03 - Hakekat Pengetahuan Dan Tinjauan Filsafat Ilmu
03 - Hakekat Pengetahuan Dan Tinjauan Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
⚘ Huijbers (1987) menyebutkan adanya 4 gejala berpikir yang dapat dianalisis, yaitu :
1. Berpikir harus dipahami sebagai hal yang berbeda dengan persepsi tentang benda-benda dunia
dan juga dengan penghayatan batin manusia sendiri. Apa yang muncul dalam persepsi dan
penghayatan diri merupakan bahan yang akan diolah melalui berpikir untuk tinjauan yang lebih
luas dan mendalam atas realitas.
2. Berpikir harus dipahami sebagai usaha mencari. Dengan berpikir orang mencari apa yang telah
dipersepsi dan dihayati, karena kebenaran akan muncul jika apa yang dialami dimengerti
sungguh-sungguh melalui proses berpikir.
3. Berpikir merupakan proses yang berlangsung menurut hokum-hokum tertentu. Hukum ini
disebut hukum akal budi.
4. Berpikir berlangsung pada tingkat-tingkat yang berbeda-beda menuju jenjang abstraksi.
Pengertian Pengetahuan …
✰ Dalam bahasa sehari-hari, seringkali pengertian “ilmu” (science) disamakan dengan
“pengetahuan” (knowledge), padahal secara prinsip keduanya berbeda.
✰ Pengetahuan ilmiah merupakan kumpulan-kumpulan hipotesis yang kebenarannya telah terbukti.
✰ Menurut Mintaredja (1980), pengetahuan adalah suatu istilah untuk menuturkan bila seseorang
mengenal sesuatu.
- Semua pengetahuan manusia berasal dari rasa ingin tahu sebagai kecenderungan dasar manusia. Rasa
ingin tahu terhadap sesuatu tersebut dicerna oleh pancaindera serta ditampung dalam ingatan hingga
memunculkan pengetahuan
✰ Pengetahuan adalah hasil aktivitas manusia (subjek) yang mempunyai kesadaran untuk
mengetahui objek yang dihadapinya sebagai sesuatu yang ingin dikenal dan diketahui
- Pengetahuan manusia selalu terdiri dari unsur yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek), serta kesadaran
mengenai hal yang ingin diketahui (Mintaredja, 1980).
Sumber Pengetahuan …
Pengetahuan manusia dapat digolongkan berdasarkan sumber atau dengan apa pengetahuan
tersebut diperoleh, yaitu :
⚘ Pengalaman Indra (sense experience). Pengetahuan dapat diperoleh melalui penangkapan pancaindra
dimana kemudian menjadi dasar perkembangan “empirisme”.
⚘ Penalaran (reason). Pengetahuan diperoleh dengan menggabungkan atau mengabstraksikan dua
pengertian atau lebih berdasarkan akal sehat manusia.
⚘ Otoritas (authority). Pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas sebagai kekuatan sah yang dimiliki
seseorang atau kelompok.
⚘ Intuisi (intuition). Pengetahuan diperoleh dari proses kejiwaan tanpa stimulus atau rangsangan dari luar.
⚘ Wahyu (revelation). Pengetahuan berdasarkan pada wahyu Tuhan melalui perantara utusan-utusanNya.
⚘ Keyakinan (faith). Jenis pengetahuan ini sulit dibedakan dengan pengetahuan yang bersumber pada
wahyu. Bedanya, jika wahyu berdasar atas dogmatism agama, sementara keyakinan lebih mengacu pada
kematangan (maturation) sehingga sifatnya lebih dinamis.
Corak & Jenis Pengetahuan …
⚘ Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk
memperolehnya (Van Peursen dalam Soemargono< 1986).
⚘ Filsafat Ilmu adalah refleksi yang mengakar terhadap prinsip-prinsip ilmu yang merupakan sebab
fundamental dan kebenaran universal yang melekat pada ilmu (Poespoprodjo, dalam Suriasumantri,
1986).
⚘ Filsafat Ilmu adalah analisis prosedur dan logika tentang penjelasan ilmiah atau keilmuan (Rusidi,
1993).
⚘ Secara tradisional filsafat ilmu merupakan usaha untuk mempertahankan, mengevaluasi, memaknai,
atau memperbaiki praktek ilmu sejamannya.
⚘ Hal yang paling penting dan sentral di dalam filsafat ilmu adalah masalah kodrat dan struktur teori-teori
ilmiah, termasuk berbagai peran yang dimainkan oleh teori-teori hamper di semua aspek kegiatan
ilmiah
Pokok Kajian Filsafat Ilmu …
Menurut mintaredja, pokok kajian filsafat ilmu adalah praanggapan-praanggapan yang
membangun ilmu itu sendiri, yaitu :
Apakah yang menjadi konsep dasar dari ilmu?
Apakah hakikat dari ilmu?
Apakah batas-batas dari ilmu?
Philip wiener (dalam gie, 1977) menguraikan 3 pokok persoalan yang dikaji filsafat
ilmu, yaitu :
Struktur logis atau sifat-sifat metodologis umum dari ilmu-ilmu;
Saling hubungan diantara ilmu-ilmu;
Hubungan ilmu-ilmu yang sedang tumbuh dengan tahap-tahap lain peradaban,
baik itu moral, politik, seni, maupun agama.