Liberalis
Liberalis
MUHAMMAD (2018008250)
Definisi norma-norma
Norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya suatu nilai yang mengatur dan
memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat
untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma (norm)
atau kaidah yang merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi (soekanto:
1989:7)
Definisi moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Definisi norma-
norma
Norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya suatu nilai yang mengatur dan
memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat
untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma (norm)
atau kaidah yang merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi (soekanto:
1989:7)
Jenis-jenis Norma
Norma susila Norma Norma agama Norma
kesopanan hukum
Yaitu peraturan Yaitu ketentuan Yaitu ketentuan Yaitu ketentuan
hidup yang hidup yang hidup yang yang dibuat
berasal dari berasal dari berasal dari oleh pejabat
hati nurani pergaulan tuhan yang maha yang
manusia. dalam esa, yang isinya berwenang
Norma susila masyarakat. berupa larangan, yang
menentukan Dasar dari perintah- mempunyai
mana yang baik norma perintah, dan sifat memaksa
dan mana yang kesopanan ajaran. Norma untuk
buruk. adalah agama berasal melindungi
kepantasan, dari wahyu tuhan kepentingan
kebiasaan dan dan mempunyai manusia dalam
kepatutan yang nilai yang pergaulan
berlaku dalam fundamental hidup di
masyarakat. yang mewarnai masyarakat
berbagai norma dan mengatur
yang lain, seperti tata tertib
norma susila, kehidupan
norma bermasyarakat.
kesopanan, dan
norma hukum.
Karasteristik Norma-norma Moral
______
Adam smith dan
liberalis
Give me that which I want, and you shall have this wich you want LIS
Pemikiran smith tentang ekonomi pasar bebas mempunyai implikasi etika yang
sangat menarik.
Smith mengatakan bahwa manusia didorong oleh; the universal desire to
Prof Moral (1723-1790)
better his own condition.
Semua orang ingin bisa maju dalam kehidupannya, dan ambisi ini tidak
pernah akan meninggalkan manusia seumur hidup. Keprihatinan pertama kita
bukan supaya orang lain maju tapi tertuju pada kepentinga diri.
Hal itu tidak menujukkan bahwa kita tidak etis.
Kata smith untuk bisa menjadi manusia yang maju, kita harus bisa
membedakan antara self love and self ishness.
Liberalisme
liberalism adalah tekanannya pada
kebebasan Individual. Negara harus
menjaga agar warganya beserta
miliknya dalam keadaan aman sehingga
tidak akan terjadi tindakan yang
meresahkan masyarakat, seperti
perampokan atau pencurian. Selain itu,
Negara member kesempatan seluas-
luasnya kepada warganya untuk
menjalankan kebebasannya sendiri.
PERTENTANGAN DAN PERDAMAIAN ANTARA LIBERALISME DAN
SOSIALISME
Sosialisme
Komunitis
Sosialisme Komunitis
atau komunisme
menolak milik pribadi.
Menurut mereka, milik
pribadi harus menjadi
milik bersama atau
milik kolektif.
Memperbaiki kesejahteraan
Sosialisme Sosialisme Demokratis kaum pekerja melalui
perundangan-undangan
Sosialisme demokratis juga social
Sebaiknya sosialisme dilihat menempatkan masyarakat di
Kesehjateraan dan
atas individu. Tetapi, berbeda
sebagai reaksi atas dengan komunisme, mereka keselamatan kerja
ditingkatkan.
ketidakberesan dalam tidak bersedia mengorbankan
sistem pemerintahan
masyarakat yang disebabkan demokratis mereka anggap Ditentukan syarat-syarat
oleh liberalisme. sebagai sebuah perolehan untuk memberhentikan
modern yang sangat berharga. para pekerja.
Karena itu, mereka ingin
mewujudkan cita-cita sosialitas Dibangun sistem jaminan
melalui jalan demokratis sosial untuk mereka yang
suda tidak bisa bekerja lagi
karena sakit atau sudah tua.
Ditetapkan upah
minimum
bebas (liberalis) dan
terpusat (sosialis)
Sementara dalam kenyataannya banyak negara barat yang maju dalam bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dan rakyatnya hidup relatif sejahtera.
bebas (liberalis) dan
terpusat (sosialis)
Soekarno yang sedari awal menunjukan sikap tidak simpati terhadap kekuatan
kapitalisme yang saat itu AS menjadi ikon paham ini… Secara tegas menyatakan
bahwasanya : Marhaenisme adalah Marxisme yang diterapkan sesuai dengan situasi
dan kondisi Indonesia.
Namun Bung Karno juga memahami kata kapitalisme dalam arti yang netral. Itulah
sebabnya kita saksikan Bung Karno yang sangat bersahabat dengan para kapitalis
pribumi yang memberikan dukungan finansial kepadanya dalam perjuangannya.
Mereka antara lain adalah Dasaad, Hasyim Ning, Jasin Tambunan dan masih banyak
lagi.
Kapitalisme menyusupi banyak negara hingga negara - negara berideologi Komunisme
seperti Republik Tiongkok dan Republik Kuba yang sekarang menggunakan
Komunisme hanya sebagai kostum dan alat bagi pemimpin nya untuk tetap berkuasa
dan berdiri di antara negara - negara lain di dunia internasional.
bebas (liberalis) dan
terpusat (sosialis)
Mungkin Indonesia termasuk negara yang mengarah pada paham social liberalism
yang mencari keseimbangan antara kebebasan individu dan keadilan sosial.
Pemerintah diberi kewenangan untuk mengatur kehidupan ekonomi dan masalah-
masalah sosial yang ada di masyarakat. Masyarakat diusahakan agar sejahtera tanpa
membelenggu kebebasan perseorangan.
Rumah mewah, kaya, mobil bagus, perusahaan dan pabrik sendiri, liburan keliling
dunia, dan sebagainya itu adalah kemauan dan keinginan semua orang atas milik
pribadi_ semua orang berhak atas kepemilikan itu dan tidak juga mencerminkan
etika tidak baik atau pelanggaran norma dan etika bisnis. Karena esensi dari etika
bisnis adalah hak asasi dari pekerja itu sendiri.
bebas (liberalis) dan
terpusat (sosialis)
Pelabelan liberalis, sekuleris, kapitalis, atheis dan isme-isme lain, sebenarnya tidak
segampang dugaan banyak orang dan tidak mencerminkan etika seseorang
(organisasi) dalam BISNIS. Paham isme-isme tersebut adalah buah pikiran filosofis
manusia. Maka untuk memahaminya diperlukan pemikiran koprehensif dan
konseptual tanpa meninggalkan dialektikanya dengan keadaan sejarah dan
sosialnya. Penilaian apakah cara pikir itu liberalis apa tidak, harus dilihat
kontekstualnya, tergantung pada arah pembicaraan yang hendak dituju untuk
menghindari sikap bias dan asal hantam.