Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

PENGANTAR TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


Dosen: Dr. Agus Slamet., S. TP., M.P.

Oleh:
LISA PUTRI HARDANIK
NIM: 220310027

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2022/2023
REVOLUSI INDUSTRI 4.O

Kita pasti pernah mendengar tentang Indonesia 4.0 sebelumnya. Awal istilah ini bertepatan
dengan revolusi industri keempat, yang terjadi di seluruh dunia. Karena perubahan yang
terjadi memiliki dampak signifikan pada cara hidup dan ekosistem dunia, kadang-kadang
disebut sebagai revolusi. Bahkan ekonomi dan kualitas hidup diperkirakan akan meningkat
secara signifikan oleh revolusi industri 4.0.
Ini pertama kali dimulai oleh pertemuan delegasi spesialis dari berbagai bidang dari Jerman,
pada tahun 2011 di Hannover Exchange Fair. dijelaskan bahwa proses produksi mulai
berubah dengan cepat karena industri telah memasuki inovasi baru. Ide ini ditanggapi dengan
serius oleh pemerintah Jerman, dan segera dijadikan ide resmi. Pemerintah Jerman bahkan
membentuk kelompok khusus untuk membicarakan bagaimana Industri 4.0 dapat digunakan
setelah ide ini diperkenalkan secara resmi.
Pada World Economic Forum (WEF) tahun 2015, Angella Markel memperkenalkan konsep
Revolusi Industri 4.0.Jerman melakukan investasi sebesar €200 juta untuk mendukung
penelitian lintas akademik tentang Revolusi Industri 4.0 di kalangan akademisi, pejabat
pemerintah, dan pengusaha. Smart Manufacturing Leadership Coalition (SMLC), sebuah
organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga
pemerintah, universitas, dan laboratorium yang bertujuan untuk memajukan cara berpikir di
balik Revolusi Industri 4.0, didorong oleh Amerika Serikat di samping penelitian serius
Jerman tentang Revolusi Industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0 baru saja dimulai di zaman ini. Lantas, apa sebenarnya Revolusi
Industri 4.0 itu? Revolusi Industri 4.0 mempraktekkan ide otomatisasi dengan menggunakan
mesin untuk melakukan pekerjaan tanpa menggunakan orang. Di mana pelaku industri sangat
bergantung pada hal ini untuk efisiensi biaya, waktu, dan tenaga kerja. Smart Factory adalah
nama lain dari implementasi Revolusi Industri 4.0 saat ini di pabrik-pabrik. Tidak hanya itu,
jaringan internet saat ini memungkinkan pertukaran data dan retrieval.so tepat waktu
sehingga pihak yang berkepentingan dapat mengontrol proses produksi dan akuntansi pabrik
kapan pun dan di mana pun mereka terhubung ke internet.
Jika kita melihat kembali ke Revolusi Industri 3.0, yang menandai dimulainya revolusi
digital, yang menyatukan kemajuan teknologi elektronik dan informasi, Namun nyatanya,
perkembangan Revolusi Industri 3.0 ke Revolusi Industri 4.0 sangat signifikan, hal baru
yang sebelumnya tidak pernah ada di era Revolusi Industri 3.0 mulai ditemukan. Para ahli
meyakini era ini merupkana era dari Revolusi Industri 4.0, dikarenakan terdapat banyak
inovasi baru di Industri 4.0, diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan 3D,
Artifical Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan mesin
pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things.
Melalui internet, IoT (Internet of Things) dapat terhubung dan memudahkan mesin,
perangkat, sensor, dan manusia untuk berkomunikasi. Sebagai gambaran, padahal sebelum
Revolusi Industri 3.0, kita hanya bisa mentransfer uang melalui teller bank atau ATM, kini
kita bisa mentransfer uang kapan saja dan dari lokasi manapun selama kita terkoneksi dengan
internet. Cukup dengan aplikasi yang ada di dalam gadget kita dan koneksi internet, kita
dapat mengontrol aktifitas keuangan kita dimanapun dan kapanpun.
Istilah "Big Data," yang merupakan komponen kunci dari "Revolusi Industri 4.0," digunakan
bersama dengan Internet of Things dan Internet of Things.Semua data yang disimpan di cloud
disebut sebagai big data. Komputasi awan dan analitik big data akan memungkinkan untuk
mencegah atau meningkatkan produktivitas dan kualitas produk berdasarkan data yang
direkam dengan membantu deteksi dini cacat dan kegagalan produksi. Hal ini dapat terjadi
karena adanya analisis data besar dengan sistem 6c, yaitu connection, cyber, content/context,
community, dan customization.
Prosedur ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi manajemen pabrik. Alat analisis
dan algoritmik digunakan untuk mengolah data untuk menghasilkan informasi yang logis.
Data yang diolah juga dapat digunakan untuk memikirkan apakah pabrik industri memiliki
masalah yang jelas atau tidak. Algoritma pembuatan informasi harus dapat menemukan
masalah yang tidak terlihat seperti penipisan komponen dan keausan mesin.
Konsep Revolusi Industri 4.0 saat ini sedang dipertimbangkan secara serius oleh
Indonesia.Melalui Kementerian Perindustrian, Indonesia sedang berupaya mengembangkan
strategi yang dikenal dengan Making Indonesia 4.0.Menteri Perindustrian, Airlangga
Hartarto, juga telah menyampaikan sosialisasi dalam berbagai kesempatan.

Anda mungkin juga menyukai