Anda di halaman 1dari 10

II.

Analisis Lentur Pada Balok


Momen Retak
• Persentasi luas tulangan jika dibandingkan dengan luas
penampang melintang total suatu balok nilainya cukup kecil
hanya 2% atau kurang, dan pengaruh terhadap properti-properti
balok hampir dapat diabaikan selama balok tidak retak.
• Perhitungan perkiraan tegangan lentur untuk balok seperti ini
berdasarkan properti-properti kotor penampang melintang balok.
• Tegangan beton di semua titik yang berjarak y dari sentroid
penampang melintang dapat ditentukan dari rumus lentur :
f = M.y/Ig
dimana M = momen lentur, yang besarnya sama dengan atau
lebih kecil dari momen retak penampang, I g = momen inersia
kotor dari penampang lintang
Momen Retak
• Momen retak :
Mcr = fr.Ig/yt
dimana fr = modulus keruntuhan beton, yt = jarak
dari sumbu sentroid penampang ke serat beton
yang mengalami tarik paling besar. Peraturan
tersebut mengatakan bahwa fr dapat diambil
sebesar 7,5√fc’ untuk beton dengan berat normal
dengan fc’ dalam psi, atau SI fc’ dalam satuan
N/mm2 atau MPA, fr = 0,7√fc’
Momen Retak
• Contoh soal:
– Dengan mengasumsikan bahwa beton tidak mengalami
retak, hitunglah tegangan lentur pada serat balok terluar
pada Gambar 1, untuk momen lentur sebesar 25 ft-k.
Beton memiliki fc’ sebesar 4000 psi dan modulus
keruntuhan fr = 7,5 √4000 = 474 psi.
– Tentukan momen retak pada penampang.

15”
18”
3 tulangan #9
(As = 3,00 in2
3” (Y = ½. 18” =9”)
12”
Momen Retak
• Penyelesaian:
– Tegangan lentur:
Ig = (1/12). b.h3 dengan b = 12 , h = 18 in
Ig = (1/12).(12).(18)3 = 5832 in4
f = M.y/Ig dengan M = 25 ft-k = 25.000 ft-lb
kemudian kalikan 25.000 dengan 12 untuk memperoleh in-lb seperti
diperlihatkan di bawah:
f = (12 x 25.000)(9,00)/5832 = 463 psi
karena tegangan ini lebih kecil daripada kuat tarik atau modulus
keruntuhan beton sebesar 474 psi, penampang diasumsikan tidak
mengalami retak.
– Momen retak
Mcr = fr.Ig/yt = (474).(5832)/9,00 = 307.152 in-lb = 25,6 ft-k
Tegangan elastis beton mulai retak
• Ketika momen lentur cukup besar untuk menyebabkan
tegangan tarik pada serat beton terluar lebih besar
daripada modulus keruntuhan, seluruh beton pada sisi
tarik balok diasumsikan mengalami retak sehingga harus
diabaikan dalam perhitungan lentur.
• Momen retak sebuah balok biasanya cukup kecil apabila
dibandingkan dengan momen beban layanannya. Karena
itu ketika beban layanan diterapkan, bagian bawah balok
akan mengalami retak. Tulangan pada sisi tarik balok
mulai bekerja menahan tarik yang disebabkan oleh
momen yang terjadi.
Tegangan elastis beton mulai retak
• Perbandingan modulus baja terhadap modulus
beton disebut perbandingan modular (n):
n = Es/Ec
jika perbandingan modular untuk sebuah balok
tertentu bernilai 10, maka tegangan pada baja
adalah 10 kali tegangan pada balok pada jarak yang
sama dari sumbu netral. Dengan kata lain ketika n =
10, satu inci persegi baja akan menerima gaya yang
besarnya sama dengan yang diterima 10 in2 beton.
Tegangan elastis beton mulai retak
fs

Sumbu netral

As n.As

fs/n

• Untuk balok pada gambar di atas, tulangan-tulangan baja digantikan


oleh suatu luas beton pengganti (n.As) yang ekuivalen, yang
diharapkan dapat menahan tarik. Luas ekuivalen ini disebut sebagai
luas transformasi (transformed). Penampang yang dihasilkan atau
penampang transformasi dihitung dengan menggunakan metode
yang biasa digunakan untuk balok homogen yang elastis.
Diperlihatkan juga pada gambar, diagram yang menunjukkan variasi
tegangan pada balok. Pada sisi tarik, garis putus-putus dipakai untuk
menunjukkan bahwa diagram ini terputus (diskontinu). Disinilah
beton diasumsikan retak dan tidak dapat menahan tarik.
Tegangan elastis beton mulai retak
• Contoh soal
– Hitunglah tegangan lentur pada balok yg
diperlihatkan pada gambar, dengan menggunakan
metode luas-transformasi, n = 9 dan M = 70 ft-k
12”

x
17”
20” 17” Sumbu netral
3 tulangan #9 17” - x
(As = 3,00 in2
3”
n.As = 27 in2
12”
Tegangan elastis beton mulai retak
• Penyelesaian
Momen sumbu netral:
(12x).(x/2) = (9).(3).(17-x)
6x2 = 459 – 27x
6x2 + 27x = 459
x2 + 4,5x = 76,5
(x + 2,25)(x + 2,25) = 76,5 + (2,25)2
x + 2,25 = √76,5 + (2,25)2 = 9,03”
x = 6,78”
momen inersia
I = (1/3).(12).(6,78)3 + (27)(10,22)2 = 4067 in4
Tegangan lentur
fc = My/I = (12).(70.000).(6,78)/4067 = 1400 psi
fs = n.My/I = (9).(12).(70.000).(10,22)/4067 = 18.998 psi

Anda mungkin juga menyukai