Anda di halaman 1dari 30

TATA RUANG DAN PERENCANAAN

LINGKUNGAN
Pendahuluan, definisi dan fungsi tata ruang, konsep ruang,
azas tata ruang, komponen ruang, strategi alokasi ruang,
penetapan kawasan budi daya, penetapan kawasan non budi
daya, hirarki tata ruang, lingkungan hidup di Indonesia,
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, perencanaan
lingkungan hidup, konsep sistem dan ekosistem dalam
perencanaan lingkungan, kualitas tata ruang, kelembagaan,
penegakan hukum.

Dosen:
Dr.Ir.H. Sumaryono, MSc.
Dr.Ir. Warsilan, MT.
PENDAHULUAN

• Kepekaan lingkungan merupakan bagian


yang integral dengan semua rekayasa
pembangunan.
• Pusat dari desain kompeten di dalam
rekayasa pembangunan.
• Lingkungan merupakan unsur mendasar di
dalam proyek
UUPA No. 5 tahun 1960
(24 September 1960)

• Republik Indonesia – rakyat – ekonomi -


bercorak agraris;
• Hukum agraria – pemerintahan jajahan ><
kepentingan rakyat, pembangunan
semesta
• bersifat dualisme; hukum adat dan hukum
barat
• tidak menjamin kepastian hukum.
Dasar-dasar dan hukum agraria nasional

• kenasionalan: kesatuan tanah air + rakyat Indonesia


• tidak mengenal “Azas domein”
• pasal 33 ayat 3 UUD 1945, pasal 2 ayat 1 UUPA 1960 ,
bahwa: bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya pada tingkatan tertinggi
dikuasai oleh Negara”.
• “dikuasai” bukan berarti “dimiliki”
– mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, dan
pemeliharaan.
– menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai
– menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
Dasar-dasar dan hukum agraria nasional

• Mendudukkan hak ulayat  tempat sewajarnya


• hak atas tanah mempunyai fungsi sosial
• Hanya warga negara Indonesia  hak milik atas
tanah.
• laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan
yang sama
• “landreform” atau “agrarian reform” : pertanian
dikerjakan oleh pemiliknya sendiri”
• cita-cita bangsa (agraria): perlu adanya suatu
rencana (Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Propinsi, Kabupaten/Kota)
Perencanaan
• Perencanaan (sederhana) adalah menetapkan
suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

• Perencanaan: mengetahui dan menganalisis


kondisi saat ini, meramalkan perkembangan
berbagai faktor non-controllable yang relevan,
memperkirakan faktor-faktor terbatas,
menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan
dapat dicapai, serta mencari langkah-langkah
untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan
Conyers & Hills (1994) dalam Arsyad (1999: 19):
• Perencanaan adalah suatu proses yang
berkesinambungan yang mencakup keputusan-
keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
Elemen dasar perencanaan:
merencanakan berarti memilih
perencanaan merupakan alat pengalokasian
sumberdaya,
perencanaan merupakan alat untuk mencapai
tujuan, dan perencanaan berorientasi ke masa
depan.
PERENCANAAN WILAYAH
Perencanaan wilayah di Indonesia setidaknya memerlukan unsur-
unsur dengan urutan atau langkah-langkahnya sebagai berikut:

• Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan,


baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangkah
panjang.
• Tetapkan visi, misi, dan tujuan umum.
• Identifikasi pembatas dan kendala.
• Proyeksikan berbagai variabel terkait, baik bersifat
controllable maupun non-controllable.
• Tetapkan sasaran (tujuan yang dapat diukur).
• Mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif
• Memilih alternatif yang terbaik.
• Menetapkan lokasi kegiatan yang akan dilaksanakan.
• Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap
lokasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
DEFINISI

• Wilayah – daerah – kawasan


• Wilayah : (region) pengertian ruang secara umum
• Daerah : (ruang) batas administrasi pemerintahan
• Kawasan : (wilayah) kesamaan kondisi fisik
Penataan ruang berasaskan

• pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan;


• keterbukaan, persamaan, keadilan, dan
perlindungan hukum.
Penataan ruang bertujuan
• terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan
• pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budi daya;
• tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk:
– mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur,
dan sejahtera;
– mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya;
– meningkatkan pemanfaatan sumberdaya;
– mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan;
– mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan
keamanan.
Penataan ruang

• fungsi utama kawasan (lindung dan budi daya).


• aspek administratif (Nasional, Propinsi
Kabupaten/Kota).
Penataan ruang
• fungsi utama kawasan (lindung dan budi daya).
• aspek administratif (Nasional, Propinsi
Kabupaten/Kota).

Penataan ruang dilakukan dengan memperhatikan:


• lingkungan (alam, buatan sosial, dan interaksi);
• tahapan, pembiayaan, dan pengelolaan.
• Penataan ruang dilakukan Pemerintah
dengan peran serta masyarakat.
• Perencanaan tata ruang dilakukan melalui
proses dan prosedur;
• Rencana tata ruang dapat ditinjau kembali
dan atau disempurnakan
• Perencanaan tata ruang mempertimbangkan:

– keserasian, keselarasan, dan keseimbangan fungsi


budi daya dan fungsi lindung, dimensi waktu,
teknologi, sosial budaya, serta fungsi pertahanan
keamanan;
– aspek pengelolaan secara terpadu berbagai sumber
daya, fungsi dan estetika lingkungan, serta kualitas
ruang.
• Perencanaan tata ruang mencakup
perencanaan struktur dan pola pemanfaatan
ruang, yang meliputi tata guna tanah, tata guna
air, tata guna udara, dan tata guna sumber daya
alam lainnya.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

• strategi dan arahan wilayah negara,


• penetapan kawasan lindung
• menjadi pedoman:
– kebijaksanaan wilayah nasional;
– mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan
keseimbangan;
– pengarahan lokasi investasi;
– penataan ruang wilayah Propinsi wilayah
Kabupaten/Kota.
• jangka waktu 25 tahun.
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
• penjabaran strategi dan arahan kebijaksanaan, meliputi:
– tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat;
– struktur dan pola;
– pedoman pengendalian.
• berisi:
– arahan pengelolaan kawasan (lindung dan budi daya);
– arahan pengelolaan kawasan (perdesaan, perkotaan, dan tertentu).
– arahan pengembangan kawasan pemukiman, kehutanan, pertanian,
pertambangan, perindustrian, pariwisata, dan kawasan lainnya.
– arahan pengembangan sistem pusat pemukiman perdesaan dan perkotaan.
– arahan pengembangan sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolaan
lingkungan;
– arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan;
– arahan kebijaksanaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata
guna sumber daya alam lainnya, serta memperhatikan keterpaduan dengan
sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
• menjadi pedoman untuk:
– kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang;
– mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan;
– pengarahan lokasi investasi;
– penataan ruang wilayah Kabupaten/Kota.
• jangka waktu 15 tahun.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

• merupakan strategi pelaksanaan:


– tujuan pemanfaatan ruang
– rencana struktur dan pola
– rencana umum tata ruang wilayah
• berisi:
– pengelolaan kawasan lindung
– pengelolaan kawasan perdesaan
– sistem kegiatan pembangunan
– sistem prasarana transportasi
– penatagunaan tanah
• menjadi pedoman untuk:
– perumusan kebijaksanaan
– mewujudkan keterpaduan
– penetapan lokasi investasi
– penyusunan rencana rinci tata ruang
– pelaksanaan pembangunan.
• dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan.
• jangka waktu 10 tahun.
TATA RUANG

• Aspek Historis.
• Pertimbangan pertumbuhan dengan pengelolaan
lingkungan
• Dams, barak dan pemilahan sungai
• Pembuatan danau
• Penebangan dan penanaman pohon
• Relik arkeologi dan antropologi
• Kegiatan rekreasi
• Flora dan fauna
• Lembah-lembah di bagian bawah aliran sungai
• Perlindungan terhadap banjir – keamanan dam
• Estetika
• Keterlibatan politik
• Aspek legal
UURI No. 26 tahun 2007
Tentang PENATAAN RUANG
Ruang: Wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia, dan
mahluk hidup lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang: Wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak.
Penataan Proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
ruang: pengendalian pemanfaatan ruang.
Rencana tata Hasil perencanaan tata ruang.
ruang:
Wilayah: Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional
Kawasan: Wilayah dengan fungsi utama lindung atau budi daya.
Kawasan Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
lindung kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam dan sumber daya buatan.
Kawasan Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
budi daya dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumberdaya buatan.
Kawasan Kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
pedesaan termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
Kawasan Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
perkotaan dengan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai
tertentu strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.
KAWASAN LINDUNG
FUNGSI KRITERIA
Kawasan yang memberikan Kawasan hutan (kelas lereng + jenis tanah + intensitas hujan >
perlindungan bagi kawasan di lindung 175, dan atau lereng lapangan >40% dan pada
bawahnya tanah peka erosi dengan kelerengan > 25%.
Kawasan hutan > 2000 m d.p.l
Kawasan Curah hujan > 1000 mm/th
resapan air Lapisan tanah pasir, minimal 1/16 mm
Kemampuan meloloskan air 1 m3 /hari
Kedalaman muka air tanah > 10 m
Kelerengan < 15%
Kawasan perlindungan Sempadan 100 m kanan kiri sungai besar, 50 m s. kecil
setempat sungai 100 m tepi sungai yang dipengaruhi pasang surut
air laut, berfungsi jalur hijau
Mata air Radius 200 m
Kawasan Hutan kota > 0,25 ha
terbuka hijau
KAWASAN LINDUNG
FUNGSI KRITERIA
Kawasan suaka Kawasan Pengelolaan kawasan dengan kekhasan jenis tumbuhan, satwa
alam cagar alam atau ekosistemnya.
Biota atau fisik asli dan belum diganggu manusia
Suaka Tempat hidup dan perkembangan jenis satwa konservasi
margasatwa Memiliki keanekaragaman dan keunikan satwa
Luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa
Kawasan Taman Relatif luas, tumbuhan dan atas satwa spesifik dan endemik
Pelestarian alam Nasional Dikelola dengan sistem zonasi (inti, pemanfaatan, lainnya)

Taman Luasan tertentu, hutan dan atau bukan kawasan hutan


Hutan Raya Arsitektur bentang alam, akses baik untuk pariwisata.

Taman Lapangan tidak membahayakan, menarik dan indah.


Wisata Alam Kebutuhan rekreasi, olah raga, mudah dijangkau
Kawasan satwa buru, segi rekreasi olah raga.

Cagar Berumur > 50 tahun, penting sejarah, I P, kebudayaan


Budaya I P Mengandung benda cagar budaya
FUNGSI KAWASAN LINDUNG

Faktor Bobot Kelas Uraian Kriteria Skor


Kelerengan 20 1 0–2% Datar 20
2 > 2 – 15 % Landai 40
3 > 15 – 40 % Agak Curam 60
4 > 40 % Curam 80
Tanah 15 1 Alluvial, Gleiosol Tidak peka 15
2 Kambisol Agak Peka 30
3 Podsolik, Oksisol (Latritik) Peka 45
4 Regosol, Lithosol, Organosol Sangat Peka 60
Curah hujan 10 1 2500 – 3000 mm/th Rendah 10
2 3000 – 3500 mm/th Sedang 20
3 3500 – 4000 mm/th Tinggi 30
4 > 4000 mm/th Sangat Tinggi 40
KAWASAN LINDUNG (PP no. 47 / 1997)

FUNGSI KRITERIA
Kawasan Rawan Kawasan rawan bencana Jarak atau radius tertentu dari pusat letusan
Bencana Alam gunung berapi Kawasan lembah daerah aliran lahar dan lava
Kawasan rawan gempa Sejarah kegempaan yang merusak
bumi Dilalui patahan aktif
Catatan kegempaan > 5 skala Richter
Batuan dasar berupa endapan lepas
Kawasan lembah bertebing curam batuan mudah
longsor
Kawasan rawan gerakan Kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah,
tanah Terutama jika kegiatan manusia menimbulkan
gangguan pada lereng di kawasan ini.
KAWASAN BUDIDAYA
FUNGSI KRITERIA
Kawasan Hutan Produksi Kawasan hutan skor > 124, di luar suaka
alam dan pelestarian alam
Sistem pengembangan memberikan
manfaat fungsi lindung, pelestarian sda,
kesempatan kerja, PDA, peran serta swasta
serta masyarakat
Kawasan Hutan Rakyat Luas > 0,25 ha, fungsi
hidroorologi/pelestarian ekosistem,
penutupan tajuk > 50%, tanaman cepat
tumbuh
Sistem pengembangan wilayah dapat
manfaat seperti hutan produksi.
Kawasan Pertanian Lahan Secara teknis dapat digunakan untuk
Basah pertanian lahan basah.
Manfaat: pengendalian run-off, penyediaan
air baku bagi sistem irigasi, mengurangi
erosi dan sedimentasi.
Sosial ekonomi: produktivitas padi, PDA,
kesempatan kerja, kesejahteraan
Kawasan Pertanian Lahan Manfaat: produksi pertanian, pelestarian
Kering kemampuan SDA pertanian pangan,
KAWASAN BUDIDAYA
FUNGSI KRITERIA
Kawasan Peternakan Secara teknis dapat digunakan untuk usaha
peternakan
Manfaat: fungsi lindung, pelestarian
kemampuan SDA, pendapatan masyarakat,
kesempatan kerja dan kesejahteraan
masyarakat.
Kawasan Perikanan Secara teknis dapat digunakan untuk usaha
perikanan
Manfaat: pengendalian run-off, erosi dan
sedimentasi, fungsi lindung, pelestarian
kemampuan SDA, pendapatan masyarakat,
kesempatan kerja dan kesejahteraan
masyarakat.
Kawasan Pariwisata Secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan
pariwisata serta tidak mengganggu kelestarian
budaya, keindahan alam dan lingkungan.
Manfaat: devisa, pembangunan lintas sektor,
PAD, kesempatan kerja, kesejahteraan
masyarakat, melestarikan budaya.
Tidak mengganggu fungsi lindung, pelestarian
SDA, tidak berkembang ke arah lahan-lahan
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN ZONASI
TATA GUNA LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SIG

• Interaksi antara manusia dengan sumber daya alam.


• Potensi pertanian pada tingkat manajemen yang berbeda, potensi
dan kondisi erosi yang ada dan efek dari ukuran konservasi,
hubungan hulu dan hilir.
• Perencanaan dan pengambilan keputusan dalam situasi yang lebih
hidup.
• Hasilnya: pandangan kritis untuk dapat dilihat di lapangan secara
lebih nyata.
• Keperluan:
1. mengetahui kebutuhan peralatan teknis dan non teknis (termasuk
finansial) untuk perencanaan wilayah dengan penekanan pada
manajemen DAS
2. mendesain dan melaksanakan implementasi untuk manajemen
pada wilayah dataran sungai yang aktual
3. mengetahui keperluan pengetahuan dan keahlian di wilayah
perencanaan
• Suatu perencanaan dan keputusan dengan informasi
yang tidak lengkap
Defisiensi kualitas kegiatan
• Prosedur perencanaan: situasi yang dinamis, informasi
cukup, penyempurnaan kualitas informasi
• DAS (daerah aliran sungai)
• Pengelolaan DAS: pengembangan sumber daya
• Pengumpulan dan pemrosesan data
• Bio-fisik sosial-ekonomi: potensi pertanian, potensi erosi,
pengukuran efek konservasi, interaksi hulu dan hilir.
Penyediaan: keperluan; peralatan; keuangan

• perencanaan regional yang berkaitan dengan


manajemen DAS
• rancangan, pelaksanaan dan sistem kontrol;
manajemen pengembangan wilayah lembah sungai
• menetapkan segala keperluan tentang pengetahuan
dan keahlian untuk suatu pola kegiatan; wilayah
spasial dari sistem data geo

Anda mungkin juga menyukai