Anda di halaman 1dari 31

Komunikasi

Pada Anak

Ns. Ainul Mufidah, S.Kep


Pendahuluan
Komunikasi pada anak merupakan
bagian penting dalam membangun
kepercayaan diri kita dengan anak.
Melalui komunikasi akan terjalin
rasa percaya, rasa kasih sayang,
dan merasa memiliki suatu
penghargaan pada dirinya.
Pengertian
Komunikasi merupakan pengiriman atau tukar
informasi, ide atau lainnya yang dapat memberikan
suatu pengetahuan tentang ide atau informasi yang
disampaikan.
Adanya pertukaran informasi berarti dalam komunikasi
melibatkan lebih dari satu orang dalam menyampaikan
informasi atau ide yang ada.
• Dalam praktik keperawatan istilah
komunikasi sering digunakan pada
aspek pemberian terapi pada klien.
• Istilah terapeutik atau dikenal
dengan nama komunikasi
terapeutik yang menurut Stuart dan
Sundeen merupakan suatu cara
untuk membina hubungan yang
terapeutik yang diperlukan untuk
pertukaran informasi dan perasaan
yang dapat mempengaruhi perilaku
orang lain, mengingat keberhasilan
tindakan keperawatan tergantung
pada proses komunikasi.
• Secara umum komunikasi anak merupakan proses
pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak
kepada orang lain dengan harapan orang yang
diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu
memenuhi kebutuhannya
m e r u p a kan
a n a k , a n ak
p e r a w a t a n n s u a t u
a m i l m u k e m b u t uh k a n
• D a l y a n g m e k e b u t u h a
o r a n g y a ng n g s e b a g ai
s e se k a s i h s a ya
id e n g a n c a ra
r h a t i a n d an a t d ip e n u h e rb a l
pe y a n g d a p u p u n n o n v
a n a k erb a l m a
khusus b a ik s e c a r a v
c a y a a n p a d a
u n i k a s i a n k e p e r p ai
ko m m e n um b u h k
i d a p a t t e rc a
a p a t un i k a s
yang d g a tu j u a n k o m
s e h i n g
anak
KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI
Pesan
3
4
Media
Penerima Pesan
2
5 Umpan balik
Pengirim pesan
1
SIKAP DALAM KOMUNIKASI
Sikap Membungkuk Kearah Pasien
3
SikapTerbuka
4
Sikap Mempertahankan Kontak
2
5 SikapTetap Relaks
Sikap Berhadapan
1
Selain sikap diatas ada beberapa sikap nonverbal
selama komunikasi yang juga masuk dalam kategori
sikap :

Gerakan Ekspresi
mata muka Sentuhan
SIKAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

04
03
Sikap Konkret
02
Sikap Hormat
01
Sikap Empati

Sikap Kesejatian
KOMUNIKASI DENGAN ANAK BERDASARKAN TUMBUH KEMBANG

• Usia Bayi (0-1 tahun)


1. Komunikasi pada bayi dilakukan dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai
alat komunikasi yang efektif, disamping itu
komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non
verbal.
2. Perkembangan komunikasi dapat dimulai pada
usia minggu ke delapan dimana bayi sudah
mampu untuk melihat objek atau cahaya.
Kemudian pada minggu ke duabelas bayi sudah
mulai melakukan tersenyum
• Pada usia keenam belas bayi sudah mulai
menolehkan kepala pada suara yang asing
bagi dirinya.  Pada pertengahan tahun
pertama bayi sudah mulai mengucapkan
kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan
pada bulan kesepuluh bayi sudah bereaksi
terhadap panggilan terhadap namanya,
mampu melihat beberapa gambar yang
terdapat dalam buku, pada akhir tahun
pertama sudah mampu melakukan kata-kata
yang spesifik antara dua atau tiga kata.
• UsiaTodler dan Prasekolah (1-2,5
tahun, 2,5- 5 tahun)
1. Perkembangan komunikasi pada
usia ini dapat ditunjukkan dengan
perkembangan bahasa anak
dengan kemampuan anak sudah
mampu memahami kurang lebih
sepuluh kata, pada tahun ke dua
sudah mampu 200-300 kata dan
masih terdengar kata-kata
ulangan
• Pada anak usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai 900 kata dan
banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa , kapan dsb.
1. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris,
2. Rasa ingin tahunya sangat tinggi,
3. Kemampuan bahasa mulai meningkat,
4. Mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi,
5. Setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya,
6. Takut terhadap ketidaktahuan, dan
7. Perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam
berbicara
• Pada usia ini cara berkomunikasi yang
dapat dilakukan adalah dengan :
1. Memberi tahu apa yang terjadi pada
dirinya,
2. Memberi kesempatan pada mereka untuk
menyentuh alat pemeriksaan yang akan
digunakan,
3. Menggunakan nada suara,
4. Bicara lambat,
5. Jika tidak dijawab harus diulang lebih
jelas dengan pengarahan yang
sederhana,
6. Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab
seperti kata-kata “jawab dong”.
• Mengalihkan aktivitas saat komunikasi,
1. Memberikan mainan saat komunikasi dengan
maksud anak mudah diajak komunikasi,
2. Mengatur jarak interaksi dimana kita dalam
berkomunikasi dengan anak,
3. Adanya kesadaran diri dimana kita harus
menghindari konfrontasi langsung,
4. Duduk yang terlalu dekat dan berhadapan
• Secara non verbal kita selalu memberi
dorongan penerimaan dan persetujuan jika
diperlukan,
1. Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari
anak, salaman dengan anak merupakan
cara untuk menghilangkann perasaan
cemas,
2. Menggambar,
3. Menulis atau bercerita,
4. Dalam menggali perasaan dan fikiran anak
disaat melakukan komunikasi.
• Usia Sekolah (5-11 tahun)
1. Perkembangan komunikasi pada anak usia ini
dapat dimulai dengan kemampuan anak
mencetak, menggambar, membuat huruf atau
tulisan besar dan apa yang dilaksanakan oleh
anak mencerminkan pikiran anak dan
kemampuan anak membaca sudah dapt
dimulai.
2. Pada usia kedelapan anak sudah mampu
membaca dan sudah mulai berpikir terhadap
kehidupan.
• Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia
sekolah ini adalah tetap masih memprhatikan
tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan
kata sederhana yang spesifik,
1. Jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan
pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui,
2. Pada usia ini keingintahuan pada aspek
fungsional dan prosedural dari objek tertentu
sangat tinggi,
3. Jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud
dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara
jelas dan ◦ Jangan menyakiti atau mengancam
sebab ini akan membuat anak tidak mampu
berkomunikasi secara efektif.
• Usia Remaja (11-18 tahun)
1. Perkembangan komuniaksi pada usia remaja ini
ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau
berdebat dan sudah mulai berpikir secara
konseptual,
2. Sudah mulai menunjukkan perasaan malu,
3. Pada anak usia ini sering kali merenung kehidupan
tentang masa depan yang akan direfleksikan dalam
komunikasi.
4. Pola pikir sudah mulai menunjukkan kearah yang
lebih positif
5. Terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa. Komunikasi
yang dapat dilakukan pada usia ini adalah
berdiskusi atau curah pendapat pada teman
sebaya, Hindari beberapa pertanyaan yang dapat
menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan
dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya
kepercayaan anak dan merupakan masa transisi
dalam bersikap dewasa
• CARA KOMUNIKASI DENGAN ANAK
1. Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting
dalam menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi
perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang
terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam
penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.
2. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi
dengan anak, antara lain:
a. Melalui orang lain atau pihak ketiga
b. Bercerita
c. Memfasilitasi
d. Biblioterapi
e. Meminta untuk menyebutkan keinginan
f. Pilihan pro dan kontra
g. Penggunaan skala
h. Menulis
i. Menggambar
j. Bermain
• CARA KOMUNIKASI DENGAN ORANG
TUA ANAK
1. Komunikasi dengan orangtua adalah
salah satu hal yang penting dalam
perawatan anak, mengingat pemberian
asuhan keperawatan pada anak selalu
melibatkan peran orangtua yang memiliki
peranan penting dalam mempertahankan
komunikasi dengan anak.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang
anak sering kita mengobservasi secara
langsung atau berkomunikasi dengan
orangtua.
• Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan
dalam komunikasi dengan orangtua diantaranya:
1. Anjurkan orangtua untuk berbicara
2. Arahkan ke fokus
3. Mendengarkan
4. Diam
5. Empati
6. Meyakinkan kembali
7. Merumuskan kembali
8. Memberikan petunjuk kemungkinan apa yang
terjadi
9. Menghindari hambatan dalam komunikasi
• TAHAPAN DALAM KOMUNIKASI
DENGAN ANAK
• Dalam melakukan komunikasi pada
anak terdapat beberapa tahap yang
harus dilakukan sebelum mengadakan
komunikasi secara langsung, tahapan
ini dapat meliputi tahap awal (pra
interaksi), tahap perkenalan atau
orientasi, tahap kerja dan tahap
terakhir yaitu tahap terminasi
Tahap Prainteraksi
1. Mengumpulkan data tentang klien dengan
mempelajari status atau bertanya kepada orangtua
tentang masalah latar belakang yang ada,
2. Mengeksplorasi perasaan,
3. Membuat rencana pertemuan dengan klien,
4. Dimana dan rencana apa yang dikomunikasikan serta
target dan sasaran yang ada
Tahap Perkenalan atau Orientasi
1. Memberi salam dan senyum pada klien,
2. Melakukan validasi (K, P,A)
3. Mencari kebenaran data yang ada dengan wawancara,
4. Mengobservasi atau pemeriksaan yang lain,
5. Memperkenalkan nama kita dengan tujuan agar selalu ada yang memperhatikan terhadap
kebutuhannya,
6. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien karena akan mempermudah dalam
berkomunikasi dan lebih dekat
7. Menjelaskan tanggungjawab perawat dan klien,
8. Menjelaskan peran kita dan klien,
9. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan,
10. Menjelaskan tujuan,
11. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan menjelaskan
kerahasiaan.
Tahap Kerja
1. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya,
karena akan memberitahu tentang hal-hal yang
kurang dimengerti dalam komunikasi,
2. Menanyakan keluhan utama,
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik dan
melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.
TahapTerminasi
1. Menyimpulkan hasil wawancara, meliputi evaluasi
proses dan hasil,
2. Memberikan reinforcement positif,
3. Merencanakan tindak lanjut dengan klien,
4. Melakukan kontrak (tempat,waktu dan topik),
5. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.
FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI
KOMUNIKASI DENGAN ANAK

1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Usia tumbuh kembang
5. Status kesehatan anak
6. Sistem sosial
7. Saluran
IMPLIKASI KOMUNIKASI DALAM
KEPERAWATAN
1. Ajak bicara lebih dahulu dengan orangtua sebelum berkomunikasi dengan
anak atau mengkaji anak dengan menjalin hubungan dalam tindakan
keperawatan.
2. Lakukan kontak dengan anak dengan mengawali bercerita atau teknik lain
agar anak mau berkomunikasi.
3. Berikan mainan sebelum masuk kedalam pembicaraan inti.
4. Berikan kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemeriksaan yang
diinginkan sambil duduk, berdiri atau tidur.
5. Lakukan pemeriksaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang
berdampak trauma lakukan diakhir pemeriksaan.
6. Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri
kesempatan untuk memegang alat periksa.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai