Anda di halaman 1dari 13

SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, Vol. 4, No.

2, Oktober 2018

KARAKTERISTIK KUAT GESER TANAH GAMBUT


AKIBAT PEMAMPATAN
Remon Muslim
Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Riau
Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : remonmuslim@gmail.com

Ferry Fatnanta
Magister Teknik Sipil Universitas Riau
Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : fatnanto1964@gmail.com

Muhardi
Magister Teknik Sipil Universitas Riau
Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : muhardi@eng.unri.ac.id

Abstrak

Tanah gambut mempunyai karakteristik berbeda dengan tanah lempung, secara fisik
dikenal tanah yang mempunyai kandungan bahan organik, kadar air yang sangat tinggi,
angka pori yang besar dan adanya serat-serat sedangkan secara teknis mempunyai
pemampatan yang tinggi dan kuat geser yang rendah. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh pemampatan terhadap peningkatan kuat geser pada tanah gambut dilakukan
pengujian konsolidasi dan pengujian vane shear untuk mendapat metode yang tepat
dalam pelaksanaan konstruksi di atas tanah gambut. Penelitian ini menggunakan contoh
tanah gambut amorphous yang diambil dari Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
dalam kondisi disturb (terganggu) yang terdiri 2 (dua) variasi sampel yaitu kondisi asli
dan kondisi tanpa serat. Alat yang digunakan adalah alat uji konsolidasi modifikasi
dengan diameter 15 cm dan tinggi 15 cm dan vane shear. Beban diberikan secara
bertahap sebesar 10 kPa, 20 kPa, 40 kPa, 80 kPa, 160 kPa dan 320 kPa, masing-masing
beban dinaikkan setiap ±14 hari dan sebelum beban dinaikkan dilakukan pengujian kuat
geser dengan vane shear. Hasil penelitian menunjukkan nilai kuat geser mengalami
peningkatan akibat semakin besarnya pemampatan, begitu juga dengan angka pori,
semakin kecil angka pori maka kuat geser semakin meningkat. Dengan meningkatnya
kuat geser maka daya dukung tanah gambut meningkat pula.

Kata Kunci : Konsolidometer, Kuat Geser, Tanah Gambut, Vane Shear

Abstract

Peat has different characteristics compared to clay. It is physically recognized as soil


with organic materials content, great amount of water, high void ratio, and the
existence of fibers. However, it technically has high compressibility and low shear
strength. To identify how big is the influence of compression behaviour towards the

67
Muslim, R., Farnanta, F., Muhardi/ Karakteristik Kuat Geser / pp. 67 – 79

increment of peat`s shear strength, some consolidation and vane shear test need to be
performed in order to obtain a proper method to initiate constructions on peat. This
research used amorphous peat samples which were taken from Tambang, Kampar
district in disturbed condition. They consisted of two variations, i.e.: natural condition,
and non-fiber condition. The used equipments were modified consolidometer with
diameter of 15 cm and height of 15 cm, and also vane shear instruments. The loads
were gradually applied with magnitude of 10 kPa, 20 kPa, 40 kPa, 80 kPa, 160 kPa and
320 kPa, each of them were elevated every ±14 days, and a vane shear test was
performed before the load was added. The results showed that the shear strength has
been increasing due to the higher compression, as well as the void ratio. In case the
void ratio gets smaller, the shear strength has increased. Hence, peat`s bearing
capacity will increase along with the higher shear strength.

Keywords : Consolidometer, Shear Strength, Peat, Vane Shear

A. PENDAHULUAN Fenomena seperti ini diharapkan akan


Tanah gambut dikategorikan mengetahui dan memperoleh seberapa
sebagai tanah jelek karena mempunyai besar peningkatan kuat geser tanah
karakteristik yang sangat merugikan gambut akibat pemampatan yang terjadi
kontruksi yang dibangun diatasnya, dari karena pembebanan yang diberikan.
sifat fisik nya mempunyai kadar organik Agar mendapatkan metode yang
tinggi, kadar air tinggi, angka pori tepat, dilakukan penelitian lebih lanjut
besar, mengandung serat sehingga untuk mengetahui karakteristik
mempunyai sifat plastis yang kecil peningkatan kuat geser tanah gambut
sedangkan dari sifat teknis tanah akibat pemampatan sehingga berguna
gambut memiliki sifat pemampatan dalam menentukan daya dukung tanah
(kompresibilitas) tinggi dan daya gambut tersebut.
dukung rendah akibatnya pemampatan Penelitian ini diharapkan berguna
pada tanah gambut sangat besar. Dilihat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dari karakteristik tanah gambut tersebut, dalam bidang geoteknik terutama
dikhawatirkan kontruksi akan pembangunan kontruksi di atas tanah
mengalami kegagalan karena daya gambut dan bisa menjadi acuan untuk
dukung tanah gambut yang sangat penelitian selanjutnya tentang masalah-
rendah (Junaidi dkk, 2018), sehingga masalah yang berhubungan dengan
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. tanah gambut.
Permasalahan mendasar yang Penelitian ini meneliti tentang
timbul akibat pembebanan pada lapisan karakterisitik kuat geser tanah gambut
tanah gambut adalah pemampatan akibat pemampatan dengan
(kompresibilitas) yang tinggi dan menggunakan dua variasi sampel tanah
kekuatan geser yang rendah. gambut (kondisi asli dan kondisi tanpa
Penambahan beban di atas permukaan serat) serta menggunakan peralatan uji
tanah gambut dapat menyebabkan konsolidasi modifikasi dan vane shear,
lapisan tanah di bawahnya mengalami dilakukan di Laboratorium Mekanika
Tanah dan Batuan Universitas Riau.
pemampatan dengan keluarnya air pori
dari dalam rongga tanah dan relokasi
partikel tanah. Dengan adanya

68
SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, Vol. 4, No. 2, Oktober 2018

B. TINJAUAN PUSTAKA a. Memiliki kadar air asli yang tinggi


(bisa sampai 1500%)
1. Tanah Gambut
b. Memiliki kompresibilitas tinggi,
Tanah gambut atau Peat Soil termasuk pemampatan sekunder
adalah campuran dari fragmen-fragmen dan tersier
material organik yang berasal dari c. Memiliki kuat geser rendah
tumbuh-tumbuhan yang telah (biasanya Su = 5 - 20 kPa)
membusuk atau yang telah berubah d. Memiliki angka pori besar
sifatnya menjadi fosil. e. Berpotensi mengalami pembusukan
Menurut Wahyunto dkk., (2005) lebih lanjut sehingga dapat
tanah gambut adalah tanah-tanah jenuh mengubah kondisi lingkungannya
air yang tersusun dari bahan tanah f. Memiliki permeabilitas yang besar
organik, yaitu sisa-sisa tanaman dan dibandingkan dengan lempung
jaringan tanaman yang melapuk dengan
ketebalan lebih dari 50 cm. Tanah gambut jika semakin tinggi
Tanah gambut merupakan tanah kandungan organiknya, maka semakin
sangat lunak (very soft soil) dengan rendah daya dukung (bearing capacity)
daya dukung yang sangat rendah dan dan kekuatan gesernya (shear strngth),
mempunyai sifat mudah mampat jika serta semakin besar pemampatannya
terdapat beban yang bekerja di atasnya (compressibility) (Wardana dan
(Parlan dkk., 2016). MacFarlane (1969) Widiarta, 2010).
menggolongkan tanah gambut menjadi
dua jenis berdasarkan kandungan serat,
yaitu fibrous peat (kandungan serat 20 2. Pemampatan Tanah Gambut
% atau lebih) dan amorphous granular Perilaku pemampatan tanah
peat (kandungan serat kurang dari 20 gambut sangat berbeda dengan tanah
%). lempung, dimana pemampatan yang
Menurut ASTM D4427-92 (2002), terjadi pada tanah gambut merupakan
tanah gambut klasifikasi atas : proses pemampatan yang lama. Besar
a. Berdasarkan kadar abu terbagi atas : pemampatan akibat konsolidasi suatu
1). Low Ash-peat, bila kadar abu lapisan tanah sangat bergantung pada
5% besar beban yang diberikan serta tebal
2). Medium Ash-peat, bila kadar lapisan tanah yang dibebani (Fatnanta,
abu antara 5% dan 15 % 2014). Menurut Wardhana (1997) dalam
3). High Ash-peat, bila kadar abu Yenni (2008) ada 2 alasan mendasar
> 15 % yang menjelaskan teori konsolidasi
b. Berdasarkan kadar serat terbagi Terzaghi tidak dapat digunakan untuk
atas: memperkirakan pemampatan pada tanah
1). Fibric, bila dengan serat lebih gambut, yaitu:
dari 67% a. Daya rembesnya yang berkurang
2). Hemic, bila kadar serat antara secara cepat (dalam teori
33% dan 67% konsolidasi Terzaghi selama masa
3). Sapric, bila kadar serat kurang konsolidasi daya rembesnya adalah
dari 33% konstan)
b. Daya mampatnya yang tinggi, pada
teori konsolidasi Terzaghi
Huat dkk., (2014) menjabarkan
beberapa karakteristik gambut sebagai dinyatakan bahwa kerangka butiran
berikut : tanah adalah tak termampatkan,

69
Muslim, R., Farnanta, F., Muhardi/ Karakteristik Kuat Geser / pp. 67 – 79

sedangkan pada gambut terjadi singkat sampai waktu tp, dengan


dekomposisi pada serat kecepatan pemampatan yang tinggi
karena disipasi tekanan air pori
Menurut Dhowian dan Edil (1980) c. Regangan sekunder (secondary
kurva pemampatan pada gambut strain, εs), terjadi pada waktu yang
(regangan vs waktu) hasil uji relatif lama sampai waktu tk,
laboratorium terdiri dari 4 komponen dengan kecepatan pemampatan
regangan seperti pada Gambar 1. yang lebih rendah akibat
Komponen regangan tersebut adalah : pemampatan butiran tanah
a. Regangan langsung (instantaneous d. Regangan tersier (tertiery strain, εt),
strain, εi), terjadi dengan segera terjadi secara terus menerus sampai
setelah beban diberikan seluruh proses pemampatan
b. Regangan primer (primary strain, berakhir
εp), terjadi pada waktu yang relatif

Gambar 1. Hubungan Regangan vs Waktu, Beban 25 kPa


(Sumber : Dhowian dan Edil, 1980)

Menurut Panjaitan S.R.N. (2013), penurunan tanah sesuai dengan


perbaikan tanah dengan teknik direncanakan telah dicapai, beban
pemampatan ditujukan untuk tanah- awal itu dapat dihilangkan
tanah mengalami penurunan yang besar (dibongkar). Kemudian bangunan
bila dibebani, untuk itu perlu dilakukan dapat dilaksanakan dan perbedaan
pemampatan tanah sebelum bangunan penurunan diharapkan sangat kecil,
kontruksi didirikan dengan tujuan pokok karena beban awal tersebut
sebagai berikut : diberikan sebelum beban
a. Menghilangkan sama sekali (atau sesungguhnya (hanya untuk
sebagian besar), penurunan memampatkan saja), cara seperti ini
konsolidasi akibat beban bangunan lebih dikenal dengan cara beban
kontruksi tersebut. Menghilangkan awal. Sistem pemadatan ini juga
penurunan konsolidasi ini dilakukan disebut sebagai precompression.
dengan beban awal (pre-loading) b. Meningkatkan daya dukung tanah
yang lebih besar atau sama dengan dasar, pemampatan dapat
beban bangunan rencana. Bila total meningkatkan tahanan geser tanah

70
SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, Vol. 4, No. 2, Oktober 2018

sehingga tanah lunak yang a. Metode konvensional


mempunyai daya dukung rendah Rasio penambahan beban ∆ ⁄ =
menjadi lebih kuat dan lebih stabil 1, durasi pembebanan 24 jam. Saat
dalam mendukung beban bangunan menggunakan metode ini,
kontruksi. pemampatan sekunder (jangka
panjang) yang cukup besar akan
3. Kekuatan Geser Tanah Gambut terjadi pada setiap penambahan
Tanah gambut merupakan tanah beban. Semakin besar nilai
dengan daya dukung yang sangat pemampatan sekunder pada setiap
rendah, daya dukung umumnya peningkatan beban, akan semakin
dinyatakan dengan parameter-parameter berpengaruh pada tingkat
kekuatan geser tanah. Parameter pemampatan (tekanan) jangka
tersebut dapat diukur langsung di panjang pada peningkatan beban
lapangan dengan menggunakan vane yang berkelanjutan (berturut-turut)
shear atau di laboratorium melalui uji (Adams, 1963 dalam MacFarlane,
triaxial dan UCS. Kekuatan geser yang 1969).
diukur langsung dengan vane shear jika b. Pembebanan dengan peningkatan
dibandingkan dengan kekuatan geser tunggal
yang diperoleh dari uji di laboratorium Dalam metode ini, hanya satu
umumnya lebih tinggi. Hal ini peningkatan beban yang diterapkan
kemungkinan disebabkan karena pada pada setiap spesimen. Durasi
uji vane shear putaran baling-baling pembebanan bisa 24 jam atau lebih
dihambat oleh serat (akar) sehingga sesuai yang diinginkan. Hasil dari
diperlukan tambahan gaya (momen) uji ini diaplikasikan langsung ke
untuk memutar baling-baling sekaligus studi kasus lapangan untuk
memotong serat (akar) yang intensitas pembebanan yang mirip
menghalangi lintasan baling-baling atau sama. Kerugian dari metode ini
(Adhitya, 2007). adalah metode ini membutuhkan
jumlah tes yang lebih banyak pada
4. Konsolidasi Modifikasi spesimen tunggal untuk menutupi
range intensitas pembebanan yang
Menurut MacFarlane (1969), pada dibutuhkan.
umumnya alat konsolidasi tanah gambut c. Pembebanan dengan peningkatan
sudah banyak diuji. Namun alat berganda pada durasi yang pendek
konsolidasi tersebut mengalami Metode ini digunakan untuk
modifikasi. Diameter sampel tanah menentukan tingkat dan besarnya
bervariasi, antara 2,5 sampai 12 inci tekanan awal. Peningkatan beban
(6,35 sampai 30,5 cm). secara berturut-turut dilakukan
Rasio ketebalan harus lebih besar sesegera mungkin setelah periode
dari yang digunakan dengan tanah terdisipasinya tekanan air pori
mineral, karena pemampatan yang besar (konsolidasi) selesai. Pembebanan
akan terjadi. Diameter sampel minimum dilakukan, oleh karena itu pada
yang direkomendasikan adalah 2,5 inci interval yang bervariasi dari
atau 6,35 cm. Pembebanan yang beberapa menit hingga sekitar satu
direkomendasikan adalah peningkatan jam, tergantung pada permeabilitas
tunggal. awal dan ketebalan dari spesimen
Menurut MacFarlane (1969), ada gambut. Metode ini tidak
beberapa metode pengujian konsolidasi:

71
Muslim, R., Farnanta, F., Muhardi/ Karakteristik Kuat Geser / pp. 67 – 79

menyediakan informasi terkait a. Cangkul, sekop, dan peralatan lain


pemampatan yang panjang. untuk mengambil tanah gambut
b. Wadah untuk tanah yang sudah
5. Vane Shear diambil
Pengujian Vane Shear merupakan c. Pan untuk meletakkan serat yang
pengujian geoteknik untuk mencari kuat sudah dipisahkan dari tanah gambut
geser langsung di lapangan maupun di untuk contoh tanah gambut kondisi
laboratorium pada kondisi tidak terjadi tanpa serat
pengaliran (undrained shear strength). d. Timbangan untuk menimbang
Pada tanah gambut perlu adanya sampel, ring konsolidasi dan
koreksi untuk nilai Su yang didapatkan lainnya
dari pengujian vane shear. Koreksi e. Jangka sorong untuk mengukur
bertujuan untuk menambah keakuratan dimensi ring konsolidasi
perhitungan daya dukung suatu pondasi f. Oven untuk mengeringkan sampel
di atas tanah gambut. g. Stopwatch untuk mengukur
Golebiewska (1983) dalam lamanya waktu pengujian
Mahardika T., dkk., (2016) h. Alat konsolidasi modifikasi untuk
menyarankan nilai untuk kuat geser mengetahui besarnya pemampatan.
terkoreksi sebesar 0,50 sampai 0,55. Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4
Angka koreksi tersebut akan dikalikan menunjukkan alat konsolidasi
dengan kuat geser yang didapatkan dari modifikasi, alat ini menggunakan
uji vane shear. ring tanah dengan dimensi 15 x 15
cm dan sel konsolisasi 23,5 x 19,36
cm, masing-masing mempunyai
C. METODE PENELITIAN
ketebalan 0,3 cm. Pada bagian dasar
Penelitian dilakukan di diberikan batu pori dengan diameter
Laboratorium Mekanika Tanah dan 23,5 cm dan tebal 2 cm.
Batuan Jurusan Teknik Sipil Fakultas i. Alat vane shear untuk mengetahui
Teknik Universitas Riau. nilai kuat geser. Gambar 5
1. Bahan / Sampel menunjukkan vane shear yang
digunakan.
Sampel atau contoh tanah gambut
yang digunakan merupakan tanah 3. Pelaksanaan Pengujian
gambut amorphous dalam kondisi Konsolidasi dan Vane Shear
terganggu (disturb), diambil dari Rimbo
Panjang Kecamatan Tambang, Pelaksanaan pengujian
Kabupaten Kampar. konsolidasi dan Vane Shear adalah :
Sampel atau contoh tanah gambut a. Persiapkan contoh atau sampel
dibuat dengan dua variasi kondisi yaitu : tanah gambut yang akan diuji
a. Sampel tanah gambut kondisi asli b. Ukur dimensi ring, lakukan
(disturb/terganggu) penimbangan dan catat hasilnya
b. Sampel atau contoh tanah gambut c. Lakukan penimbangan terhadap
kondisi tanpa serat (remoulded) sampel tanah gambut yang sudah
yaitu mengeluarkan serat dari dimasukkan ke dalam ring
dalam tanah gambut konsolidasi dan catat hasilnya,
untuk sampel kondisi tanpa serat,
2. Peralatan sampel dipisahkan dari seratnya
Peralatan yang digunakan adalah :

72
SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, Vol. 4, No. 2, Oktober 2018

Gambar 2. Skema Alat Konsolidasi Modifikasi

Gambar 3. Detail Alat Konsolidasi Modifikasi

Gambar 4. Frame Penyalur Beban

73
Muslim, R., Farnanta, F., Muhardi/ Karakteristik Kuat Geser / pp. 67 – 79

Gambar 5. Alat Vane Shear


(Sumber : Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan Universitas Riau)

d. Bagian dasar ring diberikan batu vane shear ini dilakukan sebelum
pori yang di atasnya diletakkan adanya penambahan beban untuk
sampel tanah gambut yang setiap variasi pembebanan yang
sebelumnya sudah dimasukkan ke direncanakan
dalam ring, bagian atas sampel j. Setelah tahap pembebanan dan
tanah dipasang batu pori serta di pengujian kuat geser selesai
atasnya diberikan penyalur beban dilaksanakan, maka keluarkan ring
e. Setelah semua alat terpasang, isi sel + benda uji, timbang dan masukkan
konsolidasi dengan air agar tanah ke oven dengan suhu 75oC untuk
jenuh dan sampel diberi beban mendapatkan berat keringnya
vertikal k. Hal-hal di atas dilakukan pada
f. Lakukan pembebanan bertahap sampel yang diuji yaitu sampel
sebesar 0 kPa, 10 kPa, 20 kPa, 40 tanah gambut kondisi asli dan
kPa, 80 kPa, 160 kPa dan 320 kPa kondisi tanpa serat
g. Untuk pemampatan dan penurunan
diukur dengan dial gauge. Baca dan 4. Data yang diperoleh
catat penurunan pada arloji Data yang diperoleh adalah :
pembacaan (dial gauge) dan a. Data uji konsolidasi dari alat
dihitung penurunannya. Pada hari konsolidasi modifikasi yaitu data
pertama pencatatan penurunan hasil pemampatan terhadap waktu
dilakukan 6 detik, 15 detik, 30 pada sampel gambut kondisi asli
detik, 1 menit, 2 menit, 4 menit, 6 dan kondisi tanpa serat dengan
menit, 9 menit, 12 menit, 16 menit, beban yag divariasikan secara
25 menit, 36 menit, 49 menit, 60 bertahap
menit, 120 menit, 240 menit, 480 b. Data uji vane shear yaitu nilai kuat
menit, 1440 menit dan selanjutnya geser yang dihasilkan dari sampel
pencatatan penurunan pada alat tanah gambut pada kondisi asli dan
konsolidasi modifikasi dilakukan kondisi tanpa serat
setiap 24 jam
h. Penambahan beban dilakukan setiap
5. Analisa Data
± 14 hari
i. Sebelum dilakukan penambahan Analisis data dilakukan
beban secara bertahap dengan berdasarkan hasil uji konsolidasi dan
berbagai variasi pembebanan, maka kuat geser dengan vane shear :
dilakukan uji kuat geser dengan a. Karakteristik atau perilaku kuat
menggunakan vane shear dan catat geser terhadap variasi beban yang
hasil nilai kuat geser. Pengujian

74
SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, Vol. 4, No. 2, Oktober 2018

diberikan pada sampel gambut b. Sapric dengan nilai kadar serat


kondisi asli dan kondisi tanpa serat sebesar 17,902 %.
b. Hubungan pemampatan yang terjadi
pada sampel tanah gambut untuk 2. Karakteristik atau Perilaku
kondisi asli dan kondisi tanpa serat Kuat Geser
terhadap kuat geser serta perubahan Karakteristik atau perilaku kuat
pemampatan terhadap kuat geser geser diperlihatkan pada Gambar 6.
c. Hubungan berat volume terhadap Pada Gambar 6 dapat dilihat untuk
kuat geser sampel gambut kondisi asli dan kondisi
d. Hubungan angka pori terhadap kuat tanpa serat bahwa semakin bertambah
geser beban maka nilai kuat geser semakin
meningkat, ini disebabkan karena
D. HASIL DAN PEMBAHASAN semakin besarnya beban yang diberikan
1. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik maka semakin besar pula terjadi
Tanah Gambut pemampatan dan semakin banyak air
Pengujian karakteristik tanah yang keluar dari pori-pori tanah gambut
gambut seperti menentukan kadar air, sehingga tanah gambut semakin padat.
berat volume, specific gravity (Gs), Semakin mampat dan padatnya tanah
kadar abu dan kadar serat. Hasil gambut maka semakin meningkat kuat
pengujian karakteristik tanah gambut gesernya.
Rimbo Panjang dapat dilihat pada Tabel
1. 3. Hubungan Pemampatan
ASTM D4427-92 (2002), terhadap Kuat Geser
mengklasifikasikan gambut berdasarkan Hubungan pemampatan terhadap
kadar serat, kadar abu, dan kemampuan kuat geser diperlihatkan pada Gambar 7.
menyerap air. Berdasarkan hasil Gambar 7 menunjukkan bahwa variasi
pengujian yang dilakukan oleh Ditra beban yang diberikan pada tanah
(2016), untuk tanah gambut Rimbo gambut mengakibatkan terjadi
Panjang tergolong : pemampatan dengan keluarnya air dari
a. High Ash-peat (tanah gambut pori-pori tanah gambut sehingga
dengan kadar abu tinggi) dengan membuat tanah gambut menjadi padat.
nilai kadar abu sebesar 45,004 % Semakin besar pemampatan, maka nilai
kuat geser semakin meningkat.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tanah Gambut Rimbo Panjang


Hasil per Kedalaman
No Pemeriksaan Rerata
50 – 100 cm 100 – 150 cm
1 Kadar Air Rerata (ѡ), % 190,949 236,837 213,893
2 Berat Jenis (Gs) 1,355 1,480 1,418
3 Berat Volume (γw), g/cm3 0,794 0,795 0,795
4 Berat Volume Kering (γd), g/cm3 0,273 0,236 0,255
5 Kadar Abu, % 35,544 54,463 45,004
6 Kadar Serat, % 17,938 17,866 17,902
(Sumber : Ditra, 2016)

75
Muslim, R., Farnanta, F., Muhardi/ Karakteristik Kuat Geser / pp. 67 – 79

Gambar 6. Hubungan Variasi Beban terhadap Kuat Geser pada Tanah Gambut
Kondisi Asli dan Kondisi Tanpa Serat

Gambar 7. Hubungan Pemampatan terhadap Kuat Geser pada Tanah Gambut


Kondisi Asli dan Kondisi Tanpa Serat

4. Hubungan Perubahan 5. Hubungan Berat Volume


Pemampatan terhadap Kuat terhadap Kuat Geser
Geser Hubungan berat volume terhadap
Hubungan perubahan kuat geser diperlihatkan pada Gambar 9.
pemampatan terhadap kuat geser Gambar 9 menunjukkan bahwa
diperlihatkan pada gambar 8. Gambar 8 hubungan antara berat volume
menunjukkan bahwa hubungan untuk berbanding lurus dengan kuat geser
perubahan pemampatan tanah gambut untuk tanah gambut baik kondisi asli
kondisi asli maupun kondisi tanpa serat maupun kondisi tanpa serat dimana
terhadap kuat geser adalah semakin semakin besar nilai berat volume maka
besar perubahan pemampatan yang nilai kuat geser semakin meningkat.
terjadi maka nilai kuat geser semakin
meningkat.

76
SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, Vol. 4, No. 2, Oktober 2018

6. Hubungan Angka Pori terhadap E. KESIMPULAN


Kuat Geser Kesimpulan yang diperoleh
Hubungan angka pori terhadap adalah:
kuat geser diperlihatkan pada Gambar 1. Menurut ASTM D4427-92 (2002),
10. Gambar 10 menunjukkan bahwa klasifikasi tanah gambut yang
hubungan angka pori berbanding berasal dari Rimbo Panjang
terbalik dengan kuat geser untuk tanah Kecamatan Tambang Kampar –
gambut kondisi asli maupun kondisi Riau adalah sebagai tanah gambut
tanpa serat, semakin kecil angka pori dengan kadar abu tinggi (High Ash-
maka semakin meningkat nilai kuat pet) dengan kadar abu > 15 % dan
geser atau sebaliknya. Sapric karena kadar serat kurang
dari 33%.

Gambar 8. Hubungan Perubahan Pemampatan terhadap Kuat Geser pada Tanah


Gambut Kondisi Asli dan Kondisi Tanpa Serat

Gambar 9. Hubungan Berat Volume terhadap Kuat Geser pada Tanah Gambut
Kondisi Asli dan Kondisi Tanpa Serat

77
Muslim, R., Farnanta, F., Muhardi/ Karakteristik Kuat Geser / pp. 67 – 79

Gambar 10. Hubungan Angka Pori terhadap Kuat Geser pada Tanah Gambut
Kondisi Asli dan Kondisi Tanpa Serat

2. Kuat geser meningkat dengan 7. Hubungan angka pori terhadap kuat


adanya penambahan beban secara geser yaitu semakin kecil angka
bertahap serta lamanya waktu pori maka nilai kuat geser semakin
pembebanan untuk contoh tanah meningkat atau sebaliknya semakin
gambut yang diuji, semakin besar besar nilai angka pori maka nilai
beban yang diberikan maka kuat geser semakin kecil.
semakin besar pula terjadi 8. Dari hasil penelitian yang dilakukan
pemampatan. mengenai kuat geser tanah gambut
3. Hubungan pemampatan terhadap Rimbo Panjang setelah mengalami
kuat geser menghasilkan semakin pemampatan secara teknis tanah
besar pemampatan maka semakin gambut Rimbo panjang tersebut
meningkat nilai kuat geser. bisa digunakan sebagai tanah dasar
4. Untuk tanah gambut kondisi asli dalam kontruksi.
mempunyai nilai kuat geser 44,20
kPa lebih besar dari pada nilai kuat DAFTAR PUSTAKA
geser gambut kondisi tanpa serat ASTM D4427-92, 2002, Standard
yaitu 42,75 kPa, disebabkan tanah
Classification of Peat Samples by
gambut kondisi asli masih Laboratory Testing, International
mengandung serat sehingga Journal of the Physical Sciences,
membantu memberikan perlawanan United States of America: Annual
saat dilakukan pengujian kuat geser Book of ASTM Standards sec 4.
dengan vane shear. Bowles JE., 1989, Sifat-sifat Fisis dan
5. Hubungan perubahan pemampatan Geoteknis Tanah, Edisi Kedua,
terhadap kuat geser menghasilkan Trans, Johan K. Hainim, Jakarta,
semakin besar perubahan Erlangga.
pemampatan yang terjadi maka Das BM., 1988, Mekanika Tanah
nilai kuat geser meningkat.
(Prinsip-Prinsip Rekayasa
6. Hubungan antara berat volume Geoteknis), Jilid 1, Erlangga,
terhadap kuat geser adalah semakin Jakarta.
besar berat volume maka semakin Das BM., Endah N., Mochtar IB., 1985,
meningkat nilai kuat geser.
Mekanika Tanah II (Prinsip-

78
SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, Vol. 4, No. 2, Oktober 2018

Prinsip Rekayasa Geoteknis), Toru Sumatera Utara Setelah


Jakarta, Erlangga. Mengalami Pemampatan Awal,
Ditra R., 2016, Analisis Pengaruh Jurnal Rancang Sipil, Volume 2
Variasi Jarak Pelat Helical Nomor 1.
Terhadap Daya Dukung Tekan Simonetta C., Giampaolo C., 2005, The
Helical Pile Pada Tanah Shear Strenght behavior of Two
Gambut, Skripsi, Universitas Peaty Soils, Geotechnical and
Riau. Geological Engineering, DOI
Hardiyanto HC., 2012, Mekanika 10.1007/s10706-004-9223-9.
Tanah I, Edisi ke-6, Yogyakarta, Sumampouw JER., 2011, Analisis
Gadjah Mada University Press. Kekuatan Geser Lempung
Hawmar R., dkk., 2013, Prakiraan lunak Manado Selatan Dengan
Nilai Kuat Geser Tanah Lunak Uji Cone Dinamis dan Uji
Berdasarkan Pengujian Baling-Baling. Tekno_SIPIL,
Mackintosh Probe (214G), Volume 9, Nomor 55, ISSN-
Konferensi Nasional Teknik Sipil 0215-9617.
7 (KoNTekS). Wardana IGN., Widiarta I., 2010,
Ma’aruf MA., Indarto, Mochtar NE., Korelasi Strain Rate dengan
2012, Perilaku Suction Tanah Kadar Organik pada Test
Gambut yang Distabilisasi, In Konsolidasi Metode Constant
Prosiding Seminar Nasional Rate of Strain, Jurnal Ilmiah
Aplikasi Teknologi Prasarana Teknik Sipil, Volume 14, Nomor
Wilayah (ATPW), Surabaya : 1: 43–56.
13–20. Waruwu A., dkk., 2012, Perilaku
MacFarlane IC., 1969, Muskeg Pemampatan Tanah Gambut
Engineering Handbook, Berserat, Jurnal Penelitian Ilmiah,
Canada: Muskeg Subcommittee Volume 26, Nomor 1, ISSN :
of the NRC Associate 0854-4468.
Committee on Geotechnical Waruwu A., 2013, Peningkatan Nilai
Research University of Toronto Kuat Geser Tanah Gambut
Press. Akibat Preloading, Prosiding
Mahardika T., dkk,. 2016, VariasiLebar Seminar Nasional Peran
Plat terhadap Daya Dukung Teknologi di Era Globalisasi ke-2,
Aksial Tarik Fondasi Tiang Institute Teknologi Medan.
Helikal di Tanah Gambut, JOM Waruwu A., 2011, Peningkatan
FTEKNIK, Volume 3, Nomor 2. Parameter Kuat Geser Tanah
Maulana AR., Badariah CN., 2013, Gambut Akibat Pembebanan.
Potensi Beban Awal Dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi,
Peningkatan Kuat Geser Tanah Volume 4, Nomor 1, ISSN LIPI :
Gambut, Jurnal Rancang Sipil 1979-9640.
Volume 2, Nomor 1. Wulandari D., dkk., 2018, Karakteristik
Panjaitan S.R.N., 2013, Kajian Pemampatan Tanah Gambut
Terhadap Nilai Kuat Geser Dengan Variasi Serat, Jom
Tanah Gambut Muara Batang FTEKNIK, Volume 5, Nomor 1.

79

Anda mungkin juga menyukai