Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEBAKARAN

Oleh:
SITI KHANIFATURROHMAH
18012028
Unsur-Unsur Bahan Mudah Terbakar

Bahan mudah terbakar yang berpengaruh terhadap terjadinya kebakaran


tergantung pada :

Titik nyala ( flash point ) : Titik nyala suatu zat cair yang mudah terbakar adalah suhu
terendah dimana pada suhu tersebut zat cair itu menyebabkan cukup uap untuk
membentuk campuran yang dapat menyala dengan udara didekat permukaan cairan atau
bahan dalam menyala, makin besar bahaya zat cair tersebut cairan dengan titik nyala di
bawah suhu kamar lebih berbahaya dari pada cairan dengan titik nyala yang lebih tinggi
Sifat pembakaran oleh karena pemanasan : Suhu menyala sendiri yang dipengaruhi oleh
keadaan fisik dan cepatnya pemanasan. Uap beberapa zat cair menyala pada
pemasangan oleh permukaan dengan suhu 260C atau dibawahnya. Bahan lain seperti
logam dalam bentuk bubuk halus mengalami proses pemanasan sendiri dan menyala
dengan zat asam di udara. Bahan seperti jerami dapat menjadi panas dan terbakar
sebagai akibat fermentasi dan oksidasi.

Kemampuan zat yang mudah menyala untuk bercampur dengan air : Hal ini sangat
penting karena titik nyala akan naik bila air akan dicampur dengan zat tersebut.
Seperti alkohol dan aseton dapat bercampur baik dengan air sehingga nyala tidak
dapat terbakar dengan pengeceran air.
Prinsip Dasar Segitiga Api
A. Teori Segitiga Api
Teori segitiga api dikenal dengan piramida api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya
kebakaran adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen
tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar.
Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat yaitu rantai reaksi
kimia. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling berinteraksi
secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau
pembakaran.
Rumus: CH4+O2+(X)panas->H20+CO2+Y(panas)

Cara membaca:
Metana ketika direaksikan dengan gas O2 dalam keadaan panas menghasilkan uap air dan gas
karbondioksida dan panas.
Metana adalah gas murni di udara. Disebut pembakaran karena panas dari metana dan gas O2
sehingga menghasilkan CO2
Secara sederhana susunan kimiawi dalam proses kebakaran dapat digambarkan
dengan istilah “Segitiga Api”. Teori segitiga api ini menjelaskan bahwa untuk dapat
berlangsungnya proses nyala api diperlukan adanya 3 unsur pokok, yaitu: bahan yang
dapat terbakar (fuel), oksegen (O2) yang cukup dari udara atau dari bahan oksidator, dan
panas yang cukup.

Berdasarkan teori segitiga api tersebut, maka apabila ketiga unsur di atas bertemu
akan terjadi api. Namun, apabila salah satu unsur tersebut tidak ada, maka api tidak akan
terjadi.
B. Proses Perpindahan Benda Menjadi Panas.
Proses berpindahnya suatu benda menjadi bersuhu panas disebabkan oleh 3 jenis
perpindahan kalor yaitu :
1.  Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat tersebut tidak
disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Contoh: perebusan kayu pada
perusahaan kertas
2. Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, terjadilah
konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin). Contoh: asap cerobong
pabrik yang membumbung tinggi ke udara.
3.  Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Radiasi biasanya disertai
cahaya. Contoh: tubuh terasa hangat ketika berada disumber api.
C. Klasifikasi Bahan Mudah Terbakar dan Bahan Tidak Mudah
Terbakar

Pada umumnya semua benda di alam dapat dibakar dan ada yang sulit dibakar. Hal
tersebut disebabkan karena masing-masing bahan memiliki titik nyala (flash point) yang
berbeda-beda. Benda-benda yang mudah terbakar terbagi menjadi 3 golongan:

Benda padat: kayu (FP 282oC), kertas, karet, tekstil


Benda cair: avtur, bensin (FP -43oC atau -45oF), minyak tanah, spiritus, solar, oli (180oC)
Benda gas: acetilin, butane, LNG
Sedangkan bahan yang tidak mudah terbakar antara lain :

Besi Alumunium Kwarsa Serat kaca Poliester (421oC/790oF)

Keramik, biasanya digunakan untuk lantai, dll

Fire brick, bata tahan api, batu tahan api biasanya digunakan didalam ruang bakar
atau tungku.

Semen api atau semen tahan api, atau air setting mortar. digunakan untuk
merekatkan batu tahan api.

Castable digunakan untuk mengecor bagian tungku yang tidak bisa menggunakan
batu tahan api.

Insulation brick atau batu isolasi. dipasang setelah batu tahan api.

Rock woll, fibre blanket digunakan untuk melapisi bagian yang panas seperti
dinding furnace atau pipa steam.
Jenis-Jenis Api

Api adalah zat panas yang ditimbulkan dari benda yang terbakar, berasal dari proses
oksidasi sehingga berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya
(dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh
mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.
Warna Api biasanya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan digunakan untuk
menentukan apakah suatu bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi (pembakaran)
sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar
api unggun, perapian atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat
sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia (misal,
pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya).
Api memiliki 3 warna yang berbeda, yaitu:
1.      Api Merah
Api berwarna merah / kuning ini biasanya bersuhu dibawah 1000 derajat celcius. Api
jenis ini termasuk api yang “kurang panas” dikarenakan jarang atau kurang sering
digunakan di pabrik-pabrik industri baja/material.
2.      Api Biru
Api berwarna biru merupakan api yang mungkin sering dijumpai di dapur tepatnya
pada kompor gas. Rata-rata suhu api yang berwarna biru kurang dari 2000 derajat
celcius. Api ini berbahan bakar gas dan mengalami pembakaran sempurna.
3.      Api Putih
Ini merupakan api paling panas yang ada di bumi. Warna putihnya itu dikarenakan
melebihi suhu 2000 derajat celcius. Api inilah yang berada di dalam inti matahari, dan
muncul akibat reaksi fusi oleh matahari. Api ini paling banyak digunakan di pabrik-
pabrik yang memproduksi material besi dan sejenisnya.
Klasifikasi Kebakaran

Kebakaran dikelompokkan berdasarkan sumber penyebab api yang

muncul dalam kejadian kebakaran. Klasifikasi (kelas) kebakaran secara

umum merujuk pada klasifikasi Internasional yaitu klasifikasi (kelas)

kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association). NFPA

membagi klasifikasi kebakaran menjadi 6 kelas yaitu: 


Kelas

berasal dari benda padat seperti


kayu, kapas, plastik, kertas, kain,
dll.

berasal dari gas, uap dan cair.


Seperti: metana, amoniak, solar.

berasal dari listrik (arus pendek).


Kelas

berasal dari logam yang mudah


terbakar misalnya: magnesium,
alimunium, dll.

bahan-bahan radioaktif.

lemak dan minyak masakan.


Satuan Pengukur Panas

Salah satu bentuk energi dimuka bumi ini adalah panas. Satuan panas
adalah derajat sedangkan alat pengukur panas adalah termometer. Termometer
menurut satuan pengukuran yang digunakan yaitu:
1.      Termometer celcius (oC)
2.      Termometer reamur (oR)
3.      Termometer fahrenheit (oF)
4.      Termometer kelvin (oK)

Anda mungkin juga menyukai