Anda di halaman 1dari 16

EARLY INTUBATION VS

SUPPORTIVE CARE OUTCOMES


IN PATIENTS WITH SEVERE
CHEST TRAUMA; A
RANDOMIZED TRIAL STUDY
Pembimbing :
dr. Ali Reza, Sp.B
Disusun oleh :
Andri Dwiputra P. (2015730008)
Jermansyah DD. Khairari (2015730065)
Yayan Samayang Putra L. (2015730133)
Pendahuluan
■ Trauma dada tumpul yang berat dapat menyebabkan ruptur jaringan
paru, memar paru, perdarahan intra-parenkim, dan kolapsnya alveolar
■ Manajemen jalan napas adalah salah satu prinsip pertama dan yang
paling penting dalam menyelamatkan nyawa individu yang trauma
■ Kegagalan untuk melindungi jalan napas adalah penyebab paling
penting dari kematian yang dapat dicegah setelah kejadian traumatis
■ Cara paling penting untuk melindungi saluran pernapasan adalah
laringoskopi dan intubasi endotrakeal,
■ Sebuah penelitian oleh Trupka et al. menunjukkan bahwa intubasi dini
pasien trauma dalam waktu 2 jam setelah cedera adalah metode yang
berguna dan aman yang mampu mengurangi kegagalan organ pasca-
trauma dan meningkatkan hasil.
■ Tapi, Sise et al. tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara
pasien yang menjalani intubasi dini dan kelompok kontrol mengenai
tingkat hipotensi, bradikardia, dan aspirasi.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil
intubasi awal versus perawatan suportif dalam
pengelolaan pasien dengan trauma dada tumpul
yang berat.
METODE
1 Desain studi

Penelitian randomized clinical trial, pada pasien dengan multiple trauma yang dirujuk ke departemen darurat (tingkat
I) Rumah Sakit Al-Zahra dan Kashani, Isfahan. Iran, dari januari 2016 sampai desember 2018. Metodologi penelitian
ini disetujui oleh komite etika dari universitas Isfahan of Medical Sciences

Kriteria inklusi dan


2
eksklusi

Inklusi: Semua pasien dewasa (usia > 18 tahun) dengan multiple trauma dengan tingkat keparahan trauma = 5
berdasarkan sistem penilaian toraks / Thoracic Trauma Serverity (TTS), pasien telah menerima informed consent dan
pasien setuju.
Eksklusi:
• Pasien yang membutuhkan intubasi segera (kurang dari 6 menit setelah masuk ruang gawat darurat)
• Pasien trauma kepala berat dengan GCS 8
• Pasien dengan gangguan pernapasan dengan laju pernapasan kurang dari 9 dan / atau lebih dari 30
• Obstruksi jalan napas, hipoksemia berat, aritmia jantung, dan syok hemoragik berat, serta luka bakar lebih dari
40%, luka bakar parah pada wajah, orofaring dan trakea, dan obstruksi jalan napas tidak terdaftar dalam penelitian
ini.
3 Intervensi

Pasien yang dilakukan pemeriksaan rontgen dada dan pasien trauma berat yang dihitung dengan TTS

Dilakukan evaluasi awal, pemeriksaan fisik dan pertimbangan kritis oleh dokter spesialis kegawatdaruratan.

Early Intubation (Intervensi) Terapi supporatif (Control)


• Menjalani intubasi endotrakeal menggunakan rapid • Kelompok kontrol menjalani perawatan suportif rutin: terapi
sequence intubation. oksigen dengan oksigen mask (oksigen 100% dengan 8
• Semua subjek intervensi diberi ventilasi menggunakan sampai 10 liter per menit), memposisikan kepala dan leher,
synchronized intermittent mechanical ventilation (SIMV), nadi oksimetri, dan pemantauan pernapasan dan jantung
8cc per kilogram volume tidal, Fio2 100%, dan respirasi lengkap.
12 kali per menit. Pasien diekstubasi setelah satu hari (24
jam) intubasi

Kedua kelompok menerima midazolam dan fentanyl untuk relaksasi dan pereda sakit. Semua pasien dikelola oleh residen
kegawatdaruratan dibawah pengawasan langsung dari dokter spesialis kegawatdaruratan.
4
Pengumpulan data

Data demografis, jenis trauma, kebutuhan transfusi darah, dan tingkat keparahan trauma berdasarkan
TTS dicatat untuk semua pasien. Analisis gas darah (pH, Hco3, pco3, Pco2, PaO2), tanda-tanda vital
(tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, detak jantung, suhu), hemoglobin (Hb), dan gula darah
diukur dan dicatat setiap tiga jam hingga enam jam setelah memasuki ruang gawat darurat dan
kemudian setiap 6 jam (total 24 jam) untuk kedua kelompok.

5 Hasil

Durasi rawat inap (mulai dari masuk hingga pulang dari departemen bedah), tingkat pemulihan sempurns,
perubahan laboratorium dan hemodinamik, dan tingkat mortalitas di rumah sakit.

6 Analisis statistic

CI: 95%, 32 kasus per grup. Data dianalisis menggunakan SPSS. Nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan.
HASIL
1
Karakteristik responden
Karakteristik responden

Variabel Intubasi Dini Kontrol P


Umur      
Mean ± SD 42.03±16.76 45.28±19.36 0.36
Jenis Kelamin      
Pria 21 (65.6) 25 (78.1) 0.26
Wanita 11 (34.4) 7 (21.9)
Penyakit Komorbid      
Diabetes 7 (21.9) 6 (18.8) 0.75
Hipertensi 12 (37.5) 7 (21.9) 0.17
Jenis Trauma      
Patah Tulang 25 (75.1) 22 (68.8) 0.57
Pneumotoraks 23 (74.2) 21 (65.6) 0.45
Hemothorax 14 (43.8) 12 (37.5) 0.61
Cairan intra-abdominal bebas 5 (15.6) 4 (12.5) 0.71
Keparahan trauma      
Skor TTS 7.53±1.66 7.18±1.53 0.56
Outcomes

Hasil Intubasi Dini Kontrol P


Durasi rawat inap 5.18±1.33 9.43±2.25 0.01
Pemulihan total 29 (90.6) 22 (68.8) 0.03
Pemulihan dengan komplikasi 3 (9.4) 10 (31.3) 0.01
Perubahan Venous blood gas analysis, vital signs, glucose and hemoglobin
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, penggunaan intubasi dini menghasilkan durasi rawat
inap yang lebih rendah dan keseimbangan asam / basa yang lebih baik
tanpa adanya gangguan hemodinamik dan laboratorium.

Trupka et al. menunjukkan bahwa intubasi dini dalam 2 jam setelah trauma
adalah metode yang berguna dan aman yang mampu mengurangi kegagalan
organ pasca-trauma dan meningkatkan hasil

Salah satu indikasi yang mempengaruhi intubasi dini, yang sebagian


besar tergantung pada pendapat dokter, adalah rasa sakit yang parah
pada pasien. Faktor ini dapat dikontrol dengan memberikan analgesik yang
sesuai untuk pasien dengan trauma.

Kemungkinan mengembangkan infeksi pernapasan setelah intubasi atau


pneumonia terkait ventilator (VAP) adalah masalah lain yang
dipertimbangkan tentang intubasi dini. Namun, penelitian kami tidak
menunjukkan kejadian masalah ini
Evans et al. memeriksa intubasi pasien pra-rumah sakit trauma
dan menunjukkan bahwa intubasi dini tidak dikaitkan dengan peningkatan
risiko VAP.
Juga dalam artikel review, intubasi dini direkomendasikan untuk pasien
trauma.
KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penelitian ini, penggunaan


intubasi dini untuk pasien dengan trauma tumpul
yang parah menghasilkan durasi rawat inap yang
lebih rendah dan keseimbangan asam / basa yang
lebih baik tanpa gangguan hemodinamik dan
laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai