Anda di halaman 1dari 30

RIGID PAVEMENT

Dwi Sri Wiyanti

Page 1
Prosedur perencanaan perkerasan kaku
didasarkan atas perencanaan yang
dikembangkan oleh NAASRA (National
Assosiation of Australian State Road
Authorities)

Plat Beton (concrete Slab)


Lapisan pondasi bawah (sub base course)

Lapisan tanah dasar (Subgrade)

Susunan lapisan perkerasan kaku

Page 2
Metode Perencanaan yang diambil untuk
menentukan tebal lapisan perkerasan
didasarkan pada perkiraan sebagai berikut:

Kekuatan lapisan tanah dasar (nilai CBR atau


Modulus Reaksi Tanah Dasar(k))
Kekuatan Beton yg digunakan utk lapisan
perkerasan
Prediksi Volume dan komposisi lalu lintas
selama usia rencana
Ketebalan dan kondisi lapisan pondasi bawah
(sub base) yg diperlukan utk menopang
konstruksi, lalu lintas, penurunan akibat air
dan perubahan volume lapisan tanah dasar
serta sarana perlengkapan daya dukung
permukaan yang seragam di bawah dasar
beton
Page 3
Jenis Perkerasan Kaku

1. Perkerasan Beton Semen


Deff. Perkerasan yg mempunyai lapisan
dasar dari PC. Menurut NAASRA ada 5 jenis :

• Perkerasan beton semen bersambung tanpa


tulangan
• Perkerasan beton semen bersambung dg
tulangan
• Perkerasan beton semen menerus dg
tulangan
• Perkerasan beton semen dg tulangan serat
baja (fiber)
• Perkerasan beton semen pratekan

Page 4
Jenis Perkerasan Kaku

2. Perkerasan Kaku dg Permukaan Aspal


merupakan salah satu dari jenis komposit
Ketebalan rencana permukaan aspal pada
perkerasan kaku dihitung dengan :

a. Menentukan ketebalan dari jenis perkerasan


beton semen yg tdk lazim, digunakan
metode detail dg mengabaikan bahwa
perkerasan permukaannya menggunakan
aspal

b. Mengurangi ketebalan perkerasan beton


semen setebal 10 mm utk setiap 25 mm
permukaan aspal yg digunakan
Page 5
Faktor utk menentukan ketebalan

1. Kekuatan Lapisan Tanah Dasar

DDT diperoleh dg nilai CBR atau digunakan nilai


(k) yaitu modulus reaksi tanah dasar

Nilai (k) diperoleh dg pengujian ‘plate bearing’.


Jika nilai (k) belum diukur, dpt digunakan
nilai (k) hasil korelasi spt pd gambar 7.5.
Namun demikian nilai korelasi tsb hrs diuji
kembali dilapangan jika permukaan tanah
dasar sudah disiapkan.

Page 6
Gambar 7.5
Korelasi Hubungan antara Nilai (k) dan CBR

Page 7
Faktor utk menentukan ketebalan

1. Kekuatan Lapisan Tanah Dasar

Untuk menentukan Modulus Reaksi Tanah


Dasar (k) Rencana yg mewakili suatu seksi
jalan, dipergunakan rumus sbb. :

kº = k – 2S untuk jalan Tol


kº = k – 1,64S untuk jalan Arteri
kº = k – 1,28S untuk jalan Kolektor/Lokal

Faktor Keseragaman (Fk):

Fk = S/k x 100% < 25% (dianjurkan)


Page 8
Faktor utk menentukan ketebalan

1. Kekuatan Lapisan Tanah Dasar

Standar Deviasi :
n(  k 2 )  (  k 2 )
S
n(n  1)

kº = Modulus Reaksi Tanah Dasar yg mewakili


suatu seksi
k = ∑k/n Modulus reaksi tanah dasar
rata-rata dalam suatu seksi jalan
k = Modulus Reaksi Tanah Dasar tiap
titik di dalam seksi jalan
n = jumlah data k

Page 9
Faktor utk menentukan ketebalan

2. Kekuatan Beton

Perkerasan kaku dpt dideff. Sbg perkerasan yg


mempunyai alas/ dasar / landasan beton
semen.
Prinsip parameter perencanaan utk perenc.
beton didasarkan pd kuat lentur 90 hari.
Kuat lentur rencana beton 90 hari dianggap
estimasi paling baik digunakan utk
menentukan tebal perkerasan.
Dlm praktek, kuat lentur rencana beton 90 hari
cukup memadai utk konstruksi perkerasan
jalan jika diambil antara 3,5 – 4 Mpa.

Page 10
Faktor utk menentukan ketebalan

2. Kekuatan Beton

Tipikal hubungan utk mengubah kuat tekan


beton 28 hari ke kuat lentur 90 hari utk
beton yg menggunakan agregat pecah,
menurut NAASRA adalah :
F28  0,75 C28
F90  1,1F28  0,83 C28
Dimana :
F90 = Kuat Lentur Beton 90 hari (MPa)
F28 = Kuat Lentur Beton 28 hari (MPa)
C28 = Kuat Tekan Rencana Beton 28 hari (MPa)
Page 11
Faktor utk menentukan ketebalan

2. Kekuatan Beton
Alternatif yg paling mudah dan banyak
digunakan uji tarik silinder beton sampai
belah atau uji tarik tidak langsung (Brazilian
test), yg juga digunakan pd pengendalian
mutu. Tipikal hubungan utk mengubah kuat
belah ke kuat lentur menurut NAASRA, sbb

F28 = 1,3 S28

Dimana : S28 = Kuat Belah Beton 28 hari (MPa)

Kuat tekan karakteristik beton pada usia 28


hari utk perkerasan jalan dg beton bertulang
hrs tdk kurang dari 30 Mpa.
Page 12
Faktor utk menentukan ketebalan

2. Kekuatan Beton

Menurut SNI T-15-1991-03 :

Besarnya Modulus Keruntuhan Lentur Beton (fr)


yaitu :

fr = 0,7 √f’c , (Mpa) untuk beton normal

a. Jika fct sudah ditentukan, maka √f’c diganti 1,8


fct dg ketentuan 1,8fct < √f’c
Fr = 1,26 fct (Mpa)

Page 13
Faktor utk menentukan ketebalan

2. Kekuatan Beton

b. Jika fct tidak ditentukan, maka fr harus


dikalikan dg angka sbg berikut :

Utk beton ringan total :


fr = (0,75) 0,7√ f’c fr = 0,525√ f’c (Mpa)
fct = 0,417√ f’c

Utk beton ringan berpasir :


fr = (0,85) 0,7√ f’c fr = 0,595√ f’c (Mpa)
fct = 0,473√ f’c

Page 14
Faktor utk menentukan ketebalan

2. Kekuatan Beton

Utk keperluan praktis dlm perencanaan utk


Beton Normal

fct = 0,556√ f’c (Mpa)

fr = 0.62√ f’c (Mpa)

fr = 1,115 fct (Mpa)

dimana :
f’c = kuat tekan karakteristik beton pd usia 28
hari (Mpa)
fct = belah rata-rata beton ringan Kuat tarik
Page 15
Faktor utk menentukan ketebalan

3. Lalu lintas Rencana

Penentuan beban lalu lintas rencana


dilakukan dg cara mengakumulasikan jml
beban sumbu (dlm rencana lajur selama usia
rencana) utk masing2 jenis kelompok
sumbu, termasuk distribusi beban ini.

Tahapan yg dilakukan adalah sbb. :


a. Karakteristik kendaraan
Jenis kendaraan yg diperhitungkan hanya

kendaraan niaga dg berat total min. 5 ton


Konfigurasi sumbu yg diperhitungkan ada
3 macam (STRT, STRG, SGRG)
Page 16
Faktor utk menentukan ketebalan

3. Lalu lintas Rencana

Tahapan yg dilakukan adalah sbb. :


b. Tatacara Perhitungan Lalu lintas Rencana :
 Hitung LHR yg diperkirakan pada akhir usia
rencana, sesuaikan dg kapasitas jalan
 Utk masing2 jenis kel. Sumbu kend. Niaga,
diestimasikan angka LHR awal dari
kelompok sumbu dg beban masing2
kelipatan 0,5t (5-5,5), (5,5-6), dst.
 Mengubah beban trisumbu ke beban sumbu
tandem didasarkan bahwa trisumbu setara
dg 2 sumbu tandem
 Hitung JSKN selama usia rencana
Page 17
Faktor utk menentukan ketebalan

3. Lalu lintas Rencana

Tahapan yg dilakukan adalah sbb. :


b. Tatacara Perhitungan Lalu lintas Rencana :
 Hitung persentase masing2 kombinasi
konfigurasi beban sumbu thd jml sumbu
kendaraan niaga harian
 Hitung jml repetisi kumulatif tiap kombinasi
konfigurasi/ beban sumbu pd lajur rencana :

JSKN x %kombinasi terhadap JSKNH x Cd

Cd = Koefisien Distribusi Tabel 7.14

Page 18
Faktor utk menentukan ketebalan

3. Lalu lintas Rencana

JSKN = 365 x JSKNH x R

R = Faktor pertumbuhan lalu lintas yg besarnya


berdasarkan faktor pertumbuhan lalu lintas
tahunan (i) dan usia rencana (n)

(1  i ) n  1
R e
log(1  i )

Page 19
Faktor utk menentukan ketebalan

3. Lalu lintas Rencana


Tabel 7.14.
Koeff. Distribusi Kend. Niaga pd jalur Rencana

Jumlah Lajur Kendaraan Niaga


1 arah 2 arah
1 Lajur 1,00 1,00
2 Lajur 0,70 0,50
3 Lajur 0,50 0,475
4 Lajur - 0,45
5 Lajur - 0,425
6 Lajur - 0,4

Page 20
Faktor utk menentukan ketebalan

3. Lalu lintas Rencana


Tabel 7.15
Faktor Keamanan

Peranan Jalan Faktor Keamanan


Jalan Tol 1,2
Jalan Arteri 1,1
Jalan Kolektor/ Lokal 1,0

Page 21
Faktor utk menentukan ketebalan

4. Lapisan Pondasi bawah (Sub base)

Ketebalan minimum lapisan pondasi bawah dpt


dilihat pada gambar 7.10

Pada perkerasan kaku, lapis pondasi bawah tdk


dianggap sbg lapis yg mendukung, tetapi
jika lapis pondasi bawah dibuat dg
konstruksi lapis pengikat (bound subbase)
dan akan diperhitungkan daya dukungnya,
maka nilai ‘k’ yg digunakan adalah nilai ‘k-
gabungan’ yg dpt ditentukan dg perkiraan
seperti tabel 7.13

Page 22
Gambar 7.10
Pondasi Bawah minimum yg diperlukan utk Perkerasan Kaku

Page 23
Faktor utk menentukan ketebalan

Tabel 7.13
Tipikal Nilai Kekakuan Lapis Pondasi

Jenis Material Kisaran Kekakuan


psi Mpa / Gpa
Granular 8.000 – 20.000 (55 – 138 Mpa)
Lapis Pondasi Stabilisasi 500.000 – 1.000.000 (3,5 – 6,9 Gpa)
Semen
Tanah Stabilisasi Semen 400.000 – 900.000 (2,8 – 6,2 Gpa)
Lapis Pondasi diperbaiki dg 350.000 – 1.000.000 (2,4 – 6,9 Gpa)
Aspal
Lapis pondasi diperbaiki dg 40.000 – 300.000 (0,28 – 2,1Gpa)
aspal emulsi

Page 24
Tatacara Perencanaan Ketebalan

Kebutuhan tebal perkerasan ditentukan dari


jumlah kendaraan niaga selama usia rencana.
Perencanaan tebal pelat didasarkan pada total
fatique mendekati atau sama dengan 100%

Tahapan perencanaan adalah sbb :

1.Tebal Plat
a.Pilih suatu tebal pelat tertentu
b.Utk setiap kombinasi konfigurasi dan beban
sumbu serta harga ‘k’ tertentu maka :

Tegangan lentur yg terjadi pd pelat beton


ditentukan dari grafik
Page 25
Tatacara Perencanaan Ketebalan

 Perbandingan tegangan dihitung dg


membagi tegangan lentur yg terjadi pd pelat
dg modulus keruntuhan lentur beton (fr)
 Jml pengulangan beban yg diijinkan
ditentukan berdasarkan harga perbandingan
tegangan pd tabel 7.16

Page 26
Tabel 7.16
Perbandingan Tegangan dan
Jumlah Pengulangan Beban yg diijinkan

Page 27
Tatacara Perencanaan Ketebalan

c. Persentase fatique utk tiap kombinasi


ditentukan dg membagi jumlah pengulangan
beban rencana dg jml pengulangan beban
ijin

d. Cari total fatique dg menjumlahkan


persentase fatique dari seluruh kombinasi
konfigurasi / beban sumbu

e. Langkah-langkah diatas diulangi hingga


didapatkan tebal pelat terkecil dg total
fatique lebih kecil atau sama dg 100%

Page 28
Tatacara Perencanaan Ketebalan

2. Tebal Perkerasan Minimum

Secara umum ketebalan minimum semua jenis


perkerasan kaku yg akan dilalui kendaraan
niaga, tidak boleh kurang dari 150 mm
kecuali perkerasan bersambung tdk
bertulang tanpa dowel (ruji), tebal min. hrs
200 mm

Ketebalan min. ini jg berlaku utk perkerasan


kaku dg lapisan permukaan aspal dg
mengabaikan tebal lapisan permukaan aspal
yg ada.

Page 29
Contoh Perhitungan
Direncanakan tebal perkerasan utk jalan baru dg ketentua
oPeranan Jalan : Jalan Arteri
oTipe Jalan : 6 lajur, 2 arah
oUsia Rencana : 20 tahun
oJenis Perkerasan : Kaku (Rigid Pav.)
oData yang tersedia :
Harga CBR Rencana pada beberapa titik yang mewakili :
2,5 – 2,5 – 2 – 3 – 3 – 4 – 3 – 5 – 4 – 3 – 2 – 3,5 – 4 – 4 – 5
Curah hujan rata-rata 750 mm per tahun
Kelandaian rata-rata 6%
Angka pertumbuhan lalu lintas 6% per tahun
Data LHR awal

Jenis Kendaraan Volume (bh Kend.) Beban sumbu (ton


depan belakang
Pick up 1400 1 1
Bus 450 3 5
Truk 10 ton 90 4 6
Truk 20 ton 45 6 Page2x7
30

Anda mungkin juga menyukai