Anda di halaman 1dari 14

AMHS

(ATS MESSAGE HANDLING SYSTEM)


BY VA N I A K Y L A E M E RY
30518023
A E R O N AU T I C A L C O M M U N I C AT I O N B AT C H I V A L P H A
KP 008 TAHUN 2017 TENTANG
TATANAN JARINGAN KOMUNIKASI
PENERBANGAN
TATA N A N
JARINGAN
KO M U N I K A S I
PENERBANGAN
NASIONAL
Pelayanan Telekomunikasi
Penerbangan Terdiri Dari :

1. Pelayanan aeronautika tetap


(aeronauticalfixed services);

2. Pelayanan aeronautika
bergerak (aeronautical mobile
services);

3. Pelayanan radio navigasi


aeronautika (aeronautical
radio navigation services).
JARINGAN
KO M U N I K A S I
PENERBANGAN
TERDIRI DARI
D UA B A G I A N

• Jaringan komunikasi
antarstasiun
penerbangan
(ground-ground).
• Jaringan
komunikasi lalu
lintas penerbangan
(air-ground).
JARINGAN
KO MUN IKA SI
A N T A R S TA S I U N
PENERBANGAN
(GROUND-
GROUND)
1.Aeronautical Fixed Telecommunication Network (AFTN)
- AFTN merupakan jaringan yang digunakan dalam
pertukaran berita ATS antar stasiun penerbangan.

AFTN disebut juga circuit switching network dimana setiap


pertukaran data dilakukan dengan switch dari titik ke titik
(tidak menggunakan routing).

2. Direct Speech (DS)


- DS berfungsi sebagai jaringan koordinasi berbasis suara
antar stasiun penerbangan. Komponen utama DS terdiri
dari DS user terminal dan DS switch. DS switch juga sering
disebut dengan voice communication switch.
3.Jaringan Data Pengamatan Penerbangan
- Jaringan data pengamatan penerbangan berfungsi
sebagai jaringan pengiriman data pengamatan
penerbangan dari ground station radar ke sistem automasi.
Jaringan ini terdiri dari jaringan radar dan jaringan
Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B)
KONSEP JARINGAN KOMUNIKASI PENERBANGAN
NASIONAL YANG TERINTEGRASI.
A. BENTUK JARINGAN

Topologi jaringan komunikasi


penerbangan nasional secara
umum akan berubah dari
sistem jaringan point to point
menjadi point to multipoint
dengan mempertimbangkan
kebutuhan kapasitas data.
Perubahan sistem jaringan
menjadi point to multipoint
memungkinkan pilihan routing
jaringan, sehingga
meningkatkan redundansi.
Komponen jaringan ini yang
Jaringan komunikasi lalu terdiri dari Tx dan Rx
JARINGAN
KOMUNIKASI LALU
lintas penerbangan melayani (transmitter dan receiver)
pertukaran data antara yang tersebar di
LINTAS PENERBANGAN
stasiun penerbangan dan beberapalokasi yang
pesawat.
berfungsi untuk
memperluas cakupan
komunikasi ground to air

jaringan komunikasi
penerbangan nasional dapat
Komunikasi penerbangan terhubung dengan jaringan VPN
nasional secara umum akan regional.
berubah dari sistem jaringan Hal ini memudahkan
point to point menjadi point to interkoneksi antar negara,
multipoint dengan khususnya negara-negara
mempertimbangkan kebutuhan anggota ICAO.
Konsep Jaringan kapasitas data. Perubahan
Komunikasi Penerbangan sistem jaringan menjadi point
Nasional yang Terintegrasi to multipoint memungkinkan
VPN adalah suatu koneksi antara
pilihan routing jaringan,
satu jaringan dengan jaringan
sehingga meningkatkan
lainnya secara private melalui
redundansi.
jaringan public.
B.
PA R A M AT E R
PERFORMANSI
Parameter performansi pada jaringan
komunikasi penerbangan nasional
mengacu pada peraturan
perundangan dan dokumen ICAO
9869 tentang Manual on the
RequiredCommunication Performance
(RCP) yang meliputi :

a. Transaction time;

b. Continuity;

c. Availability;

d. Reliability;

e. Accuracy;

f. Integrity.
KONSEP OPERATIONAL JARINGAN KOMUNIKASI
PENERBANGAN NASIONAL

T U J UAN R UA N G LI N GKU P
• Memberikan layanan telekomunikasi a. Pelayanan telekomunikasi
yang aman, terjamin, handal, efektif dan penerbangan
efisiensertadapat menghubungkan
b. Pelayanan informasi aeronautika
semua pihak terkait antara lain DJU,
BMKG, BASARNAS, Airline dan Airport. c. Pelayanan informasi meteorologi
Jaringan ini akan menunjang komunikasi penerbangan.
data dan suara antara stasiun darat
penerbangan dengan membentuk
komunikasi antar pihak.
PERSYARATAN Dalam menjamin keselamatan dan
MANAJEMEN kelancaran pelayanan navigasi
KESELAMATAN
JARINGAN penerbangan, jaringan komunikasi
KOMUNIKASI penerbangan yang digunakan hams
PENERBANGAN memenuhi persyaratan pengoperasian
NASIONAL
sesuai dengan peraturan tentang Standar
Kinerja Pelayanandan telah melalui tahapan
safety assessment

a. Aksebilitaas
b. Konektivitas Fisik
c. Akses Bandwidth dan Quality of Services
• KAPABILITAS d. Keamanan Jaringan
JARINGAN e. Service Level Agreement (SLA)
KOMUNIKASI f. Pengembangan Jaringan Komunikasi Penerbangan
PENERBANGAN g. Monitoring Kinerja Jaringan Komunikasi
Penerbangan
h. Pelaporan
i. Notifikasi Pelayanan
j. Rancangan Jaringan Komunikasi Penerbangan dan
IP Address.
STRATEGI TAHAPAN IMPLEMENTASI JARINGAN
KOMUNIKASI PENERBANGAN NASIONAL

KE SI A PA N
I N F R A ST U R K T U R

KESIAPAN INFRASTRUKTUR
MERUPAKAN BAGIAN PENTING
DALAM TATANAN JARINGAN
KOMUNIKASI PENERBANGAN
NASIONAL. KONDISI SAAT INI
MASIH TERDAPAT FASILITAS
TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN
YANG BELUM MEMILIKI
KEMAMPUAN UNTUK
MENGGUNAKAN JARINGAN
KOMUNIKASI DENGAN TEKNOLOGI
VPN.
TAHAPAN KONVERGENSI JARINGAN
KOMUNIKASI PENERBANGAN NASIONAL

Bertujuan untuk menentukan tahapan transisi dari sistem konvensional (berdiri sendiri)
mengarah ke sistem jaringan bam berbasis VPN (VirtualPrivate Network). Untuk menentukan
tahapan konvergensi ini dibutuhkan data yang harus dipenuhi yaitu:
1. Standar pelayanan jaringan komunikasi penerbangan;
2. Data infrastuktur saat ini;
3. Inventarisasi infrastuktur yang perlu di upgrade ke jaringan komunikasi penerbangan
berbasis VPN;
4. Jenis rancangan jaringan komunikasi penerbangan yang akan digunakan;
5. Aplikasi yang akan terhubung ke jaringan komunikasi penerbangan nasional;
6. Inventarisasi kebutuhan bandwidth dan akses yang mencukupi untuk distribusi data
pelayanan navigasi penerbangan (kapasitas link).
T H A N K YO U S O
MUCH

Anda mungkin juga menyukai