Jalur masuk satu arah yang eksklusif dengan tanda yang jelas
01
Fasilitas kesehatan harus membuat klinik demam yang relatif
berdiri sendiri, termasuk jalur masuk satu arah yang eksklusif
di pintu masuk rumah sakit dengan tanda yang terlihat;
Siapkan area prapemeriksaan dan triase untuk melakukan penyaringan awal pasien;
KRITERIA PENYARINGAN
Riwayat Dalam 14 hari sebelum penyakit timbul, ada RIWAYAT:
Epidemi- ① Perjalanan/tinggal di daerah berisiko tinggi;
ologi ② Kontak dengan pasien SARS-CoV-2 (hasil NAT +)
③ Bersentuhan langsung dengan pasien gejala demam/pernapasan di
daerah berisiko tinggi Tidak
(RE) memiliki RE
④ Pengelompokan penyakit (>=2 kasus gejala demam &/ pernapasan di
tempat2 dlm 2 minggu terakhir). +
Tidak
Manifes- ① Pasien mengalami demam &/ gejala pernapasan 1—2
1 RE memiliki RE
tasi ② Pasien memiliki ciri-ciri pencitraan CT untuk COVID-19: manifestasi
+ +
Bayangan bercak menjadi ground glass opacity / pengisian klinis
Klinis 2 MK 3 MK
parsial ruang udara dan infiltrat pada kedua paru-paru.
Kasus parah konsolidasi paru & efusi pleura; +
(MK) namun
③ Hitungan leukosit normal/↓ (tahap awal penyakit) , atau PENCITRAAN
jumlah limfositnya normal/↓ (seiringnya waktu). berkata iya
Konsultasi
Diagnosis Kasus Dugaan Terinfeksi Ya Ya
Pasien memenuhi KRITERIA PENYARINGAN
(pasien terduga terpapar)?
Ya Tidak
X ada riwayat
Uji asam nukleat epidemiologis
(NAT)
Bila X dapat dikesampingkan
sebagai pengidap COVID-19
+ - (berdasarkan gejala & pencitraan)
Pengelolaan Kesehatan
Pengelolaan alur kerja
1. Pengelolaan alur kerja
Sebelum mengakhiri tugasnya, staf harus
mandi dan melakukan regimen pembersihan
diri yang diperlukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya infeksi.
Staf harus dibagi menjadi beberapa tim berbeda. Jam kerja setiap
tim di ruang isolasi harus dibatasi maksimum 4 jam dan pada waktu
yang berbeda.
Protokol Operasi
Rumah Sakit
Prosedur Desinfeksi untuk Area Bangsal
Isolasi COVID-19
Desinfeksi Lantai dan Dinding
Desinfeksi Udara
Pencernaan
Sambungkan saluran perfusi dari setiap kanal dan
endoskop,Bronkofibroskopi
injeksikan 0,23% cairan asam peroksida ke dalam
saluran memakai jarum suntik 50 mL sampai terisi penuh, lalu tunggu selama 5 menit;
Lepaskan saluran perfusi dan cuci setiap rongga dan katup endoskop dengan sikat pembersih khusus sekali
pakai;
Masukkan katup ke osilator ultrasonik yang mengandung enzim untuk mengosilasinya. Sambungkan saluran
perfusi setiap kanal dengan endoskop. Injeksikan 0,23% asam peroksida ke dalam saluran memakai jarum
suntik 50 mL dan bilas saluran secara terus-menerus selama 5 menit. Injeksikan udara untuk
mengeringkannya selama 1 menit; suplai desinfeksi.
Injeksikan air bersih ke saluran memakai jarum suntik 50 mL dan bilas saluran secara terus-menerus selama .
3 menit. Injeksikan udara untuk mengeringkannya selama 1 menit. Kemudian lakukan tes kebocoran pada
endoskop.
Endoskopi
Masukkan mesin pencuci dan desinfeksi endoskopi otomatis. Atur tingkat desinfeksi ke yang tertinggi untuk
diproses;
Bawa perangkat ke pusat suplai desinfeksi untuk disterilisasi dengan etilen oksida.
Bronkoskopi
Praperawatan Peralatan Medis yang Dapat
Digunakan Kembali Lainnya
Masukkan limbah medis dalam kantung sampah limbah medis dua lapis, tutup kantung memakai tali
2 kabel dengan simpul mati, dan semprot tas dengan disinfektan yang mengandung klorin 1000 mg
Masukkan benda tajam ke dalam kotak plastik khusus, tutup kotak dengan segel, dan semprot kotak
3 memakai disinfektan 1000 mg/L yang mengandung klorin
Masukkan limbah yang dimasukkan ke dalam kantung ini dalam kotak pengangkut limbah medis,
4 pasang label infeksi khusus, tutup kotak dengan rapat, lalu pindahkan
Pindahkan sampah ini ke tempat penyimpanan sementara untuk limbah medis di sepanjang rute
5 yang ditentukan pada waktu yang rutin, lalu tempatkan limbah secara terpisah di satu lokasi tetap
Limbah medis ini akan dikumpulkan dan dibuang oleh penyedia pembuangan limbah medis yang
6 telah disetujui.
Prosedur Pengambilan Tindakan Pengobatan
terhadap Paparan COVID-19 di Tempat Kerja
Paparan pada Paparan pada Paparan pada membrane Paparan langsung saluran
Cedera benda
kulit normal kulit yang rusak mukosa seperti mata pernapasan
Evakuasi dari daerah isolasi dan masuk ke ruang isolasi yang ditetapkan
Pisahkan dan amati orang-orang yang terpapar selain terpapar pada kulit normal selama 14 hari. Jika menunjukkan beberapa
gejala, segera laporkan ke bagian terkait
1) Paparan kulit
Kulit terkontaminasi secara langsung dalam jumlah besar oleh cairan
tubuh, darah, sekresi, atau kotoran dari pasien.
2) Paparan pada membran mukosa
Membran mukosa, seperti mata dan saluran pernapasan yang
terkontaminasi secara langsung oleh cairan tubuh, darah, sekresi, atau
kotoran dari pasien
3) Cedera karena benda tajam
Tertusuknya tubuh oleh benda tajam yang terpapar langsung dengan
cairan tubuh, darah, sekresi, atau kotoran pasien.
4) Paparan langsung saluran pernapasan
Masker jatuh, sehingga membuat mulut atau hidung terpapar ke pasien
Prosedur Desinfeksi Terakhir
Limbah medis harus dibuang sebagai limbah medis terkait COVID-19
Peralatan medis yang dapat digunakan kembali harus didesinfeksi sesuai prosedur desinfeksi peralatan
yang dapat digunakan kembali terkait SARS-CoV-2
Kain/bahan kain medis harus didesinfeksi dan dibuang sesuai prosedur desinfeksi kain yang terinfeksi
SARS-CoV-2
Permukaan benda (Instrumen dan perangkat bedah termasuk meja alat, meja operasi, kasur operasi, dll.)
harus bebas polutan darah/cairan tubuh pasien COVID-19 kemudian didesinfeksi menggunakan cairan klorin
aktif 1000 mg/L dan biarkan selama 30 menit.
Lantai dan dinding harus bebas polutan darah/cairan tubuh pasien COVID-19 kemudian didesinfeksi
menggunakan cairan klorin aktif 1000 mg/L dan biarkan selama 30 menit.
Udara dalam ruangan: Matikan unit filter kipas (FFU), kemudian desinfeksi udara dengan penyinaran lampu
ultraviolet paling tidak selama 1 jam. Nyalakan FFU untuk memurnikan udara secara otomatis paling tidak
selama 2 jam
Operasi Bedah pada Pasien yang Diduga
atau Dipastikan Terinfeksi
Persyaratan Ruang Operasi dan APD dari Staf
Tempatkan pasien pada
Siapkan semua
ruang operasi Semua personel Pasien harus
barang yang
bertekanan negatif. bedah harus memakai topi sekali
dibutuhkan untuk
Periksa suhu, memakai APD pakai dan masker
operasi dan pakai alat
kelembapan, dan sebelum memasuki bedah sekali pakai
bedah sekali pakai jika
tekanan udara di ruang ruang operasi tergantung situasinya
mungkin
operasi
.
Penanganan jenazah
• Menutup semua lubang atau luka menggunakan bola kapas atau kain kasa yang telah dicelupkan ke
dalam disinfektan klorin 3000-5000 mg/L atau asam peroksida 0,5%
• Membungkus jenazah dengan kain dua lapis yang telah direndam dengan disinfektan, dan bungkus
dalam kain pembungkus jenazah dua lapis antibocor dengan klorin yang mengandung disinfektan
• Jenazah dipindahkan oleh staf di bangsal isolasi rumah sakit melalui area yang terkontaminasi ke lift
khusus, keluharusar dari bangsal, kemudian langsung diangkut ke lokasi tertentu dengan kendaraan
khusus sesegera mungkin untuk dikremasi.
Uji asam nukleat adalah metode yang lebih diutamakan untuk diagnosis infeksi
SARS-Cov-2. Berikut proses pengujian :
- Spesimen sudah diproses sebelumnya
- Virus dilakukan lisis untuk mengekstrak asam nukleatnya.
Kriteria hasil uji asam nukleat yang positif adalah: Gen ORF 1a/b positif, dan/atau
gen N/gen E positif.
2. Isolasi dan Kultur 3. Deteksi Antibodi
Virus Serum
Kultur virus harus dibiakkan di laboratorium• Antibodi spesifik diproduksi setelah infeksi
yang memenuhi syarat tingkat SARS-CoV-2. IgM spesifik serum positif atau
Perlindungan keamanan Biosafety Level-3 titer antibodi IgG spesifik dalam fase
(BSL3). pemulihan ≥ 4 kali lebih tinggi daripada
Proses kultur sebagai berikut: dalam fase akut dapat digunakan sebagai
- Sampel baru dahak pasien, feses, dsb. kriteria Diagnosis
Diambil
- Kemudian diinokulasi pada sel Vero E-6• Selama pemantauan tindak lanjut, IgM
untuk kultur virus. terdeteksi 10 hari setelah munculnya gejala
- Efek sitopatik (CPE) diamati setelah 96 jam. dan IgG terdeteksi 12 hari setelah
munculnya gejala.
4. Mendeteksi Indikator Respons
5. Deteksi Infeksi Sekunder
Inflamasi Bakteri atau Jamur
• Disarankan untuk melakukan uji protein • Pasien yang sakit parah dan kritis
C-reaktif,prokalsitonin, feritin, D-dimer, rentan terhadap infeksi sekunder dari
total dan subpopulasi limfosit, IL-4, IL- bakteri atau jamur.
6, IL-6, IL-10, TNF-α, INF-γ.
• Spesimen yang memenuhi syarat
• Sebagian besar pasien COVID-19 harus diambil dari titik infeksi untuk
memiliki kadar prokalsitonin normal membiakkan kultur bakteri atau jamur.
dengan peningkatan kadar protein C-
reaktif signifikan yang menandakan
infeksi sekunder
6. Keselamatan di Laboratorium
2
melalui bronkoskopi, injeksi saline dingin,
epinefrin, vasopresin, atau fibrin lokal
0
serta penatalaksanaan laser dapat
Membantu dalam pembuatan
dilakukan melalui bronkoskop.
saluran udara buatan;
3
memandu intubasi trakea
atau trakeotomi perkutan.
4 asetilsistein
Tampilan bronkoskopik dari hiperemia mukosa
bronkus yang meluas, pembengkakan, sekresi
seperti mukus di lumen, dan dahak seperti jeli
yang menghalangi jalan napas pada pasien
dalam kondisi kritis.
V. Diagnosis dan
Klasifikasi COVID-19
DIAGNOSIS COVID-19
Hasil positif uji asam nukleat SARS-CoV-2
Doctor
2. Adanya syok.
① indikator inflamasi serum (seperti IL-6) naik ① Penyakit yang menyebabkan perdarahan
menjadi ≥ 5 ULN, atau laju peningkatannya ≥1 hebat atau koagulasi intravaskular diseminata
kali per hari.
② Pasien yang sangat alergi terhadap
② progres area yang terdampak dalam citra CT komponen darah atau obat yang seperti
atau rontgen paru ≥10% per hari. plasma, heparin
③ sistem pendukung hati buatan diperlukan ③ Penyakit serebrovaskular akut atau cedera
untuk penatalaksanaan penyakit yang kepala berat
menyertainya.Pasien memenuhi poin ① + ②,
atau pasien memenuhi poin 3. ④ Gagal jantung kronis, klasifikasi fungsional
jantung ≥ derajat III
3. Terapi Oksigen untuk Hipoksemia
Pertimbangan penggunaan
antibiotik, jika:
• Lesi paru yang luas • Tidak dianjurkan
• Sekresi bronkus yang berlebih untuk infeksi
• Penyakit saluran nafas kronis bakteri pada pasien
dengan gejala awal
• Menggunakan glukokortikoid atau ringan
enis-jenis antibiotik Tujuan
Untuk pencegahan infeksi sekunder
pada pasien yang sangat parah
Golongan Kuinolon
6
2
Infeksi
Kandidiasis
Invasif Terapi anti-jamur (Flukonazol atau Ekinoandin)
dapat digunakan apabila pasien memiliki kondisi
seperti :
Telah diberikan
1 antibiotik spektrum
luas selama 7 hari
2 Telah diberikan nutrisi
parenteral 3
Telah menjalani
pemeriksaan atau
penatalaksanaan
atau lebih
invasif
Enteral Parenteral
Dukungan ECMO untuk Pasien
COVID-19
Emergency Alternatif
Dini
6
6
Pilihan Mode
Pasien
mode V-V.gangguan
pernapasan
• Plasmaferesis, 200-
400 mL setiap kali • Uji asam nukleat untuk
• >2 minggu setelah (berdasarkan SARS-CoV-2;
pemulihan dan dikeluarkan • Pengenceran 160 kali
konsultasi medis). Designer
dari RS untuk tes kualitatif deteksi
• 18 ≤ Usia ≤ 55 IgG dan IgM spesifik
> 50Text
• BB Example kg: (untuk SARS-CoV-2; atau
pria) Get a modern
atau > 45 kg pengenceran 320 kali untuk
PowerPoint
(untuk wanita). tes kualitatif deteksi
• >2 Presentation
minggu sejak that
donor antibodi keseluruhan.
is beautifully
darah terakhir.
designed.
Terapi Plasma
Untuk Pasien PENGGUNAAN KLINIS PLASMA PENYEMBUHAN
Covid-19
7
4
dentifikasi reaksi negative
antivirus
Kloroquin fosfat
Fapilavir
Pusing, sakit kepala, mual, muntah, diare,
Peningkatan asam urat plasma,
berbagai jenis ruam kulit. Reaksi negatif
diare, neutropenia, syok, hepatitis
yang terparah adalah gagal jantung.
fulminan, cedera ginjal akut.
Reaksi negatif utama adalah toksisitas
mata.
Pemantauan Tabel 1 konsentrasi plasma obat-obatan untuk pasien COVID-
Obat Terapeutik 19
vancomycin 30 menit sebelum 10~20 mg/L (15~20 Konsentrasi palung berkorelasi dengan
pemberian obat mg/L untuk infeksi tingkat kegagalan terapi anti-infeksi dan
MRSA parah) toksisitas ginjal.
linezolid 30 menit sebelum 2~7 μg/mL Konsentrasi palung berkorelasi dengan
pemberian obat reaksi negatif myelosupresi..
4 Menghindari
2
Pasien dalam Pasien dengan
CRRT selama 24 kerusakan medis
dalam populasi
insufisiensi hati
jam
khusus
3
Pasien dengan
insufisiensi
ginjal
Intervensi Psikologis
dengan Pasien COVID-
Stres psikologis dan gejala pasien COVID
19
GEJALA
Penyesalan ,kebencian, kesepian dan ketidakberdayaan, depresi, kecemasan dan fobia, gelisah,
dan kurang tidur. Beberapa pasien mengalami serangan panik.
2. Terapi Rehabilitasi
• manajemen posisi • Pelatih tekanan
• latihan pernapasan ekspirasi positif
• Siklus aktif teknik • Terapi Fisik
bernapas
Transplantasi paru-paru pada pasien
Covid-19
Penilaian pra-
Kontraindikasi
transplantasi
Penilaian pra-transplantasi
1. Standar Pemulangan
3. Isolasi Mandiri
4. Tindak Lanjut
3. Isolasi mandiri
– Panggilan telepon tindak lanjut harus dilakukan 3 dan 6 bulan setelah pemulangan.
– Pasien hanya dipulangkan jika citra paru terlihat membaik serta hasil tes dahak dan
feses negatif selama 3 kali berturut-turut (dengan interval 24 jam)
Penatalaksanaan oleh Perawat untuk Pasien yang
Menerima Terapi Oksigen Kanula Nasal Aliran Tinggi
(HFNC)
– HFNC dapat diganti dengan ventilasi mekanis jika terjadi hal berikut:
– Ketidakstabilan hemodinamik
– Gangguan pernapasan terlihat dengan jelas dari kontraksi otot tambahan
– Kekurangan oksigen tetap terjadi meskipun telah dilakukan terapi oksigen
– Penurunan kesadaran
– Laju pernapasan > 40 x/menit secara terus-menerus
– Jumlah dahak yang signifikan.
3. Penatalaksanaan Sekresi
– Sekresi pasien:
– Liur
– Ingus Dibersihkan menggunakan tisu
Buang ke dalam wadah tertutup berisi klorin (2500 mg/L).
– Dahak
Prosedur Intubasi
– Jumlah staf medis dan pergerakannya dibatasi seminimal mungkin
– Kenakan respirator pemurni udara listrik sebagai APD
– Sebelum intubasi, lakukan pemberian analgesik dan obat penenang yang
memadai, dan gunakan pelemas otot jika perlu
– Pantau dengan ketat respons hemodinamik selama intubasi
– Terus bersihkan dan desinfeksi ruangan dengan teknologi pemurnian udara
plasma selama 30 menit setelah intubasi selesai.
Manajemen Analgesik, Obat Penenang, dan Penurunan Kesadaran
– Mencuci tangan;
– Menambah kemiringan ranjang (30-45°) jika tidak ada kontradiksi
– Membersihkan mulut (tiap 4-6 jam), ekstraktor mukus oral sekali pakai
– Menjaga tekanan manset pipa endotrakea (ETT) di 30-35 cmH2O setiap
4 jam
– Dukungan nutrisi enteral & pemantauan volume residu lambung setiap
4 jam
– Mengevaluasi pelepasan ventilator setiap hari;
– Menggunakan pipa trakea yang dapat dicuci untuk pengisapan
subglotik berkelanjutan + pengisapan melalui spuit 10 mL setiap 1
hingga 2 jam.
– Pengisapan dahak
– Menggunakan kateter pengisapan tertutup & kantung tertutup sekali
pakai
– Bertujuan mengurangi pembentukan aerosol dan tetesan kecil atau
droplet.
01 Kedalaman fiksasi
dan fiksasi kanula 04 Lokasi kanula, melihat
apakah ada perdarahan
dan pembengkakan
Tujuan Perlakuan
– Pasien harus diinjeksi dengan heparin
– Mencapai efek antikoagulasi
natrium (25-50 IU/kg) pada saat
sedang intubasi dan terus diberi heparin
– Sehingga tidak memicu natrium (7,5-20 IU/kg/j) selama
periode alir pompa.
pengaktifan koagulasi berlebih
– Dosis heparin natrium sesuai hasil APTT
– Mempertahankan keseimbangan
dipertahankan antara 40-60 detik.
(antikoagulasi, koagulasi dan
– Jumlah tusukan minimal dan observasi
fibrinolysis) status perdarahan secara teliti
5. Lakukan ventilasi ultra protektif
3. CVP pasca-membran,
– Transfusi melalui < 8 mmHg menghindari infus emulsi lemak dan propofol
Penatalaksanaan ALSS (Sistem
Dukungan Hati Buatan) oleh Perawat
Fokus Utama
Tekanan perangkat
4 Cegah cidera kulit,
yang disebabkan: Dermatitis akibat inkontinensia
Cidera akibat perekat medis