www.themegallery.com
ETIOLOGI
Etiologi secara pasti atresia ani belum
diketahui
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah
dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan
berusia 12 minggu/3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan
embriologik didaerah usus, rektum bagian distal
serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu
keempat sampai keenam usia kehamilan
Anus imperforata dibagi 4 golongan
Kolostomi (+)
www.themegallery.com
Gambaran Klinik
1. Tidak adanya apertura anal
2. Mekonium yang keluar dari suatu orifisium
abnormal
3. Muntah dengan abdomen yang kembung
4. Kesukaran defekasi, misalnya dikeluarkannya
feses mirip seperti stenosis
Tanda dan gejala
Mekonium tidak keluar dalam waktu 24-48 jam
setelah lahir
Tinja keluar dari vagina atau uretra
Perut menggembung
Muntah
Tidak bisa buang air besar
Tidak adanya anus, dengan ada/tidak adanya
fistula
Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan
distensi perut, muntah, gangguan cairan elektrolit
dan asam basa.
www.themegallery.com
Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi
baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan
termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam
anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai
sarung tangan. Jika terdapat kelainan, maka termometer atau
jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan
penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum. Gejala akan
timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung,
muntah berwarna hijau.
www.themegallery.com
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi
intestinal.
Sinar X terhadap abdomen
Untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan
untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum
dari sfingternya
Ultrasound terhadap abdomen
Untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam
system pencernaan dan mencari adanya faktor
reversible seperti obstruksi
Pemeriksaan fisik rectum
Pemeriksaan urine
www.themegallery.com
Pemeriksaan Penunjang
www.themegallery.com
PENATALAKSANAAN
Medik:
1. Eksisi membran anal
2. Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi
sementara dan setelah umur 9 bulan dilakukan
koreksi sekaligus
Keperawatan
Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai
kelainan pada anaknya dan keadaan tersebut
dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi
akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama
hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur
9-12 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2, selain
itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan
dalam menjaga kebersihan untuk mencegah
infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.
www.themegallery.com
PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi
keparahan kelainan. Semakin tinggi gangguan, semakin
rumit prosedur pengobatannya
www.themegallery.com
Pada defek letak rendah langsung dilakukan terapi
definitif, yaitu Posterior Sagital Anorektoplasti
(PSARP).
Khusus untuk defek tipe kloaka pada perempuan,
selain kolostomi dilakukan pula vaginostomi
Enam bulan kemudian dilakukan Posterior
Sagital Ano-Rekto-Vagoni-Uretroplasti
(PSAVURP).
www.themegallery.com
PENATALAKSANAAN
Tindakan bedah berdasarkan tipe
kelainannya. Dua tempat kolostomi
dianjurkan pada neonatus & bayi
transversokostomi (kolostomi pada kolon
transversum)
sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid).
Bentuk kolostomi yang mudah dan aman
adalah stoma laras ganda (Double barrel).
www.themegallery.com
Berdasarkan lubang kolostomi
dibedakan menjadi 3
Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian
proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau
ditutup.
Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum.
Kedua ujung dari kolon yang direksesi dikeluarkan
melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma.
Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma
proksimal mengalirkan feses.
Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan
melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan
glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi
pada dinding abdomen, lubang dibuat di permukaan
terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.
www.themegallery.com
PROGNOSIS
www.themegallery.com
Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
A. Biodata
Nama Pasien :
Alamat Pasien :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Suku bangsa :
Penanggung jawab :
B. Keluhan Utama
C. Riwayat Kesehatan Sekarang :
D. Riwayat Kesehatan yang lalu
Prenatal
Natal
www.themegallery.com
Postnatal (neonatus)
Infant :
Todler :
Pra sekolah :
Sekolah :
Remaja :
Pertumbuhan dan perkembangan :
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
F. Mental Psikologi
G. Spiritual
H. Aktivitas
I. Pemeriksaan fisik:
J. Tes Diagnostik :
www.themegallery.com
K. Terapi medis :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Pre Operasi
2.Post Operasi
www.themegallery.com
Diagnosa keperawatan &
Intervensi
1.Gangguan psikologis (cemas ) b/d kurangnya pengetahuan
keluarga tentang penyakit, serta prosedur operasi.
Intervensi
1. Jelaskan pada keluarga kondisi penyakit membutuhkan /
dapat terjadi kondisi bedah
2. Informasikan tentang persiapan operasi dan orientasikan
anak dan orang tua dalam lingkungan yang baru
3. Jelaskan dan diskusikan pada keluarga tentang prosedur
operasi dan waktu operasi.
4. Jelaskan prosedur operasi jika ada indikasi pemasangan
NGT , balutan, drainage
5. Ciptakan lingkungan yang familier
6. Jelaskan pada keluarga gambaran pada anak setelah
tindakan operasi
www.themegallery.com
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan
eliminasi BAB b/d gangguan pengeluaran
feses (Atresia ani )
Intervensi
1. Kolaborasikan untuk tindakan kolostomi
2. Observasi status kebutuhan eliminasi BAB
klien
www.themegallery.com
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/ d anoreksia,
gangguan absorbsi dan makanan tinggi sisa
Intervensi
1. Berikan makanan mulai dari makanan cair secara
perlahan
2. Auskultasi bising usus
3. Lakukan pengkajian / identifikasi nutrisi secara bersama
4. Batasi makanan yang dapat menimbulkan bau menyengat
5. Beri makanan parenteral bila diindikasikan
6. Monitor status intake-output klien
7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi klien
www.themegallery.com
nyeri b/d adanya luka kolostomi
www.themegallery.com
4. nyeri b/d adanya luka kolostomi
Intervensi
Berikan tindakan kenyamanan : massage, posisi yang
nyaman , bermain/ mainan
Berikan dan ajarkan teknik distraksi pada keluarga : cerita,
bercanda dan ajak bermain
Bantu melakukan rentang gerak dan dorong ambulasi dini,
hindari posisi duduk lama
Monitor adanya kekuatan otot abdomen dan nyeri tekan
Kolaborasi pemberian obat penurun / penghilang nyeri
sesuai dengan indikasi (analgetik)
www.themegallery.com
5.Resiko terjadinya infeksi pada luka
kolostomi
b/ d sifat acid dari feses Tujuan :
1. pasien menunjukkan tanda-tanda
penyembuhan luka tanpa bukti infeksi
luka
2. pasien tidak menunjukkan bukti-bukti
komplikasi
Kriteria : 1. Pasien tidak menunjukkan bukti-
bukti infeksi luka
2. Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti
komplikasi
www.themegallery.com
6.Resiko terjadinya infeksi pada luka
kolostomi / PSA
b/ d sifat acid dari feses
Intervensi
Pertahankan perawatan aseptic dan
balutan luka tetap kering
Jelaskan dan anjurkan keluarga tentang
perawatan luka dan faktor terjadinya
masalah resiko infeksi
Ajarkan pada keluarga tentang identifikasi
adanya tanda infeksi
Observasi pada luka adanya tanda infeksi
Observasi TTV yang meningkat
www.themegallery.com
Intervensi :
· Gunakan teknik mencuci tangan yang tepat dengan kewaspadaan universal lain,
terutama bila terdapat drainase luka
· Lakukan perawatan luka dengan hati2 u/ meminimalkan resiko infeksi
Jaga agar luka bersih dan balutan utuh
Pasang balutan yang meningkatkan kelembaban penyembuhan luka
Ganti balutan bila diindikasikan, jika kotor, buang balutan yang kotor dengan
hati-hati
Lakukan perawatan luka khusus sesuai dengan ketentuan
Bersihkan dengan preparat yang ditentukan
Berikan larutan antimicrobial dan/atau salep sesuai instruksi untuk mencegah
infeksi
Laporkan adanya tampilan tak umum atau drainase untuk deteksi dini adanya
infeksi
www.themegallery.com