Anda di halaman 1dari 23

MANUSIA MENURUT AGAMA

ISLAM
Pendidikan Agama Islam
PENYEBUTAN NAMA
‘MANUSIA’ DALAM AL
QURAN

 Aspek Historis penciptaan manusia – “Bani Adam” (QS.


Al-Araf: 31)
‫ب‬ ْ ‫آد َم ُخ ُذوا ِزينَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َوُكلُوا َو‬
ُّ ‫اش َربُوا َوال تُ ْس ِرفُوا إِنَّهُ ال يُ ِح‬ ِ
َ ‫يَا بَن‬
‫ي‬
َ‫ال ُْم ْس ِرفِين‬
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan.
PENYEBUTAN NAMA
‘MANUSIA’ DALAM AL
QURAN

 Aspek Biologis kemanusiaan –”Basyar” (QS. Al-Mu’minum:


33), mencerminkan sifat-sifat fisik-kimia-biologisnya

‫ْحيَ ِاة‬‫ال‬ ‫ي‬ ِ‫ال الْمأَل ُ ِمن َقوِم ِه الَّ ِذين َك َفروا وَك َّذبوا بِلِ َق ِاء اآْل ِخرِة وأَ ْتر ْفنَاهم ف‬
َ ُْ َ َ َ ُ َ ُ َ ْ ْ َ َ َ‫َوق‬
َ ُ‫ب ِم َّم ا تَ ْش َرب‬
‫ون‬ ‫ر‬ ‫ش‬
ْ ‫ي‬
ُ َ ََ ُ‫و‬ ‫ه‬ ِْ ‫ون‬
‫ن‬ ‫م‬ َ ‫ل‬
ُ ‫ك‬
ُ ْ
‫أ‬ ‫ت‬
َ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ‫م‬ِ ‫ل‬
ُ ‫ك‬
ُ ْ
‫أ‬ ‫ي‬ 
َ ‫م‬
ْ ‫ك‬
ُ ‫ل‬
ُ ‫ث‬
ْ ِ
‫م‬ ‫ر‬
ٌ ‫ش‬
َ ‫ب‬
َ ‫اَّل‬ ِ
‫الد ْنيَا َما َٰه َذا إ‬
ُّ
Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara
kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat
(kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam
kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia
seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan
meminum dari apa yang kamu minum.
PENYEBUTAN NAMA
‘MANUSIA’ DALAM AL
QURAN

 Aspek Kecerdasan –”Insan” (QS. Ar-Rahman: 3-4), yaitu


makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu
menyerap ilmu pengetahuan

َ ‫َخلَ َق اإْلِ نْ َس‬


‫ان‬
Dia menciptakan manusia,

َ َ‫َعلَّ َمهُ ال َْبي‬


‫ان‬
Mengajarnya pandai berbicara.
PENYEBUTAN NAMA
‘MANUSIA’ DALAM AL
QURAN

 Aspek Sosiologis –”annas” (QS. Baqarah: 21),


menunjukkan sifatnya yang berkelompok sesama
jenisnya.

 ‫ن‬
َ ‫َّقو‬
ُْ ‫َتت‬ ‫َّاس ْاعبُ ُد ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ ْي َخلَ َق ُك ْم َو الَّ ِذيْ َن ِمن َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
ُ ‫يَا أَيُّ َها الن‬
Wahai manusia ! Sembahlah olehmu akan
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dan orang-orang yang sebelum kamu,
supaya kamu ter­pelihara .
PENYEBUTAN NAMA
‘MANUSIA’ DALAM AL
QURAN

 Aspek Posisi manusia –”’abdun” (QS. Saba’: 9), menunjukkan kedudukan


manusia sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya.

‫ض أ َْو نُ ْس ِق ْط َع لَ ْي ِه ْم‬ ِ‫ض إِ ْن نَ َشأْ خَن ْ ِس ْ هِب‬ِ ‫األر‬ ِ َّ ‫أَ َف لَم ي روا إِىَل م ا ب أَي ِد ِيه م وما خ ْل َف ه م ِم ن‬
 
َ ‫األر‬
ْ ‫ف ُم‬ ْ ‫الس َماء َو‬ َ ْ ُ َ َ َ ْ ْ َ ‫َ َنْي‬ ْ ََ ْ
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ
)٩( ‫يب‬ ٍ ‫ك آليَةً ل ُك ِّل َع ْبد ُم ن‬َ ‫الس َماء إِ َّن يِف َذ ل‬
َّ ‫ك َس ًف ا م َن‬

Maka apakah mereka tidak memperhatikan langit dan bumi yang


ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki,
niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan
kepada mereka kepingan-kepingan dari langit. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).
ASPEK HISTORIS
PENCIPTAAN

 Al-Qur’an menjelaskan jawaban yang sangat penting dari


titik manakah manusia bermula. Ayat-ayat menegaskan
bahwa asal usul manusia (bersifat) air. (QS. Al-anbiya:
30) Hal ini dapat dimulai dari pembentukan alam
semesta.
ASAL USUL KEHIDUPAN
HEWAN

 Semua jenis hewan berasal dari air

‫َواللَّهُ َخلَ َق ُك َّل َدابٍَّة ِم ْن َم ٍاء‬


“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air” (QS.
An-Nur: 45)

 Kehadiran Manusia sebagai makhluk bumi ditegaskan


dalam ayat:
‫اجا‬
ً ‫خ َر‬
ْ ِ‫ُم إ‬
ْ ‫جك‬
ُ ‫خ ِر‬
ْ ‫يها َو ُي‬
َ ِ‫ُم ف‬
ْ ‫يدك‬
ُ ‫ُم ُي ِع‬
َّ ‫ث‬-‫ض نَبَاتًا‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫ن‬ ْ ‫َواللَّ ُه أَ ْنبَ َتك‬
َ ‫ُم ِم‬
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah (bumi), dan kemudian Dia
mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu
(daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. (QS. Nuh:
17-18)
PERISTIWA PENCIPTAAN
MANUSIA

َّ ‫يس لَ ْم يَ ُك ْن ِم َن‬
َ‫الس ِاج ِدين‬ َ
ِ‫آلد م فَسج ُدوا إِال إِب ل‬
ْ ََ َ َ ‫وا‬ ‫د‬
ُ ‫ج‬
ُ ‫اس‬
ْ
ِ ‫اكم ثُ َّم ُقلْنَا لِلْمالئِ َك‬
‫ة‬ َ ْ ُ َ‫ص َّو ْرن‬
َ ‫اك ْم ثُ َّم‬
ُ َ‫َولَ َق ْد َخلَ ْقن‬
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk
tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah
kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak
termasuk mereka yang bersujud. (QS. Al-A’raf: 11)

‫ال ِم ْن َح َمٍإ َم ْسنُون‬


ٍ ‫ْص‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ن‬ ِ ‫شرا‬
‫م‬ ِ ِ ِ ‫ك لِل‬
َ َ ْ ً َ َ‫ْماَل ئ َكة إِنِّي َخال ٌق ب‬ َ َ ُّ‫ال َرب‬ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
‫ين‬ ِ ‫اج‬
‫د‬ ِ ‫وحي َف َقعوا لَهُ س‬ِ ‫ت فِ ِيه ِمن ر‬
ُ ‫فَِإ َذا َس َّوْيتُهُ َوَن َف ْخ‬
َ َ ُ ُ ْ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka
apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan
ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud. (QS. Al-Hijr: 28-29)
PERISTIWA PENCIPTAAN
MANUSIA
 Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sangat selaras karena adanya keseimbangan
dan kompleksitas struktur.

ِ َّ‫ال‬
َ َ‫ورٍة َما َشاءَ َرَّك ب‬
)٨( ‫ك‬ َُ ‫ص‬ ‫َي‬
ِّ ‫أ‬ ‫يِف‬ ) ٧ ( ‫ك‬
َ ‫ل‬
َ ‫د‬
َ ‫ع‬
َ ‫ف‬
َ ‫اك‬
َ ‫و‬َّ ‫س‬
َ ‫ف‬
َ ‫ك‬
َ ‫ق‬
َ ‫ل‬
َ ‫خ‬
َ ‫ي‬ ‫ذ‬
Yang telah menciptakanmu, lalu menyempurnakan kejadianmu, dan
menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang
dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu (QS. Al-Infithar: 7-8)
 Proses pergantian masyarakat. (QS. Al-An’am: 133)

Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki
niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang
dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah
menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain
KOMPONEN BIOLOGIS
MANUSIA

Manusia adalah makhluk bumi. Manusia dibentuk dari komponen-


komponen yang terkandung dalam tanah.
ِ ‫َك ْم ِم َن اأْل َْر‬
‫ض‬ ُ ‫ُه َو أَنْ َشأ‬
“Dia telah menyebabkan kamu tumbuh dari bumi.” (QS. Hud: 61)
• Penyebutan asal dibentuknya manusia dalam ayat lain.
 Turaab (tanah gemuk)

Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya -- sedang dia bercakap-


cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia
menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? (QS. Al-Kahfi: 37)
KOMPONEN BIOLOGIS
MANUSIA

 Tiin (tanah lempung)


ٍ ‫ان ِم ْن ِط‬
‫ين‬ ِ ‫ْق اإْلِ نْس‬‫ل‬ ‫خ‬ َ
‫أ‬ ‫د‬
َ ‫ب‬‫و‬ ۖ ‫ه‬ ‫ق‬
َ ‫ل‬
َ ‫خ‬ ٍ
‫ء‬ ‫ي‬ ‫ش‬
َ ‫ل‬
َّ ‫ك‬
ُ ‫ن‬ ‫س‬ ‫َح‬‫أ‬ ‫ي‬ ِ َّ‫ا ل‬
‫ذ‬
َ َ َ َ َ ُ َ ْ ََ ْ
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As-sajadah:
7)

 Tiinul Lazib (tanah lempung yang pekat)

‫ب‬ ٍ ‫اهم ِم ْن ِط‬


ٍ ‫ني اَل ِز‬ ‫ن‬
َ ‫ق‬
ْ ‫ل‬
َ ‫خ‬ ‫ا‬َّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬ ۚ ‫ا‬ ‫ن‬
َ ‫ق‬
ْ ‫ل‬
َ ‫خ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫َم‬
‫أ‬ ‫ا‬ ‫ق‬
ً ‫ل‬
ْ ‫خ‬ ُّ
‫د‬ ‫َش‬
َ ‫أ‬ ‫م‬ ‫َه‬
‫أ‬ ‫م‬ ِ
‫ه‬ ِ‫– فَاسَت ْفت‬
ُْ َ َ َْ ْ َ ُْ ْ ْ
maka bertanyalah (wahai Muhammad) kepada mereka (yang
ingkarkan hidupnya semula orang-orang mati): Adakah diri mereka
lebih sukar hendak diciptakan, atau makhluk-makhluk lain yang
Kami telah ciptakan? Sesungguhnya Kami telah mencipta mereka
dari tanah liat (yang senang diubah dan diciptakan semula). (QS.
As-Saffat: 11)
KOMPONEN BIOLOGIS
MANUSIA

 Salsalun min hamain masnuun (lempung dari lumpur yang


dicetak/diberi bentuk). Hal ini menunjukkan bahwa manusia
“dimodelkan”.
ٍ ُ‫ال ِمن حمٍإ مسن‬
‫ون‬ ٍ ‫ْص‬ ِ َ ‫ولَ َق ْد َخلَ ْقنا اإْلِ نْس‬
ْ َ ََ ْ َ ‫صل‬
َ ‫ان م ْن‬ َ َ َ
Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. Al-Hijr: 26)

 Air, sebagai asal usul seluruh kehidupan.

“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia
itu (mempunyai) keturunan dan mushâharah, dan adalah Tuhan-mu Maha
Kuasa. (QS. Al-Furqon: 54)
REPRODUKSI

 Manusia berasal dari sperma


ٍ ‫ِمن نُطْ َف‬
ُ‫َّره‬
َ ‫د‬ ‫ق‬
َ ‫ف‬
َ ‫ه‬
ُ ‫ق‬
َ ‫ل‬
َ ‫خ‬
َ ‫ة‬ ْ
Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya (QS.
‘Abasa: 19)

 Sperma masuk ke dalam sel telur yang bergantung (al-’alaq)

‫ك نُط َْفةً ِم ْن َمنِ ٍّي يُ ْمنَ ٰى‬


ُ َ‫أَلَ ْم ي‬
 ‫ى‬ٰ ‫ان َعلَ َقةً فَ َخلَ َق فَ َس َّو‬
َ ‫ثُ َّم َك‬
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim). kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah
menciptakannya, dan menyempurnakannya. (QS. Al-Qiyamah: 37-38)
REPRODUKSI

 Nuthfah – Alaqah – Mudghah – Tulang Belulang – Lahm


(daging yang utuh)
RUH

 Unsur immateri tubuh manusia adalah ruh yang berasal dari


alam gaib yang ada dalam diri manusia. Dan kita tidak
mengetahui tentang ruh ini kecuali hanya sedikit (QS Al Isra:
85).
 Asal kejadian manusia terekam dalam al Qur’an surat Shaad:
71-72, yaitu: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam
yang diberi bentuk. Maka apabila aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”.
 Ruh adalah getaran ilahiah atau getaran sinyal ketuhanan
sebagaimana rahmat, nikmat dan hikmah yang kesemuanya
sering terasa sentuhannya, namun sulit dipahami hakikatnya.
 Sentuhan getaran rohani itulah yang menyebabkan manusia
dapat mencerna nilai-nilai belas kasih, kejujuran, kebenaran,
keadilan dan sebagainya.
RUH

Hakikat penciptaan manusia dari proses kejadian dan


asal manusia dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu:
• Dimensi kerendahan atau kehinaan: dalam
pengertian simbolis, lumpur (tanah) hitam,
menunjuk pada keburukan, kehinaan yang
tercermin pada dimensi kerendahan.
• Dimensi ketuhanan: hal ini tercermin dari
perkataan ruh (ciptaan)-Nya. Dimensi ini
menunjuk pada kecenderungan manusia untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt.
Dari hakikat penciptaan ini manusia pada suatu saat
dapat mencapai derajat yang tinggi tetapi pada saat
yang lain dapat meluncur ke lembah yang dalam,
hina dan rendah.
Dengan posisi di antara dua posisi demikain, maka
manusia harus memelihara keseimbangan diri agar
kestabilan hidupnya dapat selalu terpelihara.
NAFS

 Allah memegang ketika manusia mati yang belum mati


ketika tidurnya. Demikian petunjuk yang kita dalam al
Qur’an. Orang yang sudah ditetapkan nafs-nya dan yang lain
dilepaskan sempai waktu yang ditentukan (QS Az Zumar
[39]: 42). Tiap-tiap yang memiliki nasf akan merasakan mati
(QS Ali Imran [3]: 185).
 Kata nafs banyak bertebaran dalam al Qur’an yang diartikan
beragam antara lain: jiwa, diri dan nafsu. Dalam al Qur’an,
makna nafs dapat dipahami sebagai akumulasi kejiwaan
yang kompleks.
 Dalam al Qur’an nafs itu berkecenderungan untuk menyuruh
kejahatan, kecuali nafs yang diberi rahmat (QS Yusuf [12]:
53). Nafs yang mendorong pada kejahatan dikenal dengan
hawa nafsu, sedangkan nafs kebaikan kita disebut nafs
muthmainnah.
 Hubungan antara nafs dan fisik sangat erat dalam diri
manusia. Orang yang menuruti hawa nafsu tidak lain seperti
binatang ternak, bahkan lebih sesat (QS Al Furqan [25]: 43-
44). Manusia yang menuhankan hawa nafsunya akan
terkunci hati nuraninya sehingga tidak akan terbuka
menerima petunjuk untuk menjadi orang yang bertakwa.
AKAL

Manusia adalah makhluk berpikir. Dalam al Qur’an banyak


disinggung agar manusia dapat mempergunakan akalnya unutk
berpikir apa saja. Ada tujuh kata yang digunakan al Qur’an
dalam menyebut konsep berpikir, yaitu: nadzara, tadabbara,
tafakkara, faqiha, tadzakkara, fahima dan ‘aqala.
Menurut al Farabi, kemampuan berpikir adalah kekuatan yang
dimanfaatkan manusia untuk memahami.
Berkaitan dengan akal ini, al Ghazali mengatakan bahwa apabila
engkau mengadakan penyelidikan atau penalaran terhadap ilmu
pengetahuan, maka engkau akan melihat kelezatan padanya.
Menurut Qardhawi, berpikir dalam Islam adalah ibadah, mencari
bukti adalah wajib dan menuntut ilmu adalah wajib.
Akal merupakan potensi yg mampu membuat manusia
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan
yang bersifat objektif tetapi relative, menghasilkan kebenaran
yang bersifat relative juga. Oleh karena itu akal yang benar ialah
akal yang dibimbing dengan petunjuk Allah swt.
3. Qalbu
QALBU

Bahasa Arab menggunakan kata qalb (qalbu) untuk menunjuk organ


manusia yang menjadi pusat peredaran darah dan terletak di rongga
dada sebelah atas.
Namun, diartikan juga perasaan. Dalam bahasa Indonesia pun kita
sering berkata jantung hati dalam arti pusat perasaan. Sabda
Rasulullah saw.:
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan sesungguhnya yang haram
pun jelas, dan di antara keduanya ada syubhat (hal-hal yang samar),
tidak diketahui oleh banyak orang. Maka siapa yang menghindari
aneka kesamaran maka ia telah memelihara agama dan
kehormatannya, dan siapa yang terjerumus dalam syubhat, maka ia
(hampir saja) telah terjerumus ke dalam haram; seperti halnya
penggembala, yang mengembala di sekitar perbatasan, dia pun
hamper larut dalam kenikmatannya. Sesungguhnya setiap raja
mempunyai wilayah perbatasan. Sesungguhnya wilayah perbatasan
Allah adalah larangan-larangan-Nya. Sesungguhnya dalam diri
manusia ada sesuatu sebesar kunyahan, apabila baik, baiklah
seluruh jasad dan apabila rusak, maka rusaklah jasad. Ia adalah
Qalbu” (HR. Bukhari melalui Nu’man Ibn Basyir).
Akal dalam pandangan agama dan agamawan adalah apa yang
dengannya seorang secara sadar mengabdi kepada Allah dan dengan
menggunakannya seorang akan meraih surga-Nya.
Perhatikan penjelasan QS al Mulk [67]: 10-11
“Dan mereka berkata, ‘sekiranya kami mendengarkan guna menarik
pelajaran atau berakal yakni memiliki potensi yang dapat
menghalangi kami terjerumus dalam dosa, niscaya tidaklah kami
termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala’.
Demikianlah-dengan ucapan itu-mereka mengakui secara sungguh-
sungguh dosa mereka pada saat tidak lagi berguna pangakuan dan
penyesalan. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka
yang menyala-nyala.”
akal adalah utusan kebenaran, ia adalah kendaraan pengetahuan,
serta pohon yang membuahkan istiqamah dan konsistensi dalam
kebenaran.
Akal bukan hanya daya pikir, tetapi gabungan dari sekian daya dalam
diri manusia yang menghalanginya terjerumus dalam dosa dan
kesalahan. Karena itu ia dinamai oleh al Qur’an ‘aql (akal) yang
secara harfian berarti tali yakni yang mengikat nafsu manusia dan
menghalanginya terjerumus ke dalam dosa, pelanggaran dan
kesalahan.
Kata qalbu juga digunakan oleh al Qur’an sebagai
gabungan dari daya pikir, dan kesadaran moral. Ia
adalah akal sehat dan kepekaan hati.
“Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu
mereka mempunyai hati yang dengannya mereka
dapat memahami atau mereka mempunyai telinga
yang degannya mereka dapat mendengar, karena
sesungguhnya bukanlah mata (kepala) yang buta,
tetapi yang buta, ialah hati yang berada di dalam
dada” (QS Al Hajj [22]: 46).
Ayat di atas menyebut qalbu – dalam hal ini adalah
akal sehat dan hati yang suci – serta telinga, tanpa
menyebut mata, karena yang ditekankan di sini
adalah kebebasan berpikir jernih serta kemampuan
mengasah kepekaan untuk menemukan sendiri
kebenaran, serta mengikuti keterangan orang
terpercaya dalam hal kebenaran yang didambakan.
Memang siapa yang tidak menggunakan akal
sehatnya dan mengasah kepekaannya dan tidak pula
menggunakan telingannya, ia dinilai buta hati.
Berdasarkan potensi jasad, ruh, akal, qalbu dan nafs
yang dimiliki oleh manusia tersebut, manusia adalah
makhluk Allah yang penciptaannya lebih sempurna dari
makhluk Allah yang lain. Manusia memiliki peluang
untuk lebih sempurna melebihi para malaikat jika
mengoptimalkan potensi secara benar. Namun, manusia
juga berpeluang sasat menjadi lebih rendah daripada
hewan jika tidak menggunakan potensi tersebut.
Dalam perjalanan sejarah, manusia selalu bergerak ke
spectrum yang mengarah ke jalan Tuhan. Dipihak lain
manusia juga mengarah juga ke spectrum yang
sebaliknya, yaitu jalan sesat. Dalam proses ini menusia
harus menentukan arah pilihannya, dalam menentukan
pilihan itu, manusia memerlukan petunjuk. Petunjuk
yang benar terdapat dalam agama Allah yang
menciptakan manusia itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai