Definisi • Kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi (ICPD, 1994) Sejarah perkembangan di Indonesia • 1807: Pelatihan dukun bersalin • 1952: Pelayanan KIA melalui BKIA - memperbaiki, memelihara, meningkatkan derajat kesehatan wanita hamil, menyusui, bayi dan anak pra-sekolah. • 1972: Pelayanan KIA di Puskesmas - dengan prioritas penurunan AKB • Juni 1988: Pencanangan Gerakan Safe Motherhood sebagai tindak lanjut dari Konperensi I Safe Motherhood di Nairobi • 1990: Gerakan Safe Motherhood global Sejarah perkembangan di Indonesia • 1992: BKKBN/Meneg Kependudukan: • Gerakan KB Nasional • Gerakan Reproduksi Sehat Sejahtera • Gerakan Ketahanan Keluarga Sejahtera • 1992: UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan & Pembangunan Keluarga Sejahtera • Dijabarkan dengan PP No.21 dan PP No.24 Tahun 1994 • Peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia kawin, pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan masyarakat, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera Sejarah perkembangan di Indonesia • 1994: International Conference on Population and Development, Cairo - paradigma baru kesehatan reproduksi - Rencana Kerja Bab VII • Pelayanan konseling dan KIE KB • Penyuluhan dan pelayanan prenatal, persalinan aman, dan pelayanan pasca persalinan • Pencegahan & penanganan komplikasi keguguran • Pencegahan dan pengobatan infeksi saluran reproduksi, PMS, dan gangguan kesehatan reproduksi lainnya • Pencegahan dan pengobatan infertilitas • KIE tentang perkembangan seksualitas, kesehatan reproduksi dan kewajiban orang tua yang bertanggung jawab Sejarah perkembangan di Indonesia • Mei 1995: World Health Assembly ke48 - Strategi global kesehatan reproduksi - rencana kegiatan untuk melaksanakan, menunjang dan melembagakan pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehatan dasar. • Mei 1996: Lokakarya Nasional KESPRO (DEPKES) • Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial • Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif • Mei 1996: Semiloka Nasional Kemitrasejajaran Pria dan Wanita (Meneg UPW) Sejarah perkembangan di Indonesia • 21 Juni 1996: Lokakarya Percepatan Penurunan AKI (Meneg UPW), Bogor - cikal bakal GSI • 1997: Gerakan Sayang Ibu • Lintas sektor, peranan Pemerintah Daerah • Peningkatan status wanita • Pemberdayaan ibu hamil, keluarga, dan masyarakat • Pelaksanaan KB, peningkatan aksesibilitas terhadap pelayanan, peningkatan pelayanan rujukan Tujuan KESPRO Meningkatkan kesadaran akan harga diri dan kemandirian wanita dalam kontrol diri (tubuh secara fisik), kehidupan seksualitasnya, dan pada akhirnya seluruh jalan hidupnya, dalam rangka memperbaiki status kesehatan wanita guna memperoleh derajat kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual yang optimal serta kemampuan untuk menjalankah hak reproduksinya (UU No.23 Tahun 1992 Bab II Ayat 3) Perubahan Konsep(1) • Pelayanan KESPRO (yang terpadu) tidak hanya meliputi KIA dan KB, tetapi juga program-program lain (khususnya dalam konteks pelayanan kesehatan dasar), misalnya penanggulangan PMS. • Pendekatan multisektoral (sesuai hasil ICPD Kairo 1994) yang ditujukan pada inti konsep KESPRO utama, yaitu promosi hak- hak reproduksi wanita untuk memperoleh derajat KESPRO yang memadai. Perubahan Konsep(2) • Perubahan sikap dalam kehidupan berkeluarga yang menitikberatkan pada tanggung jawab pria atas prilaku seksual atau reproduksi serta akibatnya terhadap fungsi dan proses reproduksi dalam kehidupan berkeluarga. • Penyadaran bahwa peningkatan pelayanan KESPRO berarti kualitas pelayanan yang lebih baik dilihat dari perspektif klien - ukuran kualitas pelayanan yang memuaskan ialah bila klien memperoleh pemahaman yang akurat dan memadai tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi Ruang lingkup masalah KESPRO • Praktek tradisional pada masa anak-anak yang berakibat buruk terhadap KESPRO • KESPRO remaja: kehamilan remaja, kekerasan dan pelecehan, unsafe sex practices • Tidak terpenuhinye kebutuhan ber-KB, berkait dengan unsafe abortion • morbiditas dan mortalitas ibu dan anak pada masa kehamilan, persalinan, dan pasca-persalinan • ISR - berkait dengan PMS • Kemandulan - berkait dengan ISR dan PMS • Sindrom pre dan post-menopause dan andropause • Masalah (hormonal) pada usia lanjut 12
PAKET PELAYANAN KESPRO
DI INDONESIA Pelayanan Kespro Terpadu (PKRT) Dilaksanakan melalui: A. Paket Pelayanan Kespro Esensial (PKRE) 1. Safe motherhood (kesehatan ibu dan perinatal) 2. Family planning (KB) 3. STD & HIV/AIDS (PMS dan HIV/AIDS) 4. Adolescent reproductive health (kespro remaja)
B. Paket Pelayanan Kespro Komprehensif (PKRK)
Paket 1-4, + 5. Program kespro lansia dan atau komponen Kespro lainnya mis pencegahan dan penanganan kekerasan perempuan dan anak, pencegahan penanggulangan kanker, aborsi, dsb Determinan • Faktor sosial-ekonomi & demografi: kemiskinan, pendidikan, ketidaktahuan, lokasi tempat tinggal • Faktor budaya & lingkungan: praktek tradisional yang berakibat buruk, banyak anak banyak rezeki, informasi yang membingungkan anak dan remaja • Faktor psikologik: dampak keretakan orang tua terhadap anak, depresi akibat ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga pada wanita • Faktor biologik: cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca-PMS Keluarga Berencana (UU No. 10 Tahun 1992) • Adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahahan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera Kontribusi Program KB Nasional • Dapat dilihat melalui pelaksanaan MPS (Making Pregnancy Safer) 2001 – 2010 • Pesan kunci …setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan • Pelayanan KB merupakan pelayanan preventif paling dasar dan utama • Pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan Kesehatan Reproduksi Istilah –istilah dalam KB • Pasangan suami isteri (PUS) : Pasangan suami isteri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dlm satu rumah ataupun tidak, dimana umur isteri antara15-49 th.
• Akseptor KB (peserta keluarga berencana) :
Pasangan usia subur dimana salah seorang dari pasangan tersebut menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program. Perkembangan Tujuan KB • Dimulai dengan meningkatkan Kes Ibu • Mengatur jarak kelahiran • Mengusahakan pasangan infertil mempunyai anak • Merencanakan jumlah anak • Meningkatkan mutu keluarga