Anda di halaman 1dari 19

Ns. Ainul Mufidah, S.

Kep
Hospitalisasi adalah suatu proses yang
karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak
untuk tinggal di rumah sakit, menjalani
terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah.
1. Berbagai perasaan yang muncul pada anak
yaitu :
- cemas
- marah
- sedih
- takut
- rasa bersalah
2. Perasaan itu timbul karena menghadapi sesuatu
yg baru dan belum pernah dialami sebelumya.
3. Apabila anak stress selama dalam
perawatan,orang tua menjadi sress pula, dan
streess orang tua akan membuat tingkat stress
anak semakin miningkat.
4. Sehingga asuhan kep tidak bisa hanya berfokus
pada anak , tetapi juga pada orangtuanya
REAKSI ANAK TERHADAP STRESS MENURUT TAHAP
PERKEMBAGANNYA.
A. INFANT
• Cemas akibat perpisahan dgn ortu akan menyebabkan
gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang.
Pada usia lebih 6 bulan akan menyebabkan Stranger
Anxiety dimana anak akan :
- menangis
- marah
- Gerakan yang berlebihan.
Pada usia 6 bulan akan memperlihatkan Separation
Anxiety dimana bayi menenagis keras jika ditinggal
ibunya.
• Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tidak
menyenangkan, pergerakan tubuh yg berlebihan dan
menangis kuat.
B. Todller
• Perpisahan merupakan sumber strees pada usia
todller.
Respon prilaku yang anak sesuai dgn tahapannya yaitu
:
1.Tahap protes : nangis kuat, menjerit memanggil ortu,
menolak perhatian orla.
2.Tahap putus asa : namgis berkurang, tidak aktif,
kurang minat bermain dan makan, menarik diri, sedih
dan apatis.
3.Tahap denial : samar menerima, membina hubungan
dangkal, dan anak mulai menyukai lingkungan.
4.Kehilangan kontrol : setiap pembatasan yang
dilakukan anak merasa tidak aman dan mengancam,
terganggu aktivitas rutin.
5.Reaksi perlukaan dan sakit: meringis menggingit ,
memggigit danmemukul, dapat mengkomunikasikan
rasa nyeri dan menunjjukkan lokasi.
C.Prasekolah
1. Reaksi terhadap perpisahan :
menolak makan , sering bertanya,
menangis pelan-pelan dan tidak
kooperatif.
2.Kehilangan kontrol : pembatasan
aktivitas sehari-hari dan kehlangan
kekuatan diri.
3. Reaksiperlukaaan dan sakit :
mengganggap tindakan dan prosedur
mengancam integritas tubuh. Reaksi
yang timbul seperti : anak agresif,
ekspresi verbal, regresi.
D. Usia sekolah
1. Perpisahan : berpisah dgn teman –
teman sebaya.
2.Kehilangan kontrol : kelemahan fisik
dan takut mati.
3.Reaksi perlukaan dan sakit :
mengkomunikasikan rasa sakit, dan
mampu mengotrol rasa sakit (gigit
bibir dan mengemggam).
E. Usia remaja
1. Perpisahan : pisah dgn teman-
teman sebaya.
2.Kehilangan kontrol : menolak,
tidak kooperatif dan menarik diri.
3.Reaksi perlukaan dan sakit :
perasaan tidak aman sehingga
menimbulkan respon
4.banyak bertanya, menarik diri,
dan menolak orla.
REAKSI ORTU DAN SAUDARA KANDUNG TERHADAP
ANAK YANG DIHOSPITAL
1. Reaksi ortu :
- Perasaan cemas dan takut :
perasaan tersebut muncul pada
saat ortu melihat anak mendapat
prosedur menyakitkan ( Perawat
harus bijaksana dan bersikap pada
anak dan ortu).
• Cemas yang paling tinggi
dirasakan ortu pada saat menunggu
informasi ttg diagnosis penyakit
anaknya.
• Rasa takut muncul pada ortu
terutama akibat takut kehilangan
anak pada kondisi sakit terminal.
• prilaku yang sering ditunjukkan ortu
: sering bertanya ttg hal yang sama
secara berulang pada org berbeda,
gelisah, ekspresi wajah tegang, dan
bahkan marah.
saat anak dalam kondisi terminal
dan ortu mengetahui bahwa tidak
ada lagi harapan anaknya untuk
sembuh.
3. Perasaan frustasi : Muncul
pada kondisi anak yang telah
dirawat cukup lama dan dirasakan
tidak mengalami perubahan serta
tidak adekuatnya dukungan
psikologis.
4. Reaksi saudara kandung
- Marah
- Cemburu
- Benci dan bersalah
MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI
1. Meminimalkan sressor atau penyebab
stres.
- Melibatkan ortu berperan aktif dlm
perawatan (rooming in)
- Modifikasi ruang perawatan dgn
membuat situasi ruang perawatyan
seperti dirumah.
- Mempertahankan kontak dgn kegiatan
sekolah.
- Mengurangi kehilangan kontrol :
menghindari pembatasan fisik jika
anak dapat kooperatif thp petugas.
- Meminimalkan rasa takut terhadap
perlukaan : menjelaskan sebelum
melakukan prosedur.
mempelajari tukem anak dan reaksi
anak thp sressor yg dihadapi selama
dirawat.
-Dapat dijadikan media untuk belajar
ortu.
-Memberi kesempatan pada anak
mengambil keputusan, tidak
bergantung pada orla dan percaya
diri.
-Beri kesempatan pada anak untuk
saling mengenal dan membagi
pengalaman.
3. Memberikan dukungan pada
anggota keluarga lain
-Berikan dukungan kepada keluarga
utk mau tinggal dgn anak di RS.
-Fasilitasi keluarga utk berkonsultasi
pada psikolog atau ahli agama
-Beri dukungan kepada keluarga
untuk menerima kondisi anaknya dgn
nilai-nilai yg diyakininya.
-Fasilitasi untuk menghadirkan
saudara kandung anak .
4. Mempersiapkan anak untuk
mendapat perawatan di RS :
-Pada tahap sebelum masuk di RS
dilakukan : a. Siapkan ruang rawat
sesuai dgn tahapan usia anak dan
jenis penyakit dgn peralatan yg
diperlukan,
b. Apabila anak harus dirawat secara
berencana, 1-2 hari sebelum dirawat
diorientasikan dgn situasi RS dgn
bentuk miniatur bangunan RS.
• Pada hari pertama dirawat lakukan
tindakan
a. Kenalkan perawat dan dokter yang
akan merawatnya.
b. Orientasikan anak dan ortu pada
ruang rawat yang ada beserta
fasilitas yang dapat digunakan.
c. Kenalkan dgn pasien anak lain
yang menjadi teman sekamarnya.
d.Berikan identitas pada anak
dan jadwal kegiatan yang akan
diikuti.
f. Laksanakan pengkajian riwayat
kep.
g.Lakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lainnya sesuai dgn
yang programkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai