Anda di halaman 1dari 31

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman

Magister Ilmu Lingkungan

PENERAPAN METODE EVALUASI


KESESUAIAN LAHAN
TERHADAP PEMILIHAN JENIS
VEGETASI PADA KEGIATAN
REKLAMASI LAHAN BEKAS
PENAMBANGAN

Seminar Proposal
oleh

Nina Hendraswari
1912018001

Samarinda
Desember 2020
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan

Kerangka
• Pendahuluan
• Tinjauan Pustaka
• Metodologi Penelitian
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Pendahuluan
• Latar Belakang
 Sektor pertambangan mengubah bentuk lahan dan memerlukan pemulihan lahan pasca
pertambangan dalam bentuk Reklamasi dan revegetasi.
 Reklamasi lahan bekas tambang diperukan untuk memulihkan kembali lahan yang terganggu
akibat penambangan agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya (Azim dkk, 2019).
 kesesuaian lahan dan pemilihan jenis vegetasi (tataguna lahan), merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam upaya memperbesar peluang keberhasilan revegetasi (Fandeli dan
Muhammad (2009); Ritung (2011))

• Perumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi kesesuaian karakter lahan bekas tambang batu bara yang telah ditata
permukaannya.
2. Bagaimana teknik pemilihan jenis tanaman yang sesuai untuk kepentingan revegetasi, dalam
keterkaitannya dengan prasyarat tumbuh jenis tanaman dan karakteristik lahan.

• Tujuan Penelitian
1. Mengkaji kondisi kesesuaian karakter lahan bekas tambang batu bara yang telah ditata
permukaannya.
2. Mengkaji teknik pemilihan jenis tanaman yang sesuai untuk kepentingan revegetasi, dalam
keterkaitannya dengan prasyarat tumbuh jenis tanaman dan karakteristik lahan
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Pendahuluan
• Hasil yang Diharapkan
1. Tersedianya kajian kondisi kesesuaian karakter lahan bekas tambang batu bara
yang telah ditata permukaannya.
2. Tersedianya kajian teknik pemilihan jenis tanaman yang sesuai untuk
kepentingan revegetasi, dalam keterkaitannya dengan prasyarat tumbuh jenis
tanaman dan karakteristik lahan

• Manfaat Penelitian
Dapat menjadi dasar untuk direkomendasikan sebagai langkah sistematis dalam
tindakan revegetasi pada lahan pascatambang. Hal ini guna memperkecil tingkat
kegagalan kegiatan revegetasi tersebut.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan

Pemulihan lahan pasca Kerangka Pikir


tambang batubara

Kegiatan reklamasi dan


revegetasi

Analisa kesesuaian lahan untuk


mengoptimalkan pemanfaatan lahan

Pengamatan dan perekaman Pengambilan sampel pada titik amat yang dipilih, Prasyarat
informasi lapisan tanah untuk analisis sifat fisik dan kimia dari tanah (KTK tumbuh
(informasi lokasi dan tanah, Kejenuhan basa, C-organik, hara tersedia, tanaman
keragaman tanah) N total, P2O5, K2O) pada lahan

Jenis tanaman yang sesuai untuk lahan


rencana reklamasi

Optimalisasi pemanfaatan lahan rencana


reklamasi untuk perbaikan lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Reklamasi dan Pascatambang
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya
(Anonim, 2019).

Sekurangnya memuat hal-hal meliputi:


(a) tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang,
(b) rencana pembukaan lahan,
(c) program reklamasi terhadap lahan terganggu yang meliputi lahan bekas
tambang dan lahan di luar bekas tambang yang bersifat sementara dan/
atau permanen,
(d) kriteria keberhasilan meliputi standar keberhasilan penataan lahan,
revegetasi, pekerjaan sipil, dan penyelesaian akhir,
(e) rencana biaya reklarnasi terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung
(Peraturan Pemerintah (PP) No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang, pasal 7 ayat 4).
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Reklamasi dan Pascatambang
Rencana pascatambang memuat hal-hal berikut:
(a) profil wilayah, meliputi lokasi dan aksesibilitas wilayah, kepemilikan dan peruntukan
lahan, rona lingkungan awal, dan kegiatan usaha lain di sekitar tambang,
(b) deskripsi kegiatan pertarnbangan, meliputi keadaan cadangan awal, sistem dan
metode penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta fasilitas penunjang,
(c) rona lingkungan akhir lahan pascatambang, meliputi keadaan cadangan tersisa,
peruntukan lahan, morfologi, air permukaan dan air tanah, serta biologi akuatik dan
teresterial,
(d) program pascatambang, meliputi:
1.reklamasi pada lahan bekas tarnbang dan lahan di luar bekas tambang;
2.pemeliharaan hasil reklamasi;
3.pengembangan dan pemberdayaan masyarakat;
4.pemantauan.
(e) organisasi termasuk jadwal pelaksanaan pascatambang;
(f) kriteria keberhasilan pascatambang; dan
(g) rencana biaya pascatambang meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung
langsung
(Peraturan Pemerintah (PP) No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang, pasal 10).
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
Tekstur pasir (sand) cirinya:
• Sifat Fisika dan Kimia Tanah (a) kandungan pasir lebih besar atau sama 75
Sifat Fisika – Tekstur Tanah %,
(b) kemampuan menahan air dan hara rendah,
(c) aerasi baik,
(d) drainase baik dan cepat,
(e) tidak mengempis atau mengembang.

Tekstur lempung (loam) cirinya:


(f) peralihan dari tekstur pasir dan liat,
(g) kemampuan menahan air dan hara sedang,
(h) pergerakan air dan unsur hara cukup baik,
(i) kohesi sedang, modah diolah.

Tekstur liat (clay) cirinya:


(j) kandungan liat lebih besar atau sama 35%,
(k) mempunyai sifat
mengempis/mengembang,
(l) kemampuan menahan air dan hara tinggi,
(m) kohesi besar, sulit diolah (Kohnke, 1968)
Berat Volume Tanah dari Berbagai Tekstur (Kasifah, 2017)
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Sifat Fisika dan Kimia Tanah
Sifat Fisika – Berat Volume (Bulk Density)
Berat Volume Tanah dari Berbagai Tekstur (Kasifah, 2017)

Berat Berat isi atau berat volume


Kelas Porositas ditentukan oleh porositas dan
Volume
Tekstur (%)
(g/cm3) padatan tanah. Tanah yang
Pasir 1,55 42 renggang berpori-pori
mempunyai bobot kecil per
Lempung
1,40 48 satuan volume, dan tanah yang
berpasir
padat berbobot tinggi per satuan
Lempung 1,20 55 volume tanah (Kasifah, 2017)
Lempung
1,15 56
berdebu
Lempung
1,10 59
berliat
Liat 1,05 60
Liat
1,00 62
(beragregat)
Berat Volume Tanah dari Berbagai Tekstur (Kasifah, 2017)
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Sifat Fisika dan Kimia Tanah
Sifat Fisika – Kemiringan Lereng
Kemiringan Lereng (Marsoedi dkk, 1997)

Simbol Kelas Lereng % Lereng


Syafri dkk (2015) menjelaskan perihal
f Datar (flat) 0 - <3%
kemiringan lereng dalam kaitannya
Agak landai (gentle dengan kondisi fisik areal. Kemiringan
g sloping) 3 - 8% lereng adalah sudut yang dibentuk oleh
l Landai (sloping) >8 - 15%
perbedaan tinggi permukaan lahan
(relief), yaitu antara bidang datar tanah
Agak curam (moderately dengan bidang horizontal dan pada
m steep) >15-25% umumnya dihitung dalam persen (%).
s Curam (steep) >25 - 40%

v Sangat curam (very steep) >40 - 60%


Terjal (extremely steep
e and abrupt) >60%
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Sifat Fisika dan Kimia Tanah
Sifat Fisika – Erosi Tanah Bahaya Erosi dan Arahan Konservasi (Putra, 2018)
Lere Jumlah Tanah
Permukaan
ng Erosi yang Hilang Arahan Konservasi
(%) (cm/th)
Pemupukan/pengapuran, penggunaan tanaman penutup dan
<0,15
0-3 Sangat Ringan (sr) pupuk kandang serta penggiliran tanaman
Pengelolaan menurut garis kontur, pemupukan, penggiliran
0,15-0,9
3-8 Ringan (r) tanaman, pemakaian mulsa dan teras berdasar lebar
8-15 Sedang (s) 0,9-1,8 Rotasi tanaman, pemanfaatan mulsa, teras berdasarkan lebar
Teras bangku dengan penguat rumput, tanaman penutup
tanah rumput, penggiliran tanaman, pemanfaatan mulsa,
15-30 Agak berat pemberian pupuk organik anorganik
x x Teras bangku, penggarapan dengan tenaga manusia
30-45 Berat (b) 1,8-4,8 Teras bangku, penggarapan dengan tenaga manusia
45-65 Sangat Berat (sb) >4,8 Tanaman penutup tanah permanen
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Sifat Fisika dan Kimia Tanah
Sifat Kimia – KTK, C-Organik, KB, Hara tersedia

Kapasitas Tukar Kation (KTK): kemampuan Kejenuhan Basa (KB) tanah merupakan persentase
tanah untuk dapat menahan dan dari total KTK yang diduduki oleh kation-kation basa,
mempertukarkan kation, dinyatakan sebagai yaitu Ca, Mg, Na, dan K (Sudaryono, 2009)
mmol/kg atau cmol/kg (me/100 g setara dengan
cmol/kg) (Anwar dan Sudadi, 2013)
C-organik. Bahan organik adalah merupakan Hara tersedia. Unsur hara makro adalah unsur hara
sumber N utama di dalam tanah dan berperan esensial yang diperlukan dalam jumlah banyak seperti
cukup besar dalam proses perbaikan sifat fisika, yang diperoleh dari Udara dan Air: C, H, O dan yang
kimia dan biologi tanah (Sudaryono, 2009) dan yang diperoleh dari tanah: N, P, K, Ca, Mg, S.
Unsur hara mikro adalah unsur hara esensial
yang diperlukan dalam jumlah sedikit, dengan
contoh: Fe, Mn, Cu, Mo, B, Cl (Diara, 2016)
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Sifat Fisika dan Kimia Tanah
Sifat Kimia – N Total, P2O5 dan K2O

N-Total. Nitrogen merupakan hara esensial P2O5. Fungsi penting fosfor di dalam tanaman
utama bagi tanaman. Dalam reaksi kimia yaitu dalamproses fotosintesis, respirasi,
tanah, N terlibat dalam reaksi-reaksi transfer dan penyimpanan energi, pembelahan
organik, oksidasi N-organik ke N2 dan N2O dan pembesaran sel serta proses-proses yang
lainnya.
(denitrifikasi), atau ke NO3 (mineralisasi), Ketersediaan P dalam tanah bagi tanaman
serta reduksi N ke N–organik (fiksasi). dipengaruhi oleh kemasaman tanah.
Semua proses ini memerlukan peran Ketersediaan optimum dari unsur hara ini bagi
mikrob tanah. tanaman diperoleh pada pH 5,5 -7,0 (Anwar dan
Sudadi, 2013)
(Anwar dan Sudadi, 2013)
Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah N dan P yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah banyak dan berperan penting dalam proses fotosintesa, pembentukan karbohidrat
dan protein (Anwar dan Sudadi, 2013)
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Kesesuaian Lahan
Evaluasi atau penilaian kesesuaian lahan adalah proses pendugaan tingkat
kesesuaian lahan untuk berbagai alternatif penggunaan lahan (Wahyunto dkk, 2016)
Kelas Kesesuai- Keterangan
an

Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau nyata terhadap penggunaan
sangat secara berkelanjutan, atau faktor pembatas yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi
S1 sesuai produktivitas lahan secara nyata.

Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap
cukup produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan (input). Pembatas tersebut biasanya
S2 sesuai dapat diatasi oleh pengelola lahan.
Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh
terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada
lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan modal
sesuai tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau campur tangan (intervensi) pemerintah atau
S3 marginal pihak swasta. Tanpa bantuan tersebut petani tidak mampu mengatasinya.

tidak Lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai faktor pembatas yang
N sesuai sangat berat dan/atau sulit diatasi.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Profil Perusahaan (PT. Rinjani Kartanegara)
Nomer perizinan Luas konsesi: 1933 Ha Tahap kegiatan: Izin Operasi Produksi
540/1654/IUP-OP/MB-PBAT/XI/2009;
Berlaku: Kabupaten Kutai Kartanegara, kode Wilayah Izin Usaha
23 Nopember 2009 - 23 Nopember 2021 provinsi Kalimantan Timur Pertambangan :3364023032014112

• Pola pengaliran yang berkembang pada daerah penelitian adalah subdendritik.


• Geomorfologi kawasan dibagi menjadi 2 bentukan asal yaitu antropogenik dan
struktural.
• Bentukan asal antropogenik kawasan terdiri atas bentuk lahan ; Lahan timbunan
tambang (A1), Lahan bukaan tambang (A2), dan Danau bukaan tambang (A3).
• Sedangkan mayoritas kawasan mempunyai bentukan asal struktural yaitu bentuk
lahan Perbukitan homoklin (S1).
• Susunan stratigrafi kawasan dari yang berumur tua ke muda secara berurutan adalah
Satuan batupasir Pulaubalang (Miosen Tengah), Satuan batulanau Pulaubalang
(Miosen Tengah), dan Satuan batulempung Pulaubalang (Miosen Tengah.
• Lingkungan pengendapan daerah penelitian berada pada lingkungan Transitional
Lower Delta Plain (Indranata, 2018).
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Lokasi dan Waktu
“Waktu pelaksanaan direncanakan
selama tiga bulan, meliputi studi
pustaka, perencanaan, pengambilan
sampel, analisis laboratorium hingga
pengolahan dan analisis data. “

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3


Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Studi Pustaka
Perencanaan Kegiatan
Pengambilan Sampel
Analisis Laboratorium
Pengolahan dan Analisis
Data
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Jenis Penelitian
• Penelitian yang direncanakan tergolong penelitian kuantitatif.
• Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang untuk mengungkapkan gejala secara
holistik-konstektual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan
diri peneliti sebagai instrumen kunci.
• Penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
pendekatan induktif.
• Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
• Penelitian kuantitatif lebih menonjol disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif
dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh dengan nilai-nilai
otentik (Anonim, 2018).
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Bahan dan Peralatan
• GPS untuk mengetahui posisi (koordinat) area penelitian,
• Klinometer untuk mengukur kelerengan lahan
• Bor tanah untuk mengambil sampel tanah pada kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm, 40-60
cm, 60-80 cm, dan 80-100 cm
• Ring tanah untuk mengambil contoh profil tanah
• Cangkul untuk membuat profil tanah
• Palu dan balok kecil untuk memasukkan ring tanah
• Tally sheet untuk mencatat data hasil pengukuran
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Metode Pelaksanaan Penelitian
1. Pengumpulan data primer dan data sekunder
• Pengumpulan data primer terhadap kondisi tanah pada rencana reklamasi
meliputi kedudukan (koordinat, topografi) titik amat, keragaman kondisi fisik
dan kimia tanah (pengamatan lapisan tanah dan pengambilan beberapa
sampel tanah) dan inventarisasi vegetasi di area PT. Rinjani Kartanegara.
• Pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka meliputi, kriteria
penilaian sifat kimia tanah, parameter kesesuaian lahan.
2. Prosedur Penelitian
a. Pengamatan dan perekaman informasi lapisan tanah
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan perekaman data kondisi lokasi
dan lapisan tanah yang ada.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Metode Pelaksanaan Penelitian
 Pengamatan dilakukan per jarak 4 meter
untuk simulasi jarak tumbuh optimum pada
rencana titik tanam bibit pohon.

 Kegiatan pengeboran dilakukan pada setiap


jarak 4 meter, untuk mengetahui keragaman
tanah yang ada.

 Perekaman data dilakukan dengan


melakukan pengisian formulir yang telah
disiapkan, meliputi informasi lokasi (nomor
titik amat, koordinat, unit lahan, kelerengan,
tata guna lahan) dan informasi keragaman
tanah, meliputi: Horizon Boundary, Matrix
color, Mottles, Concretion, Texture,
Consistency, Structure, Organic matter,
Fauna activity, Clay skin, Cracks, Pores,
Jalur rencana pengamatan Roots, Stones/Laterites (Lampiran 1) dengan
penjelasan formulir ada pada bagian
Lampiran 2 dan Lampiran 3.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Metode Pelaksanaan Penelitian
b. Pengambilan sampel pada titik amat yang dipilih, untuk analisis sifat fisik
dan kimia dari tanah pada lahan rencana reklamasi PT. Rinjani Kartanegara.

 Pengamatan sampel tanah dilakukan pada tiga tingkat kedalaman, yaitu: 0


– 20 cm, 20 – 40 cm dan 40 – 60 cm.

 Pengambilan sampel tanah untuk dikirimkan ke laboratorium, dilakukan


dengan memperhatikan keragaman sebaran kedalaman tanah setelah
keseluruhan sampel tanah dideskripsi, dengan perkiraan jumlah sampel
tanah yang diambil sebanyak 2-3 buah; 2 buah (sampel kedalaman 0 – 20
cm, 20 – 40 cm), 3 buah (sampel kedalaman 0 – 20 cm, 20 – 40 cm, 40 – 60
cm) apabila keragaman kedalamannya mencapai 3 bagian.

 Sampel tanah yang diambil dalam bentuk tanah terusik (komposit) dan
tanah tidak terusik (dengan ring tanah). Selanjutnya sampel tanah dibawa
ke Laboratorium Tanah untuk dianalisis sifat fisik dan kimia tanahnya.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian

• Metode Pelaksanaan Penelitian


c. Inventarisasi vegetasi
 Inventarisasi vegetasi bertujuan untuk mengetahui keberadaan jenis-jenis
tanaman yang tumbuh secara alami maupun ditanam oleh masyarakat
dengan membuat transek sepanjang kebutuhan dengan lebar 20 m. Transek
ini berfungsi sebagai jalur pengamatan yang diletakkan secara purposive
dari transek tersebut dibangun plot-plot pengamatan dengan ukuran 20 m x
20 m.
d. Pengolahan dan Analisis Data
 Data kualitas tanah dan data jenis-jenis vegetasi dianalisis menggunakan
kriteria penilaian sifat kimia dan fisika tanah, parameter kesesuaian lahan.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Daftar Pustaka
Anonim. 2018. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga
Anonim. 2019. Dilema Reklamasi dan Pasca Tambang. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
http://esdm.kaltimprov.go.id/component/k2/item/111-dilema-reklamasi-dan-pasca-tambang.html#:~:text=Reklamasi
%20adalah%20kegiatan%20yang%20dilakukan,dapat%20berfungsi%20kembali%20sesuai%20peruntukannya.&text=Perda
%20ini%20merujukan%20pada%20PP,2010%20tentang%20Reklamasi%20dan%20Pascatambang. Anwar, S., Sudadi, U. 2013.
Kimia Tanah. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Anwar, S., Sudadi, U. 2013. Kimia Tanah.Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Azim, F., Yunasril, Prabowo, H. 2019. Perencanaan Reklamasi Dengan Revegetasi Pada Stockpile di PT. Allied Indo Coal Kecamatan
Talawi, Kotamadya Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 No. 1, Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Badan Pusat Statistik. 2020. Luas Lahan Kritis Menurut Provinsi dan Tingkat Kekritisan lahan (Hektar), 2011-2018.
https://www.bps.go.id/indicator/60/588/1/luas-lahan-kritis-menurut-provinsi-dan-tingkat-kekritisan-lahan.html
Burhan, SJ. 2020. Jadi Bumerang, Jumlah Korban Lubang Tambang di Kaltim Bertambah. https://suarajelata.com/2020/02/28/jadi-
bumerang-jumlah-korban-lubang-tambang-di-kaltim-bertambah/
BPS Kutai Kartanegara. 2020. Kutai Kartanegara dalam Angka 2020. BPS Kutai Kartanegara
Chen, J., Li, K., Jen Chang, K., Sofia, G., Tarolli, P. 2015. Open-Pit Mining Geomorphic Feature Characterisation. / International Journal
of Applied Earth Observation and Geoinformation 42 (2015),hal. 76–86
Dalton, Z.D. 2020. Kaltim Dianggap Paling Dirugikan dengan Pengesahan UU Minerba.
https://regional.kompas.com/read/2020/05/15/14504351/kaltim-dianggap-paling-dirugikan-dengan-pengesahan-uu-minerba?
page=all
Darmawan, A., dan Irawan M.A. 2009. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara PT Berau Coal, Kaltim. Workshop IPTEK
Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batubara. Banjarmasin.
Darmono,D. 2009. Mineral dan Energi Kekayaan Bangsa Sejarah Pertambangan dan Energi Indonesia. Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral.
Diara, I W. 2016. Kandungan Unsur Hara Makro Tanah padaBerbagai Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Bali.
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar
FAO. 1983. Reconnaissance Land Resource Survey 1:250.000 scale. Atlas Format Procedures. Land Resources Evaluation with
Emphasis on Outer Island Project. CSR/FAO Indonesia AGOFANS/78/006. Mannual 4 version 1.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Daftar Pustaka
Fandeli, C., Muhammad. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Indranata, Yudha Prasetya. 2018. Geologi dan Analisis Kestabilan Lereng Tambang Terbuka PT. RInjani Kartanegara
KEcamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai KArtanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Tesis. Universitas Pembangunan
Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Kasifah. 2017. Materi Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Marsoedi, D.S., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul S.W.P., S. Hardjowigeno dan E.R. Jordens. 1997. Pedoman Klasifikasi
Landform. Technical Report No.5, Versi 3. Proyek LREP II. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Puja, I N. 2016. Bahan Ajar Fisika Tanah. Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar
Putra, A., Hermon, D., Syarief, A. 2018. Penilaian Erosi Berdasarkan Metode USLE dan Arahan Konservasi pada DAS Air
Dingin Bagian Hulu Kota Padang - Sumatera Barat. Jurnal Geografi Vol 10 No.1 (1-13)
Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, dan E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian
(Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Bogor. 168 hal.
Sudaryono. 2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol pada Lahan Pertambangan Batubara Sangatta, Kalimantan Timur. J.
Tek. Ling Vol.10 No.3 Hal. 337 – 346
Suryaningtyas, D., Sulistijo, B., Iskandar, Sudadi, U., Kusumo, A.D., Srihartati, Y. 2019. Buku Pegangan untuk Praktik
Terbaik dalam Reklamasi Tambang Darat Timah Aluvial di Indonesia Pembelajaran dari Proyek Percontohan
Reklamasi Air Kundur 3, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. ‹Bundesanstalt fur Geowissenschaften und Rohstoffe
(Institut Federal untuk Ilmu Kebumian dan Sumber Daya Alam). Hannover/Jakarta
Syafri, S.H., Tilaar, S., Sela, R.L.E. 2015. Identifikasi Kemiringan Lereng di Kawasan Permukiman Kota Manado Berbasis
SIG. Spasial: Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol 1, No 1
Umah, A.2020. Wow! Cadangan Batu Bara Indonesia Capai 37,6 Miliar Ton. CNBC Indonesia 08 July 2020 12:12.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200708111448-4-171082/wow-cadangan-batu-bara-indonesia-capai-
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 1. Lembar Kerja Deskripsi Tanah
Magister Ilmu Lingkungan
Model : Area :
Surveyor : Photo Nr/Map Nr. :
Observation Nr. : Vegetation :
Date : Present Land Use :
Location : Water Tabel :
Rentis : Drainage Units :
Tentatif Soil Class : Land Units :
Tentatif Land Class : Slope gradients :
Symbol 1 Surface feature : ......................
Layer Nr
2 Flooding : ...................... hours
Depth (cm)
Horizon acgd Depth of water : ...................... cm
Boundary swib On month : ......................
Matrix color 3 Micro relief : ......................
fma
Mottles 123
4 Permeability rate : ......................
Fdp 5 Depth to sand : ......................
fma 6 Parent material : ......................
123 7 Sketch of landform :
Concretion Fe Ca Mn
Wmh
S ls sl l
1 No. Depth (cm) Special feature
Texture Si cl scl sicl
Sc sic sil c 2
W
So ss s vs po ps p vp
Consistency M L vfr fr fi Vfi efi 3
4
D L s sh h Vh eh
5
0123
6
Struktur Vf f m c vc
Pl pr cpr abk sbk gr cr sg m 7
Organic Hm
matter Fc hc sc
Fauna activity Z1 z2 z3
Clay skin C1 c2 c3
fma
Cracks
123
fma
Pores
123
fma
Roots
123
fma
Stones/Laterites
Lgt lg lb st g co
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 2. Keterangan Deskripsi Tanah
Magister Ilmu Lingkungan

Model : Area Area :


Surveyor : Nama Surveyor Nama Surveyor Photo Nr/Map Nr.
Observation Nr. : Misal , B 002 Vegetation Jenis tanaman yg ada (cabai)
Date : Tanggal, Bulan, Tahun Present Land Use Tataguna lahan saat ini (kebun Campuran)
Location : Petak/Kebun ke berapa Water Tabel Kedalaman muka air tanah
Rentis : Jalur nomor ke berapa Drainage Units Kondisi drainase (Baik dll)
Tentatif Soil Class : Klasifikasi tanah sementara Land Units Unit Lahan
Tentatif Land Class : Klasifikasi lahan sementara Slope gradients Kemiringan lereng

Symbol : Simbol
Nr : Nomor (I, II, dst)
Depth : Kedalaman pengambilan contoh tanah
•Horizon Boundary (batas horison)
a = abruft = nyata, tebal peralihan kurang dari 2,5 cm
c = clear = Jelas, tebal peralihan 2,5 cm – 6,5 cm
g = gradual = Berangsur, tebal peralihan 6,5 cm –12,5 cm
d = diffus = Baur , tebal peralihan >12,5 cm
s = smooth = Rata , Batas horison datar
w = wavy = Bergelombang, Batas horison bergelombang
i = irreguler = Tidak teratur, batas tidak teratur naik turun
b = broken = Terputus, Batas horison tidak menyambung
•Matrix color : Intensitas warna tanah sesuaikan dengan buku Munsell soil color chart, misal 5 YR5/6 yang berarti yellowish red (Merah kekuning
kuningan). Dilihat pada kondisi lembab dan kering
•Motles : karatan ada yang berasal dari Fe dan Mn.
Misal, Fe2+ Fe3+
Reduksi kelabu merah kuning
f = few = sedikit 1 = kecil F = Faint = baur
m= medium = sedang 2 = sedang d = distinct = jelas
a = abundent = banyak 3 = besar p = prominent = nyata
contoh : f1d artinya karatan sedikit, ukuran kecil dengan perbandingan yang jelas
•Concretion merupakan lanjutan dari proses mottle hanya sifatnya keras (akumulasi bahan-bahan dalam tanah yang bersifat keras secara kimiawi) dan
tidak dapat dipecah lagi.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 2. Keterangan Deskripsi Tanah
Magister Ilmu Lingkungan

Concretion yang disebabkan Fe berwarna merah, Mn berwarna hitam dan Ca berwarna putih.
f = few = sedikit 1 = kecil (diameter 0.5 cm) w = wake = lemah/mudah patah
m= medium = sedang 2 = sedang (diameter 0.5-1.5 cm) m = moderat = sedang
a = abundent = banyak 3 = besar(diameter > 1.5 cm) h = hard = keras/kuat
•Texture
S = sand = pasir Si = silty = debu
Ls = loamy sand = pasir berlempung cl = clay loam = lempung berliat
Sl = sandy loam = lempung berpasir scl = sandy clay loam = lempung liat berpasir
l = loam = lempung sicl= silty clay loam = lempung liat berdebu
sc = sandy clay = liat berpasir sil = silty loam = lempung berdebu
sic= silty clay = liat berdebu c = clay = liat
•Consistency : sifat daya tahan tanah terhadap gaya-gaya luar
W = wet = basah M = moist = lembab Dry = Kering
So = non sticky = tidak lekat l = loose = lepas l = lose = lepas
Ss = slight sticky = sedikit lekat vfr = very friable = sangat gembur s = soft = lemah
S = sticky = lekat fr = friable = gembur sh=slight hard =sedikit kuat
Vs = very sticky = sangat lekat fi = firm = teguh h = hard=kuat/keras
Po = non plastis = tidak palstis Vfi = very firm = sangat teguh vh=very hard =sangat keras
Ps = slaight plastis = sedikit plastis efi = extrimly firm = ekstrim teguh
P = plastis, vp = very plastis = sangat plastis eh = extrimly hard = extrim keras
Struktur
Perkembangannya Kekerasan ukurannya Bentuknya
0 = tidak berstruktur vf =very fine = sangat halus pl = platy = lempeng
1 = struktur lemah f = fine = halus pr = prismatik = prisma
2 = struktur sedang m = medium = sedang cpr = columnar prismatik
3 = struktur kuat c = coarse = kasar abk = angular blocky
Vc= very coarse = sangat kasar sbk = sub angular blocky
Gr = granular = butir-butir
Cr = crumb = remah
Sg = single graind
M = masif
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 2. Keterangan Deskripsi Tanah
Magister Ilmu Lingkungan
•Organic Matter : Bahan organik dilihat dari tingkat pelapukannya
H = high = tinggi
m = Medium = sedang
fc = fibric = bahan organik melapuk kurang dari 33 %
hc = hemic = bahan organik melapuk 33% - 66%
sc = sapric = bahan organik melapuk lebih dari 66%
•Fauna activity : dengan melihat lubang-lubang cacing atau bekas serangga
Z1 = sedikit = 1-3 per 7 cm2
Z2 = sedang = 4-14 per 7 cm2
Z3= banyak = > 14 per 7 cm2
•Clay skin = Lapisan liat (sedikit mengkilat) terjadi karena adanya migrasi liat yang sangat halus menempel pada agregat tanah ped particle dan
bila telah kering terlihat mengkilat.
C1 = sedikit, tipis pada bidang ped dan pori
C2 = sedang, pada bidang ped dan pori
C3 = banyak, tebal pada bidang ped dan pori.
•Cracks : retakan/celah
f = few = sedikit, < 2 % 1 = kecil < 0.5 cm
m = medium = sedang, 2 – 20 % 2 = sedang, 0.5-2 cm
a = abundent = banyak, > 20 % 3 = besar > 2
•Pores : pori-pori tanah, dikaitkan dengan aktivitas mikroorganisme
f = few = sedikit 1 = kecil
m = medium = sedang 2 = sedang
a = abundent = banyak 3 = besar
•Roots : perakaran
f = few = sedikit 1 = kecil, < 2 mm
m = medium = sedang 2 = sedang, 2 – 5 mm
a = abundent = banyak 3 = besar, > 5 mm
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 2. Keterangan Deskripsi Tanah
Magister Ilmu Lingkungan

Stones/laterites : kandungan batuan-batuan dan laterit yang merupakan bahan induk pada tanah ultisol. Pada permukaan tanah sering terdapat
pecahan-pecahan laterit seperti genting, berarti tanah kurang produktif secara fisik.
f = few = sedikit, < 10 %
m = medium = sedang, 10 – 30%
a = abundent = banyak, > 30%
lgt = laterite grit, diameter 2-3 mm
lg = laterite gravel, butiran bata merah diameter 3-10 mm
lb = laterite boundery, besar berdiameter > 200 mm
st = stones, batu-batu diameter 10 – 100 mm
g = gravel, kerikil
co = cobles, batu kerikil

Surface featur : bentuk wilayah secara umum, Permeability rate : tingkat permeabilitas cepat/lambat
Flooding : kebanjiran, Depth to sand : kedalaman pasir, Parent material : bahan induk
Macro relief : Bentuk wilayah, Sketch of landform : gambaran tanah tempat boring/profil
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 3. Munsel Color Chart
Magister Ilmu Lingkungan
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan

Thank You

Anda mungkin juga menyukai