Anda di halaman 1dari 77

Insert Portrait Photo

Referat
PEMBIMBING :
dr. Hj Fitriah Shebubakar, Sp.THT-KL
 
DISUSUN OLEH :
Saarah Khansa Kiasati

OMSK, Tinitus (2015730116)

Kepaniteraan Klinik Stase THT


Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
dan Vertigo Universitas Muhammadiyah Jakarta
Periode 17 Februari 2020 – 22 Maret 2020
2

Anatomi Telinga
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam
AURIS EXTERNA
Aurikula = pina = daun telinga
• Bentuk pipih, berlekuk
• Kerangka tulang rawan (kartilago
fibro-elastik), kecuali lobulus
• Diliputi kulit yang melekat pada
perikondrium

Pada proses mendengar:


Aurikula berfungsi menangkap dan
mengumpulkan gelombang suara dan
mengarahkannya ke dalam Meatus
Acustikus Eksternus (MAE)
AURIS EXTERNA

Meatus Akustikus Eksterna :


- Berbentuk huruf S
- Panjangnya sekitar 2.5-3cm
- 1/3 bag luar. : tulang rawan,
banyak kelenjar serumen dan
rambut
- 2/3 bag.dalam : tulang, sedikit
kelenjar serumen
AURIS MEDIA
Membran Timpani
 Berbentuk bundar dan cekung bila
dilihat dari arah liang telinga
 Terlihat oblik terhadap sumbu liang
telinga
 Bagian :
1. Bag. atas pars flaccida: bagian luar
lanjutan epitel kulit liang telinga &
bagian dalam sel kubus bersilia.
2. Bag. bawah pars tensa: satu
lapisan ditengah : serat kolagen dan
elastin berjalan radier pada bagian
luar dan sirkuler pada bagian
dalam.
AURIS MEDIA
Membran Timpani
• Bayangan penonjolan bag. bawah
maleus pada membran timpani 
umbo

• Dari umbo bermula refleks cahaya (cone


of light)
 pukul 7  membran timpani kiri
 pukul 5  membran timpani kanan

• Terbagi menjadi 4 kuadran dengan garis


dari prosesus longus maleus dan tegak
lurus dengan umbo
AURIS MEDIA
• Batas luar: membran timpani
• Batas depan: tuba eustachius
• Batas belakang: aditus ad
antrum, kanalis fasialis pars
vertikalis
• Batas atas: tegmen timpani
(meningen/otak)
• Batas bawah: vena jugularis
(bulbus jugularis)
• Batas dalam: kanalis
semisirkularis horizontal, kanalis
fasialis, tingkap lonjong (oval
window), tingkap bundar, (round
window), dan promontorium
AURIS MEDIA
Maleus
Incus Tulang Pendengaran
Stapes

- Menghubungkan daerah telinga tengah – rongga faring.


Tuba Eustachius - Menjaga keseimbangan tekanan antara 2 sisi membran timpani.
Vestibulum Superior

Labirin Oseosa Kanalis Semisirkularis Posterior

Koklea Lateral

Auris Interna Duktus koklearis / Skala


Media

Utrikulus dan sakulus


Labirin Membranosa
Duktus semisirkularis

Duktus dan sakus endolimfatik


AURIS INTERNA
Vestibulum

 Posterior terhadap koklea dan


anterior terhadap kanalis
semisirkularis
 Pada lateral : ruang sentral terdapat
oval window
 Di dalam vestibulum terdapat
saccule dan utricle
 Di bagian postero-superior terdapat
5 celah muara kanalis semisirkularis
AURIS INTERNA

Kanalis Semisirkularis

 Setiap kanal mempunyai ujung


menggelembung : ampula
 Bermuara di vestibulum
AURIS INTERNA
Koklea
 Terdiri atas satu pilar sentral : modiolus
 Modiolus dikelilingi oleh tulang sempit
sebanyak 2,5 putaran
 Dasar modiolus berhadapan dengan meatus
acusticus internus yang dilalui pembuluh darah
dan saraf ke koklea
 Terdapat 3 saluran :
 Skala vestibuli
 Skala timpani
 Skala media
AURIS INTERNA
AURIS INTERNA
Koklea
Pada irisan melintang koklea, tampak:
• Sebelah atas
Skala Vestibuli • Berisi perilimfe
• Dasar: membran vestibuli (membran Reissner’s)

• Sebelah bawah
• Berisi endolimfe
• Dasar: membran basalis. Terdapat organ corti.
Skala Media • Organ corti memiliki organel penting untuk
(duktus koklearis) mekanisme saraf perifer pendengaran sel rambut
dalam & luar, kanalis corti
• Bagian berbentuk lidah  membran tektoria

• Sebelah bawah
Skala Timpani • Berisi perilimfe
AURIS INTERNA
17

Fisiologi Telinga
FISIOLOGI PENDENGARAN
Melewati tulang
Energi bunyi
Membran timpani Energi di pendengaran
ditangkap
bergetar amplifikasi (maleus, incus,
aurikula
stapes)

Timbul gerak
Membran
Stapes relatif membran
Perilimfe skala Reissner
menggerakkan basilaris dan
vestibuli bergerak mendorong
foramen ovale membran
endolimfa
tektoria

Terjadi
defleksi Depolarisasi sel Potensial aksi Nukleus
stereosilia rambut saraf auditorius auditorius
sel-sel rambut

Korteks
pendengaran di
lobus temporalis
FISIOLOGI PENDENGARAN
FISIOLOGI PENDENGARAN
FISIOLOGI KESIMBANGAN

STRUKTUR APPARATUS VESTIBULAR


FISIOLOGI KESIMBANGAN

Gerakan atau Menimbulkan


Silia sel rambut akan Permeabilitas
perubahan kepala perpindahan cairan
menekuk membran berubah
dan tubuh endolimfa di labirin

Terjadi proses
Diteruskan ke impuls depolarisasi dan
Pusat keseimbangan Ion kalsium akan
sensoris melalui saraf merangsang pelepasan
di otak neurotransmitter masuk ke dalam sel
aferen
ekstitator

 Organ vestibuli berfungsi sebagai transduser yang mengubah energi


mekanik (akibat rangsang otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis
semisirkularis) menjadi energi biolistrik sehingga dapat memberi informasi
mengenai perubahan posisi tubuh akibat percepatan atau perubahan sudut.
FISIOLOGI KESIMBANGAN
24

Otitis Media
Supuratif Kronik
OMSK adalah infeksi kronis di telinga
tengah dengan perforasi membran
timpani dan sekret yang keluar dari
Definisi telinga tengah terus menerus atau
hilang timbul.
Otitis media akut (OMA) dengan
perforasi membrane timpani menjadi
otitis media supuratif kronis apabila
prosesnya sudah lebih dari dua bulan.
Bila proses infeksi kurang dari dua bulan,
disebut otitis media supuratif subakut.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi OMSK dapat
meningkat oleh kondisi Di negara berkembang dan
OMSK terjadi sekitar 80%
sosial, ekonomi, suku, tempat negara maju prevalensi
pada anak-anak yang berusia
tinggal yang padat, OMSK berkisar 1 sampai
1 sampai 6 tahun.
kekurangan nutrisi dan 46%.
hygene yang buruk.

Menurut WHO, kejadian Di Indonesia, menurut survey


OMSK terjadi pada 65-330 pada 7 provinsi tahun 1996
Usia yang terbanyak dalam
juta pasien di dunia dan ditemukan insidensi OMSK
kasus OMSK yaitu pada usia
berakibat gangguan sebesar 3% dari penduduk
7-18 tahun.
pendengaran pada 39-200 Indonesia (sekitar 6,6 juta
juta orang di dunia. penduduk) pada masa itu.
• Mikroorganisme yang paling sering adalah
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
aureus
• P. aeruginosa secara khusus terlibat dalam
Etiologi penyebab nekrosis tulang dan penyakit mukosa.
• Kebanyakan kolesteatoma dianggap terjadi
sebagai komplikasi dari kantung retraksi pada
membran timpani.
• Hal ini terkait dengan penyakit telinga tengah
berulang atau persisten, riwayat keluarga, dan
kelainan kraniofasial.
• Jika tidak diobati, kolesteatoma dapat membesar
secara progresif dan mengikis struktur di
sekitarnya
Letak • Perforasi sentral, perforasi terdapat di pars

perforasi
tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi
masih ada sisa membrane timpani.
• Perforasi marginal, perforasi terjadi di
bagian tepi sehingga perforasi langsung
berhubungan dengan annulus atau sulkus
timpanikum.
• Perforasi atik ialah perforasi yang terletak di
pars flaksida (daerah atik).
JENIS-JENIS OMSK

Fase aktif
Keluarnya sekret
Fase tenang
Jenis-jenis OMSK
Tipe aman/tipe
jinak (benigna)
Derajat
keparahan
Tipe bahaya/tipe
tulang (maligna)
OMSK tipe aman/
tipe jinak (benigna)

Cairan keluar terus


Terbatas pada menerus atau dapat
Perforasi terletak di Sering diawali oleh
mukosa telinga sembuh yang
sentral OMA
tengah kemudian akan
kambuh lagi

Terjadi karena infeksi Infeksi telinga tengah


Terutama antero-
dari hidung, tonsil, menjadi mudah
inferior
sinus dan adenoid terjadi
PATOLOGI
Perforasi
• Sentral, berukuran kecil sampai besar

Mukosa telinga
• Saat infeksi aktif, tampak edema dan basah

Jaringan
• Tampak polip licin, berwarna putih, keluar dari lubang perforasi

Tulang-tulang pendengaran
• Nekrosis pada prosesus longus inkus yang atrofi

Timpanosklerosis
• Gerak membran timpani dan tulang-tulang pendengaran terhambat → tuli konduktif
GEJALA OMSK TIPE AMAN

Keluar cairan
mukoid/mukopurulen dari
telinga
Sekret telinga
Dapat terjadi secara terus
menerus atau hilang timbul
Gejala

Berupa tuli konduktif


Gangguan pendengaran
ringan sampai sedang
PEMERIKSAAN
Untuk mengukur berat
derajat gangguan
pendengaran
Pemeriksaan Audiogram
Biasanya didapati tuli
kondukti

Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan Röntgen Untuk terapi konservatif

Untuk menentukan
Pemeriksaan Mikrobiologi
antibiotik yang tepat
PENATALAKSANAAN

Obat tetes telinga


Pembersihan liang
ofloxacin (3-5 tetes. Obati faktor penyebab
telinga
2x1)

Tindakan bedah jika Operasi rekonstruksi


Terapi preventif ada polip/jaringan (miringoplasti/timpan
granulasi oplasti)
ALGORITMA OMSK TIPE AMAN
Mengandung kolesteatoma

Cenderung menimbulkan komplikasi


karena bersifat destruktif

OMSK tipe bahaya/tipe tulang


Terjadi osteitis dan jaringan granulasi
(maligna)

Sering menyebabkan komplikasi


yang berbahaya atau fatal

Tidak terdapat fase OMSK masa


tenang
KOLESTEATOMA

Epitel berlapis
gepeng disertai Terjebak di dalam Tumbuh terus Dapat terjadi
debris tumpukan rongga mengerosi tulang di kongenital atau
pengelupasan timpanomastoid sekitarnya didapat
keratinnya

Tipe didapat primer


(penyakit atiko- Tipe didapat
Tipe yang didapat antral), retraksi sekunder jika
dibagi menjadi membran timpani di kolesteatoma terjadi
primer atau sekunder atik, tidak didahului akibat komplikasi
oleh infeksi telinga OMSK tipe benigna.
tengah
OSTEITIS & JARINGAN GRANULASI

Osteitis terjadi pada luar atik dan tepi postero-superior anulus timpani

Massa jaringan granulasi tumbuh di sekitar daerah osteitis

Dapat memenuhi atik, antrum, kavum timpani posterior dan mastoid

Jaringan granluasi terlihat seperti massa polipoid berwarna merah


NEKROSIS TULANG PENDENGARAN

Kolesteatoma mendestruksi tulang pendengaran

Dimulai pada prosesus longus inkus, stapes dan maleus

Menyebabkan tuli konduktif yang lebih berat dari tipe jinak

Terkadang, terdapat jaringan kolesteatoma mengisi tempat destruksi tulang


GEJALA OMSK TIPE BAHAYA

Kental, berbau busuk


Sekret telinga
karena nekrosis tulang

Berupa tuli konduktif,


Gejala Gangguan pendengaran
dapat juga tuli campur

Jika jaringan granulasi atau


Perdarahan polip terkena saat
membersihkan telinga
PEMERIKSAAN

Pemeriksaan
Telinga

Kultur dan
Garputala dan
Otoskop Endoskopi Radiologi Resistensi
Audiogram
kuman

Untuk melihat lebih jelas


Di dalamnya
Dapat terlihat kolesteatoma, destruksi
terkumpul
kolesteatoma tulang, granuloma,
massa
sebagai sekret yang tersembunyi
keratin,
kantung bernanah dan
retraksi berbau busuk
PENATALAKSANAAN

Terapi Operasi
konservatif mastoidektomi

Operasi
rekonstruksi
ALGORITMA OMSK TIPE BAHAYA

OMSK tipe bahaya Pilihan


(kolesteatoma) • Atikotomi anterior
• Timpanoplasti dinding utuh
• Timpanoplasti dinding runtuh
• Atticoantroplastylepitimpanotom
i osteoplastic
Eradikasi kolesteatoma • Timpanoplasti buka-tutup
+ REKONSTRUKSI • Dan sebagainya
ALGORITMA OMSK + KOMPLIKASI
DIAGNOSIS BANDING TIPE OMSK
  OMSK benigna OMSK maligna
Kolesteatoma Tidak ada Ada
Biasanya tidak berbau busuk,
Sakit Telinga Biasanya berbau busuk, purulent
mukopurulen
Keluhan Biasanya konduktif sedang Sering tuli campur berat
Perforasi Sentral, pars tensa Atik atau marginal

Jaringan granulasi Sangat jarang Sering terjadi

Jika ada berupa edema mukosa


Polip Berupa jaringan granulasi
yang bertangkai
Komplikasi Jarang Sering
46

Tinitus
Definisi • Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan
pendengaran berupa sensasi suara tanpa
adanya rangsangan dari luar.
• Penyebab dari tinnitus masih belum diketahui
secara pasti, mayoritas tinnitus terjadi tanpa
sebab yang bisa diidentifikasi.

47
• Suara dapat didengar juga
oleh pemeriksa
Tinitus • Bersifat vibratorik
Objektif
Klasifikasi • Umumnya disebabkan
kelainan vaskuler

• Suara hanya dapat didengar


penderita
• Bersifat nonvibratorik
Tinitus
• Disebabkan oleh proses
Subjektif
iritatif atau perubahan
degenerative traktus
auditorius
48
Patofisiolo
gi Aktifitas
Tumbul
Sumber elektrik
perasaan
impuls di area Tinnitus
adanya
abnormal auditoriu
bunyi
s

49
Anamnesis
• Kualitas dan kuantitas tinnitus
• Lokasi
• Sifat bunyi yang didengar
Diagnosis •

Kapan terjadinya
Gejala lain yang menyertai
• Lamanya serangan
• Riwayat medikasi
• Riwayat psikososial
• Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma
akustik
• Riwayat infeksi telinga dan operasi

Pemeriksaan
• Otoskop 50
• Penala, Auditori, OAE, BERA, ENG
TRT (tinnitus
Jastreboff retraining therapy)

Tatalaksana • Umumnya pengobatan tinnitus dibagi


Tujuan tatalaksana adalah untuk menjadi 4 cara:
menghilangkan penyebab tinnitus
Psikologik
atau mengurangi keparahan
akibat tinnitus.
Elektrofisiologik

Medikamentosa

Bedah 51
52

Vertigo
Definisi • Vertigo merupakan ilusi ketika
seseorang merasa dirinya bergerak
(berputar) terhadap sekitarnya atau
lingkungan yang bergerak terhadap
dirinya dan termasuk bagian dari
gangguan keseimbangan (dizziness)
bersama dengan pre-sinkop dan
disekuilibrium.
• Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.

• Obat-obatan

• Kelainan telinga : Endapan kalsium pada salah satu kanalis

Etiologi
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan
benign paroxysmal positional

• Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit


maniere,

• Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.

• Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf


vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai
cedera pada labirin, persyarafannya atau keduanya.

• Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena


berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic
attack ) pada arteri vertebral dan arteri basiler.
• Prevalensi vertigo sebesar 71%

• Studi yang meneliti mengenai gejala vertigo pada


14.790 subyek  BPPV sebagai yang terbanyak

Epidemiologi dengan presentase 17.7%.

• Prevalensi angka kejadian BPPV di Amerika Serikat 


64 dari 100.000 orang dengan kecenderungan terjadi
pada wanita (64%)

• BPPV diperkirakan sering terjadi pada usia rata-rata


51-57,2 tahun dan jarang pada usia di bawah 35 tahun
tanpa riwayat trauma kepala
KLASIFIKASI
Mabuk gerakan Bila dari pandangan sekitar berlawanan dengan gerakan tubuh yang
(motion sickness) sebenarnya
Mabuk ruang angkasa Gangguan dari keseimbangan antara kanalis semisirkularis dan otolit
Fisiologik (space sickness)
Vertigo ketinggian instabilitas subjektif dari keseimbangan postural dan lokomotor oleh
(height vertigo) karena induksi visual, disertai rasa takut jatuh, dang gejala-gejala
vegetatif
Sentral Kelainan pada batang batang otak atau cerebellum
Patologik
Perifer Kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis vestibulocochlear
Akut Memiliki mekanisme tunggal
Durasi
Kronik Memiliki mekanisme multifaktorial
Spontan Timbul tanpa pemberian rangsangan
Kejadian Posisi Oleh karena perubahan posisi kepala
Kalori Dirasakan pada saat pemeriksaan kalori
KLASIFIKASI
Self limiting dalam 4-6 minggu
BPPV
Terkait kondisi otokonia yang tidak stabil
Etiologi Penyakit Meniere Pelebaran dan ruptur periodik kompartemen endolimfatik di telinga
dalam
Neuritis Vestibularis Self limiting, diduga infeksi virus
Vertigo akibat obat Oleh karena obat ototostik

  Perifer Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala (+) (-)
Gejala otonom (++) (-)
Gangguan pendengaran (+) (-)
Vertigo Perifer dan Sentral
Nistagmus Vertigo Sentral Vertigo Perifer
Arah Berubah-ubah Horizontal / horizontal rotatoar
Sifat Unilateral / bilateral Bilateral
Test Posisional    
-Latensi Singkat Lebih lama
-Durasi Lama Singkat
-Intensitas Sedang Larut/sedang
-Sifat Susah ditimbulkan Mudah ditimbulkan
Test dengan rangsang Dominasi arah
Sering ditemukan
(kursi putar, irigasi telinga) jarang ditemukan
Fiksasi mata Tidak terpengaruh Terhambat
Vestibuler Sentral
• Jaras yang berperan pada reflex vestibulookular memegang

Patofisiolo
peranan sangat penting pada vertigo sentral
• Jaras ini dimulai dari labirin, kemudian menuju ke nucleus

gi
vestibularis, nucleus N III,IV,VI, pusat integrasi di pons dan
mesensefalon (nucleus interstitial Cajal dan Rostral interstisial
medial longitudinal fasciculus), serta serebelum

Vestibuler Sentral • Pusat integrase di pons dan serebelum berperan pada gerakan
mata horizontal, sedangkan pusat integrase di mesensefalon
berperan pada gerakan mata vertical
• Impuls dari batang otak akan diteruskan melalui dua jaras, yakni
jaras asendens yang menuju korteks Prieto-temporal melalui
thalamus posterolateral, dan jaras desendens yang menuju ke
medulla spinalis melalui traktus vestibulospinal lateral dan
medial
• Sebagai tambahan, jaras desendens ini mengatur posisi tubuh.
Lesi pada jaras-jaras tersebut akan menyebabkan vertigo sentral.
Vestibuler Perifer
• Komponen perifer terdiri dari kanalis semisirkularis (posterior,

Patofisiolo
horizontal, anterior) dan organ otolit (sakulus dan utrikulus) bilateral
• Kanalis semisirkularis mendeteksi gerakan berputar, sedangkan
utrikulus dan sakulus berespons terhadap akselerasi linear dan

gi •
gravitasi
Organ vestibular berada dalam aktivitas tonik simetris, bila
tereksitasi akan menstimulasi sistem vestibular sentral
Vestibuler Perifer
• Pada keadaan normal, sistem saraf pusat memberikan respon
terhadap setiap perbedaan aktivitas dari kedua komplekas nucleus
vestibular
• Dalam keadaan statis (tidak ada gerakan kepala), aktivitas neural
pada kedua nucleus vestibular simetris
• Bila kepala digerakkan, terjadi aktivbitas asimetris pada nucleus
vestibular, yang diinterpretasikan oleh sistem saraf pusat sebagai
gerakan kepala
• Adanya proses patologis juga akan diinterpretasikan sebagai
aktivitas asimetris oleh system saraf pusat
Gejala Gejala Primer:

Klinis
• Rasa Pusing berputar-putar

• Impulsion (sensasi berpindah, terdorong/diangkat)


Gejala Primer
• Oscilopia (ilusi pergerakan dunia yg dirovokasi
dengan pergerakan kepala)

• Ataxia (ketidakstabilan berjalan)

• Gangguan pendengaran, tinnitus

• Kadang disertai nistagmus


Gejala Gejala Sekunder:

Klinis • Mual

• Gejala otonom
Gejala Sekunder
• Kelelahan

• Sakit kepala

• Sensitivitas visual
• Bagaimana bentuk vertigonya? Melayang/goyang/berputar tujuh
keliling,/rasa naik perahu dan sebagainya.
• Kapan mulai serangan pertama?
• Kapan/saat apa serangan muncul? Saat perubahan posisi
kepala/keletihan/ketegangan?

Anamnesis • Sudah berapa kali terjadi serangan sampai sekarang ini?


• Apakah serangan makin memberat atau menurun?
• Apakah terjadi fluktuasi pendengaran?
• Apakah terdapat tinnitus?
• Riwayat trauma kepala
• Penyakit sistemik  anemia, hipertensi, hipotensi, diabetes, infeksi
telinga tengah, penyakit paru dan penyakit kardiovaskuler
• Penggunaan streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-
lain  ototoksik/vestibulotoksik
• Apakah terdapat gejala defisit neurologis fokal? Seperti penglihatan
ganda, gangguan menelan, disartri atau kelemahan motorik?
Pemeriksaa 1. Pemeriksaan Neurologik

n Fisik 2. Gait test :


• Romberg’s sign
• Heel-to-toe walking test
• Unterberger’s stepping test
• Past-pointing test (uji Tunjuk Barany)
3. Test Fungsi Vestibuler dengan
Dix-Hallpike manoeuver
4. Test hiperventilasi
5. Tes Kalori
6. Test Fungsi Pendengaran
Pemeriksaa 7. Pemeriksaan Kepala dan Leher

n Fisik • Pemeriksaan membran timpani u/


menemukan vesikel (herpes zoster auticus,
kolesteaatoma
• Hennebert sign
• Valsava maneuver
• Head impulses test
8. Pemeriksaan Cardiovascular
Pemeriksaa
n Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan
pemeriksaan lain sesuai indikasi

Penunjang Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma


akustik)

Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi


(EMG),
Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP)

Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic resonance imaging


(MRI)
TATALAKSANA
Pada prinsipnya, tatalaksana vertigo vestibularis dibagi menjadi :
• Terapi kausal : sesuai dengan etiologi
• Terapi simtomatik : betahistin, flunarizin, cinarizin
• Vestibular Rehabilitation Theraphy (VRT) : Cawthrone Cooksey exercises
• Pemberian obat-obatan simtomatik untuk mengobati gejala dizziness, mual, dan muntah pada vertigo
meliputi golongan antikolinergik, antihistamin, dan benzodiazepine.

Obat-obatan antivertigo hanya diindikasikan untuk :


• Gejala vertigo vestibular perifer atau sentral akut (maksimal 3 hari)
• Profilaksis mual dan muntah dalam tindakan liberatory maneuver pada BPPV
• Profilaksis mabuk perjalanan
• Sebagai terapi pada vertigo posisional sentral dengan mual.
TATALAKSANA FARMAKOLOGI

Terapi vertigo secara umum:


a. Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, Benadryl)
b. Antagonis Kalsium (Cinnarizine/Stugeron, Flunarizine/Sibelium)
c. Fenotiazine (Promethazine, Khlorpromazine)
d. Obat Simpatomimetik (Efedrin)
e. Obat Penenang Minor (Lorazepam, Diazepam)
f. Obat Anti Kholinergik (Skopolamin)
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
MANUVER EPLEY

1. Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 45°
2. Pasien berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit
3. Kepala ditolehkan 90° ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan
30-60 detik
4. Pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara perlahan
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
MANUVER SEMONT

1. Pasien diminta duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 45° ke sisi yang sehat,
2. Secara cepat bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan selama 1-3 menit.
3. Ada nistagmus dan vertigo dapat diobservasi.
4. Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring di sisi yang berlawanan tanpa kembali ke posisi duduk lagi.
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
MANUVER LEMPERT 1. Pasien berguling 360° yang dimulai
dari posisi supinasi
2. Pasien menolehkan kepala 90° ke sisi
yang sehat, diikuti dengan
membalikkan tubuh ke posisi lateral
decubitus
3. Kepala menoleh ke bawah dan tubuh
mengikuti ke posisi ventral dekubitus.
4. Pasien kemudian menoleh lagi 90°
dan tubuh kembali ke posisi lateral
dekubitus lalu kembali ke posisi
supinasi.
5. Masing-masing gerakan
dipertahankan selama 15 detik untuk
migrasi lambat dari partikel-partikel
sebagai respon terhadap gravitasi.
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
FORCED PROLONGED POSITION
Manuver ini digunakan pada BPPV tipe kanal lateral.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan kekuatan dari posisi lateral dekubitus pada sisi telinga
yang sakit dan dipertahankan selama 12 jam.

BRANDT-DAROFF EXERCISE
• Manuver dapat dilakukan di rumah setelah maneuver epley atau semont.
• Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan tungkai tergantung, lalu tutup kedua mata dan berbaring
dengan cepat ke salah satu sisi tubuh, tahan selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali
• Setelah 30 detik baringkan tubuh dengan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik, kemudian duduk
tegak kembali. Latihan ini dilakukan berulang (lima kali berturut-turut) pada pagi dan petang hari sampai
tidak timbul vertigo lagi
• Latihan lain yang dapat dicoba ialah latihan visual-vestibular, berupa gerakan mata melirik ke atas, bawah kiri
dan kanan mengikuti gerak obyek yang makin lama makin cepat, kemudian diikuti dengan gerakan fleksi-
ekstensi kepala berulang dengan mata tertutup, yang makin lama makin cepat.
PROGNOSIS

Vertigo tipe perifer vestibular  umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna

Vertigo tipe sentral  prognosisnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya


misalnya : infark arteri basilar atau vertebral, menandakan prognosis buruk.
DIAGNOSIS BANDING
77

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai