DEFINISI • Anemia Karena Perdarahan adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlahhemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang disebabkan oleh perdarahan. ETIOLOGI • Anemia pasca perdarahan • Keadaan yang dapat disebabkan oleh proses menyebabkan anemia pasca perdarahan dimana banyak perdarahan : darah yang hilang dari - Trauma / injury (kecelakaan, tubuh, sehingga sel darah dll) merah dalam tubuh juga - Ruptur aneurisma berkurang. Perdarahan - Perdarahan gastrointestinal dapat disebababkan oleh atas ataupun bawah beberapa hal. Dan yang - Pecahnya kehamilan ektopik paling sering menyebabkan perdarahan adalah - Proses pembedaahn. trauma/injury. PATOFISIOLOGI • Penyebab umum anemia akut adalah hemolisis atau perdarahan, yang menghasilkan penurunan sel darah merah secara mendadak. • Ketika penurunan sel darah merah turun secara mendadak, hemoglobin 7 hingga 8 g / dL biasanya bergejala karena tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk mengkompensasi dan mengganti volume yang hilang. • Dengan kehilangan darah yang lebih besar, pasien mengalami tanda dan gejala hipovolemia. • Mekanisme kompensasi seperti redistribusi aliran darah tidak lagi cukup untuk mempertahankan tekanan darah, dan tanda- tanda klinis termasuk hipotensi postural, perubahan status mental, kulit dingin dan / atau lembab, takikardia, dan hiperventilasi. 2. ANEMIA APLASTIK DEFINISI • Anemia aplastik adalah kegagalan sumsum tulang baik secara fisiologis maupun anatomis. Penyakit ini ditandai oleh penurunan atau tidak ada faktor pembentuk sel darah dalam sumsum tulang, pansitopenia darah perifer, tanpa disertai hepatosplenomegali atau limfadenopati. ETIOLOGI • FAKTOR GENETIK - Anemia Fanconi - Diskeratosis bawaan - Anemia aplastik konstitusional tanpa kelainan kulit atau tulang - Sindrom aplastik parsial a. Sindrom Blackfand – Diamond b. Trombositopenia bawaan c. Agranulositosis bawaan. • Obat – obatan dan bahan • Infeksi kimia - Mononukleosis Anemia aplastik dapat infeksiosa terjadi akibat - Tuberkulosis hipersensitivitas atau dosis obat berlebihan. Yang sering - Influenza menyebabkan adalah - Brusselosis kloramfenikol. Dan bahan - Dengue imia yang sering - Hepatitis menyebabkan adalah senyawa benzen. • Iradiasi • Kelaian imunologik Hal ini terjadi pada • Anemia aplastik pada pengobatan penyakit keadaan / penyakit lain keganasan dengan sinar X. - Leukimia akut Dengan peningkatan dosis - Hemoglobinuria penyinaran, akan terjadi nokturnal paroksismal pansitopinia. Tetapi jika - Kehamilan. penyinaran dihentikan, sel – sel akan berploriferasi kembali. PATOFISIOLOGI • Normalnya, sel induk hemopoetik berdiferensiasi menjadi sistem – sistem eritropoetik, granulopoetik, trombopoetik, limfopoetik, dan monopoetik. Sejumlah sel induk lainnya membelah secara aktif menghasilkan sel baru.
• Tetapi pada anemia aplastik, dapat terjadi :
- Pengurangan jumlah sel induk baru - Kelainan sel induk berupa gangguan pembelahan (replikasi) dan berdiferensiasi - Hambatan sel induk secara humoral atau selular. 3. ANEMIA HEMOLITIK DEFINISI • Anemia hemolitik autoimun merupakan suatu kelainan di mana terdapat antibodi terhadap sel eritrosit sehingga umur eritrosit memendek. ETIOLOGI • Penyebab adanya antibodi terhadap sel – sel eritrosit yang menyebabkan hemolisis belum diketahui secara jelas. PATOFISIOLOGI Kerusakan sel sel eritrosit yang diperantarai antibodi ini terjadi melalui aktivasi sistem komplemen, aktivasi mekanisme selular, atau kombinasi keduanya. - Aktivasi sistem komplemen • secara keseluruhan aktivasi komplemen akan menyebabkan hancurnya membran sel eritrosit dan terjadilah hemolisis intravaskular yang ditandai dengan hemoglobinemia dan hemoglobinuria. Sistem komplemen akan diaktifkan melalui jalur klasik ataupun jalur alternatif. Antibodi yang memiliki kemampuan mengaktifkan jalur klasik adalah IgM, IgG1, IgG2, IgG3. • Aktivasi komplemen jalur klasik - Reaksi diawali dengan aktivasi C1 yang akan berikatan dengan kompleks imun antigen antibodi dan menjadi aktif serta mampu mengkatalisis reksi pada jalur klasik. Fragmen C1 akan mengaktifkan C4 dan C2 menjadi kompleks C4b, 2b. C4b,2b akan memecah C3 menjadi fragmen C3b dan C3a. - C3b mengalami perubahan konformasional sehingga mampu berikatan secara kovalen dengan partikel yang mengaktifkan komplemen. C3 juga akan membelah menjadi C3d,g, dan C3c. C3d dan C3g akan tetap berikatan pada membran SDM dan merupakan produk final aktivasi C3. - C3b akan membentuk kompleks dengan C4b2b menjadi C4b23b yang akan memecah C5 menjadi C5a dan C5b yang berperan dalam kompleks penghancur membran. Kompleks ini akan menyisip ke dalam membran sebagai aluran transmembran sehingga permeabilitas membran normal akan terganggu. Air dan ion akan masuk ke dalam sel sehingga sel membengkak dan ruptur.
• Aktivasi komplemen jalur alternatif
- Aktivator jalur alternatif akan mengaktifkan C3 dan C3b yang akan berikatan dengan membran SDM. Faktor B kemudian akan melekat pada C3b, dan oleh D faktor B dipecah menjadi Ba dan Bb. Bb merupakan suatu protease serin, dan tetap melekat pada C3b. - Ikatan C3bBb selanjutnya akan memecah molekul C3 lagi menjadi C3a dan C3b. C5 akan berikatan dengan C3b dan oleh Bb dipecah menjadi C5a dan C5b. Selanjutnya C5b berperan dalam penghancuran membran.
• Aktivasi Selular yang Menyebabkan Hemolisis Ekstravaskular
- Jika sela darah disensitisasi dengan IgG yang tidak berikatan dengan komplemen namun tidak terjadi aktivasi komplemen lebih lanjut, maka SDM tersebut akan dihancurkan oleh RES. Proses immune adherence ini sangat penting bagi perusakan sel eritrosit yang diperantarai sel. Immunoadherence, terutama yang diperantarai IgG FcR akan menyebabkan fagositosis. 4. ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS DEFINISI • Anemia pada penyakit kronik dikenal juga dengan nama seprti : sideropenic anemia with reticulo-endothelial siderosis. • Anemia yang terjadi pada penyakit infeksi tidak saja terjadi pada infeksi kronik, tapi juga bisa pada infeksi akut dan neoplasma. ETIOLOGI • Sebagai infeksi dapat dikemukakan : infeksi ginjal, paru (bronkiektasis,abses,empiema,dll), tuberkulosis, pneumonia. • Proses inflamasi kronik : reumatoid artritis • Proses neoplasma : limfoma malignum. • Secara hematologik anemianya berbentuk normokrom normositer dengan kadar hemoglobinn sekitar 7 – 10 g/dl dengan hematokrit antara 30-40% dan timbul kira – kira pada 1-2 bulan pertama setelah terjadinya proses inflamasi kronik. • Berat ringanya anemia berbanding lurus dengan aktivitas penyakit dan pada neoplasme berbanding lurus dengan stadium penyakit atau luasnya infiltrasi neoplasmanya. PATOFISIOLOGI • Patogenesis anemia pada penyakit kronik melibatkan sistem imun yaitu sitokin dan sistem retikuloendotelial, yang memicu perubahan dalam homeostasis besi, penghambatan proliferasi sel progenitor eritroid dan produksi eritropoietin.
• Pada anemia penyakit kronik, pengambilan dan retensi besi
dalam sel retikuloendotelial meningkat keadaan ini menyebabkan besi yang tersedia terbatas untuk digunakan oleh sel progenitor dan proses eritropoiesis. Makrofag akan melakukan eritrofagositosis serta mengambil besi serum melalui divalent metal transporter 1 (DTM1). • Sitokin yaitu IL-1 dan IL-6 mengaktifkan sintesis feritin sehingga terbentuk banyak feritin yang memiliki kapasitas penyimpanan besi. Hal ini mengakibatkan besi dengan mudah akan tersimpan dalam sel dan tidak beredar bebas dalam sirkulasi.
• Hepsidin suatu protein fase akut yang dihasilkan oleh
hepar turut berperan yaitu dengan menghambat absorpsi besi di duodenum serta menahan pelepasan besi oleh makrofag dengan cara menghambat ferroportin.