Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Diterima: 28 Januari 2019

DOI: 10.1002/ajim.22960

KOMENTAR

Perlunya strategi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) baru

untuk Revolusi Industri keempat

Gabriel Chia MPH1 |Lihat Ming Lim MPH1 |Gek Khim Judy Sng FAMS1,2 |

Yi-Fu Jeff Hwang MPH2 |Kee Seng Chia MD2

1Klinik Kesehatan Kerja, Sistem Kesehatan

Universitas Nasional, Singapura
2Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock,
Universitas Nasional Singapura, Singapura
Korespondensi
Gabriel Chia, MPH, Klinik Kesehatan Kerja,
Sistem Kesehatan Universitas Nasional,
Singapura, 1E Kent Ridge Rd, Singapura
119228.
Email: gabriel.chia@mohh.com.sg
Kita berada di puncak Revolusi Industri keempat yang menjanjikan untuk merevolusi cara kita hidup
dan bekerja. Sepanjang sejarah, seiring kemajuan masyarakat dan teknologi, demikian pula strategi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kami terkait dengan pengetahuan yang lebih baik dan regulasi
yang ditingkatkan. Dalam makalah ini, kami mengusulkan strategi WSH 4.0 baru yang mengharuskan
kami untuk mengadopsi pendekatan adaptif dan sangat responsif untuk mempromosikan Kesehatan
Pekerja Total dalam menghadapi kemajuan teknologi yang cepat dan perubahan dalam hubungan
kerja. Untuk melakukannya, kami mengusulkan strategi multi-cabang yang terdiri dari (i) solusi WSH
adaptif sehubungan dengan pengawasan, penilaian risiko, dan tindakan pengendalian yang

memanfaatkan teknologi baru; (ii) dialog multi-stakeholder yang efektif untuk solusi kolaboratif dan

berkelanjutan; (iii) kerangka tata kelola AMPL yang antisipatif berdasarkan nilai-nilai bersama dan

tanggung jawab bersama; dan (iv) pengembangan profesional di kalangan praktisi WSH. Strategi

WSH 4.0 baru ini akan memungkinkan para profesional WSH untuk tetap efektif dalam Revolusi

Industri yang akan datang ini.

KATA KUNCI RDS

solusi WSH adaptif, kerangka tata kelola antisipatif, Revolusi Industri Keempat, dialog
multi-stakeholder, WSH 4.0

1|PENGANTAR Dalam Revolusi Industri keempat, diperkirakan bahwa teknologi baru

Pada tahun 2016, para pemimpin global berkumpul di Forum Ekonomi Dunia di
Davos, Swiss, untuk membahas Revolusi Industri keempat. Revolusi Industri
keempat dapat didefinisikan sebagai konvergensi seperangkat teknologi yang
mengganggu termasuk robot otonom,sebuahinternet industri hal,bdan
manufaktur aditifcyang akan membentuk kembali dunia dalam beberapa
dekade mendatang.1,2Oleh karena itu, sifat dan tujuan pekerjaan akan diubah
ketika teknologi baru bergabung dan saling melengkapi. Dalam Buku Putih
Jerman tentang membayangkan kembali pekerjaan, kementerian federal
seperti kecerdasan buatan dan manufaktur aditif akan menggantikan
banyak peran administratif dan manufaktur. Pada saat yang sama,
lapangan kerja dan industri baru terutama di bidang komputasi dan
rekayasa kecerdasan buatan akan tercipta.4Bahkan pekerjaan yang ada di
sektor lain akan diubah dengan kaburnya batas pekerjaan dan rumah
sebagai akibat dari kerja jarak jauh, interaksi manusia-mesin yang lebih
besar dengan robot kolaboratif, dan “ekonomi pertunjukan” lepas di
platform peer-to-peer global.
Saat sifat pekerjaan berkembang, bahaya baru terhadap kesejahteraan seperti

tenaga kerja dan urusan sosial di Jerman menciptakan istilah Kerja 4.0untuk kelelahan akibat batas kehidupan kerja yang kabur diperkirakan akan muncul.

menggambarkan lanskap kerja yang berubah ini.3 Selanjutnya, Revolusi Industri keempat dapat mempengaruhi partisipasi gender

industri. Meskipun akan ada kehilangan pekerjaan yang signifikan bagi laki-laki dan

perempuan dalam peran manufaktur dan administrasi masing-masing, sektor-sektor

Institusi tempat pekerjaan dilakukan: National University Health Systems, Singapura.
pertumbuhan utama seperti pekerjaan yang membutuhkan ilmu pengetahuan,

Am J Ind Med.2019;1–7. wileyonlinelibrary.com/journal/ajim © 2019 Wiley Periodicals, Inc. 1|

2|
pengetahuan dan keterampilan teknologi, teknik dan matematika (STEM)
tampaknya lebih disukai pria.4Prediksi ini didasarkan pada survei ekstensif
di antara para eksekutif kunci dan strategi dengan perusahaan global
terkemuka dan oleh karena itu dapat dibatasi oleh bias pelaporan dan
seleksi. Namun, berdasarkan penilaian ini, mungkin ada risiko
peningkatan pengangguran atau setengah pengangguran di kalangan
wanita dengan konsekuensi kesehatan terkait.5
Revolusi Industri keempat kemungkinan akan berlangsung dengan
kecepatan yang dipercepat dan akan berbeda dari tiga Revolusi Industri
pertama dalam hal kecepatan dan besarnya perubahan (dibahas dalam bagian
2 dan 3 di bawah). Sebagai profesional keselamatan dan kesehatan di tempat
kerja, kita tidak memiliki kemewahan menunggu Revolusi Industri keempat
penuh untuk memanifestasikan dirinya sebelum bereaksi terhadapnya. Kita
perlu pro-aktif dalam mengembangkan strategi baru untuk menjawab
tantangan Revolusi Industri keempat. Oleh karena itu, tujuan dari komentar ini
adalah untuk memperdebatkan strategi keselamatan dan kesehatan kerja baru
yang dengan mudah disebut sebagai:WSH 4.0untuk memenuhi kebutuhan
revolusi industri keempat.
2|EVOLUSI SEJARAH STRATEGI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN TEMPAT
KERJA
Kebutuhan akan strategi keselamatan dan kesehatan kerja baru, yang dapat
didefinisikan sebagai rencana tindakan untuk mencapai tujuan keselamatan
dan kesehatan kerja yang optimal, tidak hanya terjadi pada Revolusi Industri
keempat. Seiring berkembangnya masyarakat dan teknologi, demikian pula
strategi keselamatan dan kesehatan kerja kita. Bahkan sebelum periode yang
digambarkan sebagai Revolusi Industri, hubungan antara bahaya di tempat
kerja dan penyakit pekerja dipelajari oleh Ramazzini dalam risalah terkenalnya
De Morbis Artificum Diatriba [Penyakit Pekerja] yang juga berisi solusi yang
relevan untuk mengurangi risiko kesehatan terkait pekerjaan. gangguan.6
Sejarah sejak itu secara skematis dapat dibagi menjadi empat revolusi
industri.7Selama Revolusi Industri pertama di pertengahan 1700-an ketika
tenaga uap dan produksi mekanis pertama kali diperkenalkan, pekerja anak
adalah hal biasa dan lingkungan kerja sangat berbahaya. Perlawanan akhirnya
terhadap kondisi pekerja anak menyebabkan pengenalan Undang-Undang
Kesehatan dan Moral Magang pada tahun 1802 yang melindungi anak-anak
yatim piatu yang bekerja di pabrik. Karya perintis Thackrah, 'The Effects of Arts,
Trades and Professions on Health and Longevity' pada tahun 1831 juga
meningkatkan pemahaman kita tentang efek pekerjaan pada kesehatan.8
Periode ini dapat digambarkan sebagaiWSH 1.0 di mana pengetahuan WSH
kami sebagian besar didasarkan pada intuisi dan deduksi logis dengan
dukungan legislatif yang sangat terbatas.
Revolusi Industri kedua dapat dianggap telah terjadi pada paruh
kedua abad ke-19 dengan munculnya tenaga listrik dan mesin
pembakaran internal yang mengantarkan era produksi massal. Dengan
tersedianya tenaga kerja murah, hanya ada sedikit insentif finansial bagi
perusahaan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagai tanggapan, pemerintah di Inggris Raya (UK) dan Amerika Serikat
(AS) mulai mengambil peran yang lebih aktif dengan
CHIAET AL.
disahkannya undang-undang kompensasi pekerja seperti Undang-Undang
Kompensasi Karyawan Federal di Amerika Serikat pada tahun 1908 dan Undang-
Undang Kompensasi Pekerja di Inggris pada tahun 1925. Hal ini berkembang ke era
modern dengan disahkannya undang-undang penting lainnya seperti Undang-
Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Inggris pada tahun 1974 yang
mengharuskan pengusaha dan karyawan untuk memastikan kesehatan dan
keselamatan bagi pekerja di semua tempat kerja.
Pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja juga berkembang dengan
penggunaan metode epidemiologis dan eksperimental, seperti yang
dikembangkan oleh Doll dan Bradford Hill, untuk secara ilmiah memeriksa jalur
kausal antara paparan di tempat kerja dan penyakit.9Fase ini dapat
digambarkan sebagaiWSH 2.0di mana hubungan antara pekerjaan dan
kesehatan divalidasi secara ilmiah dan keselamatan dan kesehatan tempat
kerja dilindungi oleh kerangka kerja legislatif yang luas.
At the end of the last millennium, the third Industrial Revolution took
place with the use of electronics and information technology to automate
production. Automation10may have contributed to sedentary behavior
which together with factors such as availability of low cost calorie-dense
foodandurbanizationhave contributed toa rise inobesity and other non-
communicable diseases, many of which have multifactorial work and non-
work interactions.11 A new workplace safety and health strategy which
focused on “Total Worker Health” was proposed to integrate safety and
health protection with health promotion. The dual aims were to prevent
injuries and illnesses while improving health andwellbeing
amongworkers.12 Ini bisa dengan tepat diberi label sebagai WSH3.0.
Strategi ini terutama menggunakan pendekatan penilaian risiko
kuantitatif dan mengasumsikan hubungan majikan-karyawan tradisional.
3|KEBUTUHAN STRATEGI KESELAMATAN DAN
KESEHATAN TEMPAT KERJA BARU
Saat Revolusi Industri keempat berlangsung, risiko pekerjaan yang
muncul kemungkinan besar terjadi dari teknologi baru, perubahan
kondisi kerja, dan hubungan kerja baru.13Secara khusus, kebangkitan
ekonomi pertunjukan kemungkinan akan membawa kegentingan dan
diskontinuitas pekerjaan yang lebih besar, dengan hasil kesehatan mental
yang merugikan.14Karena strategi keselamatan dan kesehatan kerja saat
ini di negara maju didasarkan pada model manajemen risiko kuantitatif
dan hubungan kerja penuh waktu tradisional, ini tidak akan memadai
mengingat kemajuan teknologi yang cepat dengan risiko yang tidak dapat
diukur dan hubungan kerja yang berubah.15
Oleh karena itu, kami mengusulkan yang baruWSH 4.0strategi yang
kami kaitkan dengan gagasan Total Worker Health. Strategi baru ini
terdiri dari: solusi keselamatan dan kesehatan kerja adaptif, dialog
multistakeholder untuk solusi kolaboratif, tata kelola antisipatif dengan
landasan nilai-nilai bersama dan pengembangan profesional profesional
keselamatan dan kesehatan kerja. Mengingat heterogenitas sistem
perlindungan pekerja di seluruh dunia, sebagian besar strategi yang
diusulkan akan terkait dengan negara-negara berpenghasilan tinggi dan
menengah dengan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang
berkembang dengan baik dan praktik kesehatan kerja. Masing-masing
didefinisikan dan dibahas di bawah di bawah subbagian 3.1 sampai 3.4.
CHIAET AL.
3.1|WSH 4.0–Solusi keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang
adaptif
Yang baruWSH 4.0menempatkan lebih banyak tekanan pada keselamatan dan
kesehatan profesional di tempat kerja untuk bergulat dengan tantangan yang
muncul. Ini termasuk krisis kegunaan dari antarmuka manusia-mesin yang
kompleks di mana pengguna tidak dapat mengatasi kompleksitas produk dan
gagal menggunakan semua fungsi yang tersedia,16tekanan psikososial dan
ketidakpastian dari platform kerja digital 24/7,17dan risiko kesehatan fisik
seperti yang terkait dengan nanopartikel dan senyawa organik volatil
berbahaya dari manufaktur aditif.18,19Biologi sintetis dengan desain sistem
biologis baru juga dapat mengekspos pekerja terhadap bahaya biologis seperti
transfer bahan vektor lentiviral.20Teknologi baru ini dengan risiko yang belum
terukur atau bahkan tidak dapat diukur akan semakin sulit untuk dievaluasi dan
dikendalikan berdasarkan model manajemen risiko kami saat ini. Dengan
demikian, bahaya yang muncul ini akan membutuhkan sistem pengawasan
yang kuat, alat manajemen risiko adaptif, serta langkah-langkah pengendalian
yang inovatif. Ini didefinisikan di bawah ini dalam paragraf berikut.
Sistem pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja saat ini di AS
terfragmentasi dengan sistem yang berkembang menggunakan berbagai sumber
data yang tersebar di berbagai lembaga federal dan negara bagian. Ada juga
pembagian data yang terbatas di seluruh organisasi dan ketergantungan yang
berlebihan pada pelaporan manusia.21Sistem pengawasan yang kuat adalah sistem
yang akan terus berfungsi secara efektif meskipun ada kesalahan dan penundaan
data. Contoh sistem pengawasan baru, seperti yang diusulkan oleh Komite
Pengembangan Sistem Pengawasan Nasional yang “Lebih Cerdas” untuk Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Abad 21, menggunakan pendekatan “sistem sistem”. Ini
melibatkan menghubungkan sistem independen untuk membuat meta-sistem
menggunakan teknologi baru seperti perangkat seluler dan sensor untuk
memfasilitasi pengumpulan data waktu nyata dan penyebaran informasi.21Ini akan
meminimalkan penghitungan penyakit dan cedera akibat kerja dengan memfasilitasi
konsolidasi dan berbagi data.
Sistem pendekatan sistem dalam surveilans digunakan pada
masa pandemi influenza 2009 melalui proyek Distributed
Surveillance Taskforce for Real-time Influenza Burden Tracking and
Evaluation (DiSTRIBuTE). Ini melibatkan pembuatan jaringan
pengawasan penyakit seperti sindrom influenza elektronik (ED) yang
kolaboratif. Dalam contoh ini, sistem pusat dibuat untuk
memperoleh data agregat dari sistem surveilans sindrom kota dan
negara bagian yang digabungkan untuk menghasilkan ringkasan
dan mengidentifikasi tren di tingkat nasional.22
Paradigma penilaian risiko saat ini sebagian besar masih didasarkan pada
proses empat langkah identifikasi bahaya, penilaian dosis-respons, evaluasi
paparan, dan akhirnya karakterisasi risiko.23Pendekatan ini tidak
memperhitungkan ketidakpastian ilmiah yang mendasari dan keterbatasan
dalam pengetahuan kita saat ini dan tidak diarahkan untuk penggabungan
cepat informasi baru. Alat penilaian risiko adaptif adalah instrumen yang
berkembang dengan kemajuan pengetahuan, dan termasuk strategi
komunikasi yang transparan sehubungan dengan ketidakpastian yang tersisa.
Contoh alat penilaian risiko adaptif adalah yang diusulkan untuk nanomaterial
oleh Uni Eropa—pendekatan ini berusaha untuk mengevaluasi teknologi baru
melalui fase pembingkaian masalah untuk mengidentifikasi skenario paparan
yang relevan diikuti oleh
|3
fase penilaian risiko yang merupakan proses iteratif fleksibel dari
karakterisasi risiko, analisis kebutuhan data, pengumpulan data, dan
evaluasi untuk merumuskan karakterisasi risiko yang diusulkan.24
Strategi ini berbeda dari penilaian risiko berbasis bahaya standar
dengan menggunakan pendekatan yang lebih didorong oleh
paparan yang berfokus pada pendefinisian skenario paparan yang
relevan dan realistis dan kemudian menentukan karakterisasi
risikonya melalui integrasi paparan, nasib/kinetik, dan informasi
bahaya. Hal ini memungkinkan penilaian yang lebih bertarget yang
berfokus pada skenario paparan yang penting dan relevan serta
mengintegrasikan informasi terkait dari semua sumber data untuk
mendapatkan karakterisasi risiko yang akurat. Selain itu, alat
penilaian risiko adaptif baru ini juga menggunakan read-cross yang
merupakan penggabungan informasi baru dan relevan dari zat
“sumber” analog untuk memprediksi sifat zat “target”.
Terakhir, tindakan pengendalian yang ada dapat ditingkatkan melalui teknologi
baru seperti penggunaan augmented reality dalam pelatihan keselamatan25
dan kecerdasan buatan dalam memastikan lingkungan kerja yang aman.26
Misalnya, Northern Center for Advanced Technology (NORCAT) di Sudbury telah
mengembangkan program penyelamatan ranjau realitas virtual untuk
meningkatkan pelatihan keselamatan tempat kerja.27Contoh lain adalah AI-
SAFE yang merupakan sistem kecerdasan buatan yang menggabungkan
analisis video real-time dengan pembelajaran mesin untuk menentukan apakah
para pekerja menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.
3.2|WSH 4.0–Dialog multi-stakeholder untuk
solusi kolaboratif
Ketika pekerjaan menjadi lebih kompleks, berbagai disiplin ilmu dan
pemangku kepentingan perlu berkolaborasi lebih aktif untuk berbagi ide
dan merumuskan solusi adaptif. Di antara profesional keselamatan dan
kesehatan kerja, ada keragaman yang berkembang di luar empat profesi
inti keselamatan kerja, kebersihan kerja, kedokteran kerja, dan
keperawatan kesehatan kerja. Disiplin lain seperti profesional bantuan
karyawan, ergonomis, dan psikolog kesehatan kerja cenderung
memainkan peran yang lebih besar di era baru.WSH 4.0strategi.28
Misalnya, ahli ergonomi akan diperlukan untuk memastikan bentuk-bentuk
baru integrasi manusia-mesin dan untuk mengurangi kelebihan informasi yang
timbul dari internet of things.
Akibatnya, dialog multi-stakeholder diperlukan untuk
memperkenalkan solusi WSH yang efektif. Ini akan melibatkan instansi
pemerintah, profesional kesehatan, pekerja/serikat pekerja, dan
pemimpin industri lintas batas internasional.29Misalnya, kemajuan dalam
keselamatan dan kesehatan kerja telah dicapai melalui dialog multi-
stakeholder di bidang nanoteknologi30dan kecerdasan buatan.31Contoh
lain adalah perumusan standar peraturan untuk antarmuka manusia-
mesin, menggabungkan pengetahuan dari rekayasa perangkat lunak,
ilmu kerja, dan ergonomi kognitif.16Platform dialog multi-stakeholder ini
berbeda dari praktik sebelumnya dalam skala dan jangkauannya. Platform
Nano-Regulation multistakeholder, misalnya, mencakup perwakilan dari
industri internasional, asuransi, organisasi ritel,
4|
organisasi non-pemerintah, akademisi dan badan pemerintah lainnya dan
berusaha untuk mempengaruhi legislasi dan keterlibatan publik.30
Masih banyak yang harus dilakukan untuk memungkinkan para pemangku
kepentingan berpartisipasi secara efektif dalam dialog semacam itu. Salah satu
modelnya adalah penggunaan Multi-Stakeholder Engagement Processes (MSEPs).
MSEP diarahkan untuk mencapai kesetaraan partisipatif, akuntabilitas, dan
transparansi di antara para pemangku kepentingan melalui bekerja pada visi
bersama, membangun kapasitas pemangku kepentingan dan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk perubahan.32MSEP telah digunakan, misalnya, dalam
proyek Pertambangan, Mineral, dan Pembangunan Berkelanjutan di mana kemitraan
regional dan lokakarya global mengarah pada perumusan kerangka kerja yang
mendukung pembangunan berkelanjutan di industri pertambangan dalam hal
kesehatan dan kesejahteraan pekerja serta sebagai keberlanjutan lingkungan dan
ekonomi.33Salah satu elemen dalam proses multi-stakeholder adalah metode resolusi
konflik interaktif yang melibatkan diskusi kelompok kecil yang dimediasi oleh pihak
ketiga melalui pendekatan sosial-psikologis. Ini bertujuan untuk mengubah situasi
“menang-kalah” yang bermusuhan menjadi situasi “menang-menang” yang
kolaboratif.34Penyelesaian konflik secara interaktif telah digunakan dalam
menyelesaikan konflik sosial dan internasional yang berkepanjangan dan dalam
menyelesaikan perselisihan perburuhan industrial.35
3.3|WSH 4.0–Tata kelola antisipatif dengan nilai-
nilai bersama
Oleh karena itu, sifat pekerjaan yang berubah berarti bahwa peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja saat ini yang didasarkan pada pekerja dengan
pekerjaan penuh waktu di fasilitas yang dimiliki oleh pemberi kerja akan
menjadi semakin usang. Lebih banyak pekerja dipekerjakan sebagai “kontraktor
independen” di luar jangkauan peraturan keselamatan dan kesehatan. Dengan
demikian, mengatur teknologi baru dan bentuk kerja baru akan memerlukan
kerangka kerja tata kelola antisipatif dengan tanggung jawab kooperatif di
mana semua pemangku kepentingan termasuk universitas, fasilitas penelitian,
konsumen, dan pemimpin sipil di masyarakat luas berperan aktif. Meskipun
memiliki proporsi pertumbuhan lapangan kerja yang signifikan dalam
pengaturan kerja alternatif,36tata kelola platform pekerjaan online ini terus
mengalami masalah "banyak tangan" karena model bisnis yang beragam dan
berbagai tingkat tanggung jawab di antara para pemangku kepentingan.37
Salah satu contohnya adalah Uber yang didirikan pada tahun 2009 sebagai
platform perantara digital yang menghubungkan pengendara dan pengemudi
melalui aplikasi smartphone. Karena pengguna dan pemilik platform digital
Uber berperan dalam tata kelola platform layanan transportasi digital ini, sulit
untuk mengalokasikan akuntabilitas dan tanggung jawab.
Tata kelola kerja platform yang efektif dapat dicapai melalui tanggung jawab
kooperatif di antara semua pemangku kepentingan. Ini akan melibatkan pemilik
platform dalam organisasi dan desain platform, pengguna dalam mengambil
tanggung jawab kolektif untuk keselamatan dan kesehatan mereka sendiri, dan
pemerintah dalam menciptakan pedoman dan nilai-nilai bersama.38Platform
Cooperativisme, seperti yang dijelaskan oleh Trebor Scholz, adalah tentang merangkul
teknologi untuk menciptakan platform yang dikelola secara demokratis dan dimiliki
secara kooperatif untuk memfasilitasi pertukaran barang dan jasa.39Contohnya adalah
Loconomics yang merupakan koperasi milik freelancer di mana para freelancer
bergabung sebagai anggota, memiliki saham, menerima dividen dan memiliki andil
dalam menjalankan perusahaan.40
CHIAET AL.
Demikian pula, mengatur teknologi baru juga membutuhkan pendekatan
yang lebih kolaboratif dan antisipatif. Tata kelola antisipatif adalah pendekatan
proaktif, berulang, coba-coba dengan putaran umpan balik yang cepat untuk
memungkinkan kalibrasi alat kebijakan.41Ini berbeda dari struktur
pemerintahan tradisional di mana peraturan membutuhkan waktu bertahun-
tahun untuk dirancang dan diterapkan dan jarang sekali dianggap berlaku.
Kerangka kerja TAPIC (transparansi, akuntabilitas, partisipasi, integritas, dan
kapasitas), misalnya, telah digunakan dalam tata kelola biologi sintetis dengan
mengatasi kesenjangan dan memprioritaskan kebutuhan data di bidang
kesehatan dan keselamatan untuk terus beradaptasi dengan teknologi baru.42
Namun, hanya bergantung pada peraturan untuk menegakkan kondisi tenaga
kerja dan kesehatan dan keselamatan tempat kerja memiliki keterbatasan mengingat
sifat cepat dari gangguan teknologi dan sosial. Ada kebutuhan untuk membangun
fondasi yang kuat dari nilai-nilai bersama seperti pelayanan, kebaikan bersama, dan
martabat manusia di antara semua pemangku kepentingan untuk memastikan
keselamatan dan kesehatan kerja yang berkelanjutan.43
Para pemimpin politik yang ingin membujuk pemilih atau penduduknya
secara teratur memanfaatkan kekuatan pesan politik berbasis nilai.44
Hal ini sangat penting saat ini mengingat meningkatnya ketidakpercayaan di
antara masyarakat umum, pemerintah, dan entitas bisnis atas pemanfaatan
data dan teknologi dan dampaknya terhadap pekerjaan, privasi, dan
kesejahteraan pekerja dan masyarakat. Kemajuan teknologi seperti platform
media sosial juga telah meningkatkan pengawasan publik dan kebutuhan akan
akuntabilitas sosial di antara perusahaan dan pemerintah. Oleh karena itu, ada
kebutuhan untuk membangun fondasi yang kuat dari nilai-nilai bersama yang
menyelaraskan kepentingan pemangku kepentingan utama untuk
memungkinkan pengusaha, karyawan, pemerintah, dan masyarakat umum
untuk bekerja sama.45,46
Nilai-nilai umum yang mendukung kesehatan dan keselamatan tempat
kerja tidak perlu menyimpang dari kepentingan ekonomi dan keuangan para
pemangku kepentingan utama. Ada semakin banyak bukti yang menunjukkan
korelasi positif antara kesehatan karyawan perusahaan dan kinerja
keuangannya.43Perusahaan dengan nilai-nilai bersama juga dapat memperoleh
kepercayaan dari pelanggan mereka dan mendapatkan keunggulan kompetitif.
45AS Tersehat misalnya membuat program tanda tangan yang disebut
HealthLead™Akreditasi Tempat Kerja yang tidak hanya mengakui organisasi
yang menunjukkan praktik terbaik dalam manajemen kesehatan karyawan
tetapi juga membantu mereka menyelaraskan praktik ini dengan keberlanjutan
bisnis, produktivitas, dan hasil keuangan.47
Berkenaan dengan inovasi teknologi, nilai-nilai ini tercermin dalam
gagasan "inovasi yang bertanggung jawab" yang merupakan proses yang
transparan dan berulang di mana aktor sosial dan inovator menjadi saling
bertanggung jawab satu sama lain, membangun nilai-nilai bersama untuk
memastikan penerimaan etis dan keinginan masyarakat dari proses
inovasi.48Contohnya adalah penciptaan “T-City Friedrichshafen” yang
digagas sebagai kemitraan publik-swasta (PPP) antara Deutsche Telekom
AG dan kota Friedrichshafen untuk menggunakan teknologi modern
untuk mengubah Friedrichshafen menjadi “kota pintar”.49
3.4|WSH 4.0 Pengembangan profesional
Committee to Assessment Needs Training for Occupational Safety and
Health Personnel di Amerika Serikat telah menyatakan bahwa saat ini
CHIAET AL.
|5

program pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja secara tradisional terlalu diselidiki dan diselesaikan dengan tepat. Semua penulis telah melihat dan
terfokus pada mendidik para profesional yang melayani organisasi besar di menyetujui versi final untuk diterbitkan.
lokasi tetap dalam industri manufaktur. Sebagian besar pekerjaan yang
dilakukan oleh profesional keselamatan dan kesehatan di tempat kerja saat ini
juga dilakukan di organisasi tetap di industri berbahaya yang mempekerjakan UCAPAN TERIMA KASIH

tenaga kerja penuh waktu di bawah perlindungan undang-undang dengan

Tidak ada.

beberapa perluasan ke pekerjaan kantor kerah putih. Oleh karena itu, tidak
cukup fokus pada perubahan organisasi dan sifat pekerjaan. Dengan demikian,
(kembali) pelatihan profesional keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan PENDANAAN

untuk memungkinkan mereka mengelola efek kesehatan dari sifat pekerjaan

Penulis melaporkan bahwa tidak ada sumber pendanaan untuk pekerjaan
yang berubah dan untuk memahami beragam disiplin ilmu seperti kesehatan
yang menghasilkan artikel atau penyusunan artikel.
perilaku dan sistem informasi.28

Untuk mendukung yang baruWSH 4.0, kami berpendapat bahwa

profesional keselamatan dan kesehatan kerja harus (1) memiliki pengetahuan PERSETUJUAN ETIKA DAN INFORMED CONSENT

yang luas dan mendalam untuk membuat hubungan lintas disiplin; (2)
Tidak ada tinjauan etika atau persetujuan yang diinformasikan diperlukan untuk
memandu pengembangan nilai-nilai bersama di antara semua pemangku
penyusunan naskah komentar.
kepentingan untuk memungkinkan dialog multi-stakeholder yang efektif dan
solusi kolaboratif; (3) mengembangkan kompetensi dalam mengelola stres
terkait pekerjaan dan efek kesehatan lainnya dari perubahan sifat pekerjaan PENGUNGKAPAN (Penulis)

serta; (4) terus berinovasi untuk mengembangkan solusi keselamatan dan

Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.
kesehatan kerja yang adaptif.28,50
Penerapan pengetahuan dan kompetensi baru di antara para profesional

keselamatan dan kesehatan kerja akan memungkinkan mereka untuk berkembang PENGUNGKAPAN OLEH AJIM EDITOR OF RECORD

dalam revolusi industri keempat dan dipanggil untuk melayani komunitas pekerja
Rodney Ehrlich menyatakan bahwa dia tidak memiliki konflik kepentingan dalam
yang lebih luas termasuk kontraktor independen dan mereka yang bekerja di industri
ulasan dan keputusan publikasi mengenai artikel ini.
yang sedang berkembang.

PENAFIAN
4 | KESIMPULAN
Tidak ada.

Skala dan besarnya yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Revolusi
Industri keempat menuntut para profesional keselamatan dan kesehatan kerja
CATATAN AKHIR
beradaptasi dengan cepat untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan pekerja
di era kerja yang baru ini. Kami berpendapat bahwa yang baruWSH 4.0Strategi sebuah Robot otonom mengacu pada mesin cerdas yang dapat melakukan tugas
sendiri tanpa kontrol manusia yang eksplisit.
diperlukan untuk mengatasi campuran bahaya keselamatan dan kesehatan
bInternet of things mengacu pada objek fisik sehari-hari yang terhubung ke
kerja tradisional dan yang muncul melalui perumusan solusi adaptif,
internet dan dapat berkomunikasi dengan perangkat lain.
mendorong dialog multi-stakeholder dan membangun kerangka tata kelola
cManufaktur aditif mengacu pada teknologi yang membangun objek 3D dengan
berbasis nilai dan antisipatif. Profesional keselamatan dan kesehatan kerja akan
menambahkan lapisan demi lapisan bahan menggunakan data model 3D.
membutuhkan kompetensi yang sesuai dengan luas dan kedalaman
pengetahuan agar efektif dalam lingkungan kerja baru ini. Apa pun kerangka
kerja khusus yang digunakan, kami percaya bahwa strategi baru dan fleksibel REFERENSI

diperlukan oleh komunitas keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi
kesehatan dan kesejahteraan pekerja untuk generasi mendatang.
KONTRIBUSI PENULIS
Dr Gabriel Chia dan Prof Chia Kee Seng mengonsep dan merancang garis besar
editorial berdasarkan bukti terbaru dari literatur. Dr Gabriel Chia menyusun
1. Schwab K. 2017.Revolusi Industri Keempat. New York: Grup
Penerbitan Mahkota.
2. Philipp Gerbert ML, Rüßmann M, Waldner M, Justus J, Engel P,
Harnisch M. Industri 4.0: Masa Depan Produktivitas dan
Pertumbuhan Industri Manufaktur. Grup Konsultan Boston; 2015.
3. Kementerian Federal Tenaga Kerja dan Sosial, Jerman. Re-Imaging
Work White Paper WORK 4.0. 2017. https://www.bmas.de/
SharedDocs/Downloads/EN/PDF-Publicationen/a883-white-paper.
pdf?blob=publicationFile&v=3. Diakses 19 Desember 2003.
4. Forum Ekonomi Dunia. Masa Depan Pekerjaan Ketenagakerjaan,

naskah dengan masukan dari Dr Lim See Ming, Dr Jeff Hwang, Dr Judy Sng dan
Prof Chia Kee Seng. Semua penulis setuju untuk bertanggung jawab atas
pekerjaan dan memastikan bahwa setiap pertanyaan yang terkait dengan
keakuratan atau integritas bagian mana pun dari pekerjaan adalah
Keterampilan dan Strategi Tenaga Kerja untuk Revolusi Industri Keempat.
http://www3.weforum.org/docs/WEF_Future_of_Jobs.pdf. Diakses pada 11
Oktober 2018.
5. Maynard DC, Feldman DC. 2011.Setengah pengangguran: tantangan
psikologis, ekonomi, dan sosial. New York, NY: Springer.
6|
6. Franco G, Franco F. Bernardino ramazzini: bapak kedokteran okupasi.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Amerika2001;91:1382-1382.
7. Spesifikasi Bangunan Nasional. Empat fase revolusi industri. https://
www.thenbs.com/knowledge/four-phases-of-industrialrevolution.
Diakses pada 17 Desember 2018.
8. Keatinge G. Charles turner thackrah: efek seni, perdagangan dan profesi
pada kesehatan dan umur panjang.Menempati Lingkungan Med. 1958;15:
137-138.
9. Seaton A. Dari debu dan abu: tahun 1950-an.Menempati Med. 2010;60:2–4.
10. Hill JO, Melanson EL. Tinjauan determinan kelebihan berat badan dan
obesitas: bukti terkini dan masalah penelitian.Latihan Olahraga Med Sci.
1999;31. https://doi.org/10.1097/00005768-199911001-00005.
11. Schulte PA, Pandalai S, Wulsin V, Chun H. Interaksi faktor risiko pekerjaan
dan pribadi dalam kesehatan dan keselamatan kerja.Am J Kesehatan
Masyarakat. 2012;102:434–448.
12. Schill AL, Chosewood LC. Kesehatan pekerja total NIOSH™program. J
Menempati Lingkungan Med. 2013;55: https://doi.org/10.1097/jom.000000
0000000037 .
13. Kantor Perburuhan Internasional. Risiko dan pola pencegahan yang muncul di
dunia kerja2010 yang berubah.http://www.ilo.org/public/portugue/region/
eurpro/lisbon/pdf/28abril_10_en.pdf. Diakses pada 11 Oktober 2018.
14. Sirviö A, Ek E, Jokelainen J, Koiranen M, Järvikoski T, Taanila A. Kegentingan
dan riwayat kerja terputus-putus dalam kaitannya dengan kesehatan.
Kesehatan Masyarakat Skandinavia J. 2012;40:360–367.
15. Tujuh tantangan masa depan keselamatan dan kesehatan kerja. J
Menempati Kebersihan Lingkungan. 2010;7: https://doi.org/
10.1080/1545962100 3617898.
16. Badan Eropa untuk Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja. Tinjauan
literatur Antarmuka manusia-mesin sebagai risiko yang muncul kembali. https://
osha.europa. eu/en/tools-and publishings/publications/literature_reviews/
HMI_emerging_risk. Diakses pada 11 Oktober 2018.
17. Tran M, Sokas RK. Ekonomi pertunjukan dan pekerjaan kontingen.J Menempati
Lingkungan Med. 2017;59:e63–e66. https://doi.org/10.1097/jom.000000000000
00977
18. Li C, Liu H, Sun Y, dkk. Nanopartikel PAMAM mempromosikan cedera paru-paru
akut dengan menginduksi kematian sel autophagic melalui jalur pensinyalan
akt-TSC2-mTOR.Biola Sel J Mol. 2010;2:103-103.
19. Azimi P, Zhao D, Pouzet C, Crain NE, Stephens B. Emisi partikel ultrafine dan
senyawa organik yang mudah menguap dari printer tiga dimensi desktop
yang tersedia secara komersial dengan banyak filamen. Teknologi Sains
Lingkungan. 2016;50:1260–1268.
20. Howard J, Murashov V, Schulte P. Biologi sintetis dan risiko pekerjaan.J Menempati
Kebersihan Lingkungan. 2017;14:224–236.
21. Komite Pengembangan Sistem Pengawasan Nasional yang Lebih
Cerdas untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Abad 21. Sistem
Pengawasan Nasional yang Lebih Cerdas untuk Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Abad ke-21. Washington DC. Pers Akademi
Nasional; 2018.
22. Olson D, Paladini M, Lober W, Buckeridge D, Kelompok Kerja I.
Menerapkan model baru untuk berbagi data kesehatan populasi
untuk surveilans influenza sindrom nasional: bukti konsep proyek
diSTRIBuTE, 2006 hingga 2009.PLoS Curr. 2011;3:RRN1251.
23. Dewan Riset Nasional 1983.Penilaian Risiko di Pemerintah Federal:
Mengelola Proses. Washington, DC: Pers Akademi Nasional.
24. Bos P, Gottardo S, Scott-Fordsmand J, dkk. Strategi penilaian risiko
MARINA: strategi fleksibel untuk pengumpulan informasi yang
efisien dan penilaian risiko bahan nano.Kesehatan Masyarakat Int J
Environ Res2015;12: 15007–15021 .
25. Sacks R, Perlman A, Barak R. Pelatihan keselamatan konstruksi menggunakan
realitas virtual yang mendalam.Konstr Kelola Eko. 2013;31:105–1017.
26. Chrissos N. Memperkenalkan AI-SAFE: solusi kolaboratif untuk keselamatan
pekerja. Cisco Inggris & Irlandia Blog. 23 Januari 2018. https://gblogs.
cisco.com/uki/introducing-ai-safe-a-collaborative-solution-forworker-
safety/. Diakses pada 7 Desember 2018.
CHIAET AL.
27. Silliker A. Realitas virtual mengguncang pelatihan keselamatan, lingkungan virtual
yang nyata memungkinkan pekerja dilatih tentang skenario berbahaya tanpa
risiko apa pun https://www.cos-mag.com/personal-process-safety/36967- virtual-
reality-shakes-up-safety-training/. Diakses pada 17 Desember 2018.
28. Komite Institut Kedokteran (AS) untuk Menilai Kebutuhan Pelatihan
bagi Personil Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Amerika Serikat.
Pekerjaan Aman di Abad 21: Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
untuk Tenaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dekade Mendatang.
Washington (DC): Pers Akademi Nasional (AS); 2000. https://www.
ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK225534/pdf/Bookshelf_NBK225534.
pdf. Diakses pada 11 Oktober 2018.
29. Maynard AD. Menavigasi revolusi industri keempat.Nat Nanotechnol
2015;10:1005–1006.
30. Meili C. Masyarakat Inovasi, Ltd, St.Gallen, Swiss. Nanoregulation:
pendekatan dialog multi-stakeholder menuju kerangka peraturan
berkelanjutan untuk nanoteknologi dan nanosains. http://
innovationsgesellschaft.ch/wp-content/uploads/2013/07/
NanoRegulation_1_Report_2005.pdf. Diakses pada 11 Oktober 2018.
31. Ringkasan Ketua: Pertemuan Tingkat Menteri G7 tentang Persiapan Pekerjaan
Masa Depan. Pertemuan Puncak Sommet du G7–G7. https://g7.gc.ca/en/g7-
presidency/themes/preparing-jobs-future/g7-ministerial-meeting/ chair-
summary/. Diakses pada 11 Oktober 2018.
32. Program Pembangunan PBB. Proses Keterlibatan Multi-Pemangku
Kepentingan, Sumber Daya Pengembangan Kapasitas UNDP. http://
www.undp.org/content/dam/aplaws/publication/en/publications/
capacity-development/drivers-of-change/accountability/multistakeholder-
engagement-processes/Engagement-Processes-cp7.pdf. Diakses pada 11
Oktober 2018.
33. Institut Internasional untuk Lingkungan dan Pembangunan: http://
pubs.iied.org/pdfs/9084IIED.pdf. Diakses pada 16 Januari 2019.
34. Enayati J. 2002. Penelitian: komunikasi efektif dan pengambilan keputusan dalam
kelompok yang beragam. Dalam: Hemmati M, editor.Proses Multi-Pemangku
Kepentingan untuk Tata Kelola dan Keberlanjutan Melampaui Kebuntuan dan
Konflik. London: Earthscan Publications Ltd. hal. 73–94.
35. Burton J. 1997. Komunikasi terkendali untuk pemecahan masalah
analitis. Dalam: Fisher RJ, editor.Resolusi Konflik Interaktif. New York,
NY: Pers Universitas Syracuse. hal.19–36.
36. Katz L, Krueger A. Biro Riset Ekonomi Nasional. Kebangkitan dan Sifat
Pengaturan Kerja Alternatif di Amerika Serikat, 1995-2015. http://
www.nber.org/papers/w22667.pdf. Diakses pada 11 Oktober 2018.
37. Poel IVD, Fahlquist JN, Doorn N, Zwart S, Royakkers L. Masalah banyak
pihak: perubahan iklim sebagai contoh.Etika Sci Eng. 2011; 18:49–67.
38. Helberger N, Pierson J, Poell T. Mengatur platform online: dari yang diperebutkan
hingga tanggung jawab kooperatif.Informasikan Masyarakat. 2017;34:1–14.
39. Kerjasama Platform Scholz T. Menantang Ekonomi Berbagi
Perusahaan. http://www.rosalux-nyc.org/wp-content/files_mf/scholz_
platformcoop_5.9.2016.pdf. Diakses pada 19 Desember 2018.
40. Koperasi Lokonomi. www.loconomics.com. Diakses pada 17
Desember 2018.
41. Guston DH. Memahami 'tata kelola antisipatif'.Ilmu Pengetahuan
Sosial. 2014;44:218–242.
42. Trump BD. Regulasi dan tata kelola biologi sintetis: pelajaran dari
TAPIC untuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Singapura.Kebijakan
Kesehatan. 2017;121:1139–1146.
43. Forum Ekonomi Dunia. Nilai dan Revolusi Industri Keempat:
Menghubungkan Titik-Titik Antara Nilai, Nilai, Laba, dan Tujuan.
http://www3.weforum.org/docs/
WEF_Values_and_the_Fourth_Industrial_Revolution_WHITEPAPER. pdf.
Diakses pada 11 Oktober 2018.
44. Nelson T, Garst J. Pesan politik dan persuasi berbasis nilai: hubungan antara
pembicara, penerima, dan nilai-nilai yang dimunculkan.Psikolog Polit.
2005;26:489–516.
45. Forum Ekonomi Dunia. Perjanjian Sosial Baru. 2014. http://
www3.weforum.org/docs/
CHIAET AL.
WEF_GAC_NewSocialCovenant_Report_2014.pdf. Diakses pada 5
Januari 2019.
46. Davis N., Mulcahy S. Kekuatan kepercayaan dan nilai-nilai dalam
Revolusi Industri Keempat. Forum Ekonomi Dunia. https://www.
weforum.org/agenda/2018/10/power-trust-and-values-
fourthindustrial-revolution/ Diakses pada 5 Januari 2019.
47. Currie D. Membuat tempat kerja lebih sehat adalah tujuan dari program
akreditasi baru.Pawai Kesehatan Bangsa2011;41:11.
48. Stilgoe J, Owen R, Macnaghten P. Mengembangkan kerangka kerja untuk inovasi
yang bertanggung jawab.Kebijakan Penelitian2013;42:1568–1580.
49. Bolz K. T-City Friedrichshafen, Studi Kasus tentang Penelitian dan Inovasi
Bertanggung Jawab dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
Orang Tua yang Dipilih dan Didanai oleh Tindakan Koordinasi dan
Dukungan Eropa; Industri yang Bertanggung Jawab”. http://webcache.
googleusercontent.com/search?q=cache: http://tethys.eaprs.cse.
|7
dmu.ac.uk/rri/sites/default/files/obs-case-study/T-
City%2520Friedrichshafen.pdf Diakses 19 Desember 2018.
50. Forum Ekonomi Dunia. Mewujudkan Potensi Manusia dalam Revolusi
Industri Keempat. Agenda Pemimpin untuk Membentuk Masa Depan
Pendidikan, Gender dan Pekerjaan. http://www3.weforum.org/docs/
WEF_EGW_Whitepaper.pdf. Diakses pada 11 Oktober 2018.
Cara mengutip artikel ini:Chia G, Lim SM, Sng GKJ, Hwang
YJ, Chia KS. Perlunya strategi keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) baru untuk Revolusi Industri keempat.Am J Ind
Med. 2019;1–7.https://doi.org/10.1002/ajim.22960