscape.com/article/809166-overview.
• Sainz de la Maza M, Foster CS, Jabbur NS. Scleritis associated with rheumatoid arthritis and with other systemic
immune-mediated diseases. Ophthalmology. 1994.
• Sainz de la Maza M, Foster CS, Jabbur NS. Scleritis associated with systemic vasculitic diseases. Ophthalmology. 1995.
• French DD, Margo CE. Postmarketing surveillance rates of uveitis and scleritis with bisphosphonates among a national
veteran cohort. Retina. 2008.
• De la Maza, Maite Sainz, MD, PHD. Scleritis [online]. 2010. Tersedia pada
http://emedicine.medscape.com/article/1228324-overview.
• Thill M, Richard G. Giant pigment epithelial tear and retinal detachment in a patient with scleritis. Retina. Jul-Aug
2005;25(5):667-8. [Medline].
• Waldron, Rondra G. B-Scan Ocular Ultrasound [Online]. 2009. Tersedia pada
http://emedicine.medscape.com/article/1228865-overview.
• Smolin, Gilbert et al. Smolin and Thoft’s The Cornea : Scientific Foundations and Clinical Practice. Edisi ke – 4.
Philadelphia: LIPPINCOTT WILLIAMS & WILKIN; 2005.

Anda mungkin juga menyukai