Seminar Proposal
oleh
Nina Hendraswari
1912018001
Samarinda
Desember 2020
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan
Kerangka
• Pendahuluan
• Tinjauan Pustaka
• Metodologi Penelitian
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Pendahuluan
• Latar Belakang
Sektor pertambangan mengubah bentuk lahan dan memerlukan pemulihan lahan pasca
pertambangan dalam bentuk Reklamasi dan revegetasi.
Reklamasi lahan bekas tambang diperukan untuk memulihkan kembali lahan yang terganggu
akibat penambangan agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya (Azim dkk, 2019).
kesesuaian lahan dan pemilihan jenis vegetasi (tataguna lahan), merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam upaya memperbesar peluang keberhasilan revegetasi (Fandeli dan
Muhammad (2009); Ritung (2011))
• Perumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi kesesuaian karakter lahan bekas tambang batu bara yang telah ditata
permukaannya.
2. Bagaimana teknik pemilihan jenis tanaman yang sesuai untuk kepentingan revegetasi, dalam
keterkaitannya dengan prasyarat tumbuh jenis tanaman dan karakteristik lahan.
• Tujuan Penelitian
1. Mengkaji kondisi kesesuaian karakter lahan bekas tambang batu bara yang telah ditata
permukaannya.
2. Mengkaji teknik pemilihan jenis tanaman yang sesuai untuk kepentingan revegetasi, dalam
keterkaitannya dengan prasyarat tumbuh jenis tanaman dan karakteristik lahan
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Pendahuluan
• Hasil yang Diharapkan
1. Tersedianya kajian kondisi kesesuaian karakter lahan bekas tambang batu bara
yang telah ditata permukaannya.
2. Tersedianya kajian teknik pemilihan jenis tanaman yang sesuai untuk
kepentingan revegetasi, dalam keterkaitannya dengan prasyarat tumbuh jenis
tanaman dan karakteristik lahan
• Manfaat Penelitian
Dapat menjadi dasar untuk direkomendasikan sebagai langkah sistematis dalam
tindakan revegetasi pada lahan pascatambang. Hal ini guna memperkecil tingkat
kegagalan kegiatan revegetasi tersebut.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan
Pengamatan dan perekaman Pengambilan sampel pada titik amat yang dipilih, Prasyarat
informasi lapisan tanah untuk analisis sifat fisik dan kimia dari tanah (KTK tumbuh
(informasi lokasi dan tanah, Kejenuhan basa, C-organik, hara tersedia, tanaman
keragaman tanah) N total, P2O5, K2O) pada lahan
Kapasitas Tukar Kation (KTK): kemampuan Kejenuhan Basa (KB) tanah merupakan persentase
tanah untuk dapat menahan dan dari total KTK yang diduduki oleh kation-kation basa,
mempertukarkan kation, dinyatakan sebagai yaitu Ca, Mg, Na, dan K (Sudaryono, 2009)
mmol/kg atau cmol/kg (me/100 g setara dengan
cmol/kg) (Anwar dan Sudadi, 2013)
C-organik. Bahan organik adalah merupakan Hara tersedia. Unsur hara makro adalah unsur hara
sumber N utama di dalam tanah dan berperan esensial yang diperlukan dalam jumlah banyak seperti
cukup besar dalam proses perbaikan sifat fisika, yang diperoleh dari Udara dan Air: C, H, O dan yang
kimia dan biologi tanah (Sudaryono, 2009) dan yang diperoleh dari tanah: N, P, K, Ca, Mg, S.
Unsur hara mikro adalah unsur hara esensial
yang diperlukan dalam jumlah sedikit, dengan
contoh: Fe, Mn, Cu, Mo, B, Cl (Diara, 2016)
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Sifat Fisika dan Kimia Tanah
Sifat Kimia – N Total, P2O5 dan K2O
N-Total. Nitrogen merupakan hara esensial P2O5. Fungsi penting fosfor di dalam tanaman
utama bagi tanaman. Dalam reaksi kimia yaitu dalamproses fotosintesis, respirasi,
tanah, N terlibat dalam reaksi-reaksi transfer dan penyimpanan energi, pembelahan
organik, oksidasi N-organik ke N2 dan N2O dan pembesaran sel serta proses-proses yang
lainnya.
(denitrifikasi), atau ke NO3 (mineralisasi), Ketersediaan P dalam tanah bagi tanaman
serta reduksi N ke N–organik (fiksasi). dipengaruhi oleh kemasaman tanah.
Semua proses ini memerlukan peran Ketersediaan optimum dari unsur hara ini bagi
mikrob tanah. tanaman diperoleh pada pH 5,5 -7,0 (Anwar dan
Sudadi, 2013)
(Anwar dan Sudadi, 2013)
Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah N dan P yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah banyak dan berperan penting dalam proses fotosintesa, pembentukan karbohidrat
dan protein (Anwar dan Sudadi, 2013)
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Kesesuaian Lahan
Evaluasi atau penilaian kesesuaian lahan adalah proses pendugaan tingkat
kesesuaian lahan untuk berbagai alternatif penggunaan lahan (Wahyunto dkk, 2016)
Kelas Kesesuai- Keterangan
an
Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau nyata terhadap penggunaan
sangat secara berkelanjutan, atau faktor pembatas yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi
S1 sesuai produktivitas lahan secara nyata.
Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap
cukup produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan (input). Pembatas tersebut biasanya
S2 sesuai dapat diatasi oleh pengelola lahan.
Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh
terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada
lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan modal
sesuai tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau campur tangan (intervensi) pemerintah atau
S3 marginal pihak swasta. Tanpa bantuan tersebut petani tidak mampu mengatasinya.
tidak Lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai faktor pembatas yang
N sesuai sangat berat dan/atau sulit diatasi.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Tinjauan Pustaka
• Profil Perusahaan (PT. Rinjani Kartanegara)
Nomer perizinan Luas konsesi: 1933 Ha Tahap kegiatan: Izin Operasi Produksi
540/1654/IUP-OP/MB-PBAT/XI/2009;
Berlaku: Kabupaten Kutai Kartanegara, kode Wilayah Izin Usaha
23 Nopember 2009 - 23 Nopember 2021 provinsi Kalimantan Timur Pertambangan :3364023032014112
Studi Pustaka
Perencanaan Kegiatan
Pengambilan Sampel
Analisis Laboratorium
Pengolahan dan Analisis
Data
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Jenis Penelitian
• Penelitian yang direncanakan tergolong penelitian kuantitatif.
• Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang untuk mengungkapkan gejala secara
holistik-konstektual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan
diri peneliti sebagai instrumen kunci.
• Penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
pendekatan induktif.
• Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
• Penelitian kuantitatif lebih menonjol disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif
dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh dengan nilai-nilai
otentik (Anonim, 2018).
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Bahan dan Peralatan
• GPS untuk mengetahui posisi (koordinat) area penelitian,
• Klinometer untuk mengukur kelerengan lahan
• Bor tanah untuk mengambil sampel tanah pada kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm, 40-60
cm, 60-80 cm, dan 80-100 cm
• Ring tanah untuk mengambil contoh profil tanah
• Cangkul untuk membuat profil tanah
• Palu dan balok kecil untuk memasukkan ring tanah
• Tally sheet untuk mencatat data hasil pengukuran
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Metode Pelaksanaan Penelitian
1. Pengumpulan data primer dan data sekunder
• Pengumpulan data primer terhadap kondisi tanah pada rencana reklamasi
meliputi kedudukan (koordinat, topografi) titik amat, keragaman kondisi fisik
dan kimia tanah (pengamatan lapisan tanah dan pengambilan beberapa
sampel tanah) dan inventarisasi vegetasi di area PT. Rinjani Kartanegara.
• Pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka meliputi, kriteria
penilaian sifat kimia tanah, parameter kesesuaian lahan.
2. Prosedur Penelitian
a. Pengamatan dan perekaman informasi lapisan tanah
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan perekaman data kondisi lokasi
dan lapisan tanah yang ada.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
• Metode Pelaksanaan Penelitian
Pengamatan dilakukan per jarak 4 meter
untuk simulasi jarak tumbuh optimum pada
rencana titik tanam bibit pohon.
Sampel tanah yang diambil dalam bentuk tanah terusik (komposit) dan
tanah tidak terusik (dengan ring tanah). Selanjutnya sampel tanah dibawa
ke Laboratorium Tanah untuk dianalisis sifat fisik dan kimia tanahnya.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan Metodologi Penelitian
Symbol : Simbol
Nr : Nomor (I, II, dst)
Depth : Kedalaman pengambilan contoh tanah
•Horizon Boundary (batas horison)
a = abruft = nyata, tebal peralihan kurang dari 2,5 cm
c = clear = Jelas, tebal peralihan 2,5 cm – 6,5 cm
g = gradual = Berangsur, tebal peralihan 6,5 cm –12,5 cm
d = diffus = Baur , tebal peralihan >12,5 cm
s = smooth = Rata , Batas horison datar
w = wavy = Bergelombang, Batas horison bergelombang
i = irreguler = Tidak teratur, batas tidak teratur naik turun
b = broken = Terputus, Batas horison tidak menyambung
•Matrix color : Intensitas warna tanah sesuaikan dengan buku Munsell soil color chart, misal 5 YR5/6 yang berarti yellowish red (Merah kekuning
kuningan). Dilihat pada kondisi lembab dan kering
•Motles : karatan ada yang berasal dari Fe dan Mn.
Misal, Fe2+ Fe3+
Reduksi kelabu merah kuning
f = few = sedikit 1 = kecil F = Faint = baur
m= medium = sedang 2 = sedang d = distinct = jelas
a = abundent = banyak 3 = besar p = prominent = nyata
contoh : f1d artinya karatan sedikit, ukuran kecil dengan perbandingan yang jelas
•Concretion merupakan lanjutan dari proses mottle hanya sifatnya keras (akumulasi bahan-bahan dalam tanah yang bersifat keras secara kimiawi) dan
tidak dapat dipecah lagi.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 2. Keterangan Deskripsi Tanah
Magister Ilmu Lingkungan
Concretion yang disebabkan Fe berwarna merah, Mn berwarna hitam dan Ca berwarna putih.
f = few = sedikit 1 = kecil (diameter 0.5 cm) w = wake = lemah/mudah patah
m= medium = sedang 2 = sedang (diameter 0.5-1.5 cm) m = moderat = sedang
a = abundent = banyak 3 = besar(diameter > 1.5 cm) h = hard = keras/kuat
•Texture
S = sand = pasir Si = silty = debu
Ls = loamy sand = pasir berlempung cl = clay loam = lempung berliat
Sl = sandy loam = lempung berpasir scl = sandy clay loam = lempung liat berpasir
l = loam = lempung sicl= silty clay loam = lempung liat berdebu
sc = sandy clay = liat berpasir sil = silty loam = lempung berdebu
sic= silty clay = liat berdebu c = clay = liat
•Consistency : sifat daya tahan tanah terhadap gaya-gaya luar
W = wet = basah M = moist = lembab Dry = Kering
So = non sticky = tidak lekat l = loose = lepas l = lose = lepas
Ss = slight sticky = sedikit lekat vfr = very friable = sangat gembur s = soft = lemah
S = sticky = lekat fr = friable = gembur sh=slight hard =sedikit kuat
Vs = very sticky = sangat lekat fi = firm = teguh h = hard=kuat/keras
Po = non plastis = tidak palstis Vfi = very firm = sangat teguh vh=very hard =sangat keras
Ps = slaight plastis = sedikit plastis efi = extrimly firm = ekstrim teguh
P = plastis, vp = very plastis = sangat plastis eh = extrimly hard = extrim keras
Struktur
Perkembangannya Kekerasan ukurannya Bentuknya
0 = tidak berstruktur vf =very fine = sangat halus pl = platy = lempeng
1 = struktur lemah f = fine = halus pr = prismatik = prisma
2 = struktur sedang m = medium = sedang cpr = columnar prismatik
3 = struktur kuat c = coarse = kasar abk = angular blocky
Vc= very coarse = sangat kasar sbk = sub angular blocky
Gr = granular = butir-butir
Cr = crumb = remah
Sg = single graind
M = masif
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 2. Keterangan Deskripsi Tanah
Magister Ilmu Lingkungan
•Organic Matter : Bahan organik dilihat dari tingkat pelapukannya
H = high = tinggi
m = Medium = sedang
fc = fibric = bahan organik melapuk kurang dari 33 %
hc = hemic = bahan organik melapuk 33% - 66%
sc = sapric = bahan organik melapuk lebih dari 66%
•Fauna activity : dengan melihat lubang-lubang cacing atau bekas serangga
Z1 = sedikit = 1-3 per 7 cm2
Z2 = sedang = 4-14 per 7 cm2
Z3= banyak = > 14 per 7 cm2
•Clay skin = Lapisan liat (sedikit mengkilat) terjadi karena adanya migrasi liat yang sangat halus menempel pada agregat tanah ped particle dan
bila telah kering terlihat mengkilat.
C1 = sedikit, tipis pada bidang ped dan pori
C2 = sedang, pada bidang ped dan pori
C3 = banyak, tebal pada bidang ped dan pori.
•Cracks : retakan/celah
f = few = sedikit, < 2 % 1 = kecil < 0.5 cm
m = medium = sedang, 2 – 20 % 2 = sedang, 0.5-2 cm
a = abundent = banyak, > 20 % 3 = besar > 2
•Pores : pori-pori tanah, dikaitkan dengan aktivitas mikroorganisme
f = few = sedikit 1 = kecil
m = medium = sedang 2 = sedang
a = abundent = banyak 3 = besar
•Roots : perakaran
f = few = sedikit 1 = kecil, < 2 mm
m = medium = sedang 2 = sedang, 2 – 5 mm
a = abundent = banyak 3 = besar, > 5 mm
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 2. Keterangan Deskripsi Tanah
Magister Ilmu Lingkungan
Stones/laterites : kandungan batuan-batuan dan laterit yang merupakan bahan induk pada tanah ultisol. Pada permukaan tanah sering terdapat
pecahan-pecahan laterit seperti genting, berarti tanah kurang produktif secara fisik.
f = few = sedikit, < 10 %
m = medium = sedang, 10 – 30%
a = abundent = banyak, > 30%
lgt = laterite grit, diameter 2-3 mm
lg = laterite gravel, butiran bata merah diameter 3-10 mm
lb = laterite boundery, besar berdiameter > 200 mm
st = stones, batu-batu diameter 10 – 100 mm
g = gravel, kerikil
co = cobles, batu kerikil
Surface featur : bentuk wilayah secara umum, Permeability rate : tingkat permeabilitas cepat/lambat
Flooding : kebanjiran, Depth to sand : kedalaman pasir, Parent material : bahan induk
Macro relief : Bentuk wilayah, Sketch of landform : gambaran tanah tempat boring/profil
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman LAMPIRAN - 3. Munsel Color Chart
Magister Ilmu Lingkungan
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Mulawarman
Magister Ilmu Lingkungan
Thank You