Anda di halaman 1dari 13

BED SIDE TEACHING

Gangguan Nyeri Somatoform


Menetap

Oleh:
Riska Sutrisno
Mariya Ulfah

Preseptor: Lynna Lidyana, dr., SpKJ


IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. S
 Tanggal lahir : 7 September 1993
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : kp. Cigintung Ciptagumati RT 04 RW
07 Cikalong Wetan Bandung Barat
 Pendidikan terakhir : SLTA
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Sunda
 Status Perkawinan : kawin
 Tanggal Pemeriksaan : 22 Juni 2017 (Poli)
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Keluhan Utama: panas dibagian alat kemaluan.

Pasien mengeluhkan panas dibagian alat


kemaluan muncul pertama kali sejak tahun 2014,
tetapi pasien tidak merasakan adanya luka maupun
lecet pada alat kemaluannya. Rasa panas pada
kemaluan dirasakan setelah buang air kecil dan
berakhir setelah kemaluannya kering. 1 minggu
yang lalu keluhan disertai dengan nyeri dibagian
pangkal penis yang menjalar sampai kebuah zakar.
Keluhan pasien diikuti dengan rasa cemas dan takut
memikirkan pasien terkena penyakit kelamin.
Kondisi tersebut yang membuat pasien sulit untuk
Pasien mengaku keluhan terjadi setelah pasien
berhubungan seksual dengan pekerja seks. Pasien mengtakan
tidak mengetahui apakah pasangan seks nya memiliki keluhan
yang sama sepertinya atau tidak. Pasien berhubungan seksual
secara kelamin-kelamin tanpa menggunakan kondom. Pasien
melakukan hubungan dengan pekerja seks awalnya tiap 3
bulan 1 kali, namun sudah 1 tahun terakhir pasien mengaku
tidak melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks.
Bila ada keinginan untuk berhubungan seksual, pasien
mengalihkan dengan pekerjaan lain seperti main kartu dan
main bola voli dan kegiatan lain yang ada dikampungnya.
Pasien bekerja sebagai buruh proyek bangunan. Pasien
mengaku mulai melakukan hubungan seks dengan pekerja
seks setelah ditinggal oleh istrinya yang meninggal pada
tahun 2010, dilakukan karena pasien merasa butuh. Pasien
pertama kali menikah usia 23 tahun dan dikaruniai 2 orang
Pasien merasa kesepian dan merasa berdosa
telah melakukan hal yang dilarang. Pasien
menyangkal adanya jantung berdebar, sakit kepala,
berkeringat banyak dan dingin, serta menyangkal
adanya sesak napas.
Riwayat minum-minuman keras sejak tahun
2010 tetapi tidak pernah sampai merasa mabuk,
namun pasien mengaku sudah berhenti minum-
minuman keras. Pasien menyangkal pernah
mengkonsumsi narkoba.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien mengaku tidak memiliki keluhan yang
sama sebelumnya. Pasien menyangkal memiliki
tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit kolesterol,
jangtung, hati dan lambung.
Pada tahun 2014 pasien datang ke puskesmas
karena mengeluhkan adanya luka di alat
kemaluannya, dan di diagnosis infeksi saluran
kemih (ISK) dan diobati dan pasien merasa
sembuh. Setelah sembuh pasien mulai
mengeluhkan keluhan yang pasien alami sekarang.
Tidak ada riwayat rawat inap.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pada tahun 2014 pasien sempat berobat ke
puskesmas karena ISK dan dinyatakan sembuh.
Karena keluhannya yang sekarang (panas di alat
kemaluan) pasien dirujuk ke bagain urologi RSHS,
setelah itu ke bagian kulit dan kelamin. Pada tes
yang dilakukan baik tes lab darah, HIV/AIDS, dan
tes gram semuanya dalam batas normal.
Selanjutnya pasien dikonsultasikan kebagian jiwa
dan menjadi pasien di poli jiwa.
PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Tensi : 140/90 mmHg
Nadi : 88x permenit
Respiratori : 22x permenit
Suhu : Afebris

Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris normocephal
Mata : conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil dbn
Leher : KGB tidak membesar
Thoraks :
Cor : bunyi jantung I-II murni reguler, bunyi jantung tambahan tidak ada
Pulmo : VBS kanan = kiri, ronchi-/-, wheezing -/-
Abdomen : datar lembut, nyeri tekan (-), bising usus normal
Ekstremitas : akral hangat
PEMERIKSAAN PSIKIATRIKUS
 Penampilan:
Identifikasi pribadi : pasien seorang laki-laki, tampak sesuai usia,
berkulit sedikit gelap
Perilaku dan aktivitas psikomotor : agresivitas motorik (-), tenang
Gambaran umum : kooperatif, kontak ada, raport adekuat, dekorum
cukup, roman muka biasa.
 Bicara: menjawab spontan, relevan dan intonasi biasa.
 Emosi: mood:euritmik, afek:luas.
 Pikiran : realistis, relevan, koheren, ide bunuh diri tidak ada, waham
tidak ada
 Persepsi: halusinasi dan ilusi tidak ada.
 Sensorium dan kognisi:
Kesadaran : compos mentis
Orientasi dan memori tidak terganggu.
 Tilikan: derajat 5
DIAGNOSIS
 Aksis I : Gangguan nyeri somatoform
menetap
 Aksis II : Belum diketahui
 Aksis III : Tidak ada
 Aksis IV : Hubungan interpersonal
 Aksis V : GAF saat ini: 70-61
TERAPI
 FARMAKOLOGI:
- Halopuridol 0,5 mg tablet 2x1 PO
- Amitryptilin 25 mg tablet 1x1/2 PO (malam)
(sejak mei 2017)
 NON-FARMAKOLOGI
- Psikoterapi supportif
- Edukasi Perilaku
- Kontrol 1 bulan
PROGNOSIS
 Ad vitam: ad bonam
 Ad fungsionam : ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam

 Faktor yang mengarah pada prognosis baik: pasien


dapat mengalihkan keinginan berhubungan seks
dengan melakukan hal yang lebih positif, pihak
keluarga mendukung secara moral ataupun
materi.
 Faktor yang mengarah pada prognosis buruk: rasa
kesepian pasien.
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai