Anda di halaman 1dari 18

HORMON - HORMON PLASENTA

1. Gonadotropin Korionik Manusia


(hCG)
hCG adalah suatu glikoprotein dengan aktifitas yang sangat
mirip dengan LH. Bekerja di reseptor yang sama di membran
plasma

Molekul hCG terdiri dari sub unit α dan β dan bersatu dengan
ikatan kovalen. Secara struktur, hCG terkait dengan 3 hormon
glikoprotein lain, yaitu LH, FSH dan TSH. Sub unit α keempat
hormon ini identik sedang sub unit β FSH dan TSH serta sub unit β
LH dan hCG memiliki kemiripan.

Sintesis materi α dan β hCG diatur secara terpisah. Molekul


hCG terutama disintesis di sinsitiotrofoblas. Setelah kehamilan
6 minggu, hampir seluruhnya terlokalisir di sinsitium.
hCG merupakan salah satu produk pertama sel
trofoblas embrio yang memberi informasi bahwa
telah terjadi konsepsi

Fungsi utama hCG adalah untuk mempertahankan


produksi progesteron corpus luteum sampai plasenta
dapat mengambil alih peran produksi progesteron pada
usia gestasi sekitar 6 – 8 minggu.

Setelah plasenta menjadi tempat utama sintesis


progesteron, peran utama hCG berubah dari
pemeliharaan corpus luteum menjadi pemeliharaan
produksi progesteron dari sinsitiotrofoblas.
Di akhir T-1, hCG menstimulasi gonad janin untuk membuat hormon
steroid yang bertanggungjawab untuk diferensiasi genitalia interna
dan eksterna

Sekresi testosteron oleh testis janin mencapai


maksimum pada saat yang sama ketika kadar hCG
dalam kehamilan mencapai maksimum. Saat
penentuan diferensiasi jenis kelamin janin laki-laki,
hCG yang masuk ke plasma janin dari
sinsitiotrofoblas, berfungsi sebagai wakil LH,
merangsang replikasi sel-sel leydig testis janin dan
sintesis testosteron untuk mendorong diferensiasi
jenis kelamin pria

hCG mungkin bekerja untuk meningkatkan


vasodilatasi-pembuluh uterus dan relaksasi otot
polos miometrium.
Kadar hCG darah
meningkat pesat di
usia gestasi 8-10
Molekul hCG dapat minggu. Mulai
dideteksi dalam minggu ke 10-12, Konsentrasi hCG
plasma bumil sekitar kadar hCG plasma dalam serum ibu
7,5-9,5 hari setelah ibu berkurang dan meningkat 2x lipat
lonjakan LH sebelum mulai minggu ke-20, tiap 2-3 hari di awal
ovulasi hCG dipertahankan kehamilan, hal ini
dalam kadar rendah dapat menjadi
sepanjang skrining untuk
kehamilan. membedakan
kehamilan normal
dan tidak normal.
Kegagalan
Konsentrasi peningkatan hCG
menjadi indikasi
hCG dalam implantasi abnormal
serum dan dan kadar yang
berlebihan
urin mengindikasikan
kehamilan kembar
2. Hormon Laktogen Plasenta

protein ini disebut Laktogen Plasenta Manusia (HPL) atau


Somatotropin Korionik.
HPL terdeteksi di sinsitiotrofoblas sejak minggu ke 2-3 setelah
fertilisasi. hPL nampaknya berfungsi pada metabolisme.

Efek Metaboliknya :
a. Lipolisis dan peningkatan kadar asam lemak bebas dalam
sirkulasi sehingga tersedia energi untuk metabolisme ibu dan
janin
b. Efek anti insulin yang mendorong sintesis protein dan
menghasilkan sumber asam amino yang dapat dimobilisasi
untuk janin.
HORMON PROTEIN PLASENTA
4. Relaksin,
1. bekerja pada otot polos
3. Hormon Pelepas miometrium untuk
adrenokortikotropik
menyerupai-Hormon merangsang adenilil
(ACTH) telah
Hipotalamus. Untuk siklase dan untuk
berhasil diisolasi dari
setiap hypothalamic- meningkatkan
jaringan plasenta.
releasing hormone , ­ relaksasi uterus.
Peran fisiologis
GnRH, TRH, CRH, Namun, pemahaman
ACTH plasenta
GHRH, dan somatostatin tentang sintesis dan
masih belum jelas
terdapat sebuah hormon kerja relaksin masih
analog yang dihasilkan di jauh dari sempurna.
plasenta manusia .
2. tirotropin Namun, peran hormon-
korionik. hormon ini dalam
peran biologis yang 5. Protein terkait
trofoblas belum diketahui hormone Paratiroid
signifikan dari dengan sempurna PTH-rP.
peptida ini pada Diperkirakan bahwa
kehamilan normal hormone ini berfungsi
manusia belum 6. Varian Hormone sebagai paratiroid janin
diketahui. Pertumbuhan
Hormon Pelepas Gonadotropin
GHRH.ditemu
kan di plasenta
manusia .
Fungsi GHRH
plasenta belum
diketahui

Sintesis chorionic
thyroid-releasing
hormone (cTRH)
di plasenta sudah
terbukti. Namun
fungsinya belum
diketahui
Hormon Pelepas
Kortikotropin CRH.
Kadar menjelang
persalinan meningkat
tinggi. Efek biologisnya
diperkirakan ikur
mnginduksi kontaksi
miometrium saat
persalinan
Hormon Peptida Plasenta

NEuropeptida Y (NPY). Reseptor untuk NPY telah ditemukan


di plasenta, dan pemberian NPY ke sel-sel plasenta
menyebabkan pelepasan CRH.

Inhibin dan Aktivin. Inhibin, yang dihasilkan plasenta, dan


sejumlah hormon steroid seks yang diproduksi selama
kehamilan manusia, mungkin berfungsi menghambat sekresi
FSH sehingga mencegah ovulasi selama kehamilan.

Peptida Natriuretik Atrium (ANP)


Peptida yang terdiri dari 28 asam amino ini berfungsi
menimbulkan natriuresis, diuresis, dan vasorelaksasi.
Kelenjar Adrenal janin

Korteks adrenal adalah organ produk-produk Dehidroepiandrosteron


terbesar janin. Di kehamilan sekretorik utama kelenjar
aterm, beratnya setara sulfat (DSdiubah
adrenal janin adalah menjadi 16-
dengan kelenjar adrenal pada
orang dewasa. pregnenolon sulfat dan hidroksidehidroepiandr
Korteks adrenal memulai dehidroepiandrosteron
osteron sulfat di hati
proses involusi segera setelah sulfat.
dan kelenjar adrenal
lahir. Berat nya menyusut Saat biosintesis estrogen
mencolok di minggu pertama janin.
di plasenta manusia,
setelah lahir, dan ukuran dehidroepiandrosteron Steroid-steroid ini
yang dicapai oleh kelenjar
sulfat (DS),isekresikan kemudian diubah
janin tepat sebelum lahir menjadi estrogen di
tidak lagi tercapai sampai dalam jumlah sangat
besar oleh kelenjar plasenta, yaitu estradiol­
masa remaja atau dewasa
dini. adrenal janin, 17 (E2) dan estriol (E3).
ESTROGEN
Kehamilan normal manusia menjelang aterm merupakan suatu keadaan

1

hiperestrogenik skala besar. Dengan analogi serupa, jumlah estrogen


yang diproduksi plasenta dalam kehamilan normal > dari yang
disekresikan oleh ovarium dari 200 wanita ovulatorik selama periode 40
minggu yang sama.

2 Placenta menghasilkan estrogen serta


progesteron dalam jumlah besar

Keadaan hiperestrogenik pada kehamilan ini adalah

3

keadaan yang semakin menguat seiring dengan.


berlanjutnya kehamilan dan kemudian berhenti
mendadak setelah pela­hiran.
Biosintesis Estrogen Plasenta

 Jalur sintesis estrogen di plasenta manusia


berbeda dari yang terdapat di folikel ovarium (sel
granulosa) wanita tidak hamil

 plasenta memiliki kapasitas luar biasa untuk


mengubah steroid-C19 yang sesuai menjadi estron
dan estradiol-17.
Steroid-steroid-C19 ini adalah
dehidroepiandrosteron, androstenedion, dan
testosteron, yang diubah menjadi estron, estradiol­-
17 atau keduanya.
Besarnya jumlah dehidroepiandrosteron sulfat di
plasma dan waktu paruhnya yang jauh lebih lama
menyebabkan zat ini dikualifikasikan sebagai
prekursor utama untuk sintesis estradiol-17 plasenta.

Kelenjar adrenal ibu tidak menghasilkan cukup banyak


dehidroepiandrosteron sulfat selama hamil sehingga
hanya sedikit berperan dalam biosintesis estrogen
plasenta. Pada kehamilan manusia, kelenjar adrenal
janin merupakan sumber prekursor estrogen plasenta
yang penting secara kuantitatif.
Keadaan janin Yang Mempengaruhi
Produksi Estrogen


kematian janin manusia diikuti oleh
Kematian Janin penurunan mencolok kadar estrogen
dalam urin.

Janin ●
Tanpa zona janin di korteks adrenal, seperti pada
anensefalus, pembentukan estrogen plasenta (terutama

Anensef estriol) sangat terbatas karena prekursor steroid-C19.


terbatas. hampir semua estrogen yang dihasilkan pada ibu
dengan janin anensefalus berasal dari pemanfaatan
dehidroepiandrosteron sulfat plasma ibu oleh plasenta.
• Terdapat suatu penyakit yang jarang
ditemukan pada kehamilan manusia
Hipoplasia yang menyebabkan hipoplasia adrenal
pada janin normal.
Adrenal Janin

• menyebabkan sulfat-sulfat steroid-C19


Defisiensi tidak mengalami hidrolisis, yaitu langkah
enzimatik pertama dalam pemanfaatan
Sulfatase prahormon darah ini oleh plasenta untuk
Plasenta biosintesis estrogen.

• Dehidro epiandrosteron sulfat adrenal


Defisiensi janin, yang diproduk­si dalam jumlah
besar, diubah di plasenta menjadi
Aromatase androstenedion, tetapi karena terdapat
Plasenta defisiensi aromatase, androstenedion
tidak dapat diubah menjadi estradiol-17.
• Menurunnya pembentukan LDL janin akan
Defisiensi
membatasi produksi dehidroepi­androsteron
Biosintesis sulfat oleh adrenal janin, sehingga ketersediaan
Kolesterol LDL prekursor untuk sintesis estrogen di plasenta
Janin juga berkurang.

• kemungkinan terbesar penyebabnya adalah


Sindrom Down kurang adekuatnya pembentukan steroid C19 di
kelenjar adrenal janin trisomik ini

• Kausa tersering menurunnya


Menurunnya pembentukan estrogen oleh plasenta
Pemakaian LDL oleh (selain kematian janin) ada­lah
Adrenal Janin penurunan pemakaian LDL plasma
oleh adrenal janin. Rangkaian
kejadian ini paling sering dijumpai
pada kehamilan yang dipersulit oleh
Eritroblastosis Janin hipertensi atau diabetes berat
Tumor Penghasil
Androgen pada
Ovarium

Penyakit Ginjal Disfungsi


Pada IBu Adrenal Ibu

Kondisi Ibu
Yang
Mempengaruhi
Pembentukan
Estrogen
Hipertensi dan Pemberian
Diabeates Pada Glukokortikost
Ibu eroid

Penyakit
Trofoblastik
Gestasional
PROGESTERON
plasenta harus mengandalkan kolesterol eksogen untuk membentuk
progesteron. kolesterol plasma ibu merupakan prekursor utama untuk
biosintesis progesteron pada kehamilan (mencapai 90 persen).

trofoblas lebih suka menggunakan kolesterol LDL untuk biosintesis


progesteron. biosintesis progesteron oleh plasenta berlangsung
melalui pemanfaatan prekursor dari ibu, yaitu kolesterol LDL

Progesteron disintesis dari kolesterol dalam suatu reaksi enzimatik dua ­


langkah.
pertama, kolesterol diubah di mitokondria menjadi zat antara steroid,
pregnenolon, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim pemutus rantai-
samping kolesterol sitokrom P450. Pregneno­lon diubah menjadi progesteron di
mikrosom, oleh 3-hidroksisteroid dehidrogenase, 5-4-isomerase.

Anda mungkin juga menyukai