Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 3

Adrian Diwa Hyrwanda


Ima Suryani
M Ilham
Zaky Putra Pratama
Evolusi kimia
A.     Teori evolusi kimia menurut A.I. Oparin (Rusia)

Dia adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia
telah terjadi sebelum kehidupan ini ada. Dalam bukunya “The Origin of Life”,
dia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan
evolusi terbentuknya bumi dan atmosfernya. Atmosfer bumi mula-mula memiliki
air, karbondioksida, metana, dan ammonia, namun tidak memiliki oksigen.
Dengan adanya  panas dari berbagai sumber energi, zat-zat tersebut mengalami
serangkaian perubahan menjadi berbagai molekul organic sederhana. Senyawa-
senyawa ini membentuk semacam campuran yang kaya akan materi-materi
dalam lautan yang masih panas, yang disebut primodial soup. Bahan campuran
ini belum merupakan makhluk hidup, tetapi bertingkah laku mirip seperti sistem
biologi.
Primodial soup ini melakukan sintesis dan membentuk molekul organic kecil atau
monomer, misalkan asam amino dan nukleotida. Monomer-monomer lalu
bergabung membentuk polimer, misalnya protein dan asam nukleat. Kemudian
agregrasi ini membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut protobion.
Protobion ini memiliki ciri kimia yang berbeda dengan lingkungannya.
Kondisi atmosfer masa kini tidak lagi memungkinkan untuk sintesis
molekul organic secara spontan, karena oksigen atmosfer akan memecah
ikatan kimia dan mengekstrasi electron.
Polimerasi atau penggabungan monomer ini dapat dibuktikan oleh
Sidney Fox. Beliau melakukan percobaan dengan memanaskan larutan
kental monomer organic yang mengandung asam amino pada suhu titik
leburnya. Saat air menguap, terbentuk lapisan monomer yang
berpolimerasi. Polimer ini oleh Sydney Fox disebut proteinoid. Selanjutnya
dalam penelitiannya di laboratorium, proteinoid dicampur dengan air
dingin dan akan membentuk gabungan proteinoid yang menyusun tetesan
kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer diselubungi oleh membrane
selektif permeable.
B.     Teori Evolusi Kimia menurut Harold Urey (1893)

Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-zat anorganik.


Menurut Urey, zat-zat anorganik yang ada di atmosfer berupa gas
karbondioksida, metana, amonia, hidrogen,dan uap  air. Semua zat ini
bereaksi membentuk zat organik karena energi petir. Menurut Urey,
proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan dengan 4 tahap,
yaitu:

Tahap I : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air


tersedia sangat banyak di atmosfer bumi.

Tahap II : Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar


dan radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat
bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang
lebih besar.
Tahap III : Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang
memiliki susunan kimia, seperti susunan kimia
pada virus.

Tahap IV : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam


waktu jutaan tahun menjadi organisme (makhluk
hidup) yang lebih kompleks.
C.      Teori kimia menurut Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang berhasil membuat
model alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis Urey.

Alat Stanley Miller : 


Alat percobaan Miller tersusun atas tabung kaca yang dilengkapi dengan kran-kran
untuk memasukkan bermacam-macam gas, seperti metan (CH4), uap air (H2O),
hidrogen (H2), dan amonia (NH3). Mirip gas-gas yang terdapat di atmosfer bumi
awal. Tabung tersebut dilengkapi dengan dua elektroda yang dihubungkan dengan
listrik 75.000 volt untuk menghasilkan bunga api listrik sebagai pengganti halilintar.

Keterangan:
 
Sebelum  alat digunakan divakumkan terlebih dahulu melalui penyedot udara baru
diisi dengan CH4 ,H2,NH3 , dan H2 O dengan teknik  H2 Onya dimasukkan dalam wujud
cairan sehingga posisinya berada di bagian yang diharapkan. Setelah
itu H2 O dirubah wujud menjadi uap dengan cara dipanaskan sehingga uap dapat
bercampur dengan 3 gas lainnya dan mendorong masuk ke ruang reaksi. Yang
dilengkapi dengan elektroda. Elektroda yang ada di dalam ruang reaksi kemudian
disambungkan ke sumber listrik yang bertegangan tinggi. Alat percobaan tersebut
dibiarkan aktif selama ± 1 minggu. Agar hasilnya nanti lebih mudah untuk diketahui
harus diubah wujud menjadi bentuk cairan dengan cara pada pipa penghubung
antara ruang reaksi dengan tempat penampung hasil dipasang alat pendingin,.
Hasilnya setelah dianalisis oleh Stanley Miller menunjukkan adanya
senyawa organik sederhana seperti asam amino, adenin, dan gula
sederhana / ribosa. Itu berarti sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Harold Urey. Tetapi tentang bagaimana kelanjutan dari senyawa organik
sederhana berubah menjadi mahluk hidup yang paling sederhanapun,
masih tetap menjadi misteri sampai sekarang, karena hal tersebut tidak
mungkin diuji coba karena adanya kendala “waktu” yang diperlukan.
Walaupun demikian dugaan Harold Urey  yang terbukti kebenarannya itu
mendorong lahirnya teori Urey. Jadi teori Urey ini belum mampu
menjelaskan asal-usul kehidupan pertama/awal di bumi ini, akan tetapi
telah memberi petunjuk bahwa senyawa organik dalam sistem kehidupan
seperti asam amino, adenin, gula sederhana / ribosa, lipida, nukleotida
dapat terbentuk dibawah kondisi abiotik.
Miller dapat membuktikan bahwa zat organik dapat terbentuk dari zat
anorganik secara spontan. Sejak saat itu, perkembangan ilmu evolusi kimia
makin maju dengan ditemukannya senyawa-senyawa penyusun unsur
kehidupan. Salah satu peneliti bernama Melvin Calvin yang menemukan
bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia, hidrogen, dan
air menjadi molekul-molekul gula, asam amino, purin dan pirimidin yang
merupakan zat dasar pembentuk DNA, RNA, ATP dan ADP. Jadi, asal-usul
kehidupan menurut Teori Evolusi Kimia adalah bahwa di dalam
sup prabiotik terkandung zat-zat organik, DNA, dan RNA. RNA dapat
melakukan sintesis protein atas perintah DNA. Dengan demikian, di dalam
sup prabiotik terdapat protein. Setelah itu,terbentuklah sel pertama. Sel
tersebut hidup secara heterotrof yang mendapatkan makanan dari
lingkungannya berupa zat-zat organik yang melimpah. Sel tersebut mampu
membelah diri sehingga jumlahnya makin banyak. Sejak saat itu
berlangsunglah
Evolusi Biologi.
D.     Melvin Calvin
Dia menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana,
ammonia, hydrogen, dan air menjadi molekul-molekul gula dan asam
amino, dan juga membentuk purin dan pirimidin, yang merupakan zat
dasar pembentukan DNA, RNA, ATP, dan ADP.
Dari evolusi kimia dapat kita simpulkan bahwa senyawa anorganik
yang ada di atmosfer mengalami perubahan sedikit demi sedikit
membentuk senyawa organic. Senyawa organic itulah yang merupakan
komponen dasar makhluk hidup.
Thanks For Attention

Anda mungkin juga menyukai