Anda di halaman 1dari 21

ATS Message

Handling System
Oleh :
Sintya Safitri
D.III KP IV A
30518021
Berdasarkan Undang — Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan pada Pasal 282 menyebutkan bahwa pelayanan
telekomunikasi penerbangan terdiri dari :

Pelayanan aeronautika tetap (aeronautical fixed


services)

Pelayanan aeronautika bergerak (aeronautical mobile


services)

LATAR BELAKANG
Pelayanan radio navigasi aeronautika (aeronautical
raclio navigation services)

Jaringan komunikasi penerbangan saat ini masih berbasis pada system (s)›stem
based, dimana terdapat sistem-sistem terpisah yang melayani aplikasi berbeda
dengan tolak ukur kinerja jaringan komunikasi penerbangan berdasarkan kinerja
teknis masing-masing sistem.
Tujuan dalam penyusunan tatanan jaringan komunikasi penerbangan
nasional  untuk membuat suatu panduan jaringan komunikasi
penerbangan yang selaras dan terintegrasi dari berbagai sistem-sistem
jaringan yang terpisah. Dengan beberapa sistem-sistem jaringan yang
saat ini digunakan terdiri dari :
a. Jaringan AFTN;
b. Jaringan VHF — ER;
c. Jaringan data RADAR;
d. Jaringan Direct Speech’,
e. Jaringan ADS-B;

TUJUAN
f. Jaringan ATN untuk Aplikasi AMHS;
g. Jaringan komunikasi air-ground datalink untuk Aplikasi ADS-C/CPDLC.
Tatanan Jaringan Komunikasi
Penerbangan Nasional

Jaringan komunikasi Jaringan komunikasi


antar stasiun lalu lintas
penerbangan penerbangan (air-
(ground-ground) ground)
Jaringan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan (ground-
ground)

Aeronautical Fixed Telecommunication Network (AFTN)


digunakan dalam pertukaran berita ATS antar stasiun penerbangan. Jaringan fisik
AFTN terdlri dari kabel optik, VSAT, dan HF yang terhubung secara point to point

circuit switching network (dari titik ke titik)


AFTN terhubung ke jaringan internasional melalui koneksi Jakarta Comm
Center
ke Singapore Comm Center dan Brisbane Comm Center.
menggunakan star topology Jakarta Comm Center (bagian barat)

Ujung Pandang Comm Center (bagian timur)


Aeronautical Fixed Telecommunication
Network (AFTN) di Indonesia
Jaringan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan (ground-
ground)

Direct Speech (DS)


sebagai jaringan koordinasi berbasis suara antar stasiun penerbangan

Komponen utama DS terdiri dari DS user terminal dan DS switch

DS switch juga sering disebut dengan voice communication switch


Direct Speech (DS) di Indonesia
Jaringan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan (ground-
ground)

Jaringan Data Pengamatan Penerbangan


berfungsi sebagai jaringan pengiriman data pengamatan penerbangan dari gi’ound
station radar ke sistem automasi
terdiri dari jaringan radar dan jaringan Automatic Dependent Surveillance — Broadcast {ADS-B)

DS switch juga sering disebut dengan voice communication switch


Topologi jaringan radar existing
Topologi jaringan ADS-B existing
Jaringan Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan

melayani pertukaran data antara stasiun penerbangan dan pesawat.


Jaringan ini bersifat desentralisasi
Komponen jaringan ini yang terdiri dari Tx dan Rx (transmitter dan receiver)
yang tersebar di beberapalokasi yang berfungsi untuk memperluas cakupan
komunikasi ground to afr, umumnya disebut ER (Extended Range)

Jaringan fisiknya terdiri dari VHF dan HF.


Komunikasi VHF lebih reliable daripada HF.

Integrasi dari jaringan komunikasi lalu lintas penerbangan dengan jaringan


komunikasi penerbangan nasional mengarah ke sistem distribusi jaringan
pemancar jarak jauh (VHF-ER) ke unit ATS pemandu lalu lintas penerbangan.
Ilustrasi Cakupan VHF ER di Indonesia
Konsep Jaringan Komunikasi Penerbangan Nasional yang Terintegrasi

Jaringan komunikasi penerbangan nasional


yang akan datang mengintegrasikan jaringan
komunikasi antar stasiun penerbangan
(ground-ground) dengan jaringan lalu lintas
penerbangan (air-ground) menjadi satu
jaringan yang handal, efektif, dan efisien.
Konvergensi jaringan telekomunikasi
mengarah menuju teknologi router, dengan
menggunakan BACKBONE sebagai sistem
media transmisi (Virtual Private Network).
Jaringan konvergen memiliki ciri-ciri tertentu yang
membedakan dengan jaringan lain, yaitu :

1. Jaringan transport dan akses semua berbasis


IP atau packet switching network;
2. Aplikasi/layanan terpisah dengan jaringan
transport yaitu terletak di masing- masing
device;
3. Jaringan terbuka sehingga memungkinkan
setiap aplikasi/fasilitas untuk terhubung dengan
jaringan secara cepat;
4. Jaringan broadband, yaitu penggunaan
medium yang memiliki bandwidth saluran yang
besar sehingga mempunyai kualitas yang
tinggi;
5. Jaringan mudah diakses dan dimanage;
6. Memenuhi kaidah-kaidah keamanan jaringan
sesuai standar internasional yang berlaku.
Bentuk Jaringan
Topologi jaringan komunikasi penerbangan nasional secara
umum akan berubah dari sistem jaringan point to point
menjadi point to multipoint dengan mempertimbangkan
VPN  suatu koneksi yang jaringan kebutuhan kapasitas data. Perubahan sistem jaringan menjadi
publik sebagai media perantaranya. point to multipoint memungkinkan pilihan routing jaringan,
Data yang dikirimkan dalam VPN sehingga meningkatkan redundansi.
terenkripsi sehingga aman dan tetap
rahasia meskipun dikirim melalui
jaringan publik (penyelenggara
jaringan /Network Provider).

Dengan topologi cloud networking


menggunakan VPN, jaringan
komunikasi penerbangan nasional
dapat terhubung dengan jaringan
VPN regional. Hal ini memudahkan
interkoneksi antar negara,
khususnya negara-negara anggota
ICAO.
Ilustrasi VPN lingkup Regional
Konsep Operasional Jaringan Komunikasi Penerbangan Nasional
Tujuan  memberikan layanan telekomunikasi yang
aman, terjamin, handal, efektif dan efisien serta dapat
menghubungkan semua pihak terkait antara lain DJU,
BMKG, BASARNAS, Airline dan Airport.
Ruang Lingkup Jaringan Komunikasi Penerbangan
Nasional, meliputi:
a. Pelayanan telekomunikasi penerbangan;
b. Pelayanan informasi aeronautika;
c. Pelayanan informasi meteorologi penerbangan.

Jaringan ini menggunakan jaringan publik yang terproteksi.


Contoh : penggunaan firewall khusus dan VPN terenkripsi
untuk menjaga keamanan jaringan komunikasi
penerbangan
Strategi Tahapan Implementasi Jaringan Komunikasi
Penerbangan Nasional
Penyelenggara Pelayanan harus menyiapkan interface bagi fasilitas yang belum
memiliki kemampuan untuk menggunakan jaringan komunlkasi dengan teknologi
VPN.
Tahapan konvergensi jaringan komunikasi penerbangan nasional bertujuan untuk
menentukan tahapan transisi dari sistem konvensional (berdiri sendiri) mengarah ke
sistem jaringan baru berbasis VPN (Virtual Private Network). Untuk menentukan
tahapan konvergensi ini dibutuhkan data yang harus dipenuhi yaitu:

 Standar pelayanan jaringan komunikasi penerbangan;


 Data infrastruktur saat ini;
 Inventarisasi infrastruktur yang perlu di upgrade ke jaringan komunikasi
penerbangan berbasis X*PN;
 Jenis rancangan jaringan komunikasi penerbangan yang akan digunakan;
 Aplikasi yang akan terhubung ke jaringan komunikasi penerbangan nasional;
 Inventarisasi kebutuhan bandwidth dan aksesyang mencukupi untuk distribusi
data pelayanan navigasi penerbangan (kapasitas link).
Tahapan Transisi Implementasi

Tahap 1  meningkatkan infrastruktur yang ada

Pada tahap ini penyelenggara pelayanan melakukan


peningkatan infrastruktur yang ada. Peningkatan
lnfrastruktur termasuk di antaranya:

1. Penyediaan database; Ilustrasi subnetwork lokasi Ambon


2. Penyediaan interface fasilitas telekomunikasi
penerbangan ke VPN;
3. Penyesuaian bandwidth dengan kebutuhannya;
4. Penyiapan fasilitas pemantauan kinerja.

Ilustrasi subnetwork lokasi Wamena


Tahapan Transisi Implementasi

Tahap 2  interkoneksi antar sub network jaringan Tahap 3  integrasi jaringan komunikasi
penerbangan nasional
Pada tahap ini dilakukan interkoneksi antar subnetwork Pada tahap ini dilak i akan integrasi jaringan
jaringan. Penyedia jaringan (Network Provider) wajib komunikasi penerbangan nasional. Penyedia jaringan
menghubungkan antar sub-network dengan backbone (Network Provider) harus memastikan seluruh
jaringan (MPLS berbasis VPN). subnetwork dan jaringan utama terintregrasi dan
memiliki sistem Redundancy untuk menjamin
availability dan reability dari data yang
diinterkoneksikan.
Pengembangan pada tahap 3 jaringan komunikasi
penerbangan nasional yang sudah berjalan dapat dila
bukan koneksi dengan jaringan lain diluar jaringan
komunikasi penerbangan nasional terhubung ke
jaringan milik Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara, BMKG, BASARNAS dan jaringan regional.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai