Referat
PEMBIMBING :
dr. Hj Fitriah Shebubakar, Sp.THT-KL
DISUSUN OLEH :
Saarah Khansa Kiasati
Anatomi Telinga
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam
AURIS EXTERNA
Aurikula = pina = daun telinga
• Bentuk pipih, berlekuk
• Kerangka tulang rawan (kartilago
fibro-elastik), kecuali lobulus
• Diliputi kulit yang melekat pada
perikondrium
Koklea Lateral
Kanalis Semisirkularis
• Sebelah bawah
• Berisi endolimfe
• Dasar: membran basalis. Terdapat organ corti.
Skala Media • Organ corti memiliki organel penting untuk
(duktus koklearis) mekanisme saraf perifer pendengaran sel rambut
dalam & luar, kanalis corti
• Bagian berbentuk lidah membran tektoria
• Sebelah bawah
Skala Timpani • Berisi perilimfe
AURIS INTERNA
17
Fisiologi Telinga
FISIOLOGI PENDENGARAN
Melewati tulang
Energi bunyi
Membran timpani Energi di pendengaran
ditangkap
bergetar amplifikasi (maleus, incus,
aurikula
stapes)
Timbul gerak
Membran
Stapes relatif membran
Perilimfe skala Reissner
menggerakkan basilaris dan
vestibuli bergerak mendorong
foramen ovale membran
endolimfa
tektoria
Terjadi
defleksi Depolarisasi sel Potensial aksi Nukleus
stereosilia rambut saraf auditorius auditorius
sel-sel rambut
Korteks
pendengaran di
lobus temporalis
FISIOLOGI PENDENGARAN
FISIOLOGI PENDENGARAN
FISIOLOGI KESIMBANGAN
Terjadi proses
Diteruskan ke impuls depolarisasi dan
Pusat keseimbangan Ion kalsium akan
sensoris melalui saraf merangsang pelepasan
di otak neurotransmitter masuk ke dalam sel
aferen
ekstitator
Otitis Media
Supuratif Kronik
OMSK adalah infeksi kronis di telinga
tengah dengan perforasi membran
timpani dan sekret yang keluar dari
Definisi telinga tengah terus menerus atau
hilang timbul.
Otitis media akut (OMA) dengan
perforasi membrane timpani menjadi
otitis media supuratif kronis apabila
prosesnya sudah lebih dari dua bulan.
Bila proses infeksi kurang dari dua bulan,
disebut otitis media supuratif subakut.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi OMSK dapat
meningkat oleh kondisi Di negara berkembang dan
OMSK terjadi sekitar 80%
sosial, ekonomi, suku, tempat negara maju prevalensi
pada anak-anak yang berusia
tinggal yang padat, OMSK berkisar 1 sampai
1 sampai 6 tahun.
kekurangan nutrisi dan 46%.
hygene yang buruk.
perforasi
tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi
masih ada sisa membrane timpani.
• Perforasi marginal, perforasi terjadi di
bagian tepi sehingga perforasi langsung
berhubungan dengan annulus atau sulkus
timpanikum.
• Perforasi atik ialah perforasi yang terletak di
pars flaksida (daerah atik).
JENIS-JENIS OMSK
Fase aktif
Keluarnya sekret
Fase tenang
Jenis-jenis OMSK
Tipe aman/tipe
jinak (benigna)
Derajat
keparahan
Tipe bahaya/tipe
tulang (maligna)
OMSK tipe aman/
tipe jinak (benigna)
Mukosa telinga
• Saat infeksi aktif, tampak edema dan basah
Jaringan
• Tampak polip licin, berwarna putih, keluar dari lubang perforasi
Tulang-tulang pendengaran
• Nekrosis pada prosesus longus inkus yang atrofi
Timpanosklerosis
• Gerak membran timpani dan tulang-tulang pendengaran terhambat → tuli konduktif
GEJALA OMSK TIPE AMAN
Keluar cairan
mukoid/mukopurulen dari
telinga
Sekret telinga
Dapat terjadi secara terus
menerus atau hilang timbul
Gejala
Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan Röntgen Untuk terapi konservatif
Untuk menentukan
Pemeriksaan Mikrobiologi
antibiotik yang tepat
PENATALAKSANAAN
Epitel berlapis
gepeng disertai Terjebak di dalam Tumbuh terus Dapat terjadi
debris tumpukan rongga mengerosi tulang di kongenital atau
pengelupasan timpanomastoid sekitarnya didapat
keratinnya
Osteitis terjadi pada luar atik dan tepi postero-superior anulus timpani
Pemeriksaan
Telinga
Kultur dan
Garputala dan
Otoskop Endoskopi Radiologi Resistensi
Audiogram
kuman
Terapi Operasi
konservatif mastoidektomi
Operasi
rekonstruksi
ALGORITMA OMSK TIPE BAHAYA
Tinitus
Definisi • Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan
pendengaran berupa sensasi suara tanpa
adanya rangsangan dari luar.
• Penyebab dari tinnitus masih belum diketahui
secara pasti, mayoritas tinnitus terjadi tanpa
sebab yang bisa diidentifikasi.
47
• Suara dapat didengar juga
oleh pemeriksa
Tinitus • Bersifat vibratorik
Objektif
Klasifikasi • Umumnya disebabkan
kelainan vaskuler
49
Anamnesis
• Kualitas dan kuantitas tinnitus
• Lokasi
• Sifat bunyi yang didengar
Diagnosis •
•
Kapan terjadinya
Gejala lain yang menyertai
• Lamanya serangan
• Riwayat medikasi
• Riwayat psikososial
• Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma
akustik
• Riwayat infeksi telinga dan operasi
Pemeriksaan
• Otoskop 50
• Penala, Auditori, OAE, BERA, ENG
TRT (tinnitus
Jastreboff retraining therapy)
Medikamentosa
Bedah 51
52
Vertigo
Definisi • Vertigo merupakan ilusi ketika
seseorang merasa dirinya bergerak
(berputar) terhadap sekitarnya atau
lingkungan yang bergerak terhadap
dirinya dan termasuk bagian dari
gangguan keseimbangan (dizziness)
bersama dengan pre-sinkop dan
disekuilibrium.
• Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
• Obat-obatan
Etiologi
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan
benign paroxysmal positional
Perifer Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala (+) (-)
Gejala otonom (++) (-)
Gangguan pendengaran (+) (-)
Vertigo Perifer dan Sentral
Nistagmus Vertigo Sentral Vertigo Perifer
Arah Berubah-ubah Horizontal / horizontal rotatoar
Sifat Unilateral / bilateral Bilateral
Test Posisional
-Latensi Singkat Lebih lama
-Durasi Lama Singkat
-Intensitas Sedang Larut/sedang
-Sifat Susah ditimbulkan Mudah ditimbulkan
Test dengan rangsang Dominasi arah
Sering ditemukan
(kursi putar, irigasi telinga) jarang ditemukan
Fiksasi mata Tidak terpengaruh Terhambat
Vestibuler Sentral
• Jaras yang berperan pada reflex vestibulookular memegang
Patofisiolo
peranan sangat penting pada vertigo sentral
• Jaras ini dimulai dari labirin, kemudian menuju ke nucleus
gi
vestibularis, nucleus N III,IV,VI, pusat integrasi di pons dan
mesensefalon (nucleus interstitial Cajal dan Rostral interstisial
medial longitudinal fasciculus), serta serebelum
Vestibuler Sentral • Pusat integrase di pons dan serebelum berperan pada gerakan
mata horizontal, sedangkan pusat integrase di mesensefalon
berperan pada gerakan mata vertical
• Impuls dari batang otak akan diteruskan melalui dua jaras, yakni
jaras asendens yang menuju korteks Prieto-temporal melalui
thalamus posterolateral, dan jaras desendens yang menuju ke
medulla spinalis melalui traktus vestibulospinal lateral dan
medial
• Sebagai tambahan, jaras desendens ini mengatur posisi tubuh.
Lesi pada jaras-jaras tersebut akan menyebabkan vertigo sentral.
Vestibuler Perifer
• Komponen perifer terdiri dari kanalis semisirkularis (posterior,
Patofisiolo
horizontal, anterior) dan organ otolit (sakulus dan utrikulus) bilateral
• Kanalis semisirkularis mendeteksi gerakan berputar, sedangkan
utrikulus dan sakulus berespons terhadap akselerasi linear dan
gi •
gravitasi
Organ vestibular berada dalam aktivitas tonik simetris, bila
tereksitasi akan menstimulasi sistem vestibular sentral
Vestibuler Perifer
• Pada keadaan normal, sistem saraf pusat memberikan respon
terhadap setiap perbedaan aktivitas dari kedua komplekas nucleus
vestibular
• Dalam keadaan statis (tidak ada gerakan kepala), aktivitas neural
pada kedua nucleus vestibular simetris
• Bila kepala digerakkan, terjadi aktivbitas asimetris pada nucleus
vestibular, yang diinterpretasikan oleh sistem saraf pusat sebagai
gerakan kepala
• Adanya proses patologis juga akan diinterpretasikan sebagai
aktivitas asimetris oleh system saraf pusat
Gejala Gejala Primer:
Klinis
• Rasa Pusing berputar-putar
Klinis • Mual
• Gejala otonom
Gejala Sekunder
• Kelelahan
• Sakit kepala
• Sensitivitas visual
• Bagaimana bentuk vertigonya? Melayang/goyang/berputar tujuh
keliling,/rasa naik perahu dan sebagainya.
• Kapan mulai serangan pertama?
• Kapan/saat apa serangan muncul? Saat perubahan posisi
kepala/keletihan/ketegangan?
1. Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 45°
2. Pasien berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit
3. Kepala ditolehkan 90° ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan
30-60 detik
4. Pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara perlahan
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
MANUVER SEMONT
1. Pasien diminta duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 45° ke sisi yang sehat,
2. Secara cepat bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan selama 1-3 menit.
3. Ada nistagmus dan vertigo dapat diobservasi.
4. Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring di sisi yang berlawanan tanpa kembali ke posisi duduk lagi.
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
MANUVER LEMPERT 1. Pasien berguling 360° yang dimulai
dari posisi supinasi
2. Pasien menolehkan kepala 90° ke sisi
yang sehat, diikuti dengan
membalikkan tubuh ke posisi lateral
decubitus
3. Kepala menoleh ke bawah dan tubuh
mengikuti ke posisi ventral dekubitus.
4. Pasien kemudian menoleh lagi 90°
dan tubuh kembali ke posisi lateral
dekubitus lalu kembali ke posisi
supinasi.
5. Masing-masing gerakan
dipertahankan selama 15 detik untuk
migrasi lambat dari partikel-partikel
sebagai respon terhadap gravitasi.
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
FORCED PROLONGED POSITION
Manuver ini digunakan pada BPPV tipe kanal lateral.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan kekuatan dari posisi lateral dekubitus pada sisi telinga
yang sakit dan dipertahankan selama 12 jam.
BRANDT-DAROFF EXERCISE
• Manuver dapat dilakukan di rumah setelah maneuver epley atau semont.
• Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan tungkai tergantung, lalu tutup kedua mata dan berbaring
dengan cepat ke salah satu sisi tubuh, tahan selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali
• Setelah 30 detik baringkan tubuh dengan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik, kemudian duduk
tegak kembali. Latihan ini dilakukan berulang (lima kali berturut-turut) pada pagi dan petang hari sampai
tidak timbul vertigo lagi
• Latihan lain yang dapat dicoba ialah latihan visual-vestibular, berupa gerakan mata melirik ke atas, bawah kiri
dan kanan mengikuti gerak obyek yang makin lama makin cepat, kemudian diikuti dengan gerakan fleksi-
ekstensi kepala berulang dengan mata tertutup, yang makin lama makin cepat.
PROGNOSIS
Vertigo tipe perifer vestibular umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna
Terima Kasih