Anda di halaman 1dari 15

RUANG LINGKUP

ANTROPOLOGI
SUB : DAMPAK GLOBALISASI
TERHADAP KEBUDAYAAN
BANGSA
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu
sosial yang mempelajari tentang
budayamasyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang
melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya
yang berbeda dari apa yang dikenal di
Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada
penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal, tunggal dalam arti kesatuan
masyarakat yang tinggal daerah yang sama,
Antropologi mirip seperti sosiologi tetapi
pada sosiologi lebih menitik beratkan pada
masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah, Antropologi
memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik
karena bertujuan dan bermanfaat dalam
merumuskan penjelasan-penjelasan tentang
perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas
semua aspek biologis manusia dan perilakunya di
semua masyarakat.
Selain itu, Antropologi bermaksud mempelajari umat
manusia secara objektif, paling tidak mendekati
objektif dan sistematis. Seorang ahli Antropologis
dituntut harus mampu menggunakan metode-
metode yang mungkin juga digunakan oleh para
ilmuwan lain dengan mengembangkan hipotesis
atau penjelasan yang dianggap benar,
menggunakan data lain untuk mengujinya, dan
akhirnya menemukan suatu teori, yaitu suatu sistem
hipotesis yang telah teruji.
Disiplin Antropologi
William A. Haviland membagi Antropologi menjadi empat cabang yaitu secara
garis besar Antropologi fisik dan Antropologi budaya dibagi tiga cabang/disiplin:
arkeologi, Antropologi linguistik dan etnologi.

Arkeologi sebagai bagian Antropologi budaya yang


mempelajari material dari masa lampau untuk
menguraikan dan menjelaskan manusia.

Antropologi Linguistik cabang Antropologi budaya


yang mempelajari bahasa manusia.

Etnologi sebagai cabang Antropologi yang


mempelajari kebudayaan ditinjau dari sudut
komperatif dan historis.
Hubungan Antropologi dengan Ilmu- ilmu Sosial Lainnya
Haviland (1988: 11 ) menyatakan Antropologi bukan satu-satunya disiplin ilmu yang
mempelajari manusia. Antropologi mempunyai tujuan yang sama dengan ilmu sosial
lainnya dalam mengkaji manusia dalam kehidupan masyarakat. Adanya perbedaan
kesimpulan bagi masing-masing disiplin ilmu. Mereka amat berterimakasih atas
sumbangan konsep-konsep dasar yang diberikan untuk memahami sifat-sifat
kemanusiaan.
Perkembangan globalisasi menimbulkan berbagai
masalah dalam berbagai bidang, seperti bidang
kebudayaan. Dimana budaya asli suatu negara
mulai hilang, terjadi erosi nilai-nilai suatu budaya,
menurunkan rasa nasionalisme dan patriotisme,
hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong,
kepercayaan diri hilang, gaya hidup kebarat-
baratan serta masalah dalam eksistensi
kebudayaan daerah yang dapat kita lihat dari
menurunnya rasa cinta terhadap kebudayaan yang
menjadi jati diri bangsa.
Globalisasi mungkin saja mendatangkan musibah
kepada seni dan kebudayaan kita, tetapi dari sudut
pandang yang lain, globalisasi bisa memberikan
kesempatan istimewa untuk bangsa-bangsa yang
kaya dengan budaya. Seni kita akan tersebar ke
luar batas negara dan memberikan pengaruh kepada
dunia. Pada berbagai era seni dan kebudayaan
Indonesia menemukan identitasnya. Tapi karena
masuknya budaya globalisasi, kebudayaan kita jadi
ikut oleh arus budaya yang lebih besar. bangsa
Indonesia tidak perlu takut pada pengaruh asing.
Kita harus berusaha untuk memahami bagaimana
seni dan kebudayaan bisa menjadi benteng
pertahanan identitas dan tradisi kita selanjutnya.
GLOBALISASI DALAM KEBUDAYAAN
TRADISIONAL DI INDONESIA
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam
interaksi antar masyarakat.  Melalui interaksi dengan
berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun
kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami Nusantara
(sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses
dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah
merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia.
Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri
dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang
terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam
jangka waktu satu generasi banyak negara berkembang
telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan,
padahal di negara-negara maju perubahan demikian
berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya
bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang
karena adanya pengaruh-pengaruh luar.
Bertolak dari besarnya peran media massa dalam
memengaruhi pemikiran khayalaknya, tentulah
perkembangan media massa di Indonesia pada masa
yang akan datang harus dipikirkan lagi. Apalagi
menghadapi globalisasi media massa yang tak
terelakan lagi. Globalisasi media massa merupakan
proses yang secara alami terjadi.  Pada titik-titik
tertentu, terjadi benturan antarbudaya dari luar
negeri yang tak dikenal oleh bangsa Indonesia. Jadi
kehawatiran besar terasakan benar adanya ancaman,
serbuan, penaklukan, pelunturan karena nilai–nilai
luhur dalam paham kebangsaan.
Saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan
yang hebat dari berbagai produk pornografi
berupa tabloitd, majalah, buku bacaan di media
cetak, televisi, rasio, dan terutama adalah
peredaran bebas VCD, baik yang datang dari
luar negeri maupun yang diproduksi sendiri.
Walaupun media pornografi bukan barang baru
bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala
seluas sekarang. Bahkan beberapa orang asing
menganggap Indonesia sebagai ”surga pornografi”
karena sangat mudahnya mendapat produk-
produk pornografi dan harganya pun murah.
Kebebasan pers yang muncul pada awal
reformasi ternyata dimanfaatkan oleh sebagian
masyarakat yang tidak bertanggung jawab, untuk
menerbitkan produk-produk pornografi. Mereka
menganggap pers mempunyai kemerdekaan yang
dijamin sebagai hak asasi warga Negara dan tidak
dikenakan penyensoran dan pembredelan. Padahal
dalam pasal 5 ayat 1 Undang-undang pers No
40 tahun 1999itu sendiri, mencantumkan
bahwa: ”pers berkewajiban memberikan peristiwa
dan opini dengan menghormati norma-norma
agama dan rasa kesusilaan masyarakat”.
 Mudah memperoleh informasi dan ilmu
pengetahuan
 Mudah melakukan komunikasi
 Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
 Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
 Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
 Mudah memenuhi kebutuhan
 Dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos
kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari
bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan
bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme
kita terhadap bangsa.
 Informasi yang tidak tersaring
 Perilaku konsumtif
 Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
 Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku
yang buruk
 Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai
dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
 Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat
Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa
kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak
menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut
terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan
hilang
Lanjutan ...

 Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap


produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri
membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri menunjukkan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
 Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan
identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya
cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia
dianggap sebagai kiblat.
 Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara
yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam
globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat
mengganggu kehidupan nasional bangsa.
 Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan
ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya
individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai