Anda di halaman 1dari 10

Batu saluran Kemih

Disusun oleh :
1.christin yohana
2.nurhasanah purba
3.miryanda morica
Defenisi
• Batu saluran kemih adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (ba
tu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi bila batu ada di
dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai
dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan ya
ng tumbuh sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari f
okus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk m
asuk dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, m
untah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. (Brunner a
nd Suddarth, 2002).
• Batu Saluran Kemih adalah benda zat padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai
zat terlarut dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat
(60%), fosfat sebagai campuran kalsium, amonium, dan magnesium fosfat (batu tripe
l fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%).( Pierce A. Grace & Neil
R. Borley 2006).
• Batu saluran kemih adalah Kristal padat dari larutan mineral urine, biasa ditemukan
di dalam ginjal atau ureter. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan nephrolithiasis,
urolithiasis, atau renal calculi.
Klasifikasi Batu Saluran K
emih
• 1. Batu Kalsium
• 2. Batu struvit
• 3. Batu asam urat
• 5. Batu xanthine
Etiologi

• a) Faktor Intrinsik
• b) Faktor Ekstrinsik
Manifestasi Klinis

• 1. Rasa Nyeri
• 2. Demam
• 3. Infeksi
• 4. Hematuria dan Kristaluria
• 5. Mual dan Muntah
Patofisiologi
• Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal den
gan urolitiasis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa fa
ktor predisposisi terjadinya batu antara lain : Peningkatan konsentras
i larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang dan juga peningka
tan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin
menyajikan sarang untuk pembentukan batu.
• Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oxalat, dan faktor l
ain mendukung pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah
menjadi asam, jumlah solute dalam urin dan jumlah cairan urin. Mas
alah-masalah dengan metabolisme purin mempengaruhi pembentuk
an batu asam urat. pH urin juga mendukung pembentukan batu. Bat
u asam urat dan batu cystine dapat mengendap dalam urin yang asa
m. Batu kalsium fosfat dan batu struvite biasa terdapat dalam urin ya
ng alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.
Komplikasi
• 1. Sumbatan : akibat pecahan batu.
• 2. Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal at
au bakteri akibat obstruksi.
• 3. Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang l
ama sebelum pengobatan dan pengangkatan batu g
injal
Pemeriksaan Penunjang

• a. Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara um


um menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah putih dan kr
istal serta serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine asam.
• b. Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat
atau sistin meningkat.
• c. Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
• d. Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, as
am urat, fosfat, protein dan elektrolit.
• e. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar kl
orida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya a
sidosis tubulus ginjal.
• f. Darah lengkap
Penatalaksanaan Medis

• Medikamentosa
• Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Oba
t-obatan
• ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
• Endourologi
• Tindakan Operasi
Terimakas
ih

Anda mungkin juga menyukai