Anda di halaman 1dari 32

PERSYARATAN TEKNIS & LAIK JALAN

KENDARAAN BERMOTOR
9

a. Kendaraan Bermotor
1. Kendaraan
b. Kendaraan Tidak Bermotor

2. Kendaraan Bermotor a. Sepeda Motor


b. Mobil Penumpang
c. Mobil Bus
d. Mobil Barang
e. Kendaraan Khusus

3. Kendaraan Bermotor, Menurut Fungsi


a. KB Perseorangan
b. KB Umum 4. Kendaraan Tidak Bermotor :
a. Digerakkan dgn tenaga orang
b. Digerakkan dgn tenaga hewan
9

PERSYARATAN TEKNIS & LAIK JALAN


KENDARAAN BERMOTOR
1. Setiap kendaraan bermotor di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan. Pasal 48 ayat (1) UU 22/2009

2. Persyaratan Teknis, meliputi :


a. Susunan
b. Perlengkapan
c. Ukuran
3. Persyaratan Laik Jalan, meliputi :
d. Karoseri a. Emisi Gas buang
e. Rancangan Teknis b. Kebisingan suara
f. Pemuatan c. Efisiensi Rem Utama
g. Penggunaan d. Efisiensin Rem Parkir
h. Penggandengan e. Kincup Roda Depan
i. Penempelan f. Suara Klakson
g. Daya Pancar Sinar Lampu Utama
Pasal 48 ayat (2) UU 22/2009 h. Radius Putar
i. Akurasi Alat Penunjuk Kecepatan
j. Kesesuaian Roda dan Kondisi ban
k. Kesesuaian Mesin penggerak dengan
berat kendaraan
Pengertian :

 Pengertian persyaratan teknis adalah persyaratan


tentang susunan, peralatan, perlengkapan, ukuran,
bentuk, karoseri, pemuatan, rancangan teknis kendaraan
sesuai dengan peruntukannya, emisi gas buang,
penggunaan, penggandengan, dan penempelan
kendaraan bermotor.

 Pengertian laik jalan adalah persyaratan minimum


kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar
terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya
pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada
waktu dioperasikan di jalan.
KONSTRUKSI KENDARAAN BERMOTOR
( Pasal 3 PP 44/1993 )

Terdiri Dari :

1. Rangka Landasan
2. Motor Penggerak
3. Sistem Pembuangan
1. Landasan 4. Penerus Daya
5. Sistem Kemudi
6. Sistem Roda-roda
7. Sistim Suspensi
8. Sistim Rem
9. Lampu-lampu
10. Alat Pemantul Cahaya.
11. Komponen Pendukung

2. Badan Kendaraan
Persyaratan Landasan

a. Dapat menahan seluruh beban,


getaran dan goncangan kendaraan
Rangka Landasan beserta muatannya sesuai JBB / JBKB;
Ps 4 – PP44/93 b. Dikonstruksi menyatu atau terpisah;
c. Tahan terhadap korosi;
Diberi Nomor Landasan d. Dilengkapi alat pengait dibagian
depan dan bagian belakang kecuali
sepeda motor.

Motor Penggerak a. Mempunyai daya untuk dapat mendaki


Ps 4 – PP44/93 pada jalan tanjakan dengan kecepatan
20 km/jam pada segala kondisi jalan;
b. Motor harus dapat dihidupkan dari
tempat duduk pengemudi;
Diberi Nomor Mesin
c. Ambang batas emisi gas buang dan
4,50 (empat setengah) kilowatt kebisingan tertentu.
setiap 1.000 kilogram

Bagaimana Dgn Mobil Tua / Slenger ?


Sistim Pembuangan (Ps 13 – PP44/93)

a. Sistim pembuangan terdiri dari manifold, peredam suara dan pipa pembuangan;

b. Sistim pembuangan harus memenuhi syarat-syarat :

1) Dirancang dan dibuat dari bahan yang cukup kuat sehingga tidak terjadi
kebocoran asap dan gas buang dan memenuhi ambang batas tingkat kebisingan;

2) Gas buang dan asap dari sistim pembuangan diarahkan ke :


 Atas;
 Belakang;
 Atau ke sisi kanan dengan kemiringan tertentu terhadap garis
tengah kendaraan.

3) Pipa pembuangan tidak boleh menonjol melewati sisi samping/belakang


kendaraan.
Standard Baku Mutu Emisi
Jenis Kend BBM CO ( % ) HC ( ppm ) Asap (%)

Mobil Bensin (Oktana > 87) 4,5 1200 -


Mobil Gas 4,5 1200 -
Mobil/Bus/Truck Solar (cetana > 45 ) - - 50
Spd Motor 4 tak Bensin (Oktana > 87) 4,5 2400 -
Spd Motor 2 tak Bensin (Oktana > 87) 4,5 3000 -
Pasal 14

Penerus daya ( versnelling ) :


a. Setiap kendaraan harus dilengkapi alat penerus daya
yang dapat dikendalikan dari tempat duduk pengemudi;
b. Alat penerus daya harus memungkinkan kendaraan
bermotor bergerak maju dengan satu atau lebih tingkat
kecepatan dan memungkinkan bergerak mundur.
Pasal 15

Sistim roda
Kendaraan bermotor, kereta gandengan dan kereta
tempelan harus memiliki sistim roda yang meliputi roda-
roda dan sumbu roda.

Roda terdiri dari Pelek, ban hidup dan sumbu-sumbu

Ban-ban hidup, harus memiliki adhesi yang cukup, baik pada


jalan kering maupun pada jalan basah. ( Alur ban minimal
1 mm ).

Rancangan sumbu roda dan/atau gabungan sumbu roda


harus memperhatikan kelas jalan yang akan dilalui.
Pasal 16
Sistim suspensi
Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan dan kereta tempelan harus memiliki
suspensi berupa penyangga yang mampu menahan beban, getaran dan kejutan
untuk menjamin keselamatan dan perlindungan terhadap jalan.

Pasal 17
Alat kemudi
Setiap kendaraan bermotor harus harus dilengkapi alat kemudi yang meliputi
batang kemudi dan roda kemudi atau batang kemudi dan stang kemudi

Syarat Alat Kemudi


– dapat digerakkan dengan tenaga yang wajar;
– alat kemudi tidak menimbulkan bahaya luka pengemudi, jika terjadi tabrakan.
– Bila ada tenaga bantu (power Steering), maka kemudi harus bisa berfungsi bila power
stering macet.
Pasal 18

Sistim rem
Setiap kendaraan bermotor harus dilengkapi peralatan pengereman yang meliputi rem
utama dan rem parkir.

Persyaratan Rem :
- Dapat dikendalikan dari ruang kemudi tanpa melepas kemudi.
- Rem bekerja pada semua roda sesuai beban sumbu.
- Apbila ada bagian utama rem tidak berfungsi, minimal rem harus bisa bekerja pada
roda-roda dalam satu sumbu.
- Perlambatan Minimum = - 5 m/det². atau Gaya rem 0,5 x (berat kend+muatan)

Persyaratan Rem Parkir :


- Mampu menahan posisi kend berhenti pada jalan datar, tanjakan atau turunan.
- Ada pengunci mekanis.
Pasal 29
Lampu-lampu dan alat pemantul cahaya
Setiap kendaraan bermotor harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan alat
pemantul cahaya yang meliputi :
a. Lampu utama dekat secara berpasangan;
b. Lampu utama jauh secara berpasangan;
c. Lampu penunjuk arah secara berpasangan dibagian
depan dan belakang; Lampu rem secara berpasangan;
e. Lampu posisi depan secara berpasangan;
f. Lampu posisi belakang secara berpasangan;.
g. Lampu mundur;
h. Lampu penerangan tanda nomor kendaraan di bagian belakang;
i. Lampu isyarat peringatan bahaya;
j. Lampu tanda batas secara berpasangan, untuk kendaraan yang
lebarnya lebih dari 2.100 mm.
k. Pemantul cahaya secara berpasangan (untuk krt gand & tempelan)
Lampu Jauh (putih, kuning)
- kec 40 – 100 km/jam, Sinar 60 m
- Kec > 100 km/jam, Sinar 100 m

Lampu Dekat , Putih, Kuning (sinar 40 m )

Lampu Posisi Depan ( Putih, Kuning )

Lampu Kabut ( Putih, Kuning )

Lampu Sign ( Kelap-kelip Kuning tua )

Lampu Mundur ( Putih, Kuning )

Lampu Rem ( Merah )

Lampu Posisi Belakang( Merah )

Lampu Plat Nomor

PEMANTUL CAHAYA ( MERAH , Krt Gand, Tempelan)


Pasal 70

Komponen pendukung
Komponen pendukung kendaraan bermotor terdiri dari :
a. Pengukur kecepatan, untuk kendaraan bermotor yang
memiliki kemampuan kecepatan 40 km/jam atau lebih
pada jalan datar;
b. Kaca spion;
c. Penghapus kaca kecuali sepeda motor;
d. Klakson;
e. Sabuk keselamatan kecuali sepeda motor;
f. Sepakbor;
g. Bember kecuali sepeda motor.
Pasal 89

Perlengkapan

a. Setiap kendaraan bermotor kecuali sepeda motor


tanpa kereta samping, dilengkapi perlengkapan
kendaraan sekurang-kurangnya meliputi :
1) Ban cadangan;
2) Segi tiga pengaman;
3) Helm bagi kendaraan bermotor roda empat atau
lebih yang tidak dilengkapi rumah-rumah;
4) Kotak obat (KM. 68/93 dan KM. 69/93).

b. Setiap sepeda motor dengan atau tanpa kereta


samping, dilengkapi dengan helm untuk pengemudi dan
penumpangnya.
UKURAN KENDARAAN MOBIL BARANG
Pasal 115 ( PP44/1993)

1. Lebar maksimum : 2,5 meter ;


2. Panjang maksimum : - KB tunggal maks 12 meter
- KB rangkaian maks 18 meter

3. Tinggi maksimum : Maks 4,2 meter / maks 1,7 x lebar kend ;

4. panjang bagian kendaraan tanpa muatan yang menjulur ke


belakang dari sumbu paling belakang, maksimum 62,50 % dari
jarak sumbunya, sedangkan yang menjulur ke depan dari sumbu
paling depan, maksimum 47,50 % dari jarak sumbunya;

5. Apabila kendaraan bermotor dengan atau tanpa muatan memiliki


tinggi total lebih dari 3.500 milimeter, wajib dilengkapi dengan
tanda peringatan mengenai tinggi kendaraan yang dikemudikan.
AMBANG BATAS LAIK JALAN
EMISI GAS BUANG
URAIAN/KOMPONEN
Batasan minimal zat atau bahan pencemar yang
dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan
AMBANG BATAS
a.Bahan bakar bensin dengan bilangan oktana > 87
ditentukan maksimum 45 % untuk CO dan 1200 ppm
untuk HC pada percepatan idling.
b. Bahan Bakar solar dengan bilangan setana >
45 ditentukan maksimum ekivalen 50% bosch pada
diameter 102 mm atau 25 % opositi untuk ketebalan
asap diukur pada kondisi percepatan bebas.
EFISIENSI SISTEM REM UTAMA
URAIAN/KOMPONEN
Batasan minimum sistem rem utama yang harus dipenuhi untuk
memperlambat dan menghentikan laju kendaraan, terdiri dari :
a. Sistem rem utama mobil penumpang
AMBANG BATAS
a. Serendah rendahnya sebesar 60% pada gaya kendali rem sebesar <
500 Newton (50 kg) dengan langkah gerakan pedal rem maksimum 100
mm dan pengereman sebanyak 12 kali.

KEDALAMAN ALUR BAN LUAR


URAIAN/KOMPONEN
Mengukur dengan alat Sketmad
AMBANG BATAS
Serendah rendahnya 1 mm diukur dari telapak ban paling tengah
Pasal 158 :
(1)Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan
masal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan
angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum
di kawasan perkotaan

(2)Angkutan masal sebagaimana dimaksud harus


didukung dengan :
(a) mobil bus yang berkapasitas angkut masal;
(b) lajur khusus;
(c) trayek angkutan umum lain yang tidak
berimpitan
dengan trayek angkutan masal;
(d) angkutan pengumpan
Lanjutan ..

PASAL 139 :
Penyelenggaraan Angkutan Umum adalah Tanggung Jawab
Pemerintah :

1. Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk


jasa angkutan orang dan/atau barang Antar Kota Antar Propinsi
serta Lintas Batas Negara.

2. Pemerintah Daerah Provinsi wajib menjamin tersedianya


angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang Antar
Kota Dalam Propinsi.

3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menjamin angkutan umum


untuk angkutan orang dan/atau barang dalam wilayah
kabupaten/kota.
UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ

Pasal 138 :
(1) Angkutan umum diselenggarakan dalam
upaya
memenuhi kebutuhan angkutan yang
selamat,
aman, nyaman dan terjangkau.
(2) Pemerintah bertanggung jawab
atas
penyelenggaraan angkutan umum
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)

Pasal 203
(1)Pemerintah bertanggung jawab atas
• Pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum, terdiri
atas :
1. Angkutan orang dengan Kendaraan Bemotor Umum dalam trayek :
a. Angkutan lintas batas negara
b. Angkutan antar kota antar propinsi
c. Angkutan antar kota dalam propinsi
d. Angkutan perkotaan
e. Angkutan perdesaan
2. Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam
trayek :
a. Angkutan orang dengan menggunakan taksi
b. Angkutan orang dengan tujuan tertentu
c. Angkutan orang untuk keperluan pariwisata
d. Angkutan orang di kawasan tertentu
IZIN PENYELENGARAAN ANGKUTAN UMUM

( UU NO.22/2009 Ttg LLAJ )

Pasal 173 :
(1)Perusahaan angkutan umum yang menyelenggara
kan angkutan orang dan /atau barang wajib
memiliki :

a.Izin penyelenggaraan angkutan orang dalam


trayek
b.Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam
trayek dan/atau
c.Izin penyelenggaraan angkutan barang khusus
atau alat berat
Maks 12 meter

Maks 18 meter
X Pelanggaran

Tinggi Maks
4,2 meter

FOH = 0,475 WB WB ROH = 0,625 WB


SALAH

BETUL
Tinggi = 1,7 Lebar

Lebar Maks 2,5 meter


FOH = 0,475 WB WB ROH = 0,625 WB

CONTOH :
• WHEEL BASE : 6 meter ;
• ROH : 0,625 x 6 meter = 3,75 meter
• FOH : 0,475 x 6 meter = 2,85 meter
-
Pasal 120 PP 44/1993

BETUL

Maks 2 meter

X SALAH
Hubungan Lebar dengan Tinggi Kendaraan

Tinggi Kend
Lebar Kend
& Muatan
( Meter )
(Meter)
1,5 2,55
1,6 2,72
Tinggi 1,7 2,89
1,8 3,06
1,9 3,23
2,0 3,40
2,1 3,57
2.2 3,74
2,3 3,91
Lebar 2,4 4,08
2,5 4,20
X
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai