Anda di halaman 1dari 73

BAHAN BERACUN

DAN BERBAHAYA
(B3)
BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

Menurut PP No. 74 th2001 (Kementerian


Lingkunga Hidup) : Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) adalah bahan yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemari dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahkluk
hidup lainnya
Menurut OSHA (Occupational Safety and
Health of the United State Government) : bahan
yang karena sifat kimia maupun kondisi
fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan
pada kesehatan manusia, kerusakan properti
dan lingkungan

Menurut Per Men Kes No.


472/MenKes/Per /V/1996 Adalah zat, bahan
kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan
kesehatan dan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung, yang mempunyai
sifat racun, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif dan iritatif.
BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)
Yang termasuk didalamnya :
1. Bahan beracun
2. Bahan peledak
3. Bahan mudah terbakar/menyala
4. Bahan oksidator dan reduktor
5. Bahan yang mudah meledak dan
terbakar
6. Gas bertekanan
7. Bahan korosif/iritasi
8. Bahan radioaktif
9. Bahan Beracun dan Berbahaya lainnya yang
ditetapkan oleh Menteri Perindustrian

 Jenis Bahan Beracun dan Berbahaya tersebut


yang dimaksud dalam Surat Keputusan ini
adalah meliputi jenis-jenis komoditi bahan
kimia contoh : Metanol

(SK Menteri Perindustrian No.


148/M/SK/1985)
Menurut PP No. 18 Th. 1999
(Kementerian Lingkungan Hidup)
ada 6 kriteria :
1. mudah meledak
2. mudah terbakar
3. Bersifat reaktif
4. bersifat korosif
5. Beracun
6. Menyebabkan infeksi
Berbentuk padat, cair, gas  Obat
sitostatika
Cara Masuk B3 Dalam Tubuh

Terhirup
(Inhalation)

Melalui Mulut Terserap


(Ingestion) (Absorption)
Efek Yang Timbul Akibat B3

Jangka Pendek Jangka Panjang

 Rasa Mual  Leukimia

 Pusing  Kanker

 Gatal-gatal  Mutasi Gen

 Sesak Nafas
Contoh Jenis Bahan Beracun dan
Berbahaya :
Penandaan :
- Adalah simbol, gambar, angka, huruf
- Dilekatkan pada wadah
- Untuk memberi penjelasan,
peringatan,
petunjuk
- Agar aman pada waktu penanganan,
pengangkutan, penyimpanan,
penggunaan
Identitas bahaya, berupa :

Lembar Data Pengamanan :


Lembar data bahaya = Hazard Data
Sheets (HDSs), Chemical Data
Sheets (CSDSs) Material Safety
Data Sheets (MSDSs)
Kotak biru : lambang bahaya kesehatan
Kotak merah : lambang bahaya
kebakaran
Kotak kuning : lambang bahaya peledakan
Kotak blangko : lambang bahaya khusus
Dalam kotak-kotak ini dapat dibubuhi angka
0 hingga 4 yang menyatakan tingkat
bahaya yang dapat ditimbulkan
Kotak Biru Angka yang tercantum :
4 - Bila terkena bahan berbahaya ini dengan sangat
singkat menyebabkan kematian, cedera berbekas
besar.
- Materi bahan dapat menembus APD dari karet
biasa
- Materi bahan dapat melepaskan gas beracun,
korosif
melalui inhalasi, serapan kulit
3 - Pada penanganan singkat dapat menyebabkan
cedera berbekas atau sementara yang parah
- Materi bahan dapat menimbulkan racun
- Materi bahan yang korosif terhadap jaringan
hidup
atau beracun melalui serapan kulit
2 - Pada penyerapan berulang-ulang menyebabkan
cedera berbekas kecuali segera dilakukan
pertolongan medis
- Materi bahan dapat menimbulkan racun
- Materi bahan dapat memberikan hasil pembakaran
yang iritan
1 - Materi bahan pengenaan dapat menyebabkan iritasi,
cedera berbekas kecil
- Materi bahan bila terbakar  memberi hasil
pembakaran yang iritan
- Materi bahan pada pengenaan dikulit menyebabkan
iritasi ringan.
0 - Materi bahan yang pada pengenaan dalam keadaan
kebakaran tidak berbahaya
Kotak Merah Angka yang tercantum :
4 - Materi bahan yang akan menguap cepat pada
tekanan atmosfir
- Materi bahan dapat membentuk campuran
eksplosif dengan udara yang mudah terdispersi,
berupa debu yang mudah terbakar
3 - Cairan dan padatan dapat dibakar pada hampir
semua keadaan perubahan suhu
- Padatan dalam bentuk debu kasar yang cepat
terbakar, umumnya tidak membentuk
campuran
eksplosif dengan udara
2 - Materi bahan dapat terbakar setelah terlebih
dahulu dipanaskan
- Tidak membentuk campuran berbahaya dengan
udara

1 - Materi bahan dapat terbakar setelah terlebih


dahulu dipanaskan, jika terkena panas dengan
suhu 210C selama waktu 5 menit

0 - Materi bahan yang tidak akan terbakar walaupun


terkena panas dengan suhu 210C selama waktu 5
menit
Kotak Kuning Angka yang tercantum :
4 - Materi bahan yang pada suhu dan tekanan normal
dengan sendirinya mampu meledak dengan
mudah
3 - Materi bahan yang mampu meledak dengan
mudah,
tetapi memerlukan sumber pembangkit atau
harus
dipanaskan
2 - Materi bahan yang tidak stabil dan mudah
mengalami perubahan kimia yang dasyat tetapi
tidak meledak
1 - Materi bahan itu sendiri stabil, tetapi
dapat menjadi
tidak stabil pada suhu dan tekanan yang
dinaikan,
bereaksi dengan air dengan disertai sedikit
pembebasan energi

0 - Materi bahan itu sendiri stabil, walaupun


terkena
api dan tidak bereaksi dengan air
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 1 :
Bahan-bahan
mudah meledak
(Explosives)

Contoh :
Amunisi,
Amonium
Picrate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 2 : Gas-gas

Gas yang mudah terbakar


(Flammable Gas)
Contoh : Gas Alam

Gas bertekanan yang tidak


mudah terbakar (Non
Flammable Compressed
Gas)
Contoh : Nitrogen
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 3 :
Flammable Liquids
(Cairan mudah
menyala)

Bahan kimia cair yang


mudah terbakar
Contoh : Acetonitrile,
Acetone, CS2, LPG.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 4 :
Bahan kimia padat yang
mudah menyala
(Flammable Solid)

Bahan kimia padat yang


mudah menyala
(Flammable Solid)

Contoh : Benlate dan


Benomyl Composition.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 5 :
Oxidizing Agents &
Organic Peroxide
(Cairan mudah
menyala)

Contoh :
Calcium
Hypochlorite, H2O2,
Acetyl Peroxide.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 6 :
Bahan Beracun
(Toxic/Poison)

Bahan kimia
beracun (Toxic
Substances)

Contoh :
Lannate 25 WP,
Methomyl Comp,
Chloroform,
CCl4,
Dimethyl
Sulphate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 7 :
Bahan Radioaktif
(Radioactive
Materials)

Bahan Radioaktif
adalah bahan kimia
yang mempunyai
kemampuan
memancarkan sinar
radioaktif dgn
aktivitas jenis lebih
besar dari 0.002
microcurie/gram
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 8 :
Bahan Korosif
(Corrosive Substances)

Yaitu bahan kimia yang


dapat mengakibatkan
kerusakan apabila
kontak dengan
jaringan hidup atau
bahan lainnya.

Contoh : Asam asetat,


HCl, H2SO4, HNO3,
NaOH, KOH, NH4OH.
PENYIMPANAN DALAM GUDANG
- Diletakkan sesuai/menurut jenisnya
- Harus tersedia alat Pemadam Kebakaran (baik
kering maupun cair)
- Disediakan “Spill Kit”

Pada prinsipnya penyimpanan di Gudang


dibedakan
menurut jenisnya
1.Bahan mudah meledak
- Tempat penyimpanan harus terletak jauh dari
bangunan yang ada
- Ruang / gudang penyimpanan harus
kokoh dan
tetap dikunci sekalipun tidak digunakan
- Ruangan harus mendapat aliran udara
yang baik,
bebas dari kelembaban.

2. Bahan bahan yang mengoksidasi :


- Disimpan jauh dari cairan yang mudah
terbakar
- Gudang harus sejuk , sirkulasi udara
bagus
3. Bahan-bahan yang mudah terbakar
- Disimpan jauh dari sumber panas
- Disimpan jauh dari penyimpanan oksidator kuat
- Instalasi listrik gudang harus dihubungkan ke
tanah

4. Bahan-bahan beracun
- Tempat penyimpanan harus sejuk dengan ventilasi
udara yang baik
- Tidak terkena sinar matahari langsung

5. Bahan-bahan Korosif
- Gudang harus terpisah dari bangunan lain
- Dinding dan lantai kokoh, tidak tembus
- Ventilasi harus baik
PENGELOLAAN
B3 DI RUMAH
SAKIT ??
RUMAH SAKIT
 Tempat pelayanan kesehatan
 Pelayanan kesehatan sangat
kompleks
- Jumlah
- Karakteristik
- Peralatan teknologi canggih
 Luas area  8,5 hektar
 Terdapat tempat-tempat berisiko
- Dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pasien, pengunjung, karyawan
- Karyawan yang bekerja ditempat yang
berisiko harus mengenali potensi bahaya
(hazard) dan melaksanakan protap yang
ada
 Wajib mengadakan perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan bagi pasien,
keluarga, karyawan dan lingkungan
disekitar Rumah Sakit
B3 yang dikelola oleh Instalasi Farmasi

di Rumah Sakit
N Nama Jenis Resiko Tempat Upaya
o Perbekalan Pencegahan
Farmasi
1. Aceton Mudah meledak, terbakar Alokasi

Gudang Produksi Farmasi


Pengelolaan
2. Brand Spiritus Mudah meledak, terbakar Bekerja sesuai
Protap
3. Ethanol Mudah meledak, terbakar monitoring
4. Methanol Mudah meledak, terbakar, Evaluasi protap
beracun
5. Formalin Mudah meledak, terbakar, Pemakaian APD
beracun
6. Glutaraldehide Mudah meledak, terbakar, Pemberian
beracun makanan
tambahan
7. Chlorine Mudah meledak, terbakar, Memberi zat
beracun, iritasi, korosif penawan
8. Hidrogen Mudah meledak, terbakar,
Periksida beracun, iritasi, korosif
9. Perak Netrat Mudah meledak, terbakar,
A. Jenis bahaya curahan kaustik
 Banyaknya bahan kimia yang ada di
laboratorium klinik, ruang tindakan,
kamar operasi, ruang farmasi, kamar
jenasah
 Letaknya didalam ruangan
 Kualitas, sirkulasi udara penting

1. Senyawa organik
- Uapnya merupakan polutan yang
potensial
- Berasal dari penggunaan bahan
pembersih, desinfektan  glutaraldehid,
alkohol.
- Kontak dengan bahan ini  iritasi kulit,
luka
bakar
- Inhalasi dalam konsentrasi tinggi 
iritasi
saluran napas ringan sampai gangguan
kesadaran
2. Partikulat, Debu
- Yang utama adalah asap.
- Efek toksik partikulat farmasi yang
sering
ditemui adalah dermatitis iritan
- Senyawa klorin menyebabkan gangguan
pernapasan akan > berbahaya bila
tercampur dengan amonia  gas kloranim
yang bersifat asfiksian
- Senyawa Mercury  kebocoran / tumpahan
pada penambalan gigi, tensimeter 
kontaminasi lingkungan
- Gas anestesi contoh Halotane dan Nitrogen
oksida  bahaya toksik, berpengaruh
terhadap sistem reproduksi dan SSP
3. Serat (fibers)
- Bahan serat : Kasa, linen  aerosol
bersifat iritan saluran napas

B. Penyimpanan Bahan mudah


menguap dan terbakar
 Di Instalasi Farmasi
 Harus dijaga tekanan panas dan suhu
ekstrim
 Gangguan kesehatan berupa anoreksia,
heat cramps, heat exhaution sampai heat
stroke
C. Penyimpanan dan
pemanfaatan
Radiasi Pengion
 Jenis Radiasi Pengion adalah Sinar
X
 Tempat berisiko ada di Instalasi
Radiologi, Kamar Operasi, Unit
kateterisasi jantung
 Radiasi elektro magnetik, contoh :
Magnetic Resonance Imaging
 Jenis radiasi bukan pengion adalah
sinar infra red, lampu ultra violet
 Gangguan kesehatan berupa
gangguan reproduksi, sistem
pembuluh darah, katarak, luka bakar
(gangguan ini sangat tergantung
dengan intensitas paparan / pajanan
dan frekuensinya)
D. Tempat lintrik tegangan
tinggi
 Alat medik harus dilengkapi sistem
grounding
 Gangguan kesehatan berupa
kejutan listrik yang mengalir ke
badan
E. Bahan infeksius dan
Paparan
Tinggi Penyakit Menular
1. Inhalasi Bioaerosal
• Dispersi jasad renik diudara
• Sumbernya adalah jamur, protozoa,
virus
• Menimbulkan bahan alergen, toksin
2. Bakteri dan Patogen lain
• Contoh : Mycobacterium tuberculosa
• Menyebabkan infeksi saluran napas
3. Virus
• Merupakan bahaya potensi bagi
pekerja
• Banyak ditemui : Hepatitis B, HIV

• Harus hati-hati menggunakan


jarum suntik  > baik digunakan
dari jenis “Safety”
UNDANG - UNDANG
No. 23 Tahun 1997
Tentang
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
BAB III
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN
MASYARAKAT

Pasal 5
nSetiap orang mempunyai hak yang
sama atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat.
nSetiap orang mempunyai hak atas
informasi lingkungan hidup yang berkaitan
dengan peran dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
nSetiap orang mempunyai hak untuk
berperan dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan
BAB V
PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 14
1. Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan
hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang
melanggar baku mutu dan kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.
2.Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan
hidup, pencegahan dan penanggulangan
pencemaran serta pemulihan daya
tampungnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
3. Ketentuan mengenai kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup, pencegahan dan
penanggulangan kerusakan serta pemulihan daya
dukungnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Limbah :

 Sisa dari kegiatan produksi


 Tidak berharga / tidak berarti
 Bermanfaat bila diproses secara benar 
menjadi pupuk
 Dapat menyebabkan penyakit
Jenis Limbah
A. Berdasarkan sumbernya :
1. Limbah domestik ( RT )
* Hasil kegiatan RT
* Sisa Sayuran, ikan dl l

Gambar Limbah Rumah Tangga


2. Limbah Non Domestik :
* Berasal dari produksi pabrik
* Mengandung zat-zat berbahaya
 asam organik
 senyawa organik
* Harus diolah sebelum dibuang

Gambar Limbah Non-Domestik


B. Berdasar jenis senyawa :
1. Limbah organik
* Mudah diuraikan melalui proses alami
* Sifat kimia tidak stabil  mengendap
dalam tanah,
sungai  mempengaruhi organisme yang
ada
* Dalam limbah RT berupa air cucian,
minyak goreng
bekas, sisa obat, baterai bekas  daya
racun tinggi (mengandung bibit
penyakit, bakteri,
Gambarjamur, virus)
Limbah Organik
2. Limbah an organik :
* Air limbah plastik, logam dari industri
* Mengandung jenis bahan an organik
contoh :
- garam an organik : MgSO4; MgCl2 limbah
dari \
industri pertambangan
- asam an organik : H2SO4 limbah dari
industri
pengolahan biji logam

Gambar Limbah An-Organik


3. Limbah B 3
* Mengandung bahan beracun dan berbahaya
* dalam konsentrasi kecil maupun besar dapat
merusak lingkungan hidup dan membahayakan
kesehatan manusia
* contoh :
 Industri : bahan baku yang tidak digunakan
karena rusak
olie bekas kapal
 RS : obat-obat sitostatika
* Sifat : mudah meledak, bersifat racun, korosif
menyebabkan
infeksi
* Pengujian dengan toksikologi
PEDOMAN KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA
 Adanya sistem Manajemen K3
 Melibatkan unsur manajemen, pekerja, kondisi
dan lingkungan kerja yang terintegrasi
 Setiap perusahaan yang mempekerjakan sekurang-
kurangnya 100 tenaga kerja yang mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran wajib menerapkan manajemen K3.

(Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. : Per


05/Menaker/1996)
Pasal 4 :
Dalam penerapan Sistem Manajemen K3
Perusahaan wajib melaksanakan
ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dan manjamin komitmen
terhadap penerapan Sistem Manajemen K3

2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan


dan sasaran penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan
untuk mencapai kebijakan, tujuan dan
sasaran keselamatan dan kesehatan kerja

4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi


kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
serta melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan

5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan


pelaksanaan Sistem Manajemen K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja
PEDOMAN PENGELOLAAN
LIMBAH PADAT, CAIR, GAS DAN
RADIOAKTIF DI RUMAH SAKIT

1. Limbah padat Medis


a. Dikelola secara terpisah dengan
limbah padat non medis
b. Warna kuning berlogo biohazard untuk
limbah medik/klinik/infeksius
c. Warna hitam untuk limbah domestik
d. Dibakar di Incenerator suhu minimal
10000C, autoclove, microwave
FASILITAS PENAMPUNGAN LIMBAH
PADAT MEDIS, NON MEDIS DAN
BENDA TAJAM

BAK SAMPAH NON MEDIS


BAK SAMPAH MEDIS

BAK SAMPAH BENDA TAJAM BAK KHUSUS BOTOL INFUS SAFETY BOX
MICROWAVE
INCENERATOR
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUP DR. SARDJITO
3. Limbah gas
a. Gas buang dari pengoperasian incenerator sebelum di
buang ke udara bebas terlebih dahulu dilakukan
pembakaran dengan burner, blower dan srubber
b. Gas yang telah mengalami pembakaran dibuang ke
udara bebas melalui cerobong asap yang telah
disediakan
c. Gas anestesi yang berasal dari peralatan operasi
Dilewatkan melalui media filter terlebih dahulu
sebelum di buang ke udara bebas
d. Gas anestesi yang telah mengalami filterisasi di buang
ke udara bebas luar kamar operasi dengan cara
menghubungkan terlebih dahulu melalui pipa atau
selang khusus yang di pasang pada outlet post
filtration
4. Limbah radioaktif
Pemampatan
a. Volume dari berbagai jenis limbah padat
radioaktif dapat dikurangi dengan
mudah metoda pemampatan.
b. Pengurangan volume berkisar menjadi
separuh atau sepersepuluh dari volume
semula.
c. Limbah dapat dimampatkan di dalam
drum metal agar tidak terjadi
kontaminasi
d. Kerjasama dengan BATAN

Anda mungkin juga menyukai