Anda di halaman 1dari 32

HEAD INJURY

SPINAL INJURY

Tim komprehesif STIKES WIKA


LAPISAN MENINGES
CEDERA KEPALA
 Kerusakan pada kepala, bukan bersifat
kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan atau benturan
fisik dari luar,
 meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan

otak
 Efek: mengurangi atau mengubah kesadaran

yang akan menimbulkan kerusakan


kemampuan kognitif dan fungsi fisik
(Brain Injury Association of America,2007)
RISIKO UTAMA

Cidera kepala
kerusakan/pembengk
akan otak TIK
ETIOLOGI
 Trauma oleh benda atau serpihan
tulang yang menembus jaringan otak,
 Efek dari kekuatan atau energi yang
diteruskan ke otak dan efek percepatan
dan perlambatan (akselerasi-
deselerasi) pada otak.
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Mekanisme Cedera kepala


Nilai Skala Glasgow (GCS)
patofisiologinya
BERDASARKAN MEKANISME,

- Cedera kepala tumpul:


kecelakaan mobil-motor,
jatuh atau pukulan
benda tumpul.
- Cedera kepala tembus:
peluru atau tusukan.
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA BERDASARKAN NILAI SKALA
GLASGOW (GCS)

1. Cedera Kepala Ringan (CKR).


• GCS 13– 15, dapat terjadi kehilangan kesadaran ( pingsan )
kurang dari 30 menit atau mengalami amnesia retrograde.
Tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada kontusio cerebral
maupun hematoma
2. Cedera Kepala Sedang ( CKS)
• GCS 9 –12, kehilangan kesadaran atau amnesia retrograd
lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam. Dapat
mengalami fraktur tengkorak.
3. Cedera Kepala Berat (CKB)
• GCS lebih kecil atau sama dengan 8, kehilangan kesadaran
dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam. Dapat mengalami
kontusio cerebral, laserasi atau hematoma intracranial.
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA MENURUT PATOFISIOLOGINYA

 Cedera kepala primer


Akibat langsung pada mekanisme
dinamik
( acceselarsi – descelerasi rotasi ) yang
menyebabkan gangguan pada jaringan.
 Cedera otak sekunder

Kerusakan otak yg terjadi karena cedera


primer
KERUSAKAN PRIMER
PERDARAHAN SUBDURAL
PENATALAKSAAN DI
UNIT GAWAT DARURAT

 1. Primary Survey
 Airway
 servical kollar, gudle, suction, intubasi.
 Breathing
 O2
 waspadai :
 Tension Pneumotrax
 Flail Chest dg kontusio paru
 Open pneumotorak
PRIMARY SURVEY

 Sirkulasi

Class I Class II Class III Class IV


Bleeding < 750 750 to 1500 cc 1500 to 2000 cc > 2000 cc
HR < 100 >100 >120 >140
BP Normal Normal Decreased Decreased
RR 14 – 20 20 – 30 30 – 35 35

Capillary refill Normal Decreased > 2 minutes Absent

Skin Pink and cool Pale and cold Pale, cold, moist Mottled

Urine > 30 cc / jam 20 – 30 cc / jam 5 – 15 cc / jam < 5 cc/ jam


Lethargic,
Behavior Slight anxiety Mild anxiety Anxious, confused
confused
Crystalloid and
Fluid Crystalloid Crysralloid Crystalloid and blood
blood
PRIMARY SURVEY

 Disability :
 GCS
 Bentuk, Ukuran dan
Refleks Cahaya Pupil

 Exposure
 Hindari hipotermia
 Semua pakaian Px
dilepas
2. SECONDARY SURVEY

 Kepala dan Leher


 Thorax
 Abdomen
 Ekstremitas
 History (Chief Complaint, Mechanism of injury,
Onset of symptoms)

3. Stabilisasi dan Transportasi


PEMERIKSAAN RADIOLOGI
 Foto polos kepala
 Foto servical
 CT-scan
 MRI
SPINAL INJURY
 Cedera yang mengenai servikalis,
vertebralis dan lumbalis akibat dari
suatu trauma yang mengenai tulang
belakang.
 Dapat mengenai jaringan lunak pada
tulang belakang yaitu ligamen dan
diskus, tulang belakang sendiri dan
susmsum tulang belakang atau spinal
kord (Muttaqin, 2008).
TANDA GEJALA
 Tetralegia atau paraplegia, parsial atau
komplit. Tingkatan atau level tergantung
area terjadinya lesi atau CMS.
 Tetraplegia atau quadriplegia adalah
kehilangan fungsi sensorik dan motorik di
segmen servikal medulla spinalis.
 Paraplegia adalah gangguan fungsi sensorik
dan motorik di segmen thorakal, lumbal dan
sakrum ( Kirshblum & Benevento, 2009).
ETIOLOGI CEDERA SPINAL
Menurut Jones & Fix (2009) dan Brunner &Suddart
(2011) ada beberapa penyebab dari spinal cord injury
(SCI), antara lain:
1. Trauma tumpul

2. Trauma tusuk
3. Spondilitis ankilosa
4. Artritis reumatoid

5. Abses spinal dan tumor, khususnya limfoma dan


mieloma multipel.
6. Kecelakaan lalu lintas/jalan raya.
7. Injuri atau jatuh dari ketinggian.
SUMBER PINTEREST
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL
 rongga tengkorak jaringan otak,darah dan
pembuluh darah serta cairan serebrospinalis.
 Tekanan intracranial jumlah total dari tekanan
yang mewakili volume jaringan otak, volume darah
intrakranial dan cairan serebrospinalis.
 Apabila volume dari salah satu faktor tadi meningkat
dantidak dapat dikompensasi oleh kedua faktor yang
lain, maka terjadilah tekanan tinggi intrakranial.
 Tekanan tinggi intrakranial secara klasik
ditandai dengan suatu trias, yaitu nyeri kepala,
muntah proyektil dan papil edem.
MONITORING TIK (THAMBURAJ, VINCENT, 2006):

1.GCS kurang dari 8


2.Mengantuk/drowsy dengan hasil temuan CT scan
3.Post op evakuasi hematoma
4.Klien risiko tinggi seperti usia diatas 40 tahun, tekanan darah
rendah, klien dengan bantuan ventilasi.
PENATALAKSANAAN
 Tujuan dari penatalaksnaan utamanya untuk
menurunkan TIK dan memperbaiki perfusi pada
cerebral
 Merupakan suatu kegawatdaruratan

Cara memperbaiki dengan menurunkan edema


serebral, menurunkan volume darah, kurangi csf
Berikan:
Atur posisi 15-30 derajat (bila tidak ada kontraindikasi)
berikan diuretik osmotik dan kortikosteroid, batasi
cairan, pengeluaran css,hiperventilasi, kontrol demam,
danmenurunkan kebutuhan metabolisme sel

Anda mungkin juga menyukai