Anda di halaman 1dari 16

ESTERIFIKASI

AULIA UTAMI HERAWATI


Hello!
3335170023
BIOMASS
A

Biomassa seperti serpihan kayu dan sisa proses produk

PENDAHUL pertanian, juga perkebunan merupakan sumber energi yang tertua


didunia. Indonesia memiliki ketersediaan sisa pertanian dalam jumlah
berlimpah, seperti sekam padi, ampas tebu, cangkang dan tandan
UAN kosong sawit, serbuk kayu, sabut dan cangkang kelapa.

Industri kimia menitikberatkan pada konversi perubahan suatu bahan


(raw material) menjadi produk yang berguna atau mempunyai nilai
tambah salah satunya dengan proses esterifikasi. Seiring dengan
berkembangnya zaman, kebutuhan akan energi semakin meningkat
sehingga persediaan energi (khususnya energi dari bahan bakar fosil
yang tidak dapat diperbaharui) semakin menipis. Maka dari itu
pentingnya untuk mengetahui proses pembuatan bahan tersebut,
salah satunya dengan Proses Esterifikasi.
Esterifikasi atau reaksi pembentukan ester
dimana yang direaksikan adalah asam dengan alkohol
dan digunakan katalis berupa asam. (E. Fischer)
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi

Pengerti pembentukan ester dengan reaksi langsung antara


suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol.
Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H­+.
an Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai
suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal
ESTERIFI dari Essig-Äther (Jerman), sebuah nama kuno untuk
menyebut etil asam cuka ester (asam cuka etil) (Fika,
KASI 2013).

PRODUK
ESTERIFIKASI
 Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan
mengganti gugus OH dengan gugus OR (R adalah
gugus alkil atau aril). 
 Ester merupakan senyawa organik yang bersifat
netral, tidak bereaksi dengan logam Na dan PCl3.
Rumus umum ester adalah RCOOR’ dimana R dan R’
ESTERIFI adalah gugus organik.
 Ester yang terdiri dari asam-asam yang berat
KASI molekul rendah dan alkohol merupakan senyawa-
senyawa cair yang tidak berwarna, sedikit larut dalam
air dengan bau semerbak, dan mudah menguap.
 Ester dari beberapa asam karboksilat dengan rantai
panjang terdapat secara alamiah di dalam lemak,
lilin, dan minyak (Keenan, 1980).
Zat-zat yang dapat bereaksi dalam esterifikasi dapat
dikelompokkan menjadi :

1. Alkohol dengan asam organik.

2. Alkohol dengan turunan asam organik (ester, anhidrida

ESTERIFIK asam, klorida asam, amida, dan nitril).

ASI 3. Alkohol dan senyawa anorganik.

4. Adisi senyawa jenuh dan tidak jenuh.


Reaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembentukan ester
dengan cara merefluks sebuah asam karboksilat bersama
sebuah alkohol dengan katalis asam. Asam yang digunakan
sebagai katalis biasanya biasanya adalah asam sulfat atau
asam Lewis seperti skandium (III) triflat (Carey, 1993).
MEKANISM Menurut Carey (1993), mekanisme reaksi esterifikasi Fischer

E
terdiri dari beberapa langkah:
 Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonol,
ESTERIFIK sehingga meningkatkan elektrofilisitas dari aatom karbon
karbonil

ASI  Atom karbon karbonil kemudian diserang atom oksigen dari


alkohol, yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion
FISCHER oksonium.
 Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol,
menghasilkan kompleks teraktivasi.
 Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti
pelepasan molekul air menghasilkan ester.
Proses esterifikasi dalam industri dapat dilakukan secara
kontinyu maupun batch. Pemilihan kedua macam proses
tersebut tergantung pada kapasitas produksinya. Untuk
kapasitas produksi yang relatif kecil sebaiknya jenis yang
digunakan adalah proses batch. Sedangkan proses esterifikasi
kontinyu dipilih untuk kapasitas produksi yang relatif besar (Siti,
ESTERIFIK 2010).
PROSES
ASI BATCH
DALAM Proses produksi etil asetat secara batch pada
prinsipnya adalah dengan memanaskan 30 bagian

INDUSTRI asam asetat 80%, 30 bagian etanol 95% dan 1 bagian


asam sulfat dalam sebuah tangki silinder. Pemanasan
dengan menggunakan steam yang dialirkan ke kolom
fraksinasi. Suhu atas kolom fraksinasi dijaga 70oC
agar dapat diperoleh komposisi ternary azeotrop,
yaitu 83% etil asetat, 9% etanol dan 8% air.
PROSES
ESTERIFIK KONTINYU
ASI Proses produksi etil asetat secara kontiyu untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Asam asetat,

DALAM etanol, dan katalis asam sulfat direaksikan pada


reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk.

INDUSTRI Selanjutnya produk reaktor dipisahkan pada menara


distilasi untuk memperoleh produk dengan kemurnian
tinggi.
SUHU
Kecepatan reaksi akan meningkat sejalan dengan
kenaikan suhu. Semakin tinggi suhu, berarti
semakin banyak energi yang dapat digunakan oleh
Faktor – Faktor reaktan untuk mencapai energi aktivasi. Sehingga,
tumbukan terjadi lebih sering diantara molekul-
yang molekul reaktan untuk kemudian melakukan reaksi.
mempengaruhi
WAKTU
REAKSI
REAKSI Semakin lama waktu reaksi, maka semakin
ESTERIFIKASI banyak produk yang dihasilkan, karena ini akan
memberikan kesempatan reaktan untuk bertumbukan
satu sama lain. Namun jika kesetimbangan telah
tercapai, tambahan waktu reaksi tidak akan
mempengaruhi reaksi.

Sumber : (Kirk, 1978)


KATALIS
Katalis berfungsi untuk mempercepat laju reaksi
dengan menurunkan energi aktivasi reaksi namun
tidak menggeser letak kesetimbangan. Katalis yang
Faktor – Faktor dapat digunakan adalah katalis asam, basa, ataupun
penukar ion. Dengan katalis basa reaksi dapat
yang berjalan pada suhu kamar, sedangkan katalis asam
memerlukan suhu reaksi diatas 100ºC.
mempengaruhi
PENGADUKA
N
REAKSI Pada reaksi transesterifikasi, reaktan-reaktan awalnya
membentuk sistem cairan dua fasa. Reaksi
ESTERIFIKASI dikendalikan oleh difusi diantara fase-fase yang
berlangsung lambat. Pengadukan dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan campuran reaksi
yang bagus. Pengadukan yang tepat akan
mengurangi hambatan antar massa.

Sumber : (Kirk, 1978)


SUHU
Faktor – Faktor Untuk mendorong reaksi transestrifikasi ke arah
yang kanan, perlu untuk menggunakan alkohol berlebihan
atau dengan memindahkan salah satu produk dari
mempengaruhi campuran reaksi. Lebih banyak metanol yang
digunakan, maka semakin memungkinkan reaktan
untuk bereaksi lebih cepat.

Terlalu banyak alkohol yang dipakai menyebabkan


REAKSI biodiesel mempunyai viskositas yang terlalu rendah
dibandingkan dengan minyak solar, juga akan
ESTERIFIKASI menurunkan titik nyala biodiesel, karena
pengaruh sifat alkohol yang mudah terbakar.

Sumber : (Kirk, 1978)


Fatty Acid Methyl Ester atau FAME atau Biodiesel
merupakan bahan bakar alternatif bagi mesin diesel dan
terbuat dari sumber terbaru seperti minyak sayur atua lemak
hewan, dimana proses pembuatannya menggunakan Reaksi
Esterifikasi.
PRODUK Biodiesel merupakan mono alkil ester asam lemak yang
ESTERIFIKA berasal dari minyak sayuran dan lemak hewan. Biodisel
dibuat dari reaksi kimia antara minyak sayur atan lemak
SI dengan alcohol, dengan atau tanpa dibantu katalis. Katalis
digunakan untuk meningkatkan laju reaksi transesterifikasi

BIODIESEL dengan reaksi ke kanan (Ramadhas, 2009).

Biodisel merupakan salah satu biofuel cair yang


merupakan bahan bakar alternatif pengganti solar
karena memiliki karakterisik serupa dengan solar.
Sebagai bahan bakar, biodiesel memiliki beberapa
kelebihan seperti merupakan turunan dari sumber
daya alam domestik yang dapat diperbarui, mudah
terurai oleh organisme hidup, dan dapat mengurangi
emisi gas buang.
Pembuatan biodiesel ini
dilakukan dengan proses reaksi
PROSES esterifikasi dan proses reaksi

PEMBUATA transesterifikasi, dimana

N
yang direaksikan dengan
alkohol adalah asam lemak
bebas (minyak dedak padi) dan

BIODIESEL
menggunakan katalis misalnya
HCl dan H2SO4 (esterifikasi)
serta NaOH (transesterifikasi).
Minyak goreng bekas (jelantah) adalah minyak goreng
yang sudah digunakan beberapa kali pemakaian oleh
konsumen. Minyak jelantah mengandung radikal bebas yang
PROSES setiap saat siap untuk mengoksidasi organ tubuh secara
perlahan. Terlalu sering mengkonsumsi minyak jelantah dapat
PEMBUATA meningkatkan potensi kanker didalam tubuh (Andarwulan,
2006).
N Minyak jelantah kaya akan asam lemak bebas dan
tergolong non edible fat yang dapat dikembangkan sebagai
bahan baku biodiesel tanpa mengganggu stabilitas dan

BIODIESEL
ketahanan pangan.

Selain itu pengolahan biodiesel dari minyak jelantah juga


merupakan cara yang efektif untuk menurunkan harga jual
biodiesel karena murahnya biaya bahan baku.
DENGAN MINYAK
JELANTAH
ESTERIFIKASI
PROSES
PRODUKSI

BIODIESEL
(dari minyak
jelantah) TRANS-
ESTERIFIKASI

Anda mungkin juga menyukai