METABOLIK
1
VITAMIN
Vitamin :
Zat organik yang diperlukan dalam jumlah
kecil untuk regulasi metabolisme tubuh
Kebutuhan : 1 μg – 100 mg/hari
Faktor2 yang pengaruhi penggunaan
vitamin
1. Availabilitas
Nutrien terikat, sulit diserap
Vitamin larut-lemak ada malabsorpsi
lemak
2
2. Anti vitamin
Vitamin + anti vitamin molekul tak larut
Anti vitamin merusak vitamin
Inhibisi kompetitif merebut tempat
vitamin dalam enzim
Contoh : Komponen B kompleks, C dan K
3. Provitamin
Provitamin makanan diubah jadi vitamin
dalam tubuh
Karoten vitamin A
Triptofan Niacin
Ergosterol vitamin D
3
4. Biosintesis vitamin dalam usus
Flora bakteri usus membuat komponen vitamin B
kompleks + K
KLASIFIKASI VITAMIN
1. Vitamin larut - air (VLA) : B kompleks + C
2. Vitamin larut – lemak (VLL) : A, D, E, K
Sifat-sifat VLA
Berfungsi sebagai koenzim
Diekskresi melalui urin
Cadangan dalam tubuh tidak ada (sedikit)
mudah hipovitaminosis, jarang hipervitaminosis
4
Sifat-sifat VLL
Fungsi / mekanisme tidak jelas
bisa hipervitaminosis
Penyakit-penyakit defisiensi gizi di Indonesia
Def. vitamin A (Xeroftalmia)
Def. vitamin K
5
Vitamin B Kompleks
1. Vitamin B1 : Thiamin, aneurin
2. Vitamin B2 : Riboflavin
3. Vitamin B3 : Niacin = Nicotinamide
4. Vitamin B5 : Asam panthotenat
5. Vitamin B6 : Pyridoxin
6. Vitamin B7 : Inositol
7. Vitamin B8 : Biotin
8. Vitamin B9,10,11 : Grup asam folat
9. Vitamin B12 : Cyanocoalamine
10. Asam Lipoik
11. PABA
12. Choline
6
Vitamin B Kompleks
9
Def. vitamin B2 = Ariboflavin
Vit B2 = bagian sistim enzim (flavoprotein)
membentuk koenzim FAD + FMN
Sumber : susu,hati, telur, sayuran hijau
Def. vit. B2 :
Biasanya bersama2 def. B kompleks lainnya
Sering bersama Kwashiorkor
Merupakan def. B kompleks yang paling sering
Timbul institusional (asrama, panti asuhan)
10
Simptomatologi
11
Bibir, lidah, mukosa mulut (Bukkal)
a. Bibir :
Cheilosis angularis (stomatitis angularis,
perléche) :
Bibir warna merah bata
Fissura sudut mulut + krusta
b. Lidah :
Glossitis :
Lidah warna merah bata (lidah magenta)
Atrofi papil pengecap
12
Kulit:
Dermatitis regio perianogenitalis
(skrotum merah hitam/deskuamasi,
vulva merah bata)
Muka : dermatitis seboroik (lipatan
nasolabial, alae nasi, kelopak mata)
Terapi
Vit. B2 peroral : 3 – 10 mg/hari
Vit. B kompleks lainnya
13
Defisiensi Niacin = Pellagra
Pellis = kulit; agra = kering
Niacin merupakan bagian koenzim I (NAD)
dan koenzim II (NADP)
Tryptophan = provitamin (prekursor) Niacin
Sumber niacin : daging, hati, ikan, ragi,
kacang-kacangan
Sumber tryptophan : telur, susu, makanan kaya
protein
14
Gejala defisiensi Niacin = 4D
Gejala kulit (Dermatitis)
Dasarnya : kulit fotosensitif, sun burn
Lengan : Pellagrous glove
Tungkai : Pellagrous boot
Leher : Casal’s necklace (kalung Casal)
Kelainan kulit bersifat :
Eritema simetris, berbatas tegas, lesi
merah tua, kering (tipe kering)
Vesikel, bulla, suppurasi di bawah
skuama dan krusta (tipe basah) 15
Gejala gastrointestinal (Diare)
Glossitis, stomatitis, muntah, diare
Scarlet and Raw tongue (lidah warna
kemerahan, mula2 ujung+tepi lateral, lalu
seluruhnya; bengkak ulserasi)
Gejala saraf (Dementia)
Depresi, disorientasi, insomnia, delirium
Death
Terapi
Niacin oral : anak < 5 th 50 mg/hari
Vitamin B kompleks lainnya
Cegah paparan sinar matahari
16
17
Vitamin B6 = Pyridoxin
Vit.B6 merupakan koenzim dalam metabolisme
untuk :
Produksi energi
Metabolisme ALE
Metabolisme asam amino
Aktivitas saraf
Produksi Haem, jadi juga Hb.
Sumber :
Susu, daging, telur, kacang2an, serealia
Biosintesa flora usus
18
Defisiensi vitamin B6
Ingat predisposisi :
Ibu hamil (emesis gravidarum) dgn vit. B6
dosis tinggi Vit. B6 dependency
Pemakaian INH jangka waktu lama
(INH = antagonis B6)
Simtomatologi:
Konvulsi pada bayi
Ibu hamil dgn vit. B6 dosis tinggi
Neuritis perifer
Terapi TBC dgn INH tanpa suplementasi
vit. B6
19
Kelainan kulit + mukosa
Cheilosis, glositis, dermatitis seboroik
Anemia
Anemia mikrositik hipokromik
Kadang2 anemia megaloblastik karena defisiensi
enzim herediter, biasa disertai retardasi mental
Terapi
Vitamin B6 peroral : 1-100 mg/hari
Vitamin B6 i.m : 100 mg, konvulsi pada bayi
Vitamin B kompleks
20
Vitamin B12 dan Folat
Keduanya penting untuk proses pematangan
sel darah merah
Def. B12
Kelainan lidah, anemia makrositik dan
megaloblastik, gejala saraf
Def. Folat
Gangguan gastrointestinal (diare kronis)
Anemia makrositik + megaloblastik
Kadang2 gejala saraf
Selanjutnya dikuliahkan Hematologi anak
21
Vitamin C
Defisiensi vitamin C pada anak
Morbus Barlow atau Skorbut infantil
Insidens : setiap umur, puncak 6 bln – 2 th
Gejala-gejala
Nyeri umum progresif;
rewel, pseudo paralisis, frog position
Perdarahan subperiosteal ujung os
femur
22
Ginggivitis skorbutika
gusi bengkak, berwarna keunguan,
perdarahan2 kecil submukosa, mudah berdarah
Tasbeh skorbutika
DD : tasbeh rachitis
Perdarahan2 lain (diatesis hemoragik)
purpura, hematemesis, melena, hemoptoe,
perdarahan retroorbital, perdarahan intrakranial
23
24
Anemia ringan
anemia mikrositik hipokromik akibat
gangguan utilisasi Fe
juga gangguan metabolisme folat
Hiperkeratosis follikularis (HF)
DD :
Defisiensi vit. C (HF tipe 2)
Defisiensi vit. A (HF tipe 1)
Defisiensi ALE (HF tipe 1)
Defisiensi vit. B kompleks
Defisiensi asam amino esensial
25
PEM. RADIOLOGI
Atrofi tulang panjang
Ground Glass Appearance + White line
pada epifisis
Rarefaction metafisis
Gambaran bentuk gada karena
ossifikasi perdarahan subperiostal
26
DIAGNOSTIK
1. Anamnesis : kurang sari buah + buah2an
2. Pemeriksaan fisik khas
3. Pem. Radiologik
4. Laboratorium :
Kadar vit. C lekosit
Surcharge test
Rumple Leede (+)
5. Uji exjuvantibus
27
28
TERAPI
Vitamin C per oral 100-200 mg/hari
Buah2an + sayuran segar
HIPERVITAMINOSIS C
Tidak ditemukan
Efek samping dosis tinggi :
Distres G.I
Kadang2 batu urat, oksalat dalam
vesika urinaria.
29
VITAMIN A
Vitamin A = nama generik semua derivat
cincin betaionone
2 Golongan = Vitamin A1 dan A2
Terpenting :
Bentuk alkohol vit A1 = retinol
Bentuk alkohol vit A2 = dehidroretinol
Sumber-sumber :
Vit A1 : telur, hati, minyak hati ikan laut.
Vit A2 : minyak hati ikan air tawar
Provit A : - sayur hijau + kuning
- buah kuning, jingga, merah
- umbi2an merah
- minyak kelapa sawit
30
METABOLISME
Absorpsi :
perlu garam empedu + lipase dan lemak
dalam makanan.
terganggu pada penyakit hati, pankreas,
malabsorpsi usus, PEM berat.
Konversi provitamin A Vitamin A :
dalam mukosa usus halus dan hati.
terganggu pd penyakit hati, usus, DM,
hipotiroid.
karotenemia : karoten berlebihan dlm
darah pseudoicterus (xanthosis)
31
Cadangan :
Vitamin A dlm sel liposit hati.
Provitamin A dlm jaringan lemak tubuh.
Terganggu pd penyakit hati menahun + PEM
berat.
Mobilisasi/Transportasi :
Perlu retinol-binding protein (RBP).
RBP menurun pada penyakit hati.
(produksi di hati)
RBP meninggi pada penyakit ginjal.
(penghancuran di ginjal)
Gejala primer
X1A Xerosis conjungtivae
X1B Bintik Bitot + xerosis conjungtivae
X2 Xerosis cornae
X3A Ulceratio cornae
X3B keratomalacia
Gejala sekunder
XN Night blindness
XF Xeroftalmia fundus
XS Corneae scars 36
PENGOBATAN
1. Vitamin A dosis tinggi :
Untuk umur > 1 tahun
- Hari 1 : Vit A.200.000 SI oily solution per oral
atau Vit A.100.000 SI water miscible i.m.
- Hari 2 : Vit A.200.000 SI oily solution per oral.
- Sebelum pulang : Vit A.200.000 SI oily solution
per oral.
Untuk umur 6 bulan - 1 tahun
- 100.000 SI (3X)
Untuk umur < 6 bulan
- 50.000 SI (3X)
(1 SI = 0,3 μg retinol)
2. Makanan kaya protein.
3. Berantas infestasi Ascaris. 37
Penggunaan Vit.A dosis tinggi lainnya :
1. PEM berat (1 x pada hari 1)
2. Program pencegahan massal def. Vit A:
(tiap 6 bulan, pd bulan Februari-Agustus)
3. Campak (1x)
4. Dianjurkan juga pada diare dan infeksi
saluran napas (1x) (Belum ada kesepakatan)
38
Program pencegahan defisiensi Vit. A
1. Dosis tinggi 200.000 SI oily solution
per oral.
2. Tiap 6 bulan (Februari – Agustus).
3. Pada anak umur 1/2 – 5 tahun.
(4. Bersama dengan vitamin E sebagai
antioksidan).
39
X1A (Xerosis Konjungtiva)
Tanda-tanda:
• Penumpukan keratin & sel epitel yang khas
• Konjungtiva kering, tampak menebal dan
berlipat-lipat
• Keluhan orang tua mata anaknya bersisik
40
Kerutan dan hiperpigmentasi
X1B (dengan Bitot’ spot)
‘Foam-like’ substance
41
X2 (Xerosis Kornea)
Tanda-tanda :
•Kekeringan meluas sampai kornea
•Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar
•K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit
penyerta lain)
43
X3A
Keratomalacia
45
XS (Jaringan parut kornea)
Tanda-tanda:
Corneal scar
46
XF (XEROFTALMIA FUNDUS)
47
HIPERVITAMINOSIS A
1. Mendadak :
Sesudah pemberian dosis tunggal 300.000 SI atau
lebih
Gejala
GI : mual, muntah
CNS: akibat tekanan intrakranial me (ubun-ubun
menonjol, muntah, edema papil, diplopia)
2. Menahun :
50.000 SI/hari selama bbrp minggu
Gejala
- Anoreksia, pruritus, iritabel
- Ekstremitas : hematom subperiostal, nyeri,
pseudoparalisis.
- X-Ray : hiperostosis
(DD : Caffey’s Disease)
48
VITAMIN D
Vitamin D = Senyawa2 sterol yang
mempunyai fungsi anti rachitis
Vitamin D2 = ergocalciferol = viosterol
Vitamin D3 = cholecalciferol
Sumber vitamin D :
Hati, minyak hati ikan.
Mentega dan susu yang difortifikasi vit.D.
49
Provitamin D
1). 7-dehydrocholesterol :
Terdapat dalam jaringan lemak subkutan
Dengan iradiasi sinar ultraviolet disintesa jadi
cholecalciferol (vitamin D3)
2). Ergosterol :
Terdapat dalam fungi dan ragi
Dengan iradiasi sinar ultraviolet disintesa
menjadi ergocalciferol (vitamin D2).
50
Fungsi vitamin D :
1. Meningkatkan absorpsi Ca + P dalam usus
2. Meningkatkan uptake + deposisi Ca + P
dalam tulang kalsifikasi
3. Mengatur keseimbangan Ca + P dalam
darah dan kadar alkali fosfatase.
51
Metabolisme vitamin D
Kulit Sinar ultraviolet Hati
7-DC CC cc 25-HCC
II. Kelebihan
Hipervitaminosis D.
53
RACHITIS
Insidens umur :
Puncak 6 bulan – 2 tahun.
Jarang < 2 bulan pada bayi prematur.
Etiologi
1. Intake kurang
- Primer : makanan kurang Vit D, Ca, P.
- Sekunder : malabsorpsi lemak.
2. Kurang paparan sinar ultraviolet
3. Penyakit ginjal difus + berat
54
Predisposisi
1. Pertumbuhan cepat.
(prematur, gemelli, remaja)
2. Infeksi-infeksi.
3. Sindrom malabsorpsi.
(penyakit usus, hati, pankreas)
4. Gangguan metabolisme vitamin D.
(penyakit ginjal/hati)
55
GEJALA-GEJALA KLINIK
Gejala Rachitis dini :
1. Craniotabes pingpong ball sensation
2. Tasbeh rachitis.
3. Penebalan pergelangan tangan + kaki
(pembengkakan epifisis) pergelangan
tangan + kaki ganda.
56
Gejala Rachitis lanjut :
Kepala :
1. Craniotabes
2. Fontanella mayor lambat menutup
( > 2 tahun).
3. Caput quadratum.
(os parietalis + os frontalis menebal)
4. Kepala ceper (asimetris).
57
Thorax :
1. Tasbeh Rachitis
(pandang + raba + X-ray).
2. Pigeon Breast.
3. Sulcus Harrison (pada daerah insersi
diafragma).
Columna Vertebralis :
- Kifosis, lordosis, skoliosis berlebihan.
- Kifosis bersifat arcuair
Pada TBC bersifat angularis
58
Pelvis :
1. PAP
sempit
2. PBP
Ekstremitas :
1. Pergelangan kaki dan tangan ganda.
2. Kaki-O dan kaki-X.
3. Green Stick Fracture (pada trauma
kecil).
59
Rachitic dwarfism
Nampak pendek karena kelainan columna
vertebralis dan ekstremitas inferior.
Otot dan ligamen
Hipotoni Otot :
- lambat jalan / berdiri.
- potbelly + pseudo ascites.
Hipotoni Ligamen :
- hiperekstensi lutut
- tungkai mudah dilipat ke atas
60
Pem.radiologik
Pergelangan tangan :
- Gejala cupping = gelas champagne
- Jarak ujung radius-ulna dengan ossa
metacarpalia melebar
Tulang panjang / ekstremitas :
- Osteoporosis umum
- Densitas kurang
Toraks
- Tasbeh Rachitis
Deformitas tulang-tulang 61
62
63
64
Pem. Kimia darah
1. Kadar fosfor anorganik plasma
(N: 4,5-6,5 mg/dl).
2. Kadar kalsium plasma normal atau
subnormal (N: 9-11 mg/dl)
3. Kadar alkali fosfatase serum .
Kadar Ca bila kompensasi oleh parathormon
dari Gl. Paratiroidea gagal.
Indikator dini insufisiensi vit. D adalah kadar
25-HCC rendah.
65
Diagnosis
1. Anamnesis : intake vit D dan paparan
sinar matahari kurang
2. Gambaran klinik (dini dan lanjut)
3. Pem.radiologik : tasbeh dan pergelangan
tangan (dini).
4. Laboratorium
Kadar fosfor, kalsium, alkali fosfatase
serum.
66
Terapi :
1. Makanan cukup Ca + P
2. Paparan sinar matahari/ultraviolet
3. Vit D3 2000-5000 SI/hari per oral
atau IM, selama 2-4 minggu
atau Vit D3 aktif (calcitriol) per oral
0,25-0,50 μg/hari
4. Immobilisasi stadium aktif untuk cegah
deformitas
67
TETANI INFANTIL
Tetani infantil = tetani hipokalsemia akibat defisiensi
vitamin D.
Gejala klinik
Tetani manifes :
- spasme karpopedal
- konvulsi umum
- laringospasme
Tetani laten :
- gejala tetani timbul bila dirangsang.
Cara perangsangan
1. Cara Chvostek
2. Cara Trousseau
3. Cara Lust
4. Cara Erb 68
Diagnosis :
1. Ada gejala tetani laten/manifes
2. Ada gejala Rachitis
3. Ada hipokalsemia (7,0 – 7,5 mg/dl)
Diagnosis banding :
1. Tetani hipokalsemik
2. Tetani hipomagnesemik
3. Tetani gastrik
4. Tetani iatrogenik (transfusi tukar, post
asidosis) 69
Pengobatan
1. Pemberian Ca :
- Ca laktat per oral (10-12gram/hari)
untuk 10 hari
- atau Ca glukonat 10% 5-10 ml (I.V)
2. Konvulsi/laringospasme :
- sedatif/relaksan otot/antikonvulsan
- oksigen
- intubasi
3. Terapi Rachitis sendiri 70
HIPERVITAMINOSIS D
Etiologi : intake vitamin D berlebihan.
Misalnya :
Vit D 3000 SI oral/hari beberapa minggu.
Vit D 200.000 SI, I.M 2-3 x/minggu,
1-3 bulan
Gejala klinik :
1. GI : nausea, anoreksia, muntah, konstipasi.
2. Ginjal : hiperkalsiuria batu ginjal.
3. Gejala umum : hipotoni, pucat, iritabel.
4. Hiperkalsemia, kalsifiasi metastatik.
5. X-ray tulang panjang : osteoporosis +
kalsifikasi metastatik. 71
DD : 1. Nefritis kronik
2. Hiperparatiroidisme
3. Hiperkalsemia idiopatik
Terapi :
1. Stop vitamin D + kurangi kalsium
2. Kasus berat : Al hidroksida per oral,
kortison.
72
VITAMIN K
Vitamin K = senyawa naftoquinon
Defisiensi vit.K :
1. Predisposisi neonatus, terutama prematur
2. Pengunaan antibiotik yang lama
3. Malabsorbsi lemak
73
Gejala klinik :
Defisiensi vit.K merupakan penyakit diatesis
hemorhagik, gangguan pada fase II proses
pembekuan, terutama kekurangan protrombin.
Pada neonatus
Hemorrhagic disease of the newborn
(HDN)
- Melena neonatorum.
- Perdarahan umbilikus.
- Perdarahan lain : epitaksis, purpura,
intrakranial, hematemesis, dll
74
DD :
- Melena spuria (tertelan darah ibu waktu
persalinan, darah puting susu yang lecet)
Terapi :
- Vit. K 1 mg (per oral atau I.M)
- Dapat diulangi tiap 8 jam
75
HIPERVITAMINOSIS VITAMIN K
Magenta tongue
1 2
Glossitis
Rhagades
Angular stomatitis
82
Cheilosis
perleche
DEFISIENSI
ASAM FOLAT
The tongue in folic acid deficiency
Meningocele
Closed myelomeningocele or meningocele
Anencefali
Defisiensi B 12
(Cobalamin)
Fungsi :
1) Building material
- Sebagian besar : mineral dalam tulang (Ca,P)
- Sebagian kecil : mineral dalam molekul esensial (Fe
dalam Hb)
94
2) Body regulator
- Mengatur reaksi fisiko-kimiawi dalam
proses metabolisme esensial, a.l :
Keseimbangan asam-basa (Na, Cl, Ca)
Transmisi rangsang saraf (Ca,Na)
Proses oksidasi (Fe)
Kontraksi otot (Ca,Na), dll
95
Klasifikasi mineral dalam tubuh :
I. Mineral esensial
1. Makromineral = makroelemen :
Ca, P, K, Na, Cl, Mg, S
2. Mikromineral = trace element = unsur renik
Fe, J, Cu, Zn, Mn, Co, Se, F, Cr, Mo sebagai
aktivator dalam sistem enzim dan hormon
II. Mineral dengan fungsi tidak jelas
Hanya dalam jumlah yang kecil :
Al, As, Bo, Cd, Sr, Va.
III. Mineral kontaminasi makanan/minuman
Tak ada fungsi, bahkan bisa toksik :
Au, Ag, Pb, Ni, dll.
96
Sumber : - Terutama makanan nabati
- Zat2 gizi organik
- Garam2 organik
Defisiensi mineral
Di negara berkembang / Indonesia
1. Defisiensi Fe anemia gizi
2. Defisiensi J gondok endemik
3. Defisiensi Ca gangguan tulang, tetani
4. Defisiensi Co, Cu, Mn anemia
97
ANEMIA GIZI
Etiologi :
1. Defisiensi protein
2. Defisiensi mineral
- Terutama Fe
- Bisa juga Co, Cu, Mn
3. Defisiensi vitamin
- Terutama vit. B6, B12, folat
- Juga vitamin C, A
99
ANEMIA
100
GONDOK ENDEMIK
Etiologi :
1. Defisiensi Jodium dalam makanan /
minuman (biasa di pegunungan)
2. Kelebihan Jodium dalam makanan /
minuman (di pulau2)
3. Zat goitrogenik (sayur kol, dll). 101
Gejala-gejala hipotiroidisme :
- Neonatus : pasif, kulit lembab, konstipasi,
ikterus yang berkepanjangan.
- Hipotoni, hipotermi
- Myxedema
- Gangguan SSP :
retardasi mental
gangguan pendengaran perseptif
retardasi neuromotorik
- Kreatinisme endemik
102
Pencegahan :
- Jodisasi garam dapur, air minum + makanan
- Jodised oil I.M
Pengobatan :
- Larutan KJ.
- Hormon tiroksin
Sumber Jodium :
- Garam berjodium
- Makanan laut
103
Terima Kasih
104