KELOMPOK 3
o Wilayah Homogen
o Wilayah Nodal
o Wilayah Fungsional
o Wilayah
Administratif
WILAYAH HOMOGEN
(HOMOGENEOUS REGION )
• Didasarkan pada pendapat bahwa wilayah-wilayah geografik dapat
dikaitkan bersama-sama menjadi satu wilayah tunggal apabila
wilayah-wilayah tersebut mempunyai ciri-ciri yang seragam.
• Ciri-ciri ini dapat bersifat ekonomi (misalnya, struktur produksinya
serupa), bersifat geografik (misalnya, topografi atau iklimnya
serupa), bahkan dapat juga bersifat sosial atau politik (misalnya,
suatu kepribadian regional atau suatu kesetiaan yang bersifat
tradisionil kepada partai).
• Wilayah homogen dibatasi berdasarkan keserupaannya secara
internal (internal uniformity).
• Sifat-sifat dan ciri-ciri kehomogenan:
Kondisi ekonomi: wilayah maju, wilayah tertinggal, wilayah
miskin
Kondisi geografi: wilayah pegunungan, wilayah kepulauan,
wilayah tandus, wilayah pesisir
Kondisi sosial-budaya: wilayah tapal kuda, wilayah mataraman
KONSEP WILAYAH
HOMOGEN
Batasan wilayah
Provinsi DI
Yogyakarta
sebagaimana diatur
dalam UU No. 3
Tahun 1950 tentang
Pembentukan
Daerah Istimewa
Yogyakarta.
PENDEKATAN ANALISIS
DALAM PERENCANAAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
WILAYAH
Pengembangan wilayah
merupakan upaya mendorong
perkembangan wilayah melalui
pendekatan komprehensif
mencakup aspek fisik, ekonomi
dan sosial (Misra R.P, Regional
Development, tahun 1982).
Pendekatan pengembangan
wilayah yang diterapkan terus
berevolusi dari pendekatan yang
bertumpu pada pendekatan
ekonomi wilayah kemudian
berkembang dengan
mengintegrasikan pendekatan
fisik dan infrastruktur,
sosial/human capital,
kelembagaan, manajemen dan
PRODUK
Produk Perencanaan dibagi menjadi dua, yang pertama adalah produk
utama (diperintahkan menurut undang-undang ) dan produk pelengkap
(tidak diperintahkan melalui undang – undang):
Produk utama :
– RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang), RPJM (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah), RKPD (Rencana Kerja Perangkat
Daerah), RENSTRA (Rencana Strategis), SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah).
– RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), Rencana Rinci Tata Ruang,
Rencana Kawasan Strategis, dll.
Produk pelengkap :
– MASTER PLAN KAWASAN, MASTER PLAN KEGIATAN PEMBANGUNAN,
dll.
– RENCANA KHUSUS SEKTORAL : SISTRANAS , TATRAWIL, RIPPDA.
ISU
• Transportasi
Terjadi hubungan yang erat antara
pembangunan wilayah dengan transportasi.
Untuk menjembatani pembangunan wilayah
dibutuhkan transportasi yang berkapasitas
efektif dan efisien.
Transportasi ini akan membantu dalam
melakukan distribusi barang dan jasa yang
dapat mendorong meningkatnya
pengembangan wilayah.
Infrastruktur transportasi dalam kenyataanya
mengalami hambatan seperti kemacetan dan
kerusakan prasarana. Ketika transportasi yang
ada dalam kondisi baik maka pembangunan
wilayah yang akan dilakukanpun semakin
mudah. Pendistribusian jasa dan barang akan
lebih optimal, ketika sarana transportasi yang
ada mendukung begitu pula sebaliknya.